Anda di halaman 1dari 5

Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal.

26-30

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN


KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI
Fadhila El Husna1), Fitrani Dwina2), Dewi Murni3)
1)
FMIPA UNP, email: fadhilaelhusna@ymail.com
2,3)
Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP

Abstract

The mathematical concept understanding is a basic knowledge to achieve the higher mathematical abilities. In fact,
mathematical concept understanding of students in class X of Senior High School 1 Batang Anai in academic year
2013/2014 was still low because of the strategy which was used by teacher was not enough to develop their thinking
proccess. One of attempt to solve this problem is by applying Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and
Transferring (REACT) strategy. The purpose of this research is to find out whether mathematical concept
understanding of students who learn by using REACT strategy is better than students who learn by using
conventional learning. This research type is quasi experiment with Static Group Design. The result of this research
indicates that mathematical concept understanding of students who learn by using REACT strategy is better than
students who learn by using conventional learning.

Keywords – Mathematical concept understanding, REACT strategy

PENDAHULUAN memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi


tertentu; dan (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma
Matematika merupakan ilmu mengenai struktur- pada pemecahan masalah.
struktur dan hubungannya. Konsep dalam matematika Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa
bersifat hierarkis sehingga ketidakpahaman terhadap suatu kelas X SMAN 1 Batang Anai tanggal 26 Agustus sampai
konsep akan mengakibatkan kesulitan dalam memahami dengan 20 Oktober 2013, terlihat bahwa pembelajaran
konsep selanjutnya. Pemahaman terhadap konsep matematika dimulai dengan membahas definisi, lalu
merupakan kemampuan dasar untuk mancapai menjelaskan kepada siswa rumus-rumus yang terkait
kemampuan matematis yang lebih tinggi seperti dengan topik tersebut, diikuti dengan membahas contoh-
penalaran, koneksi, komunikasi, representasi, dan contoh soal, dan diakhiri dengan meminta siswa untuk
pemecahan masalah. Berdasarkan [1], salah satu mengerjakan soal-soal latihan. Guru sudah berusaha untuk
kemampuan yang diharapkan dari siswa pada mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, namun
pembelajaran matematika yaitu kemampuan memahami hasilnya masih belum optimal. Masih banyak siswa yang
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, Pendekatan yang digunakan