Anda di halaman 1dari 4

SEPUTAR KURBAN

Sebelum kita mengetahui secara mendalam seputar kurban terlebih dahulu kita harus mengetahui
pengertian dari hewan kurban.

Hewan kurban yaitu apa saja yang di sembelih dari binatang ternak pada hari raya idul adha
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

Berkurban termasuk dari pada syi’ar-syi’ar islam, dan juga termasuk yang di syari’atkan dalam Alqur’an
dan sunnah nabi sallallahu alaihi wasallam, dan juga merupakan ijma’ para ulama’, dan dalil-dalil
tentang hal ini banyak sekali.

Sedangkan Hukumnya para ulama’ berbeda pendapat, tentang hukum berkurban apakah sunnah
ataukah wajib,

Pendapat pertama: berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah mu’akkadah, pendapat ini di pegang
oleh jumhur ulama yaitu imam yang empat kecuali imam abu hanifah rahimahumullah.

Pendapat kedua: berpendapat hukumnya adalah wajib ini merupakan pendapat dari imam abu hanifah
rahimahullah ta’ala, Dan pendapat ini di kuatkan oleh imam ibnu taimiyah rahimahullah ta’ala.

Dan pendapat yang paling kuat insya Allah adalah pendapat jumhur ulama berdasarkan hadits ummu
salamah radiallohu anha,bahwasanya rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda :

‫ فال يمس من شعره وبشره شيئاً) رواه مسلم‬، ‫)إذا دخلت العشر وأراد أحدكم أن يُضحى‬

Artinya : apabila telah masuk sepuluh awal bulan dzulhijjah dan salah satu di antara kalian ingin
berkurban, maka janganlah dia mencabut dari rambutnya atau kulitnya sedikitpun.”(Riwayat Muslim)

Maka kata (‫ )وأراد‬pada hadits di atas adalah isyarat yang menunjukkan kepada keinginan dan kemauan
dan bukan kewajiban.

Dan juga berdasarkan atsar dari abu bakar dan umar radiallohu anhuma:

‫ولما جاء عن أبي بكر وعمر أنهما كان يتركان األضحية كراهية أن يقتدى بهما أخرجه البيهقي وصححه األلباني‬

sebagaimana yang telah datang dari abu bakar dan umar bahwa mereka berdua pernah meninggalkan
berkurban karena mereka takut akan di ikuti (dan dianggap wajib).

(riwayat baihaki dan di sahihkan oleh syekh Albani).

untuk siapakah niat berkurban ?

Pada asalnya hewan kurban adalah untuk yang hidup sebagaimana nabi sallallahu alaihiwasallam
berkurban untuk dirinya dan untuk keluarganya,dan adapun di peruntukkan untuk yang sudah
meninggal maka ada tiga cara :
Cara yang Pertama : berkurban untuk dirinya sendiri dan keluarganya dan dia niatkan untuk mereka
yang hidup dan yang sudah meninggal, maka cara ini adalah benar karena nabi sallallahu alaihi wasallam
berkurban untuk dirinya sendiri dan keluarganya, dan diantara mereka ada yang masih hidup dan
adapula yang sudah meninggal seperti khadijah radiallohu anha.

Cara yang Kedua: berkurban untuk keluarganya yang sudah meninggal dengan menunaikan wasiat
mereka, dan cara ini hukumnya adalah wajib, karena menunaikan wasiat hukumnya wajib, dan hal ini
harus di laksanakan, adapun asal amalan tersebut pahalanya adalah untuk orang yang berkurban,

adapun bagian kedua ini tidak termasuk dalam pembahasan kita.

Cara yang Ketiga:berkurban untuk keluarga yang sudah meninggal misalnya berkurban untuk bapak, ibu,
kakek dan semisalnya, apabila dia mengerjakannya maka insya Allah pahalanya akan sampai.

Akan tetapi yang paling terbaik bagi seorang muslim ialah mengikuti sunnah rasulullah sallallahu alaihi
wasallam sebagaimana beliau berkurban untuk dirinya dan keluarganya dan tidak mengkhususkan untuk
seorang yang dia kasihi dan untuk sahabat-sahabatnya seperti hamzah dan ja’far dan selain mereka
berdua radiallohu anhum ajma’in.

Syarat-syarat hewan kurban:

Pertama : hewan kurbannya harus termasuk hewan ternak seperti sapi ,kambing dan unta dalilnya
adalah firman Allah ta’ala :

(‫)ولكل أمة جعلنا منسكا ً ليذكروا اسم هللا على ما رزقتهم من بهمية األنعام‬

Artinya : "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka
menyebut nama Allah terhadap bahimatul an’am (binatang ternak) yang telah direzkikan Allah kepada
mereka” (QS. Al Hajj: 34).

Kedua : telah cukup umur sebagaimana yang di tetapkan syari’at, yaitu lima tahun untuk unta, dua
tahun untuk sapi, dan satu tahun untuk kambing , maka setiap hewan kurban pada umur tersebut di
namakan tsaniyan yaitu musinnah (yang cukup umur), boleh juga berkurban dengan jaza’ah yaitu
domba yang sudah berumur enam bulan.

