1 2 3 4 5 6
Tantangan dampak
Kurikulum SMK
Globalisasi yang
“mismatch” dengan
merubah tatanan dunia Karakter Lulusan
praktek di industri Implementasi
bisnis internasional yang tidak SMKN di DKI
Pengangguran Gurunya yang Penjaminan
yang membutuhkan disiplin, Jakarta
terbesar dari tertinggal Mutu yang
SDM yang berkualitas banyak berbicara memiliki
lulusan SMK pengetahuan dari mengalami
terutama saat saat kerja, sertifikat
sebesar 8,4 % kemajuan iptek berbagai
perdagangan MEA bermain gadget ISO9001:2008
industri kendala
dengan peluang kerja saat jam kerja, yang tidak
(BPS, 2020) sehingga tidak
1.9 juta dan kurang gesit dijalankan
konsisten
saat prakerin.
(Revitalisasi SMK,
(Revitalisasi SMK, 2018)
2018)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber:
https://www.bps.go.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber:
https://www.bps.go.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku kepemimpinan
berorientasi tugas
Dalam implementasi Kepemimpinan Kepala Kepemimpinan Kepala berfungsi untuk mengatur
program penjamiman Sekolah kunci utama Sekolah yang berorientasi aktivitas kerja efiktif dan
mutu di sekolah perlu dalam menggerakan tugas Kepala fokus pada efisien, menjelaskan
adanya konsistensi dari program penjaminan upaya penyelesaian tujuan dan capaian,
Kepala Sekolah mutu sekolah pekerjaan memberi arahan dan
koordinasi (Muis dkk,
2018)
I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana gambaran kepemimpinan berorientasi tugas, konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program manajemen mutu dan pencapaian mutu sekolah?
2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program manajemen mutu?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap pencapaian mutu sekolah?
4. Bagaimana pengaruh konsistensi Kepala Sekolah dalam menjalankan program manajemen
mutu terhadap pencapaian mutu sekolah?
5. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program manajemen mutu terhadap pencapaian mutu sekolah?
6. Bagaimana rumusan strategi konsistensi kepala sekolah dalam pencapaian mutu sekolah
melalui pendekatan kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi?
I. PENDAHULUAN
C. Tujuan Umum Penelitian
Menganalisis dan merumuskan model strategis
kepemimpinan Kepala Sekolah Berorientasi Tugas dan
konsistensi dalam melaksanakan manajemen mutu
sekolah
I. PENDAHULUAN
C. Tujuan Khusus Penelitian
1. Memperoleh gambaran kepemimpinan berorientasi tugas, konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program penjaminan mutu dan pencapaian mutu sekolah.
2. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program penjaminan mutu.
3. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap pencapaian mutu sekolah.
4. Mengetahui pengaruh konsistensi Kepala Sekolah dalam menjalankan program penjaminan
mutu terhadap pencapaian mutu sekolah.
5. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program penjaminan mutu terhadap pencapaian mutu sekolah.
6. Merumusan strategi sekolah dalam pencapaian mutu sekolah melalui pendekatan
kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi.
II. KAJIAN PUSTAKA (Peta Teori Kepemimpinan)
(Moedjiono, 2002)
(Fiedler, 1964)
Likert (1961-1967)
II. KAJIAN PUSTAKA
(Peta Teori Konsistensi dalam Perspektif Psikologi)
II. KAJIAN PUSTAKA (Peta Teori Manajemen Mutu)
(Shewhart, 1920)
(Deming, 1940)
Kerangka Pikir Penelitian
III. METODE PENELITIAN
Penelitian sequential eksplanatoris design
Kuantitatif Kualitatif
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) untuk variabel X1 sebesar
0,001 yang berarti nilai tersebut menunjukkan lebih besar dari ketentuannya yaitu 0,05 (0,001
< 0,05). Artinya terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, maka
variabel X1 tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau persyaratan normalitas
tidak terpenuhi
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Analisis Data)
Uji Linieritas
Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Manajemen Between (Combined) 13598,733 24 566,614 19,101 0,000
Mutu Sekolah Groups
Linearity 10804,333 1 10804,33 364,216 0,000
* Konsistensi
3
Deviation 2794,400 23 121,496 4,096 0,000
from
Linearity
Within Groups 7445,829 251 29,665
Total 21044,562 275
Manajemen Mutu
Sekolah
Pearson Pearson Manajemen Mutu 1,000
Correlation Correlation Sekolah Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Konsistensi 0,771 1 Regression 21515,47 1 21515,47 400,687 .000b
7 7
Konsistensi 276
Kepemimpinan
Berorientasi
Konsistensi Tugas
Pearson Sum of Mean
Pearson 1,000 0,743
Correlation Model Squares df Square F Sig.
Correlation
1 Regression 8165,0 1 8165,0 338,63 .000b
39 39 6
0,743 1,000
Residual 6606,5 274 24,112
69
Sig. (1-tailed) Sig. (1-tailed) 0,000
Total 14771, 275
609
0,000
a. Dependent Variable: Konsistensi
N N 276 276 b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Berorientasi Tugas
276 276
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,165 1,978 4,634 0,000
Kepemimpinan 0,723 0,039 0,743 18,402 0,000
Berorientasi Tugas
X1
(Kepemimpi
nan
berorientasi
+
tugas) Y
(Mutu
Sekolah)
X2 +
(Konsistensi)
IV. HASIL PENELITIAN (Rumusan Masalah 5)
Kemitraan dengan DU/DI 1. Kamar Dagang Industri (Kadin) menfasilitasi koordinasi antara SMK dan
(menyusun kurikulum dan uji Industri dalam penyusunan kurikulum dan uji kompetensi
kompetensi) 2. Penggunaan Video E-report skill dalam pembelajaran yaitu video yang dibuat
oleh peserta didik pada saat melaksanakan praktik sesuai dengan skema
kompetensi melalui rekaman yang dilakukan oleh teman belajar (Strategi
Implementasi Revitalisasi SMK, 2017).
Strategi
Rencana Aksi
Generik
Membangun soft skill 1. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada siswa SMK
lulusan 2. Diselenggarakannya Kelas Orang Tua, agar orang tua berperan
dalam mendukung karakter peserta didik
Membuka bursa dan 1. Perancangan Tracer Study bagi lulusan SMK
penyaluran tenaga kerja 2. Pengesahan 18 Sektor Industri yang dapat mengajukan Tax
Holiday (potongan pajak) kepada Badan Koordinasi Penanaman
Modal bagi industri yang membantu dunia Pendidikan untuk
mencipatakan Lapangan Kerja (Kemenkeu, 2020)
3. Musyawarah kerja dengan pihak industry melalui Kamar Dagang
Industri
KESIMPULAN
Studi Pustaka:
Desain
Kepemimpinan berorientasi tugas memiliki
pengaruh positif baik dalam penetapan tujuan dan Variabel X1
pencapaian
Kepemimpinan berorientasi
tugas
Variabel Y
penelitia
Konsistensi
Upaya Pencapaian Mutu
Sekolah
n
Teori konsistensi Kognitif
Konsistensi terjadi ketika ada keseimbangan antara
Kuantita
tif
Variabel X2
aspek kognitif, afektif, dan konatif.
Kondisi di Lapangan
tidak semua sekolah paham akan pentingnya
pelaksanaan penjaminan mutu
Keterangan:
= Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah skor gabungan
= Jumlah Responden
III. METODE PENELITIAN (KISI-KISI
PENELITIAN)
No Item Kuesioner
Variabel Indikator
FGD
Triangulasi Data
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)
• Dari hasil penentuan bobot dan rating kemudian dimasukan kedalam tabel
IFAS serta dilakuakan perhitungan skor akhir dan diperoleh skor akhir IFAS
(kekuatan-kelemahan). Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal meliputi
peluang dan ancaman akan dimasukan kedalam matriks EFAS yang kemudian
diberikan pembobotan dan rating. Perhitungan pembobotan faktor eksternal
dilakukan dengan ketentuan yang sama dengan perhitungan faktor IFAS.
• Selanjutnya hasil analisis ini akan menunjukan berada pada posisi manakah
kondisi sekolah X, apakah berada pada kuadran SO (Strength Opportunity),
kuadran ST (Strength Threat), kuadran WO (Weakness Opportunity) atau
kuadran WT (Weakness Threat). Hasil IFAS dan EFAS kemudian disajikan
kedalam grafik kuadran SWOT .
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)
Titik pada sumbu X menunjukan faktor (IFAS) sedangkan titik pada sumbu (Y) menunjukan nilai dari faktor eksternal
(EFAS). Kemudian ditarik garis pertemua diantara keduanya. Berikut adalah penjelasan dari setiap kuadran:
1. Kuadran I (positif, positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah “Progresif”, artinya usaha atau organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
mungkin untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk
terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3. Kuadran III (negatif, positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri (Kurniatun,
T.C., 2019).
Analisis
HASIL SWOT
STUDI II ANALISIS SWOT
Pada studi 2 dilakukan analisis SWOT untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil identifikasi
terhadap kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi
diperoleh faktor-faktor sebagaimana tertera pada table
di halaman berikut
Selanjutnya dilakukan pembobotan (yang menyatakan
tingkat kepentingan) dan peratingan/scoring (yang
menyatakan kondisi eksisting) dari masing-masing faktor
IV. HASIL PENELITIAN (Studi 2)
IV. HASIL PENELITIAN (Studi 2)