Anda di halaman 1dari 56

STRATEGI MANAJEMEN MUTU SMK

DALAM PENCAPAIAN MUTU MELALUI


KEPEMIMPINAN BERORIENTASI TUGAS DAN
KONSISTENSI
BAB I I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
A. Masalah
Latar Belakang

1 2 3 4 5 6

Tantangan dampak
Kurikulum SMK
Globalisasi yang
“mismatch” dengan
merubah tatanan dunia Karakter Lulusan
praktek di industri Implementasi
bisnis internasional yang tidak SMKN di DKI
Pengangguran Gurunya yang Penjaminan
yang membutuhkan disiplin, Jakarta
terbesar dari tertinggal Mutu yang
SDM yang berkualitas banyak berbicara memiliki
lulusan SMK pengetahuan dari mengalami
terutama saat saat kerja, sertifikat
sebesar 8,4 % kemajuan iptek berbagai
perdagangan MEA bermain gadget ISO9001:2008
industri kendala
dengan peluang kerja saat jam kerja, yang tidak
(BPS, 2020) sehingga tidak
1.9 juta dan kurang gesit dijalankan
konsisten
saat prakerin.
(Revitalisasi SMK,
(Revitalisasi SMK, 2018)
2018)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diagram Tingkat Pengangguran Terbuka


Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2018-2020
di Indonesia

Sumber:
https://www.bps.go.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diagram Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut


Jenjang Pendidikan Tahun 2018-2020 di DKI Jakarta

Sumber:
https://www.bps.go.id/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi oleh SMK Negeri di DKI Jakarta


dalam implentasi manajemen mutu pendidikan
1. Pergantian kepala sekolah yang secara cepat yang menimbulkan
berbeda persepsi,
2. belum solidnya kerja Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah
(TPMPS),
3. belum semua sekolah memiliki Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
Sekolah (TPMPS),
4. berbenturan dengan aktifitas sekolah yang padat,
5. raport mutu belum dimanfaatkan secara optimal oleh stakeholders
untuk peningkatan mutu pendidikan, dan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Permasalahan yang dihadapi oleh SMK Negeri di DKI Jakarta


dalam implentasi manajemen mutu pendidikan
6. rapor mutu belum linier dengan kondisi sekolah yang sebenarnya
dan dengan hasil akreditasi sekolah”,
7. pemahaman guru-guru akan penjaminan mutu sekolah belum
secara komprehensif,
8. sekolah menjalankan manajemen mutu karena sebuah tuntutan
dan tren tanpa disertai mengetahuan yang komprehensif,
9. rapor mutu belum linier dengan kondisi sekolah yang sebenarnya
dan hasil akreditasi sekolah.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perilaku kepemimpinan
berorientasi tugas
Dalam implementasi Kepemimpinan Kepala Kepemimpinan Kepala berfungsi untuk mengatur
program penjamiman Sekolah kunci utama Sekolah yang berorientasi aktivitas kerja efiktif dan
mutu di sekolah perlu dalam menggerakan tugas Kepala fokus pada efisien, menjelaskan
adanya konsistensi dari program penjaminan upaya penyelesaian tujuan dan capaian,
Kepala Sekolah mutu sekolah pekerjaan memberi arahan dan
koordinasi (Muis dkk,
2018)
I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana gambaran kepemimpinan berorientasi tugas, konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program manajemen mutu dan pencapaian mutu sekolah?
2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program manajemen mutu?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap pencapaian mutu sekolah?
4. Bagaimana pengaruh konsistensi Kepala Sekolah dalam menjalankan program manajemen
mutu terhadap pencapaian mutu sekolah?
5. Bagaimana pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program manajemen mutu terhadap pencapaian mutu sekolah?
6. Bagaimana rumusan strategi konsistensi kepala sekolah dalam pencapaian mutu sekolah
melalui pendekatan kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi?
I. PENDAHULUAN
C. Tujuan Umum Penelitian
Menganalisis dan merumuskan model strategis
kepemimpinan Kepala Sekolah Berorientasi Tugas dan
konsistensi dalam melaksanakan manajemen mutu
sekolah
I. PENDAHULUAN
C. Tujuan Khusus Penelitian
1. Memperoleh gambaran kepemimpinan berorientasi tugas, konsistensi Kepala Sekolah dalam
menjalankan program penjaminan mutu dan pencapaian mutu sekolah.
2. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program penjaminan mutu.
3. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas terhadap pencapaian mutu sekolah.
4. Mengetahui pengaruh konsistensi Kepala Sekolah dalam menjalankan program penjaminan
mutu terhadap pencapaian mutu sekolah.
5. Mengetahui pengaruh kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi Kepala Sekolah
dalam menjalankan program penjaminan mutu terhadap pencapaian mutu sekolah.
6. Merumusan strategi sekolah dalam pencapaian mutu sekolah melalui pendekatan
kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi.
II. KAJIAN PUSTAKA (Peta Teori Kepemimpinan)
(Moedjiono, 2002)

(Fiedler, 1964)

skala Least-Preferred-Co Worker (LPC)

Likert (1961-1967)
II. KAJIAN PUSTAKA
(Peta Teori Konsistensi dalam Perspektif Psikologi)
II. KAJIAN PUSTAKA (Peta Teori Manajemen Mutu)

(Shewhart, 1920)

(Deming, 1940)
Kerangka Pikir Penelitian
III. METODE PENELITIAN
Penelitian sequential eksplanatoris design

Kuantitatif Kualitatif

Kuantitatif Kualitatif Interpretasi


Kuantitatif Kualitatif
Pengumpulan Pengumpulan Keseluruhan
Analisis Data Analisis Data
Data Data Analisis
III. METODE PENELITIAN
  Studi Satu (1) Studi Dua (2)
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Subjek Penelitian Populasi sebanyak 28 SMK SMKN, LPMP, dan Dinas
Negeri Di DKI Jakarta Pendidikan Provinsi DKI
dengan 272 Sample Jakarta
Teknik Pengumpulan Kuesioner dan Wawancara Wawancara, Observasi
Data Studi Dokumentasi

Teknik Pengolaha Data WMS Score dan Regresi Analisis SWOT


Hasil yang diharapkan Keterkaitan antara Kuadran Analisis SWOT
pengaruh x1 dan x2 dan Strategi Berdasarkan
terhadap Y Analisis SWOT
IV. HASIL STUDI 1 (Rumusan Masalah 1)

Variabel Indikator Kategori

X1 1. Tercapainya tujuan; 2. Produktivitas tinggi; 3. Sangat Baik


(Kepemimpinan Penyelesaian tugas sesuai jadwal; 4. Banyak
Kepala Sekolah melakukan pengarahan; 5. Delegasi tugas
Berorientasi dengan melalui prosedur kerja ketat; 6.
Tugas) Pengawasan secara ketat; 7. Penilaian
berdasarkan hasil kerja.
IV. HASIL STUDI 1 (Rumusan Masalah 2)
Variabel Indikator Kategori

X2 1. Sistem penjaminan mutu dikembangkan dan Sangat Baik


(Konsistensi) diimplementasikan secara mandiri dengan
konsisten; 2. Terstandar menggunakan dan
memenuhi SNP dengan konsisten; 3.
Menggunakan data dan informasi yang akurat
dengan konsisten; 4. Sistemik dan berkelanjutan;
5. dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur
dengan konsisten; 6. Terdokumentasi dalam
berbagai dokumen mutu dengan konsisten.
 
IV. HASIL STUDI 1 (Rumusan Masalah 3)
Variable Indikator Kategori
Y 1. Sekolah berfokus pada pelanggan; 2. Komitmen Sangat Baik
(Mutu untuk bekerja secara benar dari awal; 3. Investasi
Sekolah) pada sumber daya manusianya; 4. Strategi untuk
mencapai kualitas; 5. Memperlakukan keluhan
sebagai umpan balik; 6. Memiliki kebijakan dalam
perencanaan untuk mencapai kualitas; 7. Proses
perbaikan dengan melibatkan semua orang; 8.
memiliki kreatifitas dan menciptakan kualitas; 9.
Kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal;
10. Strategi dan kriteria evaluasi yang jelas; 11.
Memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut; 12.
Peningkatkan kualitas secara terus menerus.
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Analisis Data)
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
  X1 X2 Y
N 276 276 276
Normal Mean 55,80 51,47 83,63
Parametersa,b Std. 5,736 5,453 8,748
Deviation
Most Extreme Absolute 0,073 0,090 0,045
Differences Positive 0,054 0,077 0,041
Negative -0,073 -0,090 -0,045
Test Statistic 0,073 0,090 0,045
Asymp. Sig. (2-tailed) .001c .000c .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) untuk variabel X1 sebesar
0,001 yang berarti nilai tersebut menunjukkan lebih besar dari ketentuannya yaitu 0,05 (0,001
< 0,05). Artinya terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, maka
variabel X1 tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau persyaratan normalitas
tidak terpenuhi
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Analisis Data)
Uji Linieritas
Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y
ANOVA Table
Sum of Mean
  Squares df Square F Sig.
Manajemen Between (Combined) 13598,733 24 566,614 19,101 0,000
Mutu Sekolah Groups
Linearity 10804,333 1 10804,33 364,216 0,000
* Konsistensi
3
Deviation 2794,400 23 121,496 4,096 0,000
from
Linearity
Within Groups 7445,829 251 29,665    
Total 21044,562 275      

