Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
30
E = nhf
dimana n = 1, 2, 3, ... dan h = 6,626 x 10-34 Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein
pada tahun 1905 menggunakan konstanta Planck dalam merumuskan energi yang
dipancarkan oleh berkas cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik).
http://mizwar007.blogspot.com/2012/02/makalah-fisika-modern-definisi-konsep.html
Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari
perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau
gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam fisika klasik, namun materi yang dibahas
dalam fisika modern adalah skala atomik atau subatomik dan partikel bergerak dalam
kecepatan tinggi. Untuk partikel yang bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama
dengan kecepatan cahaya, perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus.
Ilmu Fisika Modern dikembangkan pada awal abad 20, dimana perumusan-perumusan dalam
Fisika Klasik tidak lagi mampu menjelaskan fenomenafenomena yang terjadi pada materi
yang sangat kecil. Fisika Modern diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa
besaran energi suatu benda yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun
bersifat diskrit (kuanta), sehingga muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya
konsep dualisme partikel-gelombang. Konsep dualisme dan besaran kuanta ini merupakan
dasar dari Fisika Modern.
Secara garis besar, kini, fisika bisa dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik biasanya mempelajari materi dan energi
dari suatu kejadian keseharian yang mudah diamati (kondisi normal).
Beberapa topik bahasannya adalah mekanika, termodinamika, bunyi,
cahaya, dan elektromagnet (listrik dan magnet).
Pada fisika modern, materi dan energi yang dipelajari sering kali berada
pada kondisi ekstrem atau skala sangat besar atau sangat kecil. Sebagai
contoh, topik mekanika kuantum. Atau, ada pula fisika atom dan inti. Atau,
fisika partikel elementer (FPE) yang skalanya lebih kecil daripada atom dan
inti. Bidang FPE ini dikenal pula dengan nama “fisika energi-tinggi”.
Fisika Klasik :
Cahaya digambarkan sebagai gelombang
Teori ini tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam
Energi kinetik bertambah jika intensitas cahaya diperbesar
Efek fotolistrik terjadi pada tiap frekuensi asal intensitasnya memenuhi
Tidak dapat menjelaskan Energi kinetik maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar
Fisika klasik dibagi atas 3 fase, yakni padat, cair, gas.
· Fisika Modern :
Cahaya digambarkan sebagai partikel
Terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton
Energi kinetik tidak bergantung pada intensitas cahaya
Efek fotolistrik terjadi diperlukan frekuensi minimum (frekuensi ambang)
Dapat menjelaskan Energi kinetik maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar
Radiasi kalor tergantung pada suhu
Makin tinggi suhu, makin besar energi kalor yang dipancarkan
Fisika Modern terbagi atas 4 fase padat, cair, gas, dan plasma.
Dapat membuktikan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek Compton
cahaya tersusun dari paket-paket energi diskret yang diberi nama foton
Masing-masing foton memiliki energi sesuai dengan frekuensinya.
Persamaan energi foton Einstein adalah sebagai berikut:
E = hυ atau E = hc/
Teori Kuantum Max Planck
Advertisement
Teori Kuantum Max Planck – Pada topik sebelumnya kalian telah mempelajari
tentang hukum pergeseran Wien, dan teori Rayleigh-Jeans. Kedua teori tersebut
mengkaji tentang hubungan intensitas radiasi benda hitam dengan panjang
gelombang yang dipancarkan. Akan tetapi, kajian ini menjadi bahan perdebatan
yang sangat panjang dan Ilmuwan berikutnya yang mengemukakan masalah ini
adalah Karl Max Planck.
Teori Kuantum Max Planck
Salah satu pembahasan mengenai hubungan intensitas radiasi benda hitam dan
panjang gelombang yang dipancarkan, dikemukakan oleh Max Planck dan biasa
dikenal sebagai teori kuantum Max Planck. Teori ini dikemukakan Max
Planck pada tahun 1901. Sebelumnya,Wilhelm Wien mengemukakan bentuk
persamaan eksponensial yang sesuai untuk menjelaskan radiasi gelombang
pendek, tetapi menyimpang untuk radiasi gelombang panjang. Hukum yang
dikemukakan oleh Rayleigh-Jeans memiliki hasil yang berlawanan dengan
pergeseran Wien, yaitu formulasinya hanya berlaku untuk radiasi gelombang
panjang, tidak berlaku untuk radiasi gelombang pendek. Keduanya memiliki
asumsi dasar bahwa panjang gelombang cahaya bersifat tetap untuk semua
medium sebagaimana teori fisika klasik.
