Anda di halaman 1dari 5

MORNING REPORT

Disusun oleh :
Harianti Ayu Wulandari
1102013122

Disusun Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Saraf Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
29 Januari 2018- 3 Maret 2018
1. Mengapa pada pasien stroke diberikan obat Aptor saja, tetapi terkadang ada yang
diberikan obat Aptor dan CPG?
 Aptor merupakan golongan obat asetosal/aspirin yang dapat digunakan untuk
mencegah trombus koroner dan trombus vena-dalam berdasarkan efek penghambatan
agregasi trombosit dan pada dosis yang kecil obat golongan ini dapat digunakan
sebagai obat untuk pasien stroke. Sedangkan Clopidogrel merupakan salah satu
antiplatelet untuk menurunkan agregasi platelet dan trombosis arteri. Keduanya sama-
sama antiplatelet namun mekanisme kerja kedua obat ini berbeda. Aspirin mekanisme
kerjanya menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalam trombosit, sehingga
akhirnya menghambat agregasi trombosit. Menginaktivasi enzim-enzim pada
trombosit secara permanen. Penhambatan inilah yang merupakan cara kerja aspirin
dalam pencegahan stroke maupun TIA. Serta menghambat pembentukan prostasiklin
yang dapat mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
Sedangkan mekanisme kerja CPG yakni secara irreversible memblok reseptor P2Y12
sehingga adenosin difosfat tidak bisa berikatan dengan reseptor tersebut sehingga
tidak terjadi aktivasi platelet (pembentukan trombus terhambat).

Pada beberapa penelitian ada yang mengatakan bahwa jika kedua obat ini diberikan
secara bersamaan akan mengakibatkan resiko perdarahan yang lebih besar. Pemberian
CPG diberikan biasanya jika pasien kontraindikasi terhadap jenis aspirin. Ada
penelitian yang mengatakan bahwa pada pasien dengan TIA yang dapat dirawat 24
jam setelah onset, kombinasi CPG dengan aspirin dibanding dengan aspirin saja dapat
mengurangi risiko stroke dalam 90 hari pertama, dan tidak terdapat peningkatan risiko
perdarahan.

2. Mengapa pada orang stroke yang terkena N. VII?


 Inti nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari inti nervus VI, dan keluar di
bagian lateral pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi.
Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan saraf VII jenis sentral dan
perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2
sisi, tidak lumpuh, yang lumpuh ialah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan yang
perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah
lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus pengecapan dan
sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis.

Kerusakan sesisi pada UMN dari N VII akan mengakibatkan kelumpuhan pada otot-
otot wajah bagian bawah sedangkan yang atas tidak. Sedangkan pada lesi LMN,
semua gerakan otot wajah, baik yang volunter, maupun yang involunter, lumpuh. Lesi
supranuklir (UMN) N VII sering merupakan bagian dari hemiplegia. Hal ini dapat
dijumpai pada stroke yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, talamus,
mesensefalondan pons di atas inti NVII. Jaras N VII & N XII dibawa oleh
kortikobulbaris, kortikobulbaris berjalan bersama traktus kortikospinalis sehingga
biasanya jika traktus kortikospinalis kena maka kortikobulbaris juga kena. Pada N VII
perifer dibagi nuklear dan infranuklear, jika nuklear biasanya pasiennya mencong
sesisi dengan lesi, tidak bisa menutup mata dan tidak bisa mengangkat alisnya.
Sedangkan infranuklear tidak ada kelumpuhan misalnya pada Bell’s Palsy.

3. Pada orang stroke tangan yang lumpuh suka menjadi kaku, kapan terjadi kakunya?
 Setelah masa akut stroke terlewati pasien stroke mungkin saja merasakan keluhan
kaku pada anggota tubuh yang lumpuh, sebab setelah masa akut terlewati terkadang
beberapa pasien masih meninggalkan gejala sisa. Gejala sisa akan hilang tergantung
dari seberapa luas area yang terkena. Biasanya tegang pada otot ini akan muncul
berbulan-bulan bahkan sampai setahun pasca terjadinya stroke, dan akan semakin
tampak seiring pemulihannya. Biasanya hal ini terjadi karena pasien tidak mampu
mengendalikan gerakan otot mereka. Pasien masih dapat menggerakan otot-ototnya
jika tingkat kekakuannya masih ringan, namun juga gerakannya terkadang tidak
normal.

