Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Gumawan Achmad
seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada
di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa
kanker telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam sambutannya ketika
membuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1 (1st International Scientific Meeting di
Indonesi Society of SurgicalOncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di
Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah
diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan mendekati peta
penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada pada urutan ketiga penyebab terjadinya kematian
setelah penyakitkardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995 dalam Lumungga 2009).

Di Amerika Serikat, lebih dari 450.000 orang meninggal dunia setiap tahun karena penyakit
kanker. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan dengan lingkungan dan gaya hidup (life
style). Kurang Iebih 30% dari kematian tersebut karena rokok. Faktor-faktor keturunan (genetik), radiasi,
polusi dan eksposur lainnya memberikan kontribusi 45.000-90.000 kematian. Dari seluruh penyakit
kanker yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60% berhubungan dengan faktor gizi. Dalam tahun
1984, 22% dari seluruh kematian di Amerika Serikat, disebabkan karena kanker. Dan 965.000 kasus baru
yang didiagnosis menderita kanker, 483.000 di antaranya meninggal dunia. Diperkirakan 60-70% kanker
disebabkan karena faktor lingkungan, terutama makanan dan rokok (Sudiman, 1991).

Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker, sangat penting bagi masyarakat
untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor penyebabkanker dan melakukan
tindakan pencegahan agar kanker tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya dengan salah satu caranya yaitu
melakukan diit kanker
BAB II

PEMBAHASAN

KANKER PAYUDARA

A. Pengertian

Kata ‘kanker’ berasal dari bahasa latin ‘crab’ (kepiting) yang digunakan untuk menggambarkan
tumor ganas (pertumbuhan kanker). Kanker bermula ketika sel mulai membelah dan tumbuh dalam cara
yang tidak terkontrol dan abnormal. (Lincoln, Jakie-Wilensky, 2008).
Sedangkan payudara berasal dari bahasa latin ‘mamma’ adalah organ tubuh bagian atas dada dari
mamalia yang berjenis kelamin perempuan yang biasanya digunakan untuk menyalurkan air susu
(Wibisono,Nancy,2009).
Jadi,secara harfiah kanker payudara dapat diartikan sebagai sel-sel pada payudara yang tumbuh dalam
cara yang tidak terkontrol atau abnormal.
B. Jenis kanker payudara
Ada 2 macam jenis kanker payudara, yakni klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik.
1. Klasifikasi Patologik
a. Kanker puting payudara (Paget’s disease).
Paget’s disease adalah bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema
menahun puting susu, yang biasanya merah dan menebal.
b. Kanker duktus laktiferus: papillary, comedo, adeno carcinoma dengan banyak fibrosis (scirrhus),
medullary carcinoma dengan infiltrasi kelenjar.
c. Kanker dari lobulus
Ini yang timbul sering sebagai carcinoma in situ dengan lobulus yang membesar.
2. Klasifikasi Klinik
Dalam klasifikasi klinik mempunyai jenis sebagai berikut :
a. Stadium I : Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar.
b. Stadium II : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak.
c. Stadium III : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan
supraklavikular atau infiltrasi ke fasia pektolaris atau ke kulit atau kanker payudara yang apert
(memecah ke kulit).
d. Stadium IV : Kanker payudara dengan metastasis jauh,
misalnya ke tengkorak, atau tulang punggung, atau paru-paru, atau hati dan panggul (Prawirohardjo,
2008).
C. Penyebab kanker payudara
1. Faktor risiko
a. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid
pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan
mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi
pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.
b. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara
sebelum menopause. Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
c. Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak
ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali, sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat
hingga 5 kali.
d. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.
g. Riwayat keluarga dan faktor genetic : Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan
gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun
dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60%
kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. resiko terbesar usia 75 tahun .