Penyimpangan grafik eksponensial dari Wilhelm Wien dan Rayleigh-
Jeans diperoleh melalui data-data eksperimen. Pernyataan Planck yang
menganggap bahwa cahaya sebagai paket energi ternyata menjadi solusi untuk
mengatasi kontradiksi ini. Persamaan Max Planck sesuai untuk semua panjang
gelombang hasil percobaan/ eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan yang
bernama Heinrich Rubens. Hal ini menunjukkan bahwa teori Max Planck
memang terbukti kebenarannya.
Berikut ini adalah gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh Max Planck.
1. Radiasi yang dipancarkan benda hitam tidaklah kontinyu, melainkan dalam
paket-paket energi yang disebut kuantum (foton). Besarnya paket energi tiap
foton akan bersesuaian dengan panjang gelombang cahaya yang
dipancarkannya, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
E=hf=hcλ
Jika terdapat N buah foton, maka energi totalnya menjadi seperti berikut.
E=Nhf=Nhcλ
Keterangan:
E = energi foton (J);
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js);
f = frekuensi cahaya (Hz) ;
λ = panjang gelombang cahaya (m);
c = kecepatan cahaya di udara (3 x 108 m/s); dan
N = jumah foton.
2. Molekul-molekul memancarkan energi dalam satuan diskret dari energi cahaya
Berdasarkan teori kuantum, Planck mampu menyatukan hukum radiasi
Wien dan Rayleigh-Jeans yang sesuai untuk semua spektrum panjang
gelombang yang dipancarkan oleh benda. Teori kuantum Planck inilah yang
menjadi dasar lahirnya fisika modern, yang membuka pemahaman baru manusia
akan sifat-sifat partikel dari cahaya. Sebelumnya fisika klasik memandang
cahaya hanya memiliki gejala sebagai gelombang.
Kalian perlu memahami bahwa kedua pandangan ini yaitu cahaya sebagai gejala
partikel dan cahaya sebagai gelombang sama-sama diterima kebenarannya.
Untuk meningkatkan pemahaman kalian terhadap teori kuantum Max Planck,
perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh Soal
Jika h = 6,6 x 10-34 Js, maka tentukan energi tiap foton yang berasal dari cahaya dengan
panjang gelombang 660 nm!
Penyelesaian
Diketahui:
λ = 660 nm = 6,6 x10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
Ditanyakan: E1 ?
Jawab:
Tabel Opticks
Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya
dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan
dipantulkan dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul sehingga sesuai
dengan hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini dijelaskan oleh Newton
dengan menggunakan bantuan sebuah bola yang dipantulkan di atas bidang pantul.
Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan
dengan peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda ketinggian
yang dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan yang lebih tinggi
bola digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui bidang miring sampai
akhirnya bola akan menggelinding di permukaan yang lebih rendah. Jika diamati
perjalanan bola, maka sebelum melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk
sudut α terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Setelah melewati bidang miring
lintasan bola akan membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring.
Jika permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap sebagai
air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak bola dianggap
sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka Newton menganggap
bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada kecepatan cahaya dalam
udara.
10. Jean Focault (1819 – 1868 M)
Jean Focault (1819 - 1868) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan
cahaya dalam berbagai medium. Dalam percobaannya Jeans Focault mendapatkan
kesimpulan bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih kecil dari pada kecepatan cahaya
dalam udara.
15. Maxwell
Proses terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara sama
dan menjalar kesegala arah. Arah getar vektor medanbersama listrik dan medan
magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan, dimana
arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.
Dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai
gelombang untuk menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak
cahaya dapat berupa materi tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang
disebut kuanta atau foton sehingga dapat menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.
Gambar sebelah kiri adalah gambar sinar x pertama yang diambil oleh Röntgen
dari tangan istrinya Albert von Kölliker
Pada tahun 1895, saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan
tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode), Rontgen mengamati
bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung
itu dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus
dinding gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi
ruangan, menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi. Pengamatan lebih
lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain,
transparan pada bentuk baru radiasi ini. Ia menemukan bahwa itu mempengaruhi plat
fotografi, dan, sejak tidak secara nyata menunjukkan beberapa sifat cahaya,
seperti refleksi atau refraksi, secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan
pada cahaya. Dalam pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi
X, walau juga dikenal sebagai radiasi Rontgen. Ia mengambil fotografi sinar-X pertama,
dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.
17. Rene Descartes (1596-1650 M)
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi Rene Descartes, filosof,
ilmuwan,matematikus Perancis yang tersohor. Waktu mudanya dia sekolah Yesuit,
College La Fleche.
19. Witelo
20. Theodoric
Theodoric (Dietrich) dari Freiberg. Theodoric menjelaskan pelangi sebagai
konsekuensi dari refraksi dan refleksi internal individu dalam hujan. Dia memberi
penjelasan atas munculnya primer dan sekunder busur tetapi, berikut gagasan
sebelumnya, ia menganggap warna muncul dari kombinasi dari kegelapan dan
kecerahan dalam proporsi yang berbeda
OPTIKA GEOMETRI
Optika merupakan cabang fisika yang mempelajari cahaya. Bahasan mengenai
optika terbagi menjadi dua yaitu :
1. Optika Geometri (membahas fenomena pemantulan dan pembiasan)
2. Optika Fisis (membahas fenomena polarisasi, difraksi dan interferensi)
Yang dibahas :
1. cermin (datar, cekung,cembung)
2. lensa (tebal,tipis)
3. prisma.
f=½R
s = jarak benda ke cermin
R = jari-jari kelengkungan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
Langkah2 menggambar ;
1 Sumbu utama,
2 Cermin,
4 tentukan titik F,
7 temukan ketemu s’
Sebuah benda tingginya 1 cm terletak 2 cm didepan cermin cekung yang mempunyai jari-jari
kelengkungan 6.
f. sifat bayangan.
i. sifat bayangan.
Cermin Cembung
Disebut pula cermin negatif
- selalu maya
- selalu diperkecil
”sinar-sinar sejajar sumbu utama cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
di belakang cermin”
”sinar-sinar menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali berimpit dengan sinar datang”
Contoh soal.
Sinar-sinar sejajar sumbu utama pada cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari
sebuah titik yang teletak 1 meter di belakang cermin, jika benda yang tingginya 2 meter terletak 4
meter di depan cermin, tentukanlah
- letak bayangan
- tinggi bayangan
- perbesaran
PEMBIASAN ;
Proses perubahan arah cahaya karena melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Kerapatan optik dinyatakan dengan indeks bias. Indeks bias terbagi menjadi dua indeks bias mutlak
dan indeks bias relatif.
.c = 3 x 108 m/s
I. sinardatang, sinar bias, garisnormal, bidang batas terletak pada satu bidang datar
1 = sudut datang
2 = sudut bias
Contoh soal : (pr)
1. Kecepatan cahaya di dalam kaca 2 x 108 m/s berapakah indek bias mutlak kaca?
4. Sudut seberkas sinar datang dari udara ke air sebesar 45 terhadap garis normal, tentukan besar
sudut biasnya jika indek bias mutlak air 4/3 .
5. Kecepatan cahaya di dalam kaca 1,5 x 108 m/s berapakah indeks bias mutlak kaca?
Pemantulan sempurna ;
2.sudut datang lebih besar sudut batas, yang dimaksud sudut batas adalah sudut datang yang
menyebabkan sinar tidak dibiaskan atau tidak dipantulkan.
3.Sudut kritis atau sudut batas yaitu, sudut datang yang menghasilkan sinar tidak dibiaskan atau tidak
dipantulkan (teta 2 = 90 derajat)
LENSA TEBAL
.s = letak benda
.R = jari-jari
.f = jarak fokus
LENSA TIPIS
jika letak bayangan dan benda tidak sepihak maka bayangan nyata (bisa ditangkap layar)
Lensa tipis mempunyai kekuatan lensa, kekuatan lensa dengan satuan dioptri berbanding terbalik
dengan jarak fokus. Semakin kecil jarak fokus maka semakin kuat lensa itu.
.p = kuat lensa (dioptri)
.f = jarak fokus dalam meter
.1 = satu
Search... Go
Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar
380–750 nm. Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi
elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang yang kasat mata maupun
tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang disebut foton. Kedua
pengertian tersebut adalah sifat yang ditunjukkan dari cahaya secara bersamaan
sehingga dapat disebut "dualisme gelombang-partikel". Suatu paket cahaya
disebut spektrum yang kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan (mata) sebagai sebuah warna. Bidang studi yang mempelajari
cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan suatu area riset yang sangat
penting pada fisika modern.
Studi yang mempelajari tentang cahaya dimulai sejak munculnya era optika
klasik yang mempelajari tentang besaran optik seperti: intensitas, frekuensi,
polarisasi, serta fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan juga interaksinya terhadap
sekitar dilakukan secara pendekatan paraksial geometris seperti refleksi serta
refraksi. Sedangkan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu : dispersi, polarisasi,
interferensi, difraksi. Masing-masing studi optika klasik itu disebut dengan
optika geometris dan optika fisis.
Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat suatu percobaan efek fotoelektrik,
cahaya yang mnyinari atom mengeksitasi elektron untk melejit keluar dari
orbitnya. Pada tahun 1924 sebuah percobaan dilakukan oleh Louis de Broglie
yang menunjukkan bahwa elektron memiliki sifat dualitas partikel-gelombang,
sehingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang tersebut.
Pada tahun 1926, Albert Einstein kemudian membuat postulat yang berdasarkan
efek fotolistrik, cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton serta memiliki
sifat dualitas yang sama. Karya dari Albert Einstein dan Max Planck tersebut
kemudian mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921
serta 1918 dan juga menjadi sebuah dasar teori kuantum mekanik yang
kemudian dikembangkan oleh banyak ilmuwan, antara lain : Werner
Heisenberg, David Hilbert, Max Born, John von Neumann, Niels Bohr, Erwin
Schrödinger, Wolfgang Pauli, Roy J. Glauber, Paul Dirac dan lain-lain.
Era tersebut kemudian disebut sebagai era optika modern. Pengembangan yang
lebih lanjut terjadi tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, serta sinar
laser yang ditemukan pada tahun 1960. Era optika modern tidak mengakhiri era
optika klasik, namun era tersebut memperkenalkan adanya sifat cahaya yang
lain, difusi dan hamburan.
Sifat-Sifat Cahaya
2) Cermin Cembung
Cermin cembung ialah salah satu jenis cermin yang permukaannya melengkung
ke arah luar. Bayangan yang terbentuk memiliki sifat semu atau maya.
3) Cermin Cekung
Cermin cekung mempunyai permukaan yang melengkung ke dalam. Bayangan
yang terbentuk pada cermin cekung bersifat tegak, diperbesar, serta semu.
Apabila terdapat sebuah benda yang letaknya jauh dari cermin cekung tersebut,
maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata dan terbalik.
Beranda
Beranda
Teori tentang cahaya dimulai dari Abu Ali Hasan Alhaitam sampai akhirnya
pada teori cahaya sebagai gelombang yang dikemukakan oleh Maxwell.
Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Abu Ali Hasan Alhaitam atau
lebih dikenal sebagai Alhazen. Teori ini menjelaskan penglihatan, menggunakan
geometri dan anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari
cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang
masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Alhazen menganggap bahwa sinar
cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga
mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya . Alhazen lah yang menyatakan bahwa
cahaya bukan berasal dari mata tapi mata yang menangkap cahaya. Sayangnya penelitian Alhazen
tidak dikenal di Eropa.
Teori ini dikembangkan oleh ilmuan muslim bernama Al-khindi. Hasil kerja kerasnya mampu
menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi
visual.Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang penglihatan yang dilontarkan Aristoteles.
Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi
penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam bentuk
kerucut radiasi yang padat.
Teori ini merupakan penggabungan dari teori tentang cahaya sebelumnya. Albert Einstein lah yang
pertama kali mengungkapkan teori ini berdasarkan penelitiannya yang dibuat dalam karya tulis
efek foto listrik.Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding
dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda
mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan
untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat apabila sebuah objek mempunyai
massa yang besar.
Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17(1629 – 1695) yang cahaya dipancarkan ke
semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan inimenggantikan teori partikel halus. Ini
disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih
lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa
gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang
bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat
dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti
gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yangdisebut luminiferous
aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.
5. Teori Elektromagnetik
Pada 1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar
tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah
bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada
tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat
bertahan walaupun tidak ada medium.
Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa gelombang
cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat.
Pada permukaannya
dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui kerangka acuan yang tertentu,seperti aether,
tetapi teori relativitas khusus menggantikan anggapan ini. Teorielektromagnet menunjukkan yang
sinar kasat mata adalah sebagian daripadaspektrum elektromagnet. Teknologi penghantaran
radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan. Kecepatan cahaya yang konstan
berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang telah
bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap
laju sang pengamat. Pemecahan terhadap kontradiksi ini kelak akan
ditemukan oleh Albert Einstein.
Christian Huygens dan Robert Hooke merupakan ilmuwan pendukung yang paling bersemangat
dari teori impuls cahaya. Kemudian, mereka menyempurkan teori tersebut sehingga lahiriah teori
gelombang cahaya. Pada tahun 1678, Huygens menyatakan bahwa perambatan gelombang apa
pun melalui ruang dapat digambarkan dengan suatu metode geometris yang dikenal dengan
prinsip Huygens, yaitu :
“setiap titik pada muka gelombang (wavefront) dapat dipandang sebagai sebuah sumber titik
yang menghasilkan gelombang sferis sekunder. Setelah waktu t, posisi muka gelombang yang
baru adalah permukaan selubung yang menyinggung semua gelombang sekunder ini”
Definisi mengenai cahaya yang telah dituliskan sebelumnya, menyatakan bahwa cahaya
sebenarnya merupakan GEM. GEM merupakan gelombang tranversal artinya dalam
perambatannya cahaya tidak memerlukan medium perantara dengan arah rambatan tegak lurus
dari sumber. Karena cahaya bersifat sebagai GEM cahaya matahari mampu sampai ke bumi
setelah melalui ruang hampa. Kecepatan cahaya sangat cepat yaitu 300.000.000 meter per sekon.
Sangat cepat bukan? Dalam satu sekon saja cahaya mampu merambat sejauh 300.000.000 meter.
Setiap benda yang mampu memancarkan cahaya kita kenal sebagai sumber cahaya. Coba kamu
sebutkan benda apa saja yang dapat memancarkan cahaya? Sedangkan, setiap benda yang tidak
memancarkan cahaya dikenal sebagai benda gelap.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat
secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik.
Merambatnya gelombang magnet akanmendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat
merambat, gelombang listrikakan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan
gelombangcahaya yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidangvertikal dan
medan magnet pada bidang horizontal.
Pembahasan tentang gelombnag elektromagnetik diawali oleh teori Maxwell yang dikemukakan
sekitar abad ke 19. Maxwell mengemukakan 4 buah persamaan yang mengatur hubungan antara
kelistrikan dan kemagnetan, khususnya pada gelombang elektromagnetik. Dari keempat
persamaan tersebut hanya satu persamaan yang merupakan temuannya yaitu koreksi Maxwell
pada Hukum Ampere.
Sebelum Maxwell, masing – masing persamaan tesebut diberlakukan secara terpisah, masing
masing digunakan untuk menjelaskan sifat – sifat listrik atau magnet atau electromagnet.
Misalkan hukum Gauss yang merupakan persamaan pertama dari persamaan Maxwell, digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara distribusi muatan dengan medan listrik yang ditimbulkannya.
Inidiberlakukan pada medan elektrostatis dan tidak pernah dikaitkan denganpersamaan lain
dalam elektomagnetik. Tetapi dalam persamaan Maxwellpersamaan ini tidaklah berdiri sendiri
(meskipun dapat diterapkan secara terpisah) melainkan bersama – sama dengan tiga persamaan
lainnya membentuk suatu sistem persamaan yang diberlakukan serentak pada gejala
elektromagnetik. Dari persamaan Maxwell ini (dengan pertolongan rumus identitas vektor) dapat
dibuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merambat di udara atau ruang hampa dengan
kecepatan sama dengan kecepatan cahaya dan hubungan antara vektor medan listrik, vektor
medan magnet dan arah penjalarannya saling tegak lurus sesuai dengan aturan perkalian silang
dua buah vektor. Selanjutnya akan dibahas energi, momentum dan intensitas gelombang yang
diterapkan pada gelombang bidang (datar) sinusoidal.
Dari pembuktian persamaan Maxwell lah kemudian, sifat-sifat gelombang elektromagnetik adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi pada saat yang bersamaan sehingga kedua
medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang
sama.
b. Arah medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap
arah rambat gelombang
c. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal
d. Mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi juga polarisasi
e. Besar medan listrik dan medan magnet (E=cB)
f. Tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet karena gelombang elektromagnetik
tidak memiliki muatan g. Kecepatan dalam ruang hampa sama dengan kecepatan di udara 3 x
10^8 m/s