Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor
terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan
lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan
psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyebabnya
adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin
yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin atau kekurangan enzim sulfatase
plasenta. Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
b. tidak diketahui
f. faktor genetik juga dapat memainkan peran (Iskandar, 2010). Gestasional Diabetes Millitus
terhadap karbohidrat dengan berbagai tingkat keparahan, yang pertama kali dikenali pada masa
hamil. Diagnosis Gestasional Diabetes Millitus ditegakkan tanpa memperhatikan kebutuhan akan
insulin atau kontrol diet atau apakah ada kemungkinan diabetes atau tidak, tetapi yang pasti belum
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
kehamilan pascamatur. Apabila ternyata kondisi ini diperburuk oleh kenyataan bahwa janin
menderita retardasi pertumbuhan intrauteri, maka ada peningkatan risiko bahwa toleransi janin
terhadap persalinan buruk dan bahwa kemungkinan perahiran operatif harus dilakukan (Varney,
2006).
Menurut Nugroho (2010), air ketuban normal pada kehamilan 34 – 37 minggu adalah 1.000 cc,
aterm 800 cc, dan lebih dari 42 minggu 400 cc.
3. Patofisiologi Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan adanya his,
dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak
sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia
sampai kematian dalam rahim ( Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh panjang dan kurus,
vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku panjang, tali pusat dan selaput ketuban
berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 34 – 36 minggu dan
setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan post term dapat terjadi penurunan fungsi
plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin. Bila keadaan plasenta tidak mengalami
insufisiensi maka
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
janin post term dapat tumbuh terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat
menyebabkan distosia bahu (Widjanarko, 2009).
4. Tanda Dan Gejala Kehamilan lewat waktu
Tanda dan gejala dari serotiunus tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari pertama haid
terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat dan diketahui wanita hamil,
diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar
memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran
diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998). Menurut
Achdiat (2004), umur kehamilan melewati 294 hari genap 42 minggu saat dilakukan
palpasi teraba bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban.
Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin, dengan pemeriksaan auskultasi
maupun kardiotokografi (KTG). Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran
5. Pemeriksaan Penunjang Menurut Sujiyatini dkk (2009), pemeriksaan penunjang yaitu USG
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin. Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi
atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak ada dan tes tekanan oksitosin).
Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik.
Menurut Mochtar (1998), pemeriksaan penunjang sangat penting dilakukan, seperti pemeriksaan
berat badan ibu, diikuti kapan berkurangnya berat badan, lingkaran perut dan jumlah air ketuban.
Pemeriksaan yang dilakukan seperti:
a. Bila wanita hamil tidak tahu atau lupa dengan haid terakhir setelah persalinan yang lalu, dan
ibu menjadi hamil maka ibu harus memeriksakan kehamilannya dengan teratur, dapat
diikuti dengan tinggi fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat
membantu diagnosis.
c. Pemeriksaan berat badan ibu, dengan memantau kenaikan berat badan setiap kali periksa, terjadi
d. Pemeriksaan amnioskopi dilakukan untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban menurut
warnanya yaitu bila keruh dan kehitaman berarti air ketuban bercampur mekonium dan
a. Terhadap Ibu : Pengaruh postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak
terkoordinir, maka akan sering dijumpai patus lama, inersia uteri, dan perdarahan
postpartum.
b. Terhadap Bayi : Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari
kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh
postmaturitas pada janin bervariasi seperti berat badan janin dapat bertambah besar, tetap
dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang terjadi kematian
janin dalam kandungan, kesalahan letak, distosia bahu, janin besar, moulage.
Menurut
Prawirohardjo (2008), pengaruh kehamilan lewat waktu
a. Bagi janin : Berat janin, bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada
plasenta, maka terjadi penurunan berat janin. Namun, seringkali plasenta masih dapat berfungsi
dengan baik sehingga berat janin bertambah terus sesuai dengan bertambahnua umur kehamilan.
Sindroma prematuritas, dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannya beberapa tanda seperti
gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),
kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
hilangnya verniks caseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan genetalia luar,
warna coklat kehijauan atau kekuningan banyak dan tebal.
Gawat janin atau kematian perinatal, menunjukkan angka meningkat setelah kehamilan 42 minggu
atau lebih, sebagian besar terjadi intrapartum. Biasanya disebabkan janin besar (makrosomia),
yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan, fraktur klavikula, sampai kematian
janin. Isufisiensi plasenta yang berakibat pertumbuhan janin terlambat, oligohidramnion terjadi
kompresi tali pusat, keluar mekonium yang kental, perubahan abnormal jantung janin, hipoksia
janin, keluarnya mekonium yang berakibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.
b. Bagi ibu Morbiditas atau mortalitas ibu dapat meningkat sebagai akibat
dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan terjadi
distosia persalinan, incoordinate uterine action, partus lama, meningkatkan tindakan obstetrik dan
persalinan traumatis/perdarahan postpartum akibat bayi besar.
Aspek emosi, ibu dan keluarga menjadi cemas bila manan kehamilan terus berlangsung melewati
taksiran persalinan. Komentar tetangga atau teman seperti ”belum lahir juga?” akan menambah
frustasi ibu.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
7. Komplikasi
a. Menurut Mochtar (1998), komplikasi yang terjadi pada kehamilan kehamilan lewat waktu yaitu:
. 1) Komplikasi pada Ibu
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus
. 2) Komplikasi pada Janin Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti berat badan janin
bertambah besar, tetap atau berkurang, serta dapat terjadi kematian janin dalam
kandungan.
b. Menurut Prawirohardjo (2006), komplikasi yang terjadi pada kehamilan kehamilan lewat
waktu yaitu komplikasi pada Janin. Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti gawat janin,
gerakan janin berkurang, kematian janin, asfiksia neonaturum dan kelainan letak.
c. Menurut Achdiat (2004), komplikasi yang terjadi pada kehamilan kehamilan lewat waktu yaitu
komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi seperti : kelainan kongenital, sindroma
aspirasi mekonium, gawat janin dalam persalinan, bayi besar (makrosomia) atau
Menurut Mochtar (1998), setelah usia kehamilan lebih dari 40 – 42 minggu adalah monitoring
janin sebaik – baiknya. Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat. Apabila ada insufisiensi plasenta dengan keadaan
serviks belum matang, pembukaan belum lengkap, persalinan lama, ada tanda-tanda gawat janin,
kematian janin dalam kandungan, pre-eklamsi, hipertensi menahun dan pada primi tua makan
dapat dilakukan operasi seksio sesarea. Keadaan yang mendukung bahwa janin masih dalam
keadaan baik, memungkinkan untuk menunda 1 minggu dengan menilai gerakan
janin. Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan dengan metode :
a. Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon). Persalinan anjuran dengan infus
oksitosin, pituitrin, sintosinon 5 unit dalam 500 cc glukosa 5%, banyak digunakan. Teknik
induksi dengan infus glukosa lebih sederhanan dan mulai dengan 8 tetes dengan maksimal
40 tetes/menit. Kenaikan tetesan 4 hingga 8 tetes setiap 5 menit sampai kontraksi optimal.
bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut
dipertahankan sampai terjadi persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan
b. Memecahkan ketuban
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat persalinan. setelah
ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan
berlangsung. Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan
dengan infus glukosa yang mengandung 5 unit oksitosin.
. 1) Pasien dirawat
. 6) Bila terdapat patologi lain (misalnya preeklamsi berat, bekas SC, dsb) maka
Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan
bisa berlangsung. Bishop score telah
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
menetapkan beberapa penilaian agar persalinan induksi dapat berhasil. Dengan menggunakan
kriteria Bishop score sudah dapat diperkirakan keberhasilan persalinan ajuran. Pada nilai total
Bishop score rendah, sebaiknya langsung dilakukan seksio sesarea, karena induksi persalinan tidak
akan berhasil. Induksi persalinan yang dipaksakan akan menambah keadaan gawat janin dalam
rahim. Dengan demikian pertimbangan untuk melakukan persalinan anjuran di Polindes perlu
dilakukan dengan baik (Manuaba, 1998).
Kriteria Bishop
Keadaan fisik N
Pembukaan serviks 0 cm Perlunakan 0-30% Konsistensi servik kaku
Arah servik ke belakang Kedudukan
0
bagian terendah -3
Pembukaan serviks 1 - 2 cm Perlunakan 40-50% Konsistensi servik sedang Arah servik ke tengah Kedudukan
bagian terendah -2 1
2
Pembukaan 3- 4 cm
Perlunakan 60-70%
Konsistensi servik lunak Kedudukan bagian terendah -1 -0
3
Pembukaan di atas 5cm Perlunakan 80%
(tabel 2.1)
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Untuk lebih jelas tata laksana kehamilan lewat waktu dapat dilihat dari bagan berikut ini : Tata
Pemeriksaan Umum : Laboratorium lengkap Fungsi ginjal dan hati Sistem hemolitik
Skor Bishop
Nilai <4 Nilai 5-6 Nilai >7
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Kehamilan Resiko Tinggi
Pematangan Serviks
Kateter Foley 24 jam
Prostaglandin vaginal interval 12 jam Pecah
ketuban
Induksi Persalinan
Langsung Seksio Sesaria
Lansia primigravida
Asfiksia intrauterin
Induksi Gagal Distosia serviks Gawat janin Ruptur uteri iminen Ternyata CPD
Penerapan Manajemen Kebidanan menurut varney (1997), meliputi pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial dan tindakan segera untuk mencegahnya, penyusunan rencana tindakan,
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan metode wawancara
a) Identitas pasien
(bagan 2.1)
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
pasien dan membedakan dengan pasien lain. Umur : Untuk mengetahui usia reproduksi (20-35
tahun), karena pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun temasuk resiko tinggi dalam
Agama :
kehamilan, pesalinan dan nifas (Saefuddin, 2002). Untuk mengetahui perilaku seseorang tentang
kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan agama, kebiasaan dan kepercayaan dapat
menunjang, namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.
Pendidikan berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien terhadap konseling yang diberikan, serta
tingkat kemampuan pengetahuan ibu terhadap kehamilan.
Pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui apa pekerjaannya mempengaruhi kehamilan lewat waktu.
Pendidikan:
Pekerjaan :
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Alamat : Untuk mengetahui alamat yang lebih jelas dalam melakukan kunjungan rumah.
c) Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Untuk mengetahui nama suami, harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain
mengingat banyak sekali nama yang sama. Untuk mengetahui usia reproduksi (20-35 tahun)
pada suami.
Untuk mengetahui perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan
agama, kebiasaan dan kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat
perilaku hidup sehat.
Pendidikan: Untuk mengetahui berapa jauh pengetahuan suami terhadap kehamilan istrinya.
Alamat : Untuk mengetahui alamat yang lebih jelas dalam melakukan kunjungan rumah (Ibrahim,
1998).
. d) Alasan datang Untuk mngetahui alasan ibu saat datang ke rumah sakit
. e) Keluhan utama Keluhan yang dirasakan oleh ibu. Keluhan yang berkaitan dengan
Kehamilan lewat waktu, yaitu merasa hamil lebih dari 9 bulan, dan belum terjadi kelahiran.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. f) Riwayat kesehatan
pada kelahirannya.
riwayat dari keluarga yang pernah menderita kehamilan lewat waktu, karena dapat
. g) Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid :
Riwayat haid dikaji untuk mengetaui usia kandungan apakah sudah aterm atau posterm, melalui
HPHT (hari pertama haid terakhir) karena bila dijumpai ibu bersalin dengan post term, namun
biasanya pada kehamilan
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. (b) Usia kehamilan Pada kehamilan lewat waktu usia kehamilan sangat penting, dan
. (c) Jenis persalinan Pada jenis persalinan yang lalu dilakukan dengan cara induksi persalinan,
. (d) Penolong persalinan Pada kasus kehamilan lewat waktu bila penolong persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan maka tidak akan terjadi komplikasi pada bayi dan apabila
pertolongannya ditolong oleh dukun maka akan terjadi komplikasi pada bayi seperti
. (e) Penyulit persalinan Pada kasus Kehamilan lewat waktu ditemukan penyulit yang terjadi
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. (f) Bayi baru lahir / panjang badan Pada kasus kehamilan lewat waktu bayi baru lahir /
panjang badan untuk mengetahui apakah berat badan bayi dan panjang bayi yang dahulu
. (g) Jenis kelamin Untuk mengetahui jenis kelamin persalinan yang lalu.
. (h) Nifas Apakah nifas mengalami keadaan yang tidak normal seperti perdahan yang banyak
yaitu ganti pembalut 1 kali dalam 2 jam dan pembalut terisi penuh serta lochea yang berbau
menyengat.
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus noenatorum, dewasa ini dianjurkan
untuk diberikan tetanus toxoid.
. (d) Gerakan janin Untuk mengetahui frekuensi janin bergerak dalam 24 jam sebanyak 20 –
. (e) Terapi/obat Untuk mengetahui macam-macam terapi yang diberikan bidan pada ibu
. (f) Nasehat Untuk mengetahui nasehat-nasehat yang diberikan bidan kepada ibu sebagai
digunakan oleh ibu, lamanya penggunaan, keluhan saat penggunaan serta rencana
. 1) Pola nutrisi Menggambarkan tentang kebutuhan nutrisi ibu selama hamil, apakah
(terakhir buang air besar, warna, konsistensi, keluhan) dan kebiasaan buang air
kecil (terakhir buang air kecil, warna, konsistensi dan keluhan). Karena bila saat
buang air besar atau buang air kecil ada keluhan, akan menimbulkan berkurangnya
konraksi.
. 3) Pola aktivitas Untuk mengetahui apakah pekerjaan ibu sehari-hari terlalu berat,
. 4) Pola istirahat
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Menggambarkan tentang pola istirahat ibu, yaitu berapa jam ibu tidur siang dan berapa jam ibu
tidur malam, karena berpengaruh terhadap kesehatan fisik ibu.
. 5) Pola personal hygiene Menggambarkan pola hygiene pasien, misalnya berapa kali ganti
pakaian dalam, mandi, gosok gigi dalam sehari dan keramas dalam satu minggu. Pola ini
. 6) Pola seksual Untuk mengetahui kapan ibu terakhir melakukan hubungan seksual dengan
suami karena prostaglandin yang terkandung dalam sperma dapat merangsang terjadinya
kontraksi.
. (a) Psikososial Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana respon dan
dukungan yang diberikan suami dan keluarga kepada ibu dalam menghadapi
. (b) Kultural Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui pantangan maupun kebiasaan ibu
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
maupun janin yang dikandungnya, serta pengambilan
keputusan saat proses persalinan. (c) Spiritual
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui ketaatan ibu dalam menjalankan ibadahnya maupun aktifitas
keagamaan.
2) Data Objektif
a)
b)
c)
Tanda vital (1) Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pada ibu.
d)
e)
Untuk mengetahui tingkat kenormalan penambahan berat badan ibu selama kehamilan.
Tinggi badan
. (2) Nadi
. (3) Pernafasan
. (4) Suhu
: Untuk mengetahui denyut nadi pada ibu. : Untuk mengetahui pernafasan pada ibu.
: Untuk mengetahui perubahan suhu pada
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
f)
Status present
. (1) Bentuk kepala
. (2) Rambut
. (3) Muka
. (4) Mata
. (5) Mulut
. (6) Telinga
. (7) Hidung
Untuk mengetahui tingkat kenormalan tinggi badan ibu, dimana tinggi badan normal adalah lebih
dari 150 cm. Apabila kurang dari 150 cm, maka ibu akan mengalami panggul sempit yaitu dengan
ukuran lingkar panggul luar kurang dari 80cm. Kondisi seperti itu akan berakibat pada proses
persalinan dimana bayi tidak dapat lahir dengan spontan.
: untuk mengetahui bentuk kepala dan benjolan dikepala.
: untuk mengetahui apakah rambut ibu rontok atau tidak.
g)
Status Obstetrikus Inspeksi :
. (1) Dada : untuk mengetahui pembesaran mamae, hiperpigmentasi pada areola, putting susu
menentukan posisi janin, TFU sesuai umur kehamilan, taksiran berat janin, dan
. (8) Leher
. (9) Dada
. (10) Abdomen
. (11) Genetalia
. (12) Ekstremitas
: untuk mengetahui apakah terdapat kelainan seperti terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
: untuk menilai adanya gangguan pada pernapasan.
: untuk mengetahui bentuk abdomen, luka bekas operasi, pembesaran kelenjar limfe/hati dan nyeri
tekan.
: untuk mengetahui terdapat oedem, varices, lecet, memar atau tidak.
: untuk mengetahui apakah terdapat oedem, varices atau tidak.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. (3) Genitalia : untuk memeriksa keadaan vulva dengan menilai apakah terjadi oedem, varices,
. (4) Pemeriksaan dalam : untuk menilai pembukaan servik, keadaan kulit ketuban, bagian
dibuat berdasarkan analisa data yang telah dikumpulkan dan dibuat sesuai dengan
c. Diagnosa potensial
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Menurut Saifuddin (2001), persalinan lama fase laten lebih dari 8 jam, faktor penyebabnya adalah
his tidak efisien atau tidak adekuat dan pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8 jam.
Potensial terjadi partus lama, potensial terjadi perdarahan post partum, potensial terjadi inersia
uteri, potensial terjadi makrosomia
d. Tindakan segera Menurut Saifuddin (2002), bahwa penanganan persalinan kehamilan lewat
waktu adalah induksi persalinan dan penanganan segera dilakukan di lapangan untuk
e. Perencanaan Rencana tindakan yang dapat dilakukan dalam penanganan kehamilan lewat
waktu adalah secara kolaborasi. Menurut Sujiyatini (2009), berpendapat bahwa rencana
tindakan secara kolaborasi dilakukan dengan dokter dalam pemberian terapi kehamilan
f. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan bidan dapat berkolaborasi dengan dokter
spesialis kandungan untuk pemberian terapi dan penanganan kehamilan lewat waktu
g. Evaluasi
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
Merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk melakukan penelitian apakah asuhan
kebidanan telah berhasil secara keseluruhan atau belum sama sekali (Sujiatini, 2009).
2. Metode Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Metode yang digunakan adalah 4 langkah yang
dinamakan SOAP.
SOAP adalah catatan yang bersifat sederha, jelas, logis, dan tertulis. Metode SOAP merupakan
penyaringan intisari dari Proses Penatalaksanaan Kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan.
Pendokumentasian SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir
penemuan dan kesimpulan bidan menjadi suatu rencana asuhan. SOAP terdiri dari :
kebidanan.
. d) P : Planing Apa yang dilakukan berdasarkan hasil pengevaluasian dari data subyektif,
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
C. Aspek Hukum Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin
dengan kehamilan lewat waktu, dalam memberikan asuhan kebidanan pada Kepmenkes
Pasal 15
memberikan pelayanan yang meliputi : (a) pelayanan kebidanan. : (1) Pelayanan kebidanan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a (pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan anak
(2) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra hamil, masa hamil, masa bersalin ,
masa nifas, menyusui dan
a. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di dasar
panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir,
distosia karena inersia uteri primer, post term dan preterm.
Pasal 16
Pasal18 : Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, berwenang
untuk :
a. Pemberian infuse.
c. Penanganan hipotermi.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan
yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
a. Pengetahuan dasar
. 1) Fisiologi persalinan.
tanpa obat.
eklampsi, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi,
distosia inersia uteri primer, post term, dan pre term serta tali pusat menumbung.
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. 1) Pengumpulan data yang berfokus pada riwayat kebidanan dan tanda- tanda vital ibu pada
persalinan sekarang.
. 3) Pencatatan waktu dan pengkajian kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
. 4) Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi
kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan
tepat waktu.
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010
. 2) Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan
sesuai kewenangan.
. 3) Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan
Asuhan Kebidanan Ibu..., Evi Nurlaila Fitrhiyani, Kebidanan DIII UMP, 2010