Anda di halaman 1dari 22

ASMA

M Zuhrul Balad R
12711104
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. W
No RM : 203xxx
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 41 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Alamat : Pejagoan 03/04 Prembun Kebumen
ANAMNESIS

KU Sesak napas

RPS Pasien datang ke rumah sakit dr Soedirman Kebumen dengan keluhan sesak
napas sejak 4 hari SMRS. Sesak napas dirasakan memberat pada saat udara
dingin dan membaik ketika menggunakan obat rutin. Keluhan semakin
memberat sejak 1 hari SMRS dan muncul pada saat pasien bekerja.
Batuk juga dialami penderita sejak 4 hari SMRS. Batuk tidak berdahak dan
tidak berdarah.
Penurunan Berat Badan (-), mual (-), muntah (-), berkeringat malam (-), nyeri
dada (-), BAB/BAK dalam batas normal.
Anamnesis Sistem

Sistem cerebrospinal : Pusing (-)


Sistem kardiovaskuler : berdebar debar (+) ketika sesak
Sistem respirasi : Sesak nafas (+), batuk (+)
Sistem gastrointestinal : Mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
Sistem muskuloskeletal : Tidak ada keluhan
Sistem integumentum : Tidak ada keluhan
Sistem urogenital : Tidak ada keluhan

RPD & RPK

Riwayat mondok di RS karena Riwayat serupa pada keluarga (-)


keluhan serupa (+) Riwayat DM (-)
Riwayat stroke (-) Riwayat stroke (-)
Riwayat hipertensi (-) Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-) Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (+) Riwayat asma (-)
Riwayat alergi (+) Riwayat sakit jantung (-)
Kebiasaan dan Lingkungan

Pasien tinggal dalam lingkungan rumah yang cukup bersih. Pasien mengaku sering bersin
ketika istri pasien sedang menyapu rumah. Pasien selalu menggunakan masker ketika
berangkat bekerja dan ketika hendak keluar rumah.
TANDA VITAL

Tekanan darah : 120/100 mmHg


Suhu tubuh : 36 C
Frekuensi denyut nadi : 114 x/menit
Frekuensi nafas : 40 x/ menit
PEMERIKSAAN KEPALA

Rambut : hitam (+), uban (+), alopesia (-),mudah dicabut (-)


Mata : konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter pupil
3/3 mm, injeksi konjungtiva (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-),sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Telinga : deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan
mastoid (-/-), secret (-/-), tuli (-/-)
Mulut : bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-), lidah kotor dan tremor (-), tepi
ujung lidah hiperemis (-), gusi berdarah (-), stomatitis (-), tonsil tenang ukuran
T1/T1
Mulut : Bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-), lidah kotor dan tremor (-),tepi
ujung hiperemis (-), gusi berdarah (-); stomatitis (-), faring hiperemis (-); tonsil
tenang, ukuran (T1/T1)
PEMERIKSAAN LEHER

Perbesaran kelenjar limfonodi (-)


Deviasi trakea (-)
Pembesaran tiroid (-)
Kelenjar tiroid bergerak saat menelan (+)
PEMERIKSAAN THORAKS

Inspeksi : Retraksi suprasternal (-/-), retraksi intercostal (-/-), ictus cordis


tampak pada SIC V linea midklavikula sinistra
Palpasi : Fremitus taktil (+/+), ketinggalan gerak (-/-), krepitasi (-/-), Ictus
cordis teraba pada SIC V (linea midclavicula sinistra), kuat angkat (-)
Perkusi : Sonor pada lapang paru (+/+), redup pada lokasi jantung : batas
kanan SIC IV (linea parasternalis dextra), batas kiri SIC V (linea midklavikula
sinistra) , batas atas SIC II (linea sternalis sinistra), batas pinggang SIC II (linea
parasternalis sinistra)
Auskultasi :
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (+/+)
Cor : S1 S2 reguler, M (-), G(-), ES (-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi : Dinding abdomen distensi (-), Spider nevi (-), tampak masa (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) 20 x/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang perut
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan epigastrium (-), hepar teraba (-), lien
teraba(-), ginjal teraba (-/-)
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
PEMERIKSAAN GENITOINGUINAL
Edem : ekstremitas superior (-/-), ekstremitas inferior (-/-)
Sianosis : ekstremitas superior (-/-), ekstremitas inferior (-/-)
CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 14.9 g/dl 11.7-15.5
Leukosit 9.7 10^3/ul 3.8-10.6
Hematokrit 41 % 40-52
Eritrosit 4.9 10^6/ul 4.40-5.90
Trombosit 317 10^3/ul 150-400
MCH 30 Pg 26-34
MCHC 37 (H) g/dL 32-36
MCV 83 fL 80-100
Eosinofil 6.2 (H) % 1-4
Basofil 0.40 % 0-1
Netrofil 65.8 % 50-70
Limfosit 19.5 (L) % 22-40
Monosit 8.1 % 4-8
Gula Darah 83 (H) Mg/dL 70-120
Sewaktu
HbsAg Rapid Non reaktif Non reaktif
Diagnosis

Diagnosis kerja: Asma bronkhial


Diagnosis banding :
PPOK
Bronkitis kronis
Pneumonia
TINDAKAN TERAPI

IVFD RL 20 tpm
Inj ceftriaxon 2x1
Inj dexametason 3x1
Nebulizer ventolin + flexotid / 6 jam
Syr sukralfat 3x1
Definisi

Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di


seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan
peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi
berulang (wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest
tightness), dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari.
(PDPI, 2006; GINA, 2009).
Faktor Risiko
Diagnosis
Anamnesis
Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen, gejala
musiman, riwayat alergi/atopi, dan riwayat keluarga pengidap asma
Gejala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa berat di
dada dan berdahak yang berulang
Gejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari
Mengi atau batuk setelah kegiatan fisik
Respon positif terhadap pemberian bronkodilator
Pemeriksaan Fisik

Gejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik dapat


normal (GINA, 2009). Kelainan pemeriksaan fisik yang paling umum ditemukan
pada auskultasi adalah mengi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat
terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal paru) telah
terdapat penyempitan jalan napas. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik akan
sangat membantu diagnosis jika pada saat pemeriksaan terdapat gejala-
gejala obstruksi saluran pernapasan (Chung, 2002). Sewaktu mengalami
serangan, jalan napas akan semakin mengecil oleh karena kontraksi otot polos
saluran napas, edema dan hipersekresi mukus. Keadaan ini dapat menyumbat
saluran napas; sebagai kompensasi penderita akan bernapas pada volume
paru yang lebih besar untuk mengatasi jalan napas yang mengecil
(hiperinflasi). Hal ini akan menyebabkan timbulnya gejala klinis berupa
batuk, sesak napas, dan mengi (GINA, 2009).
Pemeriksaan Penunjang

Spirometri
Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Uji Provokasi Bronkus
Pengukuran Status Alergi
Klasifikasi
Medikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai