HISTREKTOMI
Uterus terletak di pelvis minor, antara kandung kencing di depan dan rektum di
bagian belakang. Di tutupi oleh dua lembar peritonium, yang di sebelah kanan
dan kiri membentuk ligamentum latum. Uterus terdiri dari 3 lapisan jaringan
yaitu lapisan terluar berupa perimetrium, lapisan tengah miometrium dan lapisan
paling dalam adalah endometrium. Miometrium adalah lapisan yang paling tebal
dan merupakan otot polos berlapis tiga yaitu yang disebeah luar longitudinal,
yang disebelah dalam sirkuler dan diantara kedua lapisan ini beranyaman.Uterus
akan membesar pada saat kehamilan akibat peningkatan kadar estrogen dan
progesteron pada bulan-bulan pertama. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan
oleh hipertropi otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen yang ada
menjadi higroskopi akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin. Setelah Menopause, uterus pada wanita
nulipara maupun multipara, mengalami atrofi dan kembai ke ukuran pada masa
predolesen.
II. Konsep Dasar Histrektomy
2.1 Definisi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total)
berikut serviks uteri (Prawirohardjo, 2001).
2.2 Etiologi
Alasan terbanyak dilakukan histerektomi karena Mioma uteri. Selain itu
adanya perdarahan uterus abnormal, endometriosis, prolaps uteri (relaksasi
pelvis) juga dilakukan histerektomi. Hanya 10 % dari kasus histerektomi
dilakukan pada pasien dengan karsinoma. Fibrosis uteri (dikenal juga
leiomioma) merupakan alasan terbanyak dilakukannya histerektomi.
Leiomioma merupakan suatu perkembangan jinak (benigna) dari sel-sel otot
uterus, namun etiologinya belum diketahui. Meskipun jinak dimana artinya
tidak menyebabkan/berubah menjadi kanker, leiomioma ini dapat
menyebabkan masalah secara medis, seperti perdarahan yang banyak, yang
mana kadang-kadang diperlukan tindakan histerektomi. Relaksasi pelvis
adalah kondisi lain yang menentukan tindakan histerektomi. Pada kondisi ini
wanita mengalami pengendoran dari otot-otot penyokong dan jaringan
disekitar area pelvik. pengendoran ini dapat mengarah ke gejala-gejala seperti
inkontensia urine (Unintensional Loss of Urine) dan mempengaruhi
kemampuan seksual. Kehilangan urine ini dapat dicetuskan juga oleh bersin,
batuk atau tertawa. Kehamilan mungkin melibatkan peningkatan resiko dari
relaksasi pelvis, meskipun tidak ada alasan yang tepat untuk menjelaskan hal
tersebut.
Histerektomi juga dilakukan untuk kasus-kasus karsinoma uteri/beberapa pre
karsinoma (displasia). Histerektomi untuk karsinoma uteri merupakan tujuan
yang tepat, dimana menghilangkan jaringan kanker dari tubuh. Prosedur ini
merupakan prosedur dasar untuk penatalaksanaan karsinoma pada uterus.
2.3 Indikasi
Histerektomi memang sesuatu yang sangat tidak diharapkan, terutama bagi
wanita yang masih mendambakan memiliki anak. Namun demikian, seringkali
dokter tidak memiliki pilihan lain untuk menangani penyakit secara permanen
selain dengan mengangkat rahim. Beberapa jenis penyakit yang mungkin
mengharuskan histerektomi antara lain:
Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim)
Kanker serviks, rahim atau ovarium
Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian
lain dari rahim
Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke
dalam dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena
ligamen yang kendur atau kerusakan pada otot panggul bawah
Inflamasi Pelvis karena infeksi
2.4 klasifikasi
1. Histerektomi Abdominal Totalis
Ini merupakan suatu tipe Histerektomi yang sangat dan sering dilakukan.
Selama histerektomi abdominalis totalis, dokter-dokter sering mengangkat
uterus bersama servik sekaligus. Parut yang dihasilkan dapat berbentuk
horizontal atau vertikal, tergantung dari alasan prosedur tersebut dilakukan
dan ukuran atau luasnya area yang ingin di terapi. Karsinoma ovarium dan
uterus, endometriosis, dan mioma uteri yang besar dapat dilakukan
histerektomi jenis ini. Selain itu histerektomi jenis ini dapat dilakukan pada
kasus-kasus nyeri panggul, setelah melalui suatu pemeriksaan serta evaluasi
penyebab dari nyeri tersebut, serta kegagalan terapi secara medikamentosa.
Setelah dilakukan prosedur ini wanita tidak dapat mengandung seorang anak.
Maka dari itu metode ini tidak dilakukan pada wanita usia reproduksi, kecuali
pada kondisi-kondisi yang sangat serius seperti karsinoma. Histerektomi
abdominal totalis memperbolehkan operator mengevaluasi seluruh kavum
abdomen serta panggul, dimana sangat berguna pada wanita-wanita dengan
karsinoma atau penyebab yang tidak jelas. Dokter juga perlu melihat kembali
keadaan medis untuk memastikan tidak terjadinya resiko yang diinginkan saat
metode ini dilakukan, seperti jaringan parut yang luas (adhesi). Jika wanita
tersebut mempunyai resiko adhesi, atau ia mempunyai suatu massa panggul
yang besar, histerektomi secara abdominal sangatlah cocok.
Perlengketan pada organ kelamin wanita dapat disebabkan oleh tiga hal,yakni
infeksi, endometriosis, dan riwayat operasi organ perut. Perlengketan ini
sesungguhnya merupakan proses penyembuhan alami tubuh untuk
memperbaiki jaringan yang cedera atau terluka.