4. Misalnya ada orang stroke dengan faktor resiko hipertensi kemudia pasien ini rutin
kontrol dan minum obat namun mengapa pasien ini masih saja kambuh strokenya?
 Pasien stroke biasanya setelah masa akutnya terlewati masih meninggalkan gejala sisa
tergantung dari seberapa luas area yang terkena. Masih adanya sisa trombus yang
mengakibatkan aliran darah menjadi terhambat sehingga iskemik terjadi yang dapat
mengakibatkan pasien mengalami stroke ulang. Walaupun pasien faktor risikonya
sudah terkontrol, tetapi jika masih ada sisa trombus maka stroke dapat terulang.
Kemungkinan juga ada faktor risiko lain yang tidak terkontrol oleh pasien sehingga
menjadi faktor risiko baru yang menimbulkan stroke ulangnya. Bisa juga adanya
aneurisma yang terjadi yang dapat ruptur kapan saja yang akan menyebabkan
perdarahan sehingga stroke terjadi.
1. Ayuningtyas Tri Handini (1102013050)
Cauda Equina Syndrome
2. Elgaritza Nani Deviyanti (1101013094)
Cerebral Venous Trombosis
3. Harianti Ayu Wulandari (1102013122)
Stroke Infark Lakunar
4. Khaerunnisa (1102013147)
Periodik Paralisis
5. Margianti (1102011154)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Anda mungkin juga menyukai

  • Rangkuman Kedkel Hana
    Rangkuman Kedkel Hana
    Dokumen30 halaman
    Rangkuman Kedkel Hana
    Rs93
    100% (1)
  • Stroke Lakunar
    Stroke Lakunar
    Dokumen20 halaman
    Stroke Lakunar
    puspitakomala
    100% (1)
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen26 halaman
    Case Report
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen2 halaman
    Jadwal
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Refer Mata
    Refer Mata
    Dokumen11 halaman
    Refer Mata
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Mata
    Mata
    Dokumen18 halaman
    Mata
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Topik L - Laboratorium Klinik Dokter Keluarga (DR - Sri)
    Topik L - Laboratorium Klinik Dokter Keluarga (DR - Sri)
    Dokumen22 halaman
    Topik L - Laboratorium Klinik Dokter Keluarga (DR - Sri)
    Nadira
    Belum ada peringkat
  • Refer Mata
    Refer Mata
    Dokumen11 halaman
    Refer Mata
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Appendisitis
    Appendisitis
    Dokumen30 halaman
    Appendisitis
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • PR
    PR
    Dokumen4 halaman
    PR
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Banding Likenifikasi
    Diagnosis Banding Likenifikasi
    Dokumen4 halaman
    Diagnosis Banding Likenifikasi
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Translate
    Translate
    Dokumen5 halaman
    Translate
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Jsgdjascjbs
    Jsgdjascjbs
    Dokumen3 halaman
    Jsgdjascjbs
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Referat 1
    Referat 1
    Dokumen18 halaman
    Referat 1
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Lapkas 2
    Lapkas 2
    Dokumen1 halaman
    Lapkas 2
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen10 halaman
    Laporan Kasus
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Translate
    Translate
    Dokumen5 halaman
    Translate
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen13 halaman
    Jurnal
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • PR
    PR
    Dokumen4 halaman
    PR
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Tugas Evidance - Base Medicine (Ebm)
    Tugas Evidance - Base Medicine (Ebm)
    Dokumen20 halaman
    Tugas Evidance - Base Medicine (Ebm)
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Lapkas 2
    Lapkas 2
    Dokumen1 halaman
    Lapkas 2
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • PR
    PR
    Dokumen5 halaman
    PR
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen29 halaman
    Case
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Morning Report 25 Okt
    Morning Report 25 Okt
    Dokumen12 halaman
    Morning Report 25 Okt
    HanaFadhilah
    Belum ada peringkat
  • Case SH
    Case SH
    Dokumen37 halaman
    Case SH
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • PR Stressor
    PR Stressor
    Dokumen3 halaman
    PR Stressor
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Indikasi Rawat Inap
    Indikasi Rawat Inap
    Dokumen3 halaman
    Indikasi Rawat Inap
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen24 halaman
    Referat
    Airindya Bella
    Belum ada peringkat