Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Alamat : Sleman Yogyakarta
E. Riwayat Keluarga
Tidak terdapat riwayat keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama
dengan pasien.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Biasa-biasa saja
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Mood dan afek serasi.
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.
C. Pembicaraan
- Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik
dan pasien mampu mengungkapkan isi hatinya dengan cukup jelas.
- Kualitas : Baik, bicara spontan, volume cukup keras, intonasi jelas,
artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : Tidak terdapat halusinasi pada pasien
Ilusi : Tidak terdapat ilusi pada pasien
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas : Baik
c. Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi
b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham
F. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf Pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan
- Taraf Pendidikan
Baik, pasien mengaku sekolah sampai S1
- Pengetahuan Umum
Pengetahuan pasien baik, dapat menjawab siapa nama presiden saat ini
2. Daya konsentrasi dan imajinasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dari awal sampai akhir.
Ketika ditanya 100-7, 93-7 dan seterusnya pasien menjawab dengan cepat
dan benar.
3. Orientasi
- Waktu : Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat waktu pemeriksaan
yaitu pagi hari.
- Orang : baik, pasien tahu yang berhadapan dengannya adalah dokter.
- Situasi : baik, pasien menyadari ia sedang berbicara dengan dokter.
4. Daya ingat
- Daya ingat jangka panjang : baik, pasien masih dapat mengingat dimana
ia bersekolah
- Daya ingat jangka pendek : baik, pasien masih ingat datang ke RS
menggunakan kendaraan umum
- Daya ingat segera : baik, pasien dapat mengulangi 5 nama buah yang
disebutkan oleh pemeriksa dan berurutan.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat menjawab dengan benar ketika ditanyakan arti
“panjang tangan”.
6. Bakat kreatif
Pasien hobi memasak
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat melakukan rutinitas harian seperti mandi,
berpakaian, makan tanpa bantuan orang lain.
G. Pengendalian Impuls
Pada saat wawancara pengendalian impuls pasien baik dan terkendali.
H. Daya Nilai
a. Norma sosial
Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik pada lingkungan di
sekitarnya.
b. Uji daya nilai
Baik, ketika ditanya apa yang akan dilakukan jika pasien melihat seorang anak
kecil yang terpisah dari ibunya di dalam Mall, tindakan yang akan pasien lakukan
adalah meminta tolong bagian informasi.
c. Penilaian realitas
Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sakit dan ingin sembuh
V. Formulasi Diagnostik
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang menyebabkan adanya distress
dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan
jiwa.
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien
kompos mentis, tidak terdapat kelainan fisik, daya ingat, orientasi, dan uji daya
nilai baik, maka pada pasien ini tidak terdapat disfungsi otak, sehingga pasien ini
bukan pasien dengan gangguan mental organik. (F0)
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA dan
meminum alkohol. Sehingga pasien bukan pasien dengan gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif / alkohol. (F1)
Pada pasien tidak didapatkan gangguan dalam menilai realita. Maka pasien ini
bukan menderita gangguan psikotik. (F2)
Pada pasien tidak ditemukan adanya mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, maka pasien bukan mania. Pada pasien juga tidak
ditemukan mood menurun seperti afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan serta penurunan aktivitas fiik maka pada pasien ini tidak ditemukan
depresi. Karena pada pasien ini tidak ditemukan adanya mania dan maupun
depresi maka pasien tidak termasuk ke dalam gangguan mood (F.3)
Pada pasien juga tidak ditemukan adanya gangguan cemas, perasaan sakit atau
nyeri otot maupun gejala otonom yang berlebihan, maka pada pasien ini bukan
gangguan neurotik, somatoform, atau gangguan terkait stress (F.4)
Keluhan pasien sulit tidur, kualitas tidur yang buruk, sehingga menyebabkan
penderitaan dan disfungsi dalam pekerjaan maka pada pasien ini menderita
gangguan insomnia non organik (F.51.0)
Diagnosis Aksis II
Pada masa anak-anak hingga dewasa pasien tumbuh dan berkembang dengan baik
sebagaimana orang seumurannya, dapat bersosialisasi dengan baik. Pasien juga
mempunyai banyak teman sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian dan
pendidikan terakhir pasien adalah S1 dan saat ini bekerja sebagai PNS sehingga pasien
tidak mengalami gangguan kepribadian atau mengalami retardasi mental. Maka aksis
II tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis IV
Pasien seorang Wanita, usia 30 tahun, menikah dengan seorang suami dan
memiliki dua orang anak. Hubungan pasien dengan keluarga sangat harmonis. Pasien
bekerja sebagai PNS, dan suami juga bekerja sebagai PNS. Tidak terdapat kendala biaya
untuk pengobatan, biaya yang digunakan untuk berobat adalah uang gaji bulanan. Maka
pada aksis IV tidak terdapat diagnosis.
Diagniosis Aksis V
Beberapa gejala sedang dan menetap, disabilitas sedang dalam fungsi, secara
umum masih baik. GAF SCALE 70-61.
VIII. Prognosis
Prognosis kearah baik :
- Pasien memiliki keinginan berobat dan sembuh.
- Respon pengobatan baik
- Keluarga mendukung untuk kesembuhan pasien.
Prognosis kearah buruk :
- Ketakutan pasien tidak berkurang sejak 2 bulan ang lalu
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
IX. Terapi
- Psikofarma
Alprazolam 2 x ½ mg
- Psikoterapi
a. Pada pasien
- Edukasi sleep hygiene
- Edukasi pada pasien pentingnya kontrol rutin dan teratur minum obat.
- Buat aktivitas untuk mengisi waktu luang
- Berbagi keluhan atau cerita pada keluarga atau teman dekat
b. Pada keluarga
- Dukungan keluarga agar pasien tetap mempunyai semangat berobat dan ingin
sembuh
- Mendampingi pasien untuk kontrol berikutnya.