Cedera atau luka akibat operasi, infeksi maupun endometriosis ini diperbaiki
dengan membentuk jaringan baru di permukaan jaringan yang rusak. Jaringan
baru yang terbentuk inilah yang dapat menyebebkan lengketnya organ tersebut
dengan luka sayatan operasi atau dengan organ lain disekitarnya. Pada
sebagian orang perlengketan ini tidak menimbulkan gejala. Apabila
perlengketan ini menyebabkan tarikan, puntiran Atau perubahan posisi dapat
menimbulkan berbagai keluhan terutama nyeri. Pada wanita, selain nyeri,
Perlengketan ini dapat pula menimbulkan infertility,terutama apabila
perlengketan terjadi pada organ saluran telur. Diagnosis perlengketan organ
kelamin dalam wanita ini didasarkan pada adanya factor resiko riwayat operasi
perut (open surgery), infeksi,keluhan nyeri serta pemeriksaan dalam yang
mendukung adanya perlengketan organ kelamin dalam. Namun demikian,
seringkali perlengketan ini dijumpai tanpa sengaja saat dilakukan tindakan
laparoskopi diagnostik.Perlengketan ini dapat dihilangkan dengan melakukan
fisioterapi(misalnya Wurn technique)untuk perlengketan ringan,dan tindakan
operatif untuk perlengketan yang lebih hebat.
2. Histerektomi Vaginalis
Metode jenis ini sangat mirip dengan metode histerektomi secara vaginal
hanya saja ditambah dengan alat berupa laparoskopi. Sebuah laparoskopi
adalah suatu tabung yang sangat tipis dimana kita dapat melihat didalamnya
dengan suatu kaca pembesar di ujungnya. Pada wanita-wanita tertentu
penggunaan laparaskopi ini selama histerektomi vaginal sangat membantu
untuk memeriksa secara teliti kavum abdomen selama operasi. Penggunaan
laparoskopi pada pasien-pasien karsinoma sangat baik bila dilakukan pada
stadium awal dari kanker tersebut untuk mengurangi adanya penyebaran atau
jika direncanakan suatu oovorektomi. Dibandingkan dengan vaginalis
Histerektomi atau abdominal, metode ini lebih mahal dan lebih riskan
terjadinya komplikasi, pengerjaannya lama dan berhubungan dengan lamanya
perawatan di Rumah Sakit seperti pada vaginal histerektomi uterus tidak boleh
terlalu besar.
4. Histerektomi Supraservikal
5. Histerektomi Radikal
Prosedur ini melibatkan operasi yang luas dari pada histerektomi abdominal
totalis, karena prosedur ini juga mengikut sertakan pengangkatan jaringan
lunak yang mengelilingi uterus serta mengangkat bagian atas dari vagina.
Radikal histerektomi ini sering dilakukan pada kasus-kasus karsinoma serviks
stadium dini. Komplikasi lebih sering terjadi pada histerektomi jenis ini
dibandingkan pada histerektomi tipe abdominal. Hal ini juga menyangkut
perlukaan pada usus dan sistem urinarius.
6. Ooforektomi dan Salpingooforektomi (Pengangkatan Ovarium dan atau
Tuba Falopii)
Ooforektomi merupakan suatu tindakan operatif mengangkat ovarium,
sedangkan salpingooforektomi adalah pengangkatan ovarium. Kedua metode
ini dilakukan pada kasus-kasus : kanker ovarium, curiga tumor ovarium atau
kanker tuba falopii (jarang). Kedua metode ini juga dapat dilakukan pada
kasus-kasus infeksi atau digabungkan dengan histerektomi. Kadang-kadang
wanita dengan kanker ovarium atau payudara tipe lanjut dilakukan suatu
ooforektomi sebagai tindakan preventif atau profilaksis untuk mengurangi
resiko penyebaran dari sel-sel kanker tersebut. Jarang sekali terjadi kelainan
secara familial.
Histerektomi adalah prosedur operasi yang aman, tetapi seperti halnya bedah
besar lainnya, selalu ada risiko komplikasi. Beberapa diantaranya adalah
pendarahan dan penggumpalan darah (hemorrgage/hematoma) pos operasi,
infeksi dan reaksi abnormal terhadap anestesi.
2.6 pathway post Histrectomy
2.7 komplikasi
Komplikasi histerektomi menggunakan laparoskopi pada umumnya sama
dengan tindakan operasi laparoskopi lainnya, diantaranya :
‐ Cedera pada organ sekitar seperti usus, kandung kencing, ureter. Hal ini
terutama timbul apabilan didapatkan perlengketan hebat pada organ‐organ
tersebut.
‐Perdarahan : perdarahan yanga cukup banyak kadangkala memerlukan
transfusi darah
‐Infeksi : Jarang dijumpai
‐Perubahan teknik operasi menjadi open surgery : pada beberapa keadaan
misalnya perlengketan yang sangat hebat, operasi laparoskopi lebih membawa
resiko sehingga open surgery lebih dipilih.
Smeltzer, S.C., dan Bare B.G., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner &. Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Tidy, Collin. 2012. Benign Ovarian Tumours. Diunduh tanggal 11Januari 2018.
http://www.patient.co.uk/doctor/Benign-Ovarian-Tumours.htm
Yatim, Faisal. 2008. Penyakit Kandungan. Myoma, kanker rahim/leher rahim dan
indung telur, kista serta gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Preseptor klinik
( )