Anda di halaman 1dari 32

NOV

30

Perbedaan Fisika Modern & Fisika Klasik

Fisika Modern & Fisika Klasik


Fisika Modern secara umum dibagi menjadi dua bagian pembahasan yaitu Teori
kuantum lama dan Teori Kuantum Modern. Teori Kuantum lama memperkenalkan besaran-
besaran fisika, seperti energi merupakan besaran diskrit bukan besaran kontinu seperti halnya
dibahas dalam mekanika klasik. Teori kuantum lama diawali oleh hipotesa Planck yang
menyatakan bahwa energi yang dipancarkan oleh sumber (berupa osilator) bersifat
kuanta/diskrit karena hanya bergantung pada frekuensinya bukan pada amplitudo seperti
dalam mekanika klasik dimana besaran amplitudo tidak terbatas (kontinu). Pada tahun 1900
Max-Planck merumuskan besaran energi yang bersifat diskrit dalam merumuskan energi
yang dipancarkan oleh benda hitam yaitu :

E = nhf

dimana n = 1, 2, 3, ... dan h = 6,626 x 10-34 Joule/detik (konstanta Planck). Albert Einstein
pada tahun 1905 menggunakan konstanta Planck dalam merumuskan energi yang
dipancarkan oleh berkas cahaya/foton (penemuan efek fotolistrik).
http://mizwar007.blogspot.com/2012/02/makalah-fisika-modern-definisi-konsep.html

Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari
perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau
gelombang. Pada prinsipnya sama seperti dalam fisika klasik, namun materi yang dibahas
dalam fisika modern adalah skala atomik atau subatomik dan partikel bergerak dalam
kecepatan tinggi. Untuk partikel yang bergerak dengan kecepatan mendekati atau sama
dengan kecepatan cahaya, perilakunya dibahas secara terpisah dalam teori relativitas khusus.
Ilmu Fisika Modern dikembangkan pada awal abad 20, dimana perumusan-perumusan dalam
Fisika Klasik tidak lagi mampu menjelaskan fenomenafenomena yang terjadi pada materi
yang sangat kecil. Fisika Modern diawali oleh hipotesa Planck yang menyatakan bahwa
besaran energi suatu benda yang beosilasi (osilator) tidak lagi bersifat kontinu, namun
bersifat diskrit (kuanta), sehingga muncullah istilah Fisika Kuantum dan ditemukannya
konsep dualisme partikel-gelombang. Konsep dualisme dan besaran kuanta ini merupakan
dasar dari Fisika Modern.
Secara garis besar, kini, fisika bisa dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik
dan fisika modern. Fisika klasik biasanya mempelajari materi dan energi
dari suatu kejadian keseharian yang mudah diamati (kondisi normal).
Beberapa topik bahasannya adalah mekanika, termodinamika, bunyi,
cahaya, dan elektromagnet (listrik dan magnet).
Pada fisika modern, materi dan energi yang dipelajari sering kali berada
pada kondisi ekstrem atau skala sangat besar atau sangat kecil. Sebagai
contoh, topik mekanika kuantum. Atau, ada pula fisika atom dan inti. Atau,
fisika partikel elementer (FPE) yang skalanya lebih kecil daripada atom dan
inti. Bidang FPE ini dikenal pula dengan nama “fisika energi-tinggi”.

Fisika Klasik :
 Cahaya digambarkan sebagai gelombang
 Teori ini tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam
 Energi kinetik bertambah jika intensitas cahaya diperbesar
 Efek fotolistrik terjadi pada tiap frekuensi asal intensitasnya memenuhi
 Tidak dapat menjelaskan Energi kinetik maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar
 Fisika klasik dibagi atas 3 fase, yakni padat, cair, gas.

· Fisika Modern :
 Cahaya digambarkan sebagai partikel
 Terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton
 Energi kinetik tidak bergantung pada intensitas cahaya
 Efek fotolistrik terjadi diperlukan frekuensi minimum (frekuensi ambang)
 Dapat menjelaskan Energi kinetik maksimal jika frekuensi cahaya diperbesar
 Radiasi kalor tergantung pada suhu
 Makin tinggi suhu, makin besar energi kalor yang dipancarkan
 Fisika Modern terbagi atas 4 fase padat, cair, gas, dan plasma.
 Dapat membuktikan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek Compton
 cahaya tersusun dari paket-paket energi diskret yang diberi nama foton
 Masing-masing foton memiliki energi sesuai dengan frekuensinya.
Persamaan energi foton Einstein adalah sebagai berikut:
E = hυ atau E = hc/
Teori Kuantum Max Planck
Advertisement

Teori Kuantum Max Planck – Pada topik sebelumnya kalian telah mempelajari
tentang hukum pergeseran Wien, dan teori Rayleigh-Jeans. Kedua teori tersebut
mengkaji tentang hubungan intensitas radiasi benda hitam dengan panjang
gelombang yang dipancarkan. Akan tetapi, kajian ini menjadi bahan perdebatan
yang sangat panjang dan Ilmuwan berikutnya yang mengemukakan masalah ini
adalah Karl Max Planck.
Teori Kuantum Max Planck

Salah satu pembahasan mengenai hubungan intensitas radiasi benda hitam dan
panjang gelombang yang dipancarkan, dikemukakan oleh Max Planck dan biasa
dikenal sebagai teori kuantum Max Planck. Teori ini dikemukakan Max
Planck pada tahun 1901. Sebelumnya,Wilhelm Wien mengemukakan bentuk
persamaan eksponensial yang sesuai untuk menjelaskan radiasi gelombang
pendek, tetapi menyimpang untuk radiasi gelombang panjang. Hukum yang
dikemukakan oleh Rayleigh-Jeans memiliki hasil yang berlawanan dengan
pergeseran Wien, yaitu formulasinya hanya berlaku untuk radiasi gelombang
panjang, tidak berlaku untuk radiasi gelombang pendek. Keduanya memiliki
asumsi dasar bahwa panjang gelombang cahaya bersifat tetap untuk semua
medium sebagaimana teori fisika klasik.
Penyimpangan grafik eksponensial dari Wilhelm Wien dan Rayleigh-
Jeans diperoleh melalui data-data eksperimen. Pernyataan Planck yang
menganggap bahwa cahaya sebagai paket energi ternyata menjadi solusi untuk
mengatasi kontradiksi ini. Persamaan Max Planck sesuai untuk semua panjang
gelombang hasil percobaan/ eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan yang
bernama Heinrich Rubens. Hal ini menunjukkan bahwa teori Max Planck
memang terbukti kebenarannya.
Berikut ini adalah gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh Max Planck.
1. Radiasi yang dipancarkan benda hitam tidaklah kontinyu, melainkan dalam
paket-paket energi yang disebut kuantum (foton). Besarnya paket energi tiap
foton akan bersesuaian dengan panjang gelombang cahaya yang
dipancarkannya, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
E=hf=hcλ
Jika terdapat N buah foton, maka energi totalnya menjadi seperti berikut.
E=Nhf=Nhcλ
Keterangan:
E = energi foton (J);
h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 Js);
f = frekuensi cahaya (Hz) ;
λ = panjang gelombang cahaya (m);
c = kecepatan cahaya di udara (3 x 108 m/s); dan
N = jumah foton.
2. Molekul-molekul memancarkan energi dalam satuan diskret dari energi cahaya
Berdasarkan teori kuantum, Planck mampu menyatukan hukum radiasi
Wien dan Rayleigh-Jeans yang sesuai untuk semua spektrum panjang
gelombang yang dipancarkan oleh benda. Teori kuantum Planck inilah yang
menjadi dasar lahirnya fisika modern, yang membuka pemahaman baru manusia
akan sifat-sifat partikel dari cahaya. Sebelumnya fisika klasik memandang
cahaya hanya memiliki gejala sebagai gelombang.
Kalian perlu memahami bahwa kedua pandangan ini yaitu cahaya sebagai gejala
partikel dan cahaya sebagai gelombang sama-sama diterima kebenarannya.
Untuk meningkatkan pemahaman kalian terhadap teori kuantum Max Planck,
perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh Soal
Jika h = 6,6 x 10-34 Js, maka tentukan energi tiap foton yang berasal dari cahaya dengan
panjang gelombang 660 nm!
Penyelesaian
Diketahui:
λ = 660 nm = 6,6 x10-7 m
h = 6,6 x 10-34 Js
Ditanyakan: E1 ?
Jawab:

Jadi, energi tiap fotonnya adalah 3 x 10-19 J.

Sir Isaac Newton (1642-1727 M)

Sir Isaac Newton (1642-1727) yang mendukung pendapat Al Hasan merupakan


ilmuwan berkebangsaan Inggris yang mengemukakan pendapat bahwa dari sumber
cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikel-partikel ini mengenai mata, maka
manusia akan mendapat kesan melihat benda tersebut.

Tabel Opticks

Alasan dikemukakanya teori ini adalah sebagai berikut:

 Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya
dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.
 Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan
dipantulkan dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul sehingga sesuai
dengan hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini dijelaskan oleh Newton
dengan menggunakan bantuan sebuah bola yang dipantulkan di atas bidang pantul.
 Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan
dengan peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda ketinggian
yang dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan yang lebih tinggi
bola digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui bidang miring sampai
akhirnya bola akan menggelinding di permukaan yang lebih rendah. Jika diamati
perjalanan bola, maka sebelum melewati bidang miring lintasan bola akan membentuk
sudut α terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Setelah melewati bidang miring
lintasan bola akan membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring.
Jika permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap sebagai
air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak bola dianggap
sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka Newton menganggap
bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada kecepatan cahaya dalam
udara.
10. Jean Focault (1819 – 1868 M)
Jean Focault (1819 - 1868) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan
cahaya dalam berbagai medium. Dalam percobaannya Jeans Focault mendapatkan
kesimpulan bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih kecil dari pada kecepatan cahaya
dalam udara.

11. Christian Huygens (1629-1695 M)

Menurut Christian Huygens (1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan


Belanda, bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang.
Perbedaan cahaya dan bunyi hanya terletak pada panjang gelombang dan
frekuensinya.
Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka gelombang
dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah muka
gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang bersangkutan.

Pada teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, ataupun


difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat, namun dalam teori Huygens ada kesulitan
dalam penjelasan tentang sifat cahaya yang merambat lurus.

12. James Clerk Maxwell (1831 - 1879)

Percobaan James Clerk Maxwell (1831 - 1879) seorang ilmuwan berkebangsaan


Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik
sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3×108 m/s, oleh karena itu Maxwell
berkesimpulan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan
Maxwell ini di dukung oleh:

 Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 - 1894)


yang membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
tranversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala
polarisasi.
 Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 -
1943) yang menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat berpengaruh
terhadap berkas cahaya.
 Percobaan Stark (1874 - 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang
mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi berkas
cahaya.
13. Max Karl Ernst Ludwig Planck (1858 – 1947 M)
Teori kuantum pertama kali dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman yang bernama Max Karl Ernst Ludwig Planck (1858 - 1947).

Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat termodinamika radiasi


benda-benda hitam hingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya terkumpul dalam
paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Dan pada tahun 1901 Planck
mempublikasikan teori kuantum cahaya yang menyatakan bahwa cahaya terdiri dari
peket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini paket-
paket energi atau partikel penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan partikel
yang dikemukakan oleh Newton . Karena foton tidak bermassa sedangkan partikel
pada teori Newton memiliki massa.

14. Albert Einstein

Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan


Albert Einstein pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik dengan
menggunakan teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu
logam yang disinari dengan panjang gelombang tertentu. Akibatnya percobaan
Einstein justru bertentangan dengan pernyataan Huygens dengan teori
gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan elektron yang terlepas dari
logam ternyata tidak bergantung pada besarnya intensitas cahaya yang digunakan
untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori gelombang seharusnya
energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.

15. Maxwell

Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalah:

a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet.

b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cepat rambat gelombang ) dan


permeabilitas & elektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas ( (μ) zat.

Menurut Maxwell, kecepatan rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai


berikut:
Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak
tetap besarannya atau berubah-ubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut
akan menghasilkan lagi medan listrik yang berubah-ubah.

Proses terjadinya medan listrik dan medan magnet berlangsung secara sama
dan menjalar kesegala arah. Arah getar vektor medanbersama listrik dan medan
magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan, dimana
arah getar vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.

Dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai
gelombang untuk menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak
cahaya dapat berupa materi tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang
disebut kuanta atau foton sehingga dapat menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.

16. Wilhelm Conrad Röntgen (1845-


1923 M)
Wilhelm Conrad Röntgen ialah fisikawan Jerman.

Gambar sebelah kiri adalah gambar sinar x pertama yang diambil oleh Röntgen
dari tangan istrinya Albert von Kölliker

Pada tahun 1895, saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan
tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode), Rontgen mengamati
bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung
itu dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus
dinding gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi
ruangan, menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi. Pengamatan lebih
lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain,
transparan pada bentuk baru radiasi ini. Ia menemukan bahwa itu mempengaruhi plat
fotografi, dan, sejak tidak secara nyata menunjukkan beberapa sifat cahaya,
seperti refleksi atau refraksi, secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan
pada cahaya. Dalam pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi
X, walau juga dikenal sebagai radiasi Rontgen. Ia mengambil fotografi sinar-X pertama,
dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.
17. Rene Descartes (1596-1650 M)
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi Rene Descartes, filosof,
ilmuwan,matematikus Perancis yang tersohor. Waktu mudanya dia sekolah Yesuit,
College La Fleche.

Descartes menjelaskan hukum pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah


ditemukan oleh Willebord Snell). Dia juga mempersoalkan masalah lensa dan pelbagai
alat-alat optik, melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-kelainannya serta
menggambarkan teori cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori gelombang
yang belakangan dirumuskan oleh Christiaan Huygens. Tambahan keduanya terdiri dari
perbincangan ihwal meteorologi, Descartes membicarakan soal awan, hujan, angin,
serta penjelasan yang tepat mengenai pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap
pendapat bahwa panas terdiri dari cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan tepat
dia menyimpulkan bahwa panas adalah suatu bentuk dari gerakan intern. (Tetapi,
pendapat ini telah ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan orang-orang lain).
Tambahan ketiga Geometri, dia mempersembahkan sumbangan yang paling penting
dari kesemua yang disebut di atas, yaitu penemuannya tentang geometri analitis. Ini
merupakan langkah kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan jalan
buat Newton menemukan Kalkulus.

18. Christiaan Huygens

Christiaan Huygens (Belanda). Dalam komunikasi dengan Academie des Science


di Paris, dikemukakan teori gelombang Huygens itu cahaya (terbit dalam
karyanya Traite de Lumiere pada tahun 1690). Ia menganggap bahwa cahaya
ditransmisikan melalui-eter meresapi semua yang terdiri dari partikel elastik kecil,
masing-masing dapat bertindak sebagai sumber sekunder wavelet. Atas dasar ini,
Huygens banyak menjelaskan karakteristik propagasi dikenal cahaya, termasuk refraksi
ganda dalam kalsit ditemukan oleh Bartholinus.

19. Witelo

Witelo (Silesia). Menyelesaikan Perspectiva yang ditakdirkan untuk tetap


menjadi teks standar pada optik selama beberapa abad. Diantara hal-hal lain, Witelo
dijelaskan metode machining cermin parabolik dari besi dan dilakukan pengamatan
yang cermat pada pembiasan. Dia mengakui bahwa sudut refraksi tidak sebanding
dengan sudut datang tapi tidak menyadari refleksi internal total

20. Theodoric
Theodoric (Dietrich) dari Freiberg. Theodoric menjelaskan pelangi sebagai
konsekuensi dari refraksi dan refleksi internal individu dalam hujan. Dia memberi
penjelasan atas munculnya primer dan sekunder busur tetapi, berikut gagasan
sebelumnya, ia menganggap warna muncul dari kombinasi dari kegelapan dan
kecerahan dalam proporsi yang berbeda

21. Johannes Kepler

Johannes Kepler (Jerman). Dalam bukunya Iklan Vitellionem


Paralipomena, Kepler menyarankan bahwa intensitas cahaya dari sumber titik
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber, bahwa cahaya dapat
diperbanyak melalui jarak yang tak terbatas dan bahwa kecepatan propagasi yang tak
terbatas. Dia menjelaskan visi sebagai konsekuensi dari pembentukan sebuah gambar
pada retina oleh lensa mata dan benar menggambarkan penyebab panjang-sightedness
dan kepicikan. Dalam karyanya Dioptrice, Kepler disajikan penjelasan tentang prinsip-
prinsip yang terlibat dalam mikroskop lensa konvergen divergen / dan teleskop. Dalam
risalah yang sama, ia menyarankan agar teleskop bisa dibangun dengan tujuan
konvergen dan lensa mata konvergen dan menggambarkan kombinasi lensa yang
nantinya akan menjadi dikenal sebagai lensa tele. Ia menemukan pantulan internal
total, namun tidak dapat menemukan hubungan yang memuaskan antara sudut datang
dan sudut bias.

22. Francesco Maria Grimaldi

Francesco Maria Grimaldi (ItaliaDalam sebuah buku berjudul Fisika Mathesis de


lumine, coloribus et iride diterbitkan secara anumerta,'s pengamatan Grimaldi dari
difraksi ketika ia melewati cahaya putih melalui diafragma kecil digambarkan. Grimaldi
menyimpulkan bahwa cahaya adalah cairan yang seperti gelombang-gerakan pameran.

23. Robert Hooke

Robert Hooke (Inggris). Dalam risalah itu, Micrographia, Hooke menggambarkan


pengamatan dengan mikroskop senyawa memiliki konvergen lensa objektif dan lensa
mata konvergen. Dalam kerja sama itu, dia menjelaskan pengamatannya di warna
diproduksi dalam serpih dari mika, gelembung sabun dan film minyak di atas air. Dia
diakui bahwa warna dihasilkan serpih mika berkaitan dengan ketebalan mereka tetapi
tidak mampu membangun hubungan yang pasti antara ketebalan dan warna. Hooke
menganjurkan teori gelombang untuk propagasi cahaya
FISIKA
Mari belajar bersama memahami ilmu fisik. Belajar 10% dari
mendengar, 20% dari membaca, 30% dari menulis, 40% dari
melakukan dan menghitung.
 PESAN HIDUP
 SEM1
 SEM2
 SEM3
 SEM4
 SEM5
 SEM6
 Beranda
Senin, 17 Januari 2011

OPTIKA GEOMETRI
Optika merupakan cabang fisika yang mempelajari cahaya. Bahasan mengenai
optika terbagi menjadi dua yaitu :
1. Optika Geometri (membahas fenomena pemantulan dan pembiasan)
2. Optika Fisis (membahas fenomena polarisasi, difraksi dan interferensi)

Seperti telah diketahui cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang


bergerak dengan kecepatan tiga ratus ribu kilometer tiap detik dalam ruang
hampa udara ( tanpa medium ). Kita dapat melihat benda-benda disekitar karena
pantulan cahaya dari benda itu.

Yang dibahas :
1. cermin (datar, cekung,cembung)

2. lensa (tebal,tipis)
3. prisma.

Maya artinya : tidak bisa ditangkap layar, dibelakang cermin


Nyata artinya : bisa ditangkap layar, di depan cermin

Persamaan umum cermin :

f=½R
s = jarak benda ke cermin

s’ = jarak bayangan ke cermin

f = jarak titik fokus

R = jari-jari kelengkungan

M = perbesaran bayangan = magnify

h = tinggi benda

h’ = tinggi bayangan

3 sinar istimewa pada cermin cekung :

1. sinar // sbut dipantulkan ke fokus


2. sinar dari fokus dipantulkan // sbut
3. sinar melewati R dipantulkan kembali ke R.

Langkah2 menggambar ;

1 Sumbu utama,

2 Cermin,

3 tentukan titik R pada sumbu utama

4 tentukan titik F,

5 tentukan tinggi dan posisi benda s,

6 gambarkan dua Sinar Istimewa,

7 temukan ketemu s’

LKS : dikerjakan dan ditulisk

Sebuah benda tingginya 2 cm terletak 4 cm didepan cermin datar.

a. tentukan letak bayangan dengan menggunakan gambar (hk pemantulan)

b. tentukan letak bayangan dengan menggunakan metode rumus


c. sifat bayangan.

Sebuah benda tingginya 1 cm terletak 2 cm didepan cermin cekung yang mempunyai jari-jari
kelengkungan 6.

d. tentukan letak bayangan dengan menggunakan gambar (hk pemantulan)

e. tentukan letak bayangan dengan menggunakan metode rumus

f. sifat bayangan.

Sebuah benda tingginya 2 cm terletak 4 cm didepan cermin cembung

g. tentukan letak bayangan dengan menggunakan gambar (hk pemantulan)

h. tentukan letak bayangan dengan menggunakan metode rumus

i. sifat bayangan.

Cermin Cembung
Disebut pula cermin negatif

Bersifat divergen (menyebarkan cahaya)

Sifat bayangan yang dibentuk :

- selalu maya

- selalu diperkecil

- selalu dibelakang cermin

”sinar-sinar sejajar sumbu utama cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
di belakang cermin”

”sinar-sinar menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali berimpit dengan sinar datang”

Contoh soal.
Sinar-sinar sejajar sumbu utama pada cermin cembung dipantulkan seolah-olah berasal dari
sebuah titik yang teletak 1 meter di belakang cermin, jika benda yang tingginya 2 meter terletak 4
meter di depan cermin, tentukanlah

- letak bayangan

- tinggi bayangan

- perbesaran

PEMBIASAN ;

Proses perubahan arah cahaya karena melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.

Kerapatan optik dinyatakan dengan indeks bias. Indeks bias terbagi menjadi dua indeks bias mutlak
dan indeks bias relatif.

Indeks bias mutlak :

.nx = indek bias mutlak medium


.c = cepat rambat cahaya di ruang hampa

.c = 3 x 108 m/s

.vx = kecepatan cahaya dalam medium

Indeks bias relatif :


n = indek bias mutlak medium
c = kecepatan cahaya di ruang hampa 3x108 m/s

v = kecepatan cahaya dalam medium

n1-2 = indek bias relatif med 1 thd med 2

n2-1 = indek bias relatif med 2 thd med 1

Hukum pembiasan (Willebrord Snellius) 1621

I. sinardatang, sinar bias, garisnormal, bidang batas terletak pada satu bidang datar

II. dua poin yaitu :

 sinar dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi garis normal

 dari renggang ke rapat dibiaskan mendekati garis normal


n1 = indek bias mutlak medium pertama
n2 = indek bias mutlak medium kedua

1 = sudut datang

2 = sudut bias
Contoh soal : (pr)

1. Kecepatan cahaya di dalam kaca 2 x 108 m/s berapakah indek bias mutlak kaca?

2. Berapa indeks bias relatif kaca terhadap air ?

3. Berapa indeks bias relatif air terhadap kaca ?

4. Sudut seberkas sinar datang dari udara ke air sebesar 45 terhadap garis normal, tentukan besar
sudut biasnya jika indek bias mutlak air 4/3 .

5. Kecepatan cahaya di dalam kaca 1,5 x 108 m/s berapakah indeks bias mutlak kaca?

Pemantulan sempurna ;

Syarat terjadi pemantulan sempurna adalah :

1.sinar datang dari medium rapat ke renggang

2.sudut datang lebih besar sudut batas, yang dimaksud sudut batas adalah sudut datang yang
menyebabkan sinar tidak dibiaskan atau tidak dipantulkan.

3.Sudut kritis atau sudut batas yaitu, sudut datang yang menghasilkan sinar tidak dibiaskan atau tidak
dipantulkan (teta 2 = 90 derajat)

LENSA TEBAL

Yaitu medium dengan indeks bias tertentu dan jari-jari tertentu.

Persamaan pembentukan bayangan pada lensa tebal sebagai berikut :


.nm = indeks bias medium

.nL = indeks bias lensa

.s = letak benda

.s’ = letak bayangan

.R = jari-jari

.f = jarak fokus

LENSA TIPIS

Lensa tipis mempunyai bagian-bagian tertentu yaitu pusat lensa (vertex),


terdapat dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Harga jari-jari tergantung
jenis lensanya.
Persamaan pembuatan lensa tipis sebagai berikut ;
Sedangkan persamaan pembentukan bayangan pada lensa tipis sama dengan cermin.

jika letak bayangan dan benda sepihak maka bayangan maya

jika letak bayangan dan benda tidak sepihak maka bayangan nyata (bisa ditangkap layar)

Lensa tipis mempunyai kekuatan lensa, kekuatan lensa dengan satuan dioptri berbanding terbalik
dengan jarak fokus. Semakin kecil jarak fokus maka semakin kuat lensa itu.
.p = kuat lensa (dioptri)
.f = jarak fokus dalam meter
.1 = satu

Pengertian Cahaya dan Sifat-Sifat Cahaya


Kumpulan berbagai tips dan cara. WooCara! juga membahas mengenai android,
pelajaran, tips pc, tips internet, tips kesehatan, dan tips kecantikan
 HOME
 ANDROID
 INTERNET DAN KOMPUTER
 KESEHATAN
 PELAJARAN

Search... Go

Home » Pelajaran » Pengertian Cahaya dan Sifat-Sifat Cahaya

Pengertian Cahaya dan Sifat-Sifat Cahaya

Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan sebuah energi yang memiliki bentuk berupa gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang tersebut sekitar
380–750 nm. Pada bidang ilmu fisika, cahaya merupakan radiasi
elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang yang kasat mata maupun
tidak. Selain itu, cahaya ialah suatu paket partikel yang disebut foton. Kedua
pengertian tersebut adalah sifat yang ditunjukkan dari cahaya secara bersamaan
sehingga dapat disebut "dualisme gelombang-partikel". Suatu paket cahaya
disebut spektrum yang kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan (mata) sebagai sebuah warna. Bidang studi yang mempelajari
cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan suatu area riset yang sangat
penting pada fisika modern.

Studi yang mempelajari tentang cahaya dimulai sejak munculnya era optika
klasik yang mempelajari tentang besaran optik seperti: intensitas, frekuensi,
polarisasi, serta fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan juga interaksinya terhadap
sekitar dilakukan secara pendekatan paraksial geometris seperti refleksi serta
refraksi. Sedangkan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu : dispersi, polarisasi,
interferensi, difraksi. Masing-masing studi optika klasik itu disebut dengan
optika geometris dan optika fisis.

Pada puncak optika klasik, pengertian cahaya dapat didefinisikan sebagai


sebuah gelombang elektromagnetik serta dapat memicu serangkaian penemuan,
dan pemikiran. Pada tahun 1838 oleh Michael Faraday menemukan sinar
katode. Pada tahun 1859 Gustav Kirchhoff menemukan teori radiasi massa
hitam.

Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat suatu percobaan efek fotoelektrik,
cahaya yang mnyinari atom mengeksitasi elektron untk melejit keluar dari
orbitnya. Pada tahun 1924 sebuah percobaan dilakukan oleh Louis de Broglie
yang menunjukkan bahwa elektron memiliki sifat dualitas partikel-gelombang,
sehingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang tersebut.
Pada tahun 1926, Albert Einstein kemudian membuat postulat yang berdasarkan
efek fotolistrik, cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton serta memiliki
sifat dualitas yang sama. Karya dari Albert Einstein dan Max Planck tersebut
kemudian mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921
serta 1918 dan juga menjadi sebuah dasar teori kuantum mekanik yang
kemudian dikembangkan oleh banyak ilmuwan, antara lain : Werner
Heisenberg, David Hilbert, Max Born, John von Neumann, Niels Bohr, Erwin
Schrödinger, Wolfgang Pauli, Roy J. Glauber, Paul Dirac dan lain-lain.

Era tersebut kemudian disebut sebagai era optika modern. Pengembangan yang
lebih lanjut terjadi tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, serta sinar
laser yang ditemukan pada tahun 1960. Era optika modern tidak mengakhiri era
optika klasik, namun era tersebut memperkenalkan adanya sifat cahaya yang
lain, difusi dan hamburan.

Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya merupakan gelombang yang mempunyai sifat elektromagnetik,


sehingga cahaya mempunyai beberapa sifat-sifat tertentu yang dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Berikut sifat-sifat cahaya, antara lain:

1. Cahaya Merambat Lurus


Cahay mempunyai sifat yang merambat lurus dan dapat dibuktikan dengan
meninjau yang berdasarkan dapat atau tidaknya benda untuk meneruskan
cahaya. Benda yang memiliki sifat tidak tembus cahaya tidak bisa meneruskan
cahaya yang mengenai benda tersebut. Apabila dikenai cahaya dan benda
tersebut membentuk bayangan. Benda yang seperti itu digolongkan sebagai
benda gelap, yang memiliki arti bahwa benda-benda tersebut tidak bisa
menghasilkan cahaya sendiri. Contohnya antara lain: kayu, tembok, batu, dan
sebagainya. Sedangkan itu, benda yang dapat tembus cahaya dapat meneruskan
cahaya yang mengenai benda tersebut. Benda yang seperti itu dikenal sebagai
jenis golongan benda sumber cahaya. Contohnya seperti kaca.

2. Cahaya Dapat Dipantulkan


Cahaya juga dapat dipantulkan, pemantulan cahaya terdiri atas pemantulan baur
(pemantulan difus) serta pemantulan teratur. Pemantulan baur atau pemantulan
difus dapat terjadi apabila cahaya yang mengenai permukaan tidak rata dan arah
sinar pantulnya menjadi tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur dapat
terjadi jika cahaya yang dapat mengenai permukaan yang rata seperti cermin
datar maka sinar hasil pantulannya mempunyai arah yang teratur. Adapun
benda-benda yang mempunyai sifat cahaya tersebut adalah cermin. Berdasarkan
dari bentuk permukaannya, cermin dibedakan menjadi cermin lengkung serta
cermin datar. Cermin lengkung dibedakan menjadi 2 macam, yaitu cermin
cembung serta cermin cekung. Berikut sedikit penjelasan tentang cermin
tersebut.
1) Cermin Datar
Cermin datar adalah jenis cermin yang mempunyai permukaan tidak
melengkung. Cermin datar adalah cermin yang sering digunakan untuk berias.
Sifat cermin datar antara lain :
1. Memiliki ukuran bayangan yang sama dengan dengan ukuran bendanya.
2. Jarak antara bayangan yang dihasilkan sama dengan jarak benda ke cermin
tersebut.
3. Bayangan yang terbentuk dari cermin datar bersifat semu atau maya
(bayangan dapat di lihat, namun tidak dapat ditangkap layar).
4. Bayangan pada cermin datar adalah tegak.

2) Cermin Cembung
Cermin cembung ialah salah satu jenis cermin yang permukaannya melengkung
ke arah luar. Bayangan yang terbentuk memiliki sifat semu atau maya.

3) Cermin Cekung
Cermin cekung mempunyai permukaan yang melengkung ke dalam. Bayangan
yang terbentuk pada cermin cekung bersifat tegak, diperbesar, serta semu.
Apabila terdapat sebuah benda yang letaknya jauh dari cermin cekung tersebut,
maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata dan terbalik.

Dalam kegunaan cermin tersebut, cermin cekung biasanya dipakai sebagai


reflektor pada lampu.

3. Cahaya dapat Dibiaskan


Pembiasan adalah sebuah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya, cahaya
merambat dengan melalui 2 zat yang mempunyai kerapatan yang berbeda.
Apabila terdapat cahaya datang yang berasal dari zat yang mempunyai
kerapatan yang kurang menuju ke zat yang mempunyai kerapatan yang lebih,
maka cahaya itu akan dibiaskan mendekati garis normal.

Contoh peristiwa pembiasan cahaya :


1) Sedotan yang dimasukkan ke dalam air dalam gelas, maka sedotan tersebut
akan terlihat membengkok.
2) Kolam yang mempunyai air yang jernih terlihat seperti dangkal.
3) Melihat bintang dengan menggunakan teleskop.

4. Cahaya Dapat Diuraikan


Penguraian cahaya mempunyai istilah lain, yaitu dispersi. Prinsip penguraian
cahaya (dispersi) adalah penguraian cahaya putih menjadi cahaya yang
memiliki warna yang bervariasi. Berikut contoh yang menggambarkan bahwa
suatu cahaya dapat diuraikan.
1) Terjadinya pelangi, hal ini karena munculnya pelangi disebabkan adanya
cahaya matahari yang tampaknya memiliki warna putih dan sebenarnya cahaya
matahari tersusun atas berbagai variasi warna yang diuraikan oleh titik-titik air
di awan.
2) Cakram yang berwarna yang ketika diputar dapat menjadi warna putih.
3) Terjadinya fenomena halo yang seakan-akan mengelilingi matahari atau
bulan.
5. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening dapat dibuktikan dengan
contoh :
1) Cahaya matahari dapat masuk ke rumah dengan menembus jendela yang
mempunyai kaca bening. Apabila kaca jendela tersebut kemudian ditutupi
dengan sebuah kain berwarna hitam maka cahaya matahari tidak dapat
menembus kaca tersebut.
2) Ketika sedang berjalan di siang hari akan nampak terlihat bayangan tubuh,
hal ini dapat menjelaskan bahwa cahaya tersebut tidak dapat menembus tubuh
karena bukan suatu benda bening, pada akhirnya yang terbentuk hanyalah
sebuah bayangan.
Sifat-sifat cahaya diatas dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam alat, seperti
periskop, teleskop, lup serta kaleidoskop.

 Beranda

 Beranda

MATERI 2: CERMIN CEKUNG DAN CERMIN CEMBUNG


CERMIN CEKUNG DAN CERMIN CEMBUNG CERMIN CEKUNG A. PEMANTULAN
CAHAYA Cermin cekung merupakan cermin yang permukaannya melengk...


Teori tentang cahaya dimulai dari Abu Ali Hasan Alhaitam sampai akhirnya
pada teori cahaya sebagai gelombang yang dikemukakan oleh Maxwell.

1. Teori Sinar Cahaya

Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Abu Ali Hasan Alhaitam atau
lebih dikenal sebagai Alhazen. Teori ini menjelaskan penglihatan, menggunakan
geometri dan anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari
cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang
masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Alhazen menganggap bahwa sinar
cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga
mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya . Alhazen lah yang menyatakan bahwa
cahaya bukan berasal dari mata tapi mata yang menangkap cahaya. Sayangnya penelitian Alhazen
tidak dikenal di Eropa.

2. Teori Kerucut Radiasi

Teori ini dikembangkan oleh ilmuan muslim bernama Al-khindi. Hasil kerja kerasnya mampu
menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi
visual.Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang penglihatan yang dilontarkan Aristoteles.
Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-Kindi
penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek dalam bentuk
kerucut radiasi yang padat.

3. Teori Dualisme Partikel-Gelombang

Teori ini merupakan penggabungan dari teori tentang cahaya sebelumnya. Albert Einstein lah yang
pertama kali mengungkapkan teori ini berdasarkan penelitiannya yang dibuat dalam karya tulis
efek foto listrik.Einstein menunjukkan bahwa energi sebuah foton sebanding
dengan frekuensinya. Lebih umum lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda
mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan
untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah dilihat apabila sebuah objek mempunyai
massa yang besar.

4. Teori Gelombang Ray

Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17(1629 – 1695) yang cahaya dipancarkan ke
semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan inimenggantikan teori partikel halus. Ini
disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih
lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa
gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang
bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat
dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti
gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yangdisebut luminiferous
aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.

5. Teori Elektromagnetik

Pada 1845 Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar
tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat diubah dengan medan magnet.Ini adalah
bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada
tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat
bertahan walaupun tidak ada medium.
Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa gelombang
cahaya adalah gelombang elektromagnet sehingga tidak memerlukan medium untuk merambat.
Pada permukaannya
dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui kerangka acuan yang tertentu,seperti aether,
tetapi teori relativitas khusus menggantikan anggapan ini. Teorielektromagnet menunjukkan yang
sinar kasat mata adalah sebagian daripadaspektrum elektromagnet. Teknologi penghantaran
radio diciptakan berdasarkan teori ini dan masih digunakan. Kecepatan cahaya yang konstan
berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang telah
bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap
laju sang pengamat. Pemecahan terhadap kontradiksi ini kelak akan
ditemukan oleh Albert Einstein.

6. Teori Gelombang Cahaya

Christian Huygens dan Robert Hooke merupakan ilmuwan pendukung yang paling bersemangat
dari teori impuls cahaya. Kemudian, mereka menyempurkan teori tersebut sehingga lahiriah teori
gelombang cahaya. Pada tahun 1678, Huygens menyatakan bahwa perambatan gelombang apa
pun melalui ruang dapat digambarkan dengan suatu metode geometris yang dikenal dengan
prinsip Huygens, yaitu :
“setiap titik pada muka gelombang (wavefront) dapat dipandang sebagai sebuah sumber titik
yang menghasilkan gelombang sferis sekunder. Setelah waktu t, posisi muka gelombang yang
baru adalah permukaan selubung yang menyinggung semua gelombang sekunder ini”

Cahaya Sebagai Gelombang Elektromagnetik

Definisi mengenai cahaya yang telah dituliskan sebelumnya, menyatakan bahwa cahaya
sebenarnya merupakan GEM. GEM merupakan gelombang tranversal artinya dalam
perambatannya cahaya tidak memerlukan medium perantara dengan arah rambatan tegak lurus
dari sumber. Karena cahaya bersifat sebagai GEM cahaya matahari mampu sampai ke bumi
setelah melalui ruang hampa. Kecepatan cahaya sangat cepat yaitu 300.000.000 meter per sekon.
Sangat cepat bukan? Dalam satu sekon saja cahaya mampu merambat sejauh 300.000.000 meter.
Setiap benda yang mampu memancarkan cahaya kita kenal sebagai sumber cahaya. Coba kamu
sebutkan benda apa saja yang dapat memancarkan cahaya? Sedangkan, setiap benda yang tidak
memancarkan cahaya dikenal sebagai benda gelap.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang merambat
secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan listrik.
Merambatnya gelombang magnet akanmendorong gelombang listrik, dan sebaliknya, saat
merambat, gelombang listrikakan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas menunjukkan
gelombangcahaya yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada bidangvertikal dan
medan magnet pada bidang horizontal.
Pembahasan tentang gelombnag elektromagnetik diawali oleh teori Maxwell yang dikemukakan
sekitar abad ke 19. Maxwell mengemukakan 4 buah persamaan yang mengatur hubungan antara
kelistrikan dan kemagnetan, khususnya pada gelombang elektromagnetik. Dari keempat
persamaan tersebut hanya satu persamaan yang merupakan temuannya yaitu koreksi Maxwell
pada Hukum Ampere.

Sebelum Maxwell, masing – masing persamaan tesebut diberlakukan secara terpisah, masing
masing digunakan untuk menjelaskan sifat – sifat listrik atau magnet atau electromagnet.
Misalkan hukum Gauss yang merupakan persamaan pertama dari persamaan Maxwell, digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara distribusi muatan dengan medan listrik yang ditimbulkannya.
Inidiberlakukan pada medan elektrostatis dan tidak pernah dikaitkan denganpersamaan lain
dalam elektomagnetik. Tetapi dalam persamaan Maxwellpersamaan ini tidaklah berdiri sendiri
(meskipun dapat diterapkan secara terpisah) melainkan bersama – sama dengan tiga persamaan
lainnya membentuk suatu sistem persamaan yang diberlakukan serentak pada gejala
elektromagnetik. Dari persamaan Maxwell ini (dengan pertolongan rumus identitas vektor) dapat
dibuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merambat di udara atau ruang hampa dengan
kecepatan sama dengan kecepatan cahaya dan hubungan antara vektor medan listrik, vektor
medan magnet dan arah penjalarannya saling tegak lurus sesuai dengan aturan perkalian silang
dua buah vektor. Selanjutnya akan dibahas energi, momentum dan intensitas gelombang yang
diterapkan pada gelombang bidang (datar) sinusoidal.

Dari pembuktian persamaan Maxwell lah kemudian, sifat-sifat gelombang elektromagnetik adalah
sebagai berikut:

a. Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi pada saat yang bersamaan sehingga kedua
medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang
sama.
b. Arah medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap
arah rambat gelombang
c. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal
d. Mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi juga polarisasi
e. Besar medan listrik dan medan magnet (E=cB)
f. Tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet karena gelombang elektromagnetik
tidak memiliki muatan g. Kecepatan dalam ruang hampa sama dengan kecepatan di udara 3 x
10^8 m/s

Anda mungkin juga menyukai