Anda di halaman 1dari 6

B.

Struktur Batang dan Fungsinya


1. Struktur Batang

Struktur batang terdiri atas

1. epidermis,
2. korteks,
3. endodermis,
4. silinder pusat (stele).
Silinder pusat pada batang ini terdiri atas
beberapa jaringan yaitu

1. empulur,
2. perikardium,
3. berkas pengangkut yaitu xilem dan floem.
Batang tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu

1. Batang berkayu,

Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan, yaitu ke
arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu, sedangkan ke
arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan
bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga,
dan mranti

2. Batang rumput

Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini
mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi,
jagung, dan rumput.

3. Batang basah.

.
Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan
bayam dan patah tulang.

2. Fungsi Bat ang

a. Penopang.
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun
sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari)

b. Pengangkut.

Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun.

c. Penyimpan.

Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan.

Misalnya, pada tumbuhan sagu. pada tumbuhan tebu dan kaktus.

d. Alat perkembangbiakan.

Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.

Contoh: ketela pohon, tebu

Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain,
untuk membuat perabot rumah tangga, contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan,
contohnya sagu, asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.

Dalam anatomi tumbuhan, korteks adalah bagian terluar


dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi di bagian luar oleh epidermis dan di
bagian dalam olehendodermis.

Korteks tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun
jaringan dasar. Pada organ yang telah cukup umur, sel-sel terluar korteks dapat
mengalami penebalan dinding sel dan disebut sebagai sel-sel kolenkim. Selain itu, sel-
sel terluar juga dapat memiliki kloroplas.

Korteks berfungsi dalam transportasi hara dari epidermis ke dalam teras akar. Selain itu,
pada beberapa spesies tumbuhan, korteks juga menjadi bagian penyimpan cadangan
energi dalam bentuk pati.
Pada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi, epidermis adalah lapisan jaringan, biasanya setebal
satu lapis sel saja, yang menutupi permukaan organ, seperti daun, batang, akar, dan bunga.
Epidermis biasanya tipis, tidak memiliki klorofil
Epidermis batang, terutama terlihat jelas pada pohon yang berkayu pokok, berfungsi maksimal
pada waktu batang masih muda. Seiring dengan perkembangan organ, fungsi epidermis
sebagai pelindung tergantikan oleh lapisan periderm yang membentuk pepagan (kulit kayu).
Periderm tumbuh dari lapisan korteks di dalam/bawah epidermis dan dibentuk oleh kambium
gabus. Periderm membentuk struktur kaya lignin atau suberin yang melindungi batang lebih
jauh lagi daripada epidermis. Epidermis perlahan-lahan akan mati.

Batang monokotil:
- Tidak mempunyai kambium vaskuler, sehingga batang tidak dapat membesar
- Batang tidak bercabang-cabang
- Pembuluh angkut tersebar
- Mempunyai meristem interkalar
- Tidak memiliki jari-jari empulur
- Tidak dapat dibedakan antara korteks dan empulur

Batang dikotil:
- Batang bercabang
- Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berseling radial
- Mempunyai kambium vaskuler, sehingga dapat tumbuh membesar
- Tidak mempunyai meristem interkalar
- Jari-jari empulur berupa deretan parenkima di antara berkas pengangkut
- Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur

1. Stele/Silinder pusat merupakan bagian terdalam batang. Pada stele terdapat xilem
(pembuluh kayu) di bagian dalam dan floem (pembuluh tapis) di bagian luar. Pada
tumbuhan dikotil terdapat kambium di antara xilem dan floem, sedangkan tumbuhan
monokotil tidak memiliki kambium. Kambium ini yang menyebabkan batang tumbuhan
dikotil bertambah besar. Jaringan kambium ini, yang terdiri dari sel yang selalu membelah
diri, memisahkan kulit kayu dari bagian batang lain. Bagian kayu pada batang lebih tebal
dari pada bagian kulit karena kegiatan kambium yang membentuk sel xilem (kayu) ke arah
dalam lebih besar daripada kegiatan membentuk sel-sel floem (kulit kayu) ke arah luar.
Kegiatan kambium terpengaruh oleh tersedianya air dan mineral, sehingga pembuluh-
pembuluh kayu yang dihasilkan pada musim hujan lebih besar dan lebih banyak daripada
yang dihasilkan pada musim kemarau. Jadi, terdapat batas-batas yang menunjukkan
kegiatan kambium selama musim hujan dan musim kemarau pada kayu tumbuhan dikotil.
Batas-batas ini disebut lingkaran tahun yang menunjukkan umur tumbuhan tersebut. Lalu,
bagian dalam pada stele adalah empulur yang merupakan bagian paling luas pada batang.
Ada juga garis-garis radial yang tampak dari pusat ke arah kulit kayu yang disebut jari-jari
empulur. Jari-jari empulur ini dilalui oleh air dan zat-zat makanan yang bergerak ke arah
samping. Empulur ini sulit dibedakan dengan jari-jari empulur pada tumbuhan monokotil.

Dalam anatomi tumbuhan, empulur adalah bagian


terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh.
Istilah dalam bahasa Inggris adalah pith. Empulur
biasanya berupa jaringan lunak agak kering,
kadang-kadang berongga kecil-kecil. Pada
beberapa tumbuhan, seperti rumput-rumputan,
empulur memiliki ruang kosong sehingga
membentuk rongga memanjang, kecuali pada
bagian yang membentuk daun.

Empulur tersusun dari sel-sel parenkima. Pada


batang yang berkayu, bagian empulur
terletak di sisi dalam jaringan kayudan
merupakan pusat batang. Sel-sel jaringan
empulur yang aktif biasanya terletak di
bagian terluar dari empulur, kadang-kadang
berwujud sangat berbeda, dan disebut
bagian perimedular. Pada batang berkayu ditemukan pula sisa-sisa empulur pada
lapisan kayu dan disebut sebagai jari-jari empulur. Jari-jari empulur tampak sebagai
noktah pada penampang tangensial batang yang menembus lapisan kayu.
Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan menjadi gelap
seiring dengan bertambah dewasanya jaringan. Pada perkembangan akhir, empulur
berupa jaringan lunak, jaringan yang mengandung pati (seperti pada rumbia atau pohon
sagu), atau ruang kosong (seperti pada rumput atau bambu). Serbuk yang ditemukan di
bagian dalam rongga bambu adalah sisa-sisa dari sel yang kemudian terisi udara.

Anda mungkin juga menyukai