Ketiga : harus terhindar dari cacat yang menghalangi sahnya kurban tersebut yaitu ada empat jenis cacat
sebagaimana yang di sebutkan dalam hadits nabi

1- buta sebelah yang jelas

2-sakit yang jelas

3-pincang yang jelas

4-sangat kurus
Sebagaimana sabda nabi sallalllohu alaihi wasallam,

‫ض ْلعُ َها َواْل َك ِسي ُْر ا َ ْل َعجْ فَا ُء اَلَّتِي الَ ت ُ ْنقِي‬
ِ ُ‫ض َها َواْل َع ْر َجا ُء ا َ ْل َب ِين‬
ُ ‫ضةُ ا َ ْل َب ِينُ َم َر‬ َ ُ‫ ا َ ْل َع ْو َرا ُء ا َ ْل َب ِين‬:‫ضاحِ ي‬
َ ‫ع ْو ُرها َ َواْل َم ِر ْي‬ َ َ ‫ار َب ٌع الَت َ ُج ْو ُز فِ ْي اْأل‬
ْ

Empat bentuk cacat yang tidak boleh ada pada binatang kurban: buta sebelah yang jelas butanya, sakit
yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya dan kurus yang tidak bersumsum.

Kempat : hewan kurban tersebut harus merupakan milik orang yang ingin berkurban. atau
diperbolehkan (di izinkan) baginya untuk berkurban dengannya. Maka tidak sah berkurban dengan
hewan hasil merampok dan mencuri, atau hewan tersebut milik dua orang yang beserikat kecuali
dengan izin teman serikatnya tersebut.

Kelima : Tidak ada hubungan dengan hak orang lain. Maka tidak sah berqurban dengan hewan gadai
dan hewan warisan sebelum warisannya di bagi.

Keenam : Penyembelihan qurbannya harus terjadi pada waktu yang telah ditentukan syariat yaitu
setelah sholat ied sampai terbenamnya matahari pada hari terakhir dari hari-hari tasyrik yaitu hari ke
tiga belas pada bulan dzulhijjah, Maka jika disembelih sebelum atau sesudah waktu tersebut, maka
sembelihan kurbannya tidak sah.

adab menyembelih hewan kurban :

di sunnahkan menghadap kiblat pada saat menyembelih hewan kurban dan ini pernah dilakukan oleh
salaful ummah, Yaitu ibnu umar radiallahu anhuma, dan atsar ini di keluarkan oleh imam malik
rahimahulloh ta’ala dalam kitab muwatta’ bahwasanya beliau membenci makanan sembelihan yang di
sembelih tidak menghadap kiblat di riwayatkan oleh abdurrozzak dengan sanad yang sahih.

Dan di wajibkan berbuat baik kepada hewan sembelihan seperti hadits yang di riwayatkan oleh imam
muslim:

(‫)إن هلل كتب اإلحسان‬

sesungguhnya Allah menetapkan berbuat baik.

‫ مر رسول هللا صلى هللا عليه وسلم برجل واضع رجله على صفحة شاة وهو يحد شفرته وهي تلحظ‬: ‫وأخرج الطبراني عن ابن عباس قال‬
‫ (أفال قبل هذا؟ أتريد أن تميتها موتات؟) صححه األلباني‬: ‫إليه ببصرها فقال‬

Dan di riwayatkan oleh imam thabrani dari ibnu abbas radhiallohu anhuma : bahwa rasululloh sallallahu
alaihi wasallam pernah melewati seorang laki-laki yang menaruh kakinya di atas tubuh kambing dan dia
mengasah pisaunya sehingga pandangan kambing tersebut tertuju pada pisau tersebut, maka rasulullah
sallallahu alaihi wasallam bersabda : { kenapa kamu tidak melakukan itu sebelumnya} (mengasah
pisaunya ) ? Apakah kamu ingin membunuhnya dua kali ?. (Di sahihkan oleh imam albani)
Dan disunnahkan bertakbir dan membaca bismillah tatkala menyembelih hewan kurban seperti yang
terdapat pada hadits bukhari:

‫عن أنس أنه صلى هللا عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمي وكبر‬

dari anas radhiallohu anhu bahwasanya nabi sallallohu alaihi wasallam pernah menyembelih dua domba
bertanduk putih kehitam-hitaman dengan tangan beliau sendiri, kemudian membaca bismillah dan
bertakbir.

Dan di larang memberi upah kepada yang di tugasi menyembelih hewan kurban, sebagaimana yang
hsdits yang di riwayatkan oleh imam bukhori dan imam muslim.

‫ نحن نعطيه من عندنا‬:‫وفي مسلم أنه قال‬

Dan diriwayatkan oleh imam muslim bahwa nabi sallallohualaihi wasallam bersabda: kami memberi
mereka dari uang kami sendiri.

Semoga allah memberikan kefahaman bagi kita.

Wasallallohu alaihi wasallam. Wassalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai