Anda di halaman 1dari 9

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.


Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan.

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.

Pembelajaran aktif merujuk pada teknik yang di dalamnya siswa berbuat lebih dari sekedar
mendengarkan. Siswa berbuat sesuatu seperti menemukan, memproses dan menerapkan informasi.
Pembelajaran aktif itu didasarkan atas dua asumsi: pertama, bahwa belajar itu secara alami merupakan
upaya aktif, dan kedua, bahwa setiap siswa itu belajar dengan caranya sendiri berbeda dari siswa lainnya

Namun keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu
tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif
dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar

Guru merancang dan mengelola Guru melaksanakan KBM dalam


KBM yang mendorong siswa kegiatan yang beragam, misalnya:
untuk berperan aktif dalam
 Percobaan
pembelajaran
 Diskusi kelompok

 Memecahkan masalah

 Mencari informasi

 Menulis laporan/cerita/puisi

 Berkunjung keluar kelas

Guru menggunakan alat bantu Sesuai mata pelajaran, guru


dan sumber yang beragam. menggunakan, misalnya:

 Alat yang tersedia atau yang


dibuat sendiri

 Gambar

 Studi kasus

 Nara sumber

Lingkungan

Guru memberi kesempatan Siswa:


kepada siswa untuk
 Melakukan percobaan,
mengembangkan keterampilan
pengamatan, atau
wawancara

 Mengumpulkan
data/jawaban dan
mengolahnya sendiri

 Menarik kesimpulan

 Memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri.

 Menulis laporan hasil karya


lain dengan kata-kata sendiri.

Guru memberi kesempatan Melalui:


kepada siswa untuk
 Diskusi
mengungkapkan gagasannya
sendiri secara lisan atau tulisan  Lebih banyak pertanyaan
terbuka

 Hasil karya yang merupakan


anak sendiri

Guru menyesuaikan bahan dan · Siswa dikelompokkan sesuai dengan


kegiatan belajar dengan kemampuan (untuk kegiatan
kemampuan siswa tertentu)

· Bahan pelajaran disesuaikan dengan


kemampuan kelompok tersebut.

· Siswa diberi tugas perbaikan atau


pengayaan.

Guru mengaitkan KBM dengan · Siswa menceritakan atau


pengalaman siswa sehari-hari. memanfaatkan pengalamannya
sendiri.

· Siswa menerapkan hal yang


dipelajari dalam kegiatan sehari-hari

Menilai KBM dan kemajuan · Guru memantau kerja siswa.


belajar siswa secara terus-
menerus · Guru memberikan umpan balik.

(http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-
menyenangkan/)
Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar yang
aktif.

Think-pair-share merupakan kegiatan sederhana di kelas. Berikan waktu kepada siswa untuk
memikirkan tentang sebuah topik, berdiskusi dengan teman sebelahnya, dan berbagai hasilnya
dengan teman lain di kelasnya.

Minute Papers memberikan peluang kepasa siswa untuk mensintesiskan pengetahuannya dan
menjawab pertanyaan seperti apa hal yang paling penting yang telah dipelajari hari ini? Apa
pertanyaan yang masih belum terjawab? Dan pertanyaan lainnya yang menyangkut kegiatan
belajar mengajar yang telah dilaluinya.

Writing activities merupakan peluang bagi siswa untuk berpikir dan memproses informasi yang
dimilikinya. Misalnya sebagai tambahan ke kegiatan Minutes Papers di atas, guru dapat
memberikan sebuah pertanyaan yang dari situ siswa diberi waktu untuk secara bebas menuliskan
jawabannya. Tentu saja guru juga bisa memberikan topik untuk menjadi bahan yang akan ditulis
oleh siswanya.

Brainstorming merupakan teknik sederhana lainnya yang dapat melibatkan semua siswa di
dalam kelas untuk berdiskusi. Dengan mengetengahkan sebuah topik, guru dapat meminta
masukan dari siswanya dan mencatat masukan-masukan itu pada papan tulis.

Games merupakan teknik yang biasanya menarik banyak siswa. Bisa termasuk didalamnya
matching, mysteries, group competitions, solving puzzles, dan lain sebagainya.
Debates yang ditampilkan di kelas bisa menjadi alat yang efektif dalam mendorong siswa untuk
berpikir tentang sesuatu dari arah yang berbeda-beda.

Group work dapat menjadi peluang bagi setiap siswa untuk berbicara, berbagi pandangan, dan
mengembangkan keterampilan untuk berkolaborasi dengan orang lain.

Case studies biasanya menggunakan ceritera nyata dari kehidupan sehari-hari yang terjadi pada
masyarakat di lingkungan siswa itu sendiri, dalam keluarga, dalam sekolah, atau atau yang
terjadi pada seseorang di antara siswa itu. Hal ini akan memberikan wawasan tentang situasi
nyata, langkah yang sebaiknya diambil, dan akibat-akibat yang mungkin terjadi.

Concept mapping membantu siswa untuk bisa menciptakan representasi visual dari model,
gagasan, dan hubungan antara konsep. Mereka menggambarkannya dengan menggunakan
lingkaran dan garis penghubung, dengan frase yang dapat menghubungkan pada garis-garis
tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

(http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/)
Cara Guru Berkomunikasi dan Menjalin Kerja Sama dengan Siswa :

1. Guru yang tidak pernah membeda-bedakan siswa mana yang lebih unggul dan tidak akan memberikan
kesan kepada siswa bahwa Guru tersebut berlaku adil. Ini salah satu gaya berhubungan Guru dengan
siswanya supaya siswanya ketika belajar tidak merasa dikotak-kotakkan. Dengan begitu guru dengan
gaya berhubungan semacam ini akan menjadi pengajar yang banyak mendapatkan perhatian dari siswa.

2. Guru yang suka memberikan penghargaan setiap kali siswanya melakukan suatu hal yang baik dan
menghasilkan prdikat memuaskan. Misalnya Guru yang memberikan permen atau minuman secara
cuma-cuma kepada siswanya ketika semua siswa di kelas yang dia ajar tidak ada yang remidi. Gaya
berhubungan semacan ini menjadikan Guru dan siswa saling menghargai. Guru menghargai jerih payah
siswanya dengan memberikan hadiah karena hasil belajar yang memuaskan. Begitu pula sebaliknya
siswa akan belajar giat setiap kali ada tes dengan pertimbangan hadiah kecil namun berarti dari Guru
mereka menjadi penghargaan yanng luar biasa.

3. Guru yang selalu menemani siswanya ketika ada pertandingan. Biasanya hal semacam ini dilakukan
oleh wali kelas. Gaya berhubungan Guru dengan siswa yang satu ini dapat mempengaruhi siswa secara
mental. Karena siswa yang berkompetisi merasa mendapatkan dukungan yang lebih. Sekalipun siswanya
kalah dalam kompetisi tersebut, rasa kecewa yang dibawa tidak begitu membebani.

4. Guru yang selalu memasukkan permainan disela-sela mengajar. Gaya berhubungan semacam ini akan
membantu siswa mengatasi kejenuhan selama kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu Guru akan
lebih dapat mengontrol siswa, begitu pula dengan siswa, ketika mengetahui Guru yang berada
dihadapan mereka sik dan menyenangkan mereka tidak akan sungkan untuk mengutarakan keinginan
mereka ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

(http://laraasih.com/pendidikan/gaya-berhubungan-guru-dengan-siswa.lala)

Hak Anak dalam Pendidikan

Non-Diskriminasi

Prinsip non-diskriminasi (non-discrimination) dalam pendidikan anak adalah perlakuan yang tidak
membeda-bedakan dalam penyelenggaraan pendidikan anak atas dasar perbedaan asal-usul, suku,
agama, ras, jenis kelamin dan status sosial lainnya. Prinsip ini didasarkan pada pandangan kefitrahan
anak, bahwa pada hakekatnya anak dilahirkan sama hak asasinya sebagai makhluk ciptaan Allah.
Perbedaan tersebut terjadi semata-mata karena konstruk sosial masyarakat yang mewarnai perjalanan
dan perkembangan anak.

(http://tarbiyah.sunan-ampel.ac.id/publikasi/artikel/126-pendidikan-berbasis-pemenuhan-hak-
anak.html)
No. 3

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor terhadap guru dalam rangka
melaksanakan, mengoreksi, memperbaiki dan membina proses belajar mengajar bersama guru.
Diantaranya adalah :
1. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik yaitu : pendekatan yang timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat
diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Dalam proses
pembinaan, guru mengalami pengembangan secara terus menerus, dan program supervise harus
dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu.
Tugas supervisor adalah membimbing sehingga semakin lama guru, semakin dapat berdiri sendiri dan
dapat berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri. Supervisor harus percaya bahwa guru
mampu melakukan analisis dan memecahkan masalah yang dihadapinya dalam tugas mengajarnya.
2. Pendekatan Kompetensi
Pendakatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk
melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak memenuhi kompetensi itu tidak akan produktif.
Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat tersruktur sehingga secara bertahap guru
dapat menguasahi kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang tersruktur ini antara lain,
meliputi adanya : Definisi tentang tujuan kegiatan supervise yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan,
penilaian kemampuan mula guru dengan segala pirantinya, program supervise yang di lakukan dengan
segala rencana terinci tentang pelaksanaannya dan monitoring kemajuan guru dan penilaian untuk
mengetahui apakah program itu berhasil atau tidak.
3. Pendekatan klinis
Pendekatan klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan
hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu
pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran. Untuk itu
supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai ketrampilan kepada guru yang meliputi antara lain:
a) ketrampilan mengamati dan memahami proses pengajaran secara analitis, b) ketrampilan
menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan yang jelas dan
tepat, c) ketrampilan dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan serta percobaannya dan d)
ketrampilan dalam mengajar.
4. Pendekatan professional
Pendekatan keempat dalam supervisi adalah pendekatan professional. Kata professional menunjukkan
pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara professional.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar, maka
sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan
tugas guru yang sifatnya administratif.
Dalam lingkup sekolah maka yang dapat dikatakan sebagai supervisor yaitu kepala sekolah. Karena
kepala sekolah sebagai administrator terdepan dan jelas berkaitan dengan guru khususnya dalam
kegiatan proses pembelajaran. Selain itu wakil kepala sekolah, maupun kepala sumber belajar juga bisa
membimbing guru-guru lain untuk membantu peningkatan kompetensinya profesionalnya.
(http://tinakh68.blogspot.com/2011/04/peran-supervisor-dalam-pembinaan-sikap.html)
Langkah-langkah supervisi

Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor dengan klien bersifat sejajar
dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Maka dilalui langkah-langkah sebagai
berikut :

1. Pertemuan pendahuluan

Kegiatan yang dilkukan antara lain :

a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor (establish rapport) agar
komunikasi selama kegiatan dapat berjalan dengan efektif.

b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang aspek proses belajar
mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan (misalnya keterampilan bertanya, cara memotivasi
siswa).

Secara singkat, pertemuan pendahuluan ini akan disepakati mengenai :

1) Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh supervisor

2) Strategi observasi yang akan dilaksanakan

3) Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan

4) Criteria atau tolok ukur yang akan digunakan dalam pengisisan observasi

1. Perencanaan oleh guru dan supervisor

Kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan kekurangan-
kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi, serta membicarakan bagian dari persiapan
tertulis tersebut yang akan mendapat perhatian khusus.

2. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus strategi
penggunaannya.

3. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh supervisor serta arah
pengambilan data. Hgal ini perlu dibicarakan agar guru tidak merasa terganggu pada waktu
sedang beraksi.

4. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi

Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan suoervisor melakukan pengamatan secara
cermat dengan menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi, kegiatan yang dilakukan antara
lain :
1. Pengamata dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi hanya menekankan
dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja, sedangkan bagian yang lain dicatat kesan
umumnya saja.

2. Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam jangka waktu tertentu.

Beberapa alternative yang biasa dilkukan adalah :

1. Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 5 meit, berhenti
lagi 5 menit, dan seterusnya.

2. Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 10 menit, dan
seterusnya.

3. Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit atau 4 menit.

4. Mengadakan analisis data

Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain :

1. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya

2. Hasil rekaman baik ynag dituliskan dalam instrumen observasi maupun dalam kaset (apabila
rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja belum bias diikutkan untuk didiskusikan
saat ini).

3. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik. Apabila disepakati bahwa
umpan balik disampaikan secara tertulis agar terdokumentasikan dengan baik maka setelah
selesai diskusi analisis data rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan
balik kepada guru.

1. Diskusi memberikan umpan balik

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh supervisor kepada guru yang
sedang berlatih mengajar meningkatkan keterampilannya. Pemberian umpan balik haruis dilakukan
dengan segera dan objektif mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam pertemuan pendahuluan.
Sehubungan dengan pemberian umpan balik, terdapat rambu-rambu sebagai berikut :

1. Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan persepsi/ kesannya
mengenai kegiatan mengajar yang ia lakukan.

2. Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut langkah demi langkah
dilengkapi dengan data hasil pengamatan supervisor. Hal penting dalam langkah ini adalah
melatih guru agar dapat melakukan penilaian terhadap diri sendiri.

3. Dalam mengidentifikasi hal-hal yang sudah baik dan kekurangan dalam latihan, supervisor tidak
boleh menunjuk dengan tegas dan keras secara langsung tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat menggali dan mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru menyadari
kelemahannya.

4. Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-kali memberikan pujian,
ulasan positif, penguatan, penghargaan terhadap guru agar ada perasaan puas dean bangga,
sehingga tumbuh kemauan keras untuk memperbaiki diri.

5. Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sama guru menarik kesimpulan dari latihan yang baru saja
dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan yang masih harus diperbaiki pada lain
kesempatan.

(http://www.infodiknas.com/supervisi-pendidikan/)

Anda mungkin juga menyukai