Hasil Perhitungan data yang sudah dilakukan melalui pengujian linieritas


pada Variabel (X2) terhadap Variabel (Y) diperoleh nilai signifikan sebesar
0,000 < 0,050. Hasil ini menunjukkan bahwa Variabel (X2) terhadap Variabel
(Y) bersifat tidak linier.
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Analisis Data)
Uji Linieritas
Uji Linieritas Variabel X1 terhadap X2
ANOVA Table
Sum of Mean
  Squares df Square F Sig.
Konsistensi * Between (Combined) 5237,752 27 193,991 16,370 0,000
Kepemimpinan Groups
Berorientasi Linearity 4401,508 1 4401,508 371,416 0,000
Tugas
Deviation 836,245 26 32,163 2,714 0,000
from
Linearity
Within Groups 2938,954 248 11,851    

Total 8176,707 275      

Hasil Perhitungan data yang sudah dilakukan melalui pengujian linieritas


pada Variabel (X1) terhadap Variabel (X2) diperoleh nilai signifikan sebesar
0,000 < 0,050. Hasil ini menunjukkan bahwa Variabel (X1) terhadap Variabel
(X2) bersifat tidak linier.
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Korelasi
Penelitian)
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Nilai Korelasi Antar Variabel Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Korelasi


Correlations ANOVAa
Kepemimpina
Manajemen n Berorientasi
  Mutu Sekolah Tugas
Pearson Manajemen 1,000 0,692
Correlation Mutu Sekolah Sum of
Kepemimpina 0,692 1,000 Square Mean
n Berorientasi Model s df Square F Sig.
Tugas 1 Regression 17371, 1 17371, 252,42 .000b
624 624 1
Sig. (1-tailed) Manajemen   0,000
Mutu Sekolah
Residual 18856, 274 68,820    
Kepemimpina 0,000  
677
n Berorientasi
Tugas
Total 36228, 275      
N Manajemen 276 276
301
Mutu Sekolah
Kepemimpina 276 276
n Berorientasi a. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah
Tugas b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Berorientasi Tugas

Variabel X1 terhadap variabel Y


IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian)
Analisis Koefisien Determinasi
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
Adjusted R of the R Square Sig. F
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .692a 0,480 0,478 8,296 0,480 252,421 1 274 0,000
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Berorientasi Tugas
b. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah

Analisis Regresi Sederhana Variabel X1 terhadap variabel Y


Hasil Analissi Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 20,831 3,341   6,234 0,000
Kepemimpinan 1,055 0,066 0,692 15,888 0,000
Berorientasi
Tugas
a. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah
IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian)
Analisis Koefisien Korelasi Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Nilai Korelasi Antar Variabel Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Korelasi
Correlations ANOVAa

Manajemen Mutu
    Sekolah
Pearson Pearson Manajemen Mutu 1,000
Correlation Correlation Sekolah Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Konsistensi 0,771 1 Regression 21515,47 1 21515,47 400,687 .000b
7 7

Sig. (1-tailed) Residual 14712,82 274 53,696    


Sig. (1-tailed) Manajemen Mutu  
4
Sekolah
Total 36228,30 275      
Konsistensi 0,000 1

a. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah


N N Manajemen Mutu 276
b. Predictors: (Constant), Konsistensi
Sekolah

Konsistensi 276

Variabel X2 terhadap variabel Y


IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Determinasi
Penelitian)
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Change Statistics

Adjusted R Std. Error of R Square Sig. F


Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .771a 0,594 0,592 7,328 0,594 400,687 1 274 0,000

a. Predictors: (Constant), Konsistensi


b. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah

Analisis Regresi Sederhana Variabel X2 terhadap variabel Y


Hasil Analissi Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 18,830 2,758   6,828 0,000
Kepemimpinan 1,207 0,060 0,771 20,017 0,000
Berorientasi Tugas

a. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah


IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian)
Analisis Koefisien Korelasi Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Nilai Korelasi Antar Variabel Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Korelasi


Correlations ANOVAa

Kepemimpinan
Berorientasi
    Konsistensi Tugas
Pearson Sum of Mean
Pearson 1,000 0,743
Correlation Model Squares df Square F Sig.
Correlation
1 Regression 8165,0 1 8165,0 338,63 .000b
39 39 6
0,743 1,000
Residual 6606,5 274 24,112    
69
Sig. (1-tailed) Sig. (1-tailed)   0,000
Total 14771, 275      
609
0,000  
a. Dependent Variable: Konsistensi
N N 276 276 b. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Berorientasi Tugas

276 276

Variabel X1 terhadap variabel X2


IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis Koefisien Determinasi
Penelitian)
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Change Statistics

Adjusted R Std. Error of R Square Sig. F


Model R R Square Square the Estimate Change F Change df1 df2 Change
1 .743a 0,553 0,551 4,910 0,553 338,636 1 274 0,000

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Berorientasi Tugas


b. Dependent Variable: Konsistensi

Analisis Regresi Sederhana


Variabel X2 terhadap variabel Y
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,165 1,978   4,634 0,000
Kepemimpinan 0,723 0,039 0,743 18,402 0,000
Berorientasi Tugas

a. Dependent Variable: Konsistensi


IV. HASIL STUDI 1 (Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian)
Analisis Regresi Ganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,621 2,947   4,282 0,000
Kepemimpinan 0,407 0,084 0,267 4,827 0,000
Berorientasi
Tugas
Konsistensi 0,896 0,087 0,572 10,332 0,000
a. Dependent Variable: Manajemen Mutu Sekolah
IV. HASIL STUDI 1 (Rumusan masalah 4)
Adanya pengaruh yang positif dari perilaku kepemimpinan berorientasi
tugas dalam menjalankan proses penjaminan mutu dan konsistensi
terhadap mutu sekolah

X1
(Kepemimpi
nan
berorientasi
+
tugas) Y
(Mutu
Sekolah)

X2 +
(Konsistensi)
IV. HASIL PENELITIAN (Rumusan Masalah 5)

Hasil perhitungan pembobotan dan per-ratingan


menunjukkan bahwa posisi SMKN di DKI Jakarta berada
pada Kuadran I, artinya bahwa SMKN di DKI Jakarta
secara umum memiliki kekuatan yang baik sehingga
mampu mengantisipasi ancaman. Selanjutnya, posisi
tersebut memungkinkan SMKN dapat melakukan
berbagai upaya progresif untuk meningkatkan mutu
sekolah.
STRATEGI GENERIK

1. Penguatan infrastruktur mutu dengan e-reporting


2. Penguatan penyelenggaraan supervisi dengan e-supervisi
3. Pelatihan Intensif tentang penguatan Kepala Sekolah
4. Sosialisasi tentang penyelenggaraan manajemen mutu
5. Penghargaan bagi sekolah yang menyelenggarakan manajemen mutu
di Sekolah
6. Adanya punishment bagi sekolah yang tidak menyelenggarakan
penjaminan mutu di Sekolah
Strategi
Generik Rencana Aksi
SMK harus membangun Link 1. Program perekrutan silver expert untuk melatih guru-guru produktif di SMK
and Match 2. Program praktik kerja industri difokuskan pada transferable skills bagi peserta
didik (sumber: Strategi Implementasi Revitalisasi SMK, 2017)
3. Penyelenggaraan tes bakat dan minat secara online dari pusat (Kemendikbud)
yang dapat menjangkau semua Provinsi maupun Kabupaten atau Kota.

Kemitraan dengan DU/DI 1. Kamar Dagang Industri (Kadin) menfasilitasi koordinasi antara SMK dan
(menyusun kurikulum dan uji Industri dalam penyusunan kurikulum dan uji kompetensi
kompetensi) 2. Penggunaan Video E-report skill dalam pembelajaran yaitu video yang dibuat
oleh peserta didik pada saat melaksanakan praktik sesuai dengan skema
kompetensi melalui rekaman yang dilakukan oleh teman belajar (Strategi
Implementasi Revitalisasi SMK, 2017).
Strategi
Rencana Aksi
Generik
Membangun soft skill 1. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada siswa SMK
lulusan 2. Diselenggarakannya Kelas Orang Tua, agar orang tua berperan
dalam mendukung karakter peserta didik
Membuka bursa dan 1. Perancangan Tracer Study bagi lulusan SMK
penyaluran tenaga kerja 2. Pengesahan 18 Sektor Industri yang dapat mengajukan Tax
Holiday (potongan pajak) kepada Badan Koordinasi Penanaman
Modal bagi industri yang membantu dunia Pendidikan untuk
mencipatakan Lapangan Kerja (Kemenkeu, 2020)
3. Musyawarah kerja dengan pihak industry melalui Kamar Dagang
Industri
KESIMPULAN

1. Kepemimpinan berorientasi tugas, konsistensi Kepala Sekolah dalam


menjalankan program manajemen mutu dan pencapaian mutu
sekolah masuk dalam kategori penilaian sangat baik
2. Terdapat pengaruh yang kuat antara kepemimpinan berorientasi
tugas terhadap konsistensi Kepala Sekolah dalam menjalankan
program manajemen mutu.
3. Terdapat pengaruh yang kuat antara berorientasi tugas terhadap
pencapaian mutu sekolah.
KESIMPULAN

4. Terdapat pengaruh yang kuat antara konsistensi Kepala Sekolah


dalam menjalankan program manajemen mutu terhadap
pencapaian mutu sekolah.
5. Semakin baik kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi
Kepala Sekolah dalam menjalankan program penjaminan mutu
maka akan semakin tinggi pencapaian mutu sekolah.
6. Strategi sekolah dalam pencapaian mutu sekolah dilakukan dengan
pendekatan kepemimpinan berorientasi tugas dan konsistensi.
REKOMENDASI
Rekomendasi untuk Kepala Sekolah
1. Kepala Sekolah harus secara berkala menetapkan target-target
pekerjaan untuk guru dan stakeholder sekolah
2. Kepala Sekolah mendampingi guru-guru dan stakeholder sekolah
dalam upaya mencapai target yang ditentukan
3. Melakukan pengawasan ketat untuk mencapai target yang telah
ditentukan
4. Melakukan supervisi dan pembinaan kepada guru-guru dan
stakeholder sekolah
REKOMENDASI

Rekomendasi untuk Dinas Pendidikan


Dinas melakukan pembinaan kepada Kepala Sekolah agar Kepala
Sekolah menjalankan tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya dengan
diberikan pengarahan, pendampingan dan memfasilitasi dengan
kebijakan dinas.

Rekomendasi untuk Industri


Peningkatan koordinasi dengan Industri dengan difasilitasi oleh Kamar
Dagang Industri untuk menciptakan link and match SMK
Terima Kasih
II. KAJIAN PUSTAKA

Kepemimpinan Berorientasi Tugas yaitu pemimpin yang fokus pada


perencanaan, penjadwalan pekerjaan, mengoordinasi aktivitas bawahan,
menyediakan sumber-sumber dan bantuan teknis yang diperlukan bawahan
(Wirawan, 2013).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas adalah; 1) banyak
memberikan penjelasan, 2) banyak mengemukakan ide, 3) memastikan
keterlibatannya dipahami anggota, 4) membuat anggota tahu apa yang
diharapkan organisasi, 5) mengadakan komunikasi searah, 6) merancang
tugas-tugas secara terinci, 7) membuat perencanaan, 8) menetapkan jadwal,
9) menegakkan peraturan dengan 10) meminta anggota mengikuti peraturan,
11) mengkoordinasikan kerja anggota, 12) mempertahankan standar performa
tertentu, 13) mendorong anggota bekerja optimal, 14) mengkritik kerja
anggota yang kurang optimal (Wiyono,1999).
II. KAJIAN PUSTAKA
Konsistensi terjadi ketika ada keseimbangan antara pengetahuan yang miliki
(kognif), sikap terhadap sesuatu (afektif), dan perilaku yang dilakukan (konatif).
Ketiga aspek tersebut dijelaskan berikut,
1. Aspek kognitif, yaitu bertumpu pada kesadaran dan pengetahuan, misalnya
pengetahuan yang dimiliki menjadi dasar dalam melakukan tindakan.
2. Aspek afektif, yaitu bertumpu pada sikap atau perasaan atau emosi, misalnya
jika memiliki sikap setuju terhadap sesuatu, maka ia akan melakukan suatu
tindakan, begitu pun sebaliknya, jika memiliki sikap tidak setuju terhadap
sesuatu maka tidak akan melakuka suatu tindakan tersebut.
3. Aspek konatif, yaitu bertumpu pada perilaku serta tindakan. Misalnya berbuat
seperti apa yang disarankan, atau berbuat sesuatu tidak seperti yang disarankan
atau menentang (John & Foss, 2009; Sendjaja dalam Ritonga, 2005).
II. KAJIAN PUSTAKA

Konsistensi adalah sebuah kondisi yang diciptakan untuk terus


mengikuti standar dari periode ke periode tanpa perubahan kebijakan.
Adanya perubahan belum tentu menjadi tidak konsisten, selama
perubahan tersebut mengarah ke hal yang lebih baik dan tidak
melanggar standar yang berlaku. Konsistensi terjadi apabila yang
dilaporkan sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada. (Suwardjono,
2008; Kieso dkk, 2010).
II. KAJIAN PUSTAKA

Mutu sekolah adalah kemampuan sekolah dalam mengelola secara


operasional dan efisien terhadap komponen-kompinen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku (Suryadi
dkk, 1994)
Penelitian terdahulu:
Kepala Sekolah memberikan pengaruh terhadap
mutu sekolah

Studi Pustaka:

Desain
Kepemimpinan berorientasi tugas memiliki
pengaruh positif baik dalam penetapan tujuan dan Variabel X1
pencapaian

Kepemimpinan berorientasi
tugas
Variabel Y
penelitia
Konsistensi
Upaya Pencapaian Mutu
Sekolah
n
Teori konsistensi Kognitif
Konsistensi terjadi ketika ada keseimbangan antara
Kuantita
tif
Variabel X2
aspek kognitif, afektif, dan konatif.
 

Kondisi di Lapangan
tidak semua sekolah paham akan pentingnya
pelaksanaan penjaminan mutu

Penjaminan mutu merupakan continuous


improvement
III. METODE PENELITIAN
 
Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
kecenderungan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian. Perhitungan WMS
dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau item. Rumus Weight Means
Scored (WMS) adalah sebagai berikut

Keterangan:
= Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah skor gabungan
= Jumlah Responden
III. METODE PENELITIAN (KISI-KISI
PENELITIAN)
No Item Kuesioner
Variabel Indikator

Kepemimpinan 1. Mengutamakan tercapainya tujuan 1-2


Berorientasi Tugas 2. Mementingkan produksi yang tinggi 3-4
(Fiedler dalam 3. Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang 5-6
Sedarmayanti, 2009) telah ditetapkan  
4. Lebih banyak melakukan pengarahan 7-8
5. Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja ketat 9-10
6. Melakukan pengawasan secara ketat  
7. Penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil 11-12
kerja. 13
III. METODE PENELITIAN (KISI-KISI
PENELITIAN) No Item
Variabel Indikator
Kuesioner
Konsistensi 1. Sistem penjaminan mutu dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh satuan pendidikan 14
Sistem dengan konsisten.  
Penjaminan 2. Terstandar menggunakan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Mendikbud dan Standar yang 15
Mutu ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP dengan konsisten.
(Kemendikbud) 3. Menggunakan data dan informasi yang akurat dengan konsisten. 16
  4. Adanya pemetaan mutu, 17
5. Penyusunan rencana peningkatan mutu, 18
6. Pelaksanaan pemenuhan mutu, 19
7. Audit atau evaluasi pemenuhan mutu, dan 20-21
8. Penetapan standar baru yang dilaksanakan secara berkelanjutan membentuk suatu siklus dengan konsisten.  22
9. Dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur dalam satuan pendidikan yang meliputi organisasi, kebijakan, dan  
proses-proses yang terkait dengan konsisten. 23
10. Terdokumentasi seluruh aktivitas dalam pelaksanaan sistem penjaminan mutu terdokumentasi dengan baik
dalam berbagai dokumen mutu dengan konsisten. 24-25
III. METODE PENELITIAN (KISI-KISI
PENELITIAN) No Item
Variabel Indikator
Kuesioner
Mutu Sekolah 1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal dengan konsisten. 26-28
(Sallis, 2006) 2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara benar dari 29-30
awal.
3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya. 31
4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif. 32
5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan 33-34
sebagai instrument untuk berbuat benar pada peristiwa atau kejadian berikutnya.  
6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas. 35-36 
7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung 37-38
jawabnya.  
8. Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreatifitas, mampu menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar 39-40
dapat bekerja secara berkualitas.  
9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horizontal. 41-42
10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. 43
11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut. 44
12. Sekolah menempatkan peningkatkan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan. 45
III. METODE PENELITIAN

Pengumpulan Data Studi Kualitatif


Wawancara

Dokumentasi Reduksi Data

FGD

Rumusan Analisis SWOT

Triangulasi Data
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)

Analisis SWOT merupakan bentuk analisis situasi dan kondisi yang


bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan
situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, kemudian dikelompokkan
menurut kontribusinya masing-masing. Analisis ini didasarkan agar
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), yang secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)

Pendekatan Analisis SWOT Dengan Pemberian Skor


Secara prinsip analisis yang digunakan dalam pemberian skor, utamanya dalam
pemberian peringkat dan penyusunan tabel-tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
(EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) mengacu kepada pendekatan yang
digunakan oleh Fred R. David.
Hasil skoring (perkalian bobot dengan peringkat) pada tabel EFE dan tabel EFI dijumlah
untuk menentukan apakah peluang lebih besar dari pada ancaman atau sebaliknya
serta apakah kekuatan lebih besar dari pada kelemahan atau sebaliknya. Karena jumlah
bobot=1 maka hasil penjumlahan skor (bobot x peringkat) akan berada pada kisaran 1
dan 4 atau rata-rata 2,50. Apabila hasil penjumlahan pada tabel EFE > 2,50 maka
peluang lebih besar dari pada ancaman atau sebaliknya, dan apabila hasil penjumlahan
pada tabel EFI > 2,50 maka kekuatan lebih besar dari pada kelemahan atau sebaliknya.
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)

• Dari hasil penentuan bobot dan rating kemudian dimasukan kedalam tabel
IFAS serta dilakuakan perhitungan skor akhir dan diperoleh skor akhir IFAS
(kekuatan-kelemahan). Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal meliputi
peluang dan ancaman akan dimasukan kedalam matriks EFAS yang kemudian
diberikan pembobotan dan rating. Perhitungan pembobotan faktor eksternal
dilakukan dengan ketentuan yang sama dengan perhitungan faktor IFAS.
• Selanjutnya hasil analisis ini akan menunjukan berada pada posisi manakah
kondisi sekolah X, apakah berada pada kuadran SO (Strength Opportunity),
kuadran ST (Strength Threat), kuadran WO (Weakness Opportunity) atau
kuadran WT (Weakness Threat). Hasil IFAS dan EFAS kemudian disajikan
kedalam grafik kuadran SWOT .
III. METODE PENELITIAN (ANALISIS SWOT)
Titik pada sumbu X menunjukan faktor (IFAS) sedangkan titik pada sumbu (Y) menunjukan nilai dari faktor eksternal
(EFAS). Kemudian ditarik garis pertemua diantara keduanya. Berikut adalah penjelasan dari setiap kuadran:
1. Kuadran I (positif, positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah “Progresif”, artinya usaha atau organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
mungkin untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2. Kuadran II (positif, negatif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk
terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3. Kuadran III (negatif, positif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
4. Kuadran IV (negatif, negatif), posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri (Kurniatun,
T.C., 2019).
Analisis
HASIL SWOT
STUDI II ANALISIS SWOT
Pada studi 2 dilakukan analisis SWOT untuk
mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil identifikasi
terhadap kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi
diperoleh faktor-faktor sebagaimana tertera pada table
di halaman berikut
Selanjutnya dilakukan pembobotan (yang menyatakan
tingkat kepentingan) dan peratingan/scoring (yang
menyatakan kondisi eksisting) dari masing-masing faktor
IV. HASIL PENELITIAN (Studi 2)
IV. HASIL PENELITIAN (Studi 2)

Anda mungkin juga menyukai