2. Faktor Genetik
Kanker payudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari
orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa
gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah
beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya
adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
D. Patofisiologi
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara
dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen
dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang
asli.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita,
diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh
tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah
tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh.
Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang
dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paru-paru, dan liver tanpa disadari
oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan
benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada
liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh
atau sesak napas yang berkepanjangan.
Rasa Nyeri luar biasa pada penyakit kanker yang berkepanjangan merupakan salah satu
penderitaan yang harus ditanggung oleh penderita penyakit kanker. Penanganan rasa nyeri ini, dalam
dunia kedokteran modern ternyata merupakan salah satu masalah yang paling sulit diatasi. Dari
pengamatan, kesulitan penanganan masalah rasa nyeri tersebut disebabkan oleh adanya faktor
subyektif dan psikologis. Disamping itu sebagian obat yang digunakan untuk menanggulangi nyeri
dapat menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu dan memicu penyakit aterogenik.
Pada kanker payudara ada stadium dini (0, 1 dan 2) serta stadium lanjut (3 dan 4). Stadium 0
berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluran susu tetapi belum menyebar ke jaringan
lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu
ke jaringan terdekat disekitarnya.
Pada stadium 2 kadang-kadang kanker telah mulai mengganggu kelenjar getah bening.
Stadium 3 boleh dibilang kanker payudara dalam stadium lanjut lokal, dimana garis tengah tumor
telah lebih dari dua inci dan seringkali telah menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara. Pada
stadium 4 kanker telah bermetastasis, artinya kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah
bening di sekitar ketiak, ke bagian lain tubuh seperti tulang, hati, paru dan otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan
anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas karena kanker menekan paru-paru.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan
cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan
secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana
telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat i9ni belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi
zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan
akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.

E. Gambaran klinik
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak
nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak
sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas
tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker
di luar payudara. (Erik T, 2005)
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:

1. Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada
kulit payudara atau pada puting susu.

2. Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau
busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

3. Pendarahan pada puting susu.

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok,
atau bila sudah muncul metastasi ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan
penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen
sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah
bening aksila melekat satu sama lain.

4. Keluarnya cairan (Nipple discharge)


Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal.
Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil
kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer
dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.

F. Prosedur pemeriksaan
1. Pemeriksaan sendiri
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI) :Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan
mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari
pertama haid. Bila wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap
bulan, misalnya tanggal 10.

SADARI
terdiri atas beberapa langkah:
1.Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di kedua sisi
tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan kedua tangan di pinggang,
lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil mengangkat bahu. Perhatikan tanda berikut :
a.Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b.Adanya cekungan di kulit
c.Perubahan bentuk puting
d.Adanya nyeri yang terus menerus
2.Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh payudara kanan
termasuk daerah puting.
Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu daerah luar payudara dan melingkar hingga ke daerah
puting.
Perhatikan tanda berikut:
a.Adanyabenjolandipayudaraataudiketiak
b.Daerahyang terasa menebal di payudara
3.Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4.Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri
2. Pemeriksaan penunjang
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu shadowgraph jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi
dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat
memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat
digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan
memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.

(hasil mamografi pada payudara normal)


(Hasil mamografi pada kanker payudara tipe duktal karsinoma in istu)

( hasil mamografi pada kanker payudara tipe infiltrating duktal karsinoma,invasif)


(hasil mamografi pada kanekr payudara yang sudah terinflamasi)

(Mammogram Bilateral menunjukkan karsinoma inflamasi difus kiri breas)


(Trauma nekrosis lemak.Mammografi menunjukkan traumatis nekrosis lemak menyusul penghapusanlesi
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit dengan massa
yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada
jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan diabsorbsi
oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain.
Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang
digunakan.

b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan histology
untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan
menggunakan insisi pemmbedahan.
a. Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista akan
mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan
pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk
dilakukan biopsy pembedahan.
b. Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan
personal untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah
ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c. Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d. Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 wad untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen
section.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran
kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
Etiologi kanker payudara tidak diketahui tetapi ada faktor predisposisi yang menyertainya yaitu
keturunan, usia yang makin bertambah, tidak memiliki anak, kehamilan pertama pada usia di atas 30
tahun, periode menstruasi yang lebih lama dan faktor hormonal. Tahapan patofisiologi kanker payudara
yaitu transformasi, fase inisiasi, fase promosi, dan fase metastasis.
Tanda dan gejala kanker payudara adalah terdapatnya benjolan dan kulit berubah warna, nyeri
hilang timbul. Klasifikasi kanker payudara terdiri dari klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik.
Penanganan kanker payudara diantaranya adalah mastektomi, radiasi, kemoterapi, dan lintasan
metabolisme.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kami sarankan bahwa sebaiknya para wanita
Indonesia melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini agar mengurangi risiko terkena kanker
payudara.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU DENGAN Ca.MAMMAE

A. Pengumpulan Data
1. Identitas
Nama : Ny. safitri Nama suami : Tn. Budiantoro
Umur : 45 tahun Umur : 47 tahun
Suku/ bangsa :Jawa/ indonesia Suku/ bangsa : Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat rumah: Jl. Cendrawasih Alamat rumah : Jl.Cendrawasih

B. Anamnese
Pada tanggal : 28 juli 2013 Pukul : 13.30 WIB
1. Alasan berkunjung : ingin memeriksakan kesehatan
2. Keluhan Utama : Mengeluh adanya benjolan abnormal di payudara, timbulnya kelainan kulit,
bengkak dan nyeri.
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 10 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3 x ganti doek
Dismenerhoe : Ada
Teratur/tidak: teratur
Lamanya : 7-8 hari
4. Riwayat Kehamilan
Jumlah anak : 2 orang
5. Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang dipakai : AKBK
6. Riwayat Kesehatan
a.Riwayat kesehatan yang lalu
−payudara
infeksi payudara : tidak ada
tumor payudara : tidak ada
b.Riwayat kesehatan sekarang
adanya benjolan pada payudara,nyeri dan bengkak
c.Riwayat kesehatan keluarga
tumor payudara : ada
infeksi payudara : tidak ada
kanker payudara: tidak ada
7. Pola Kesehatan
7.1 Kebersihan Payudara
Perawatan payudara : dilakukan
Informasi diperoleh dari :  Bidan Dokter  Dll
7.2 Pola istirahat dan tidur
Teratur/ tidak teratur : tidak teratur
8 . Riwayat Nifas
Pernah menyusui : Ya
Teratur : Tidak teratur
Berapa kali : tidak teratur
Rasa nyeri saat menyusui : tidak ada
Pengeluaran ASI : Tidak lancar

9. Riwayat social
Status perkawinan
Kawin : 1 kali, umur : 20tahun
lamanya : 25tahun
anak : 2 orang
10. Perilaku Kesehatan
Gangguan Alkohol : tidak ada
Obat- obatan/ jamu : tidak ada
Merokok : tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
2. Tanda vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Denyut Nadi : 82 x/ menit
Pernafasan : 23 x/ menit
Suhu tubuh : 37,5 °C

3. TB : 154 cm
BB : 51 Kg
4. Inspeksi
−Mata
Conjungtiva : tidak anemis
sklera : tidak ikterik
5. Palpasi
−Axila
terdapat pembesaran kelenjar limfe
−Payudara
benjolan : ada
II. INTERPRESTASI DATA DASAR DAN DIAGNOSA MASALAH
Dx : Ny safitri umur 45 tahun dengan Suspect Ca Mamae
Ds : Ibu mengeluh adanya benjolan pada payudara, dan payudara terlihat bengkak
DO :
K/U : lemah

Antara payudara kanan dan kiri berbeda yaitu pada payudara kanan teraba adanya benjolan ± 2cm
dan masih bisa digerakkan

Pemeriksaan Penunjang
- inspeksi dan palpasi

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


kanker payudara stadium lanjut / metastasis
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan Dokter Onkologi
V. PERENCANAAN
1. Beri ibu obat analgesik seperti :paracetamol 1x1 hari
2. Lakukan pendekatan terapiutik pada pasien
3. Beri dukungan emosional, spiritual dan sosial kepada pasien
4. Ukur tanda-tanda vital
5. Anjurkan ibu untuk kontrol ke dokter spesialis onkologi
6. Sarankan kepada suami untuk turut serta dalam membantu proses penyembuhan ibu

VI. PELAKSANAAN
1. Memberikan obat analgesik paracetamol 1x1
2. Melakukan pendekatan terapiutik kepada pasien
3. Memberi dukungan emosional,spiritual dan sosial kepada pasien
4. Mengukur tanda-tanda vital
5. Menganjurkan ibu untuk ke dokter spesialis onkologi
6. Menyarankan kepada suami untuk turut serta dalam membantu proses penyembuhan ibu

VI.EVALUASI
- Obat analgesik telah di berikan
- Penyuluhan telah diberikaan kepada ibu
- Ibu merasa lebih percaya dan yakin untuk sembuh
- Ibu sudah mengerti tentang kebutuhannya
- Ibu sudah mengerti dan mau melakukan kontrol ulang penyakitnya ke dokter
- Suami ibu siap untuk membantu proses penyembuhan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/346529-overview#showall

http://penyakitkankerpayudara.com/jenis-jenis-kanker-payudara/

http://www.vemale.com/topik/kanker-payudara/28347-kanker-payudara-saat-hamil.html

http://www.omni-hospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=5

Anda mungkin juga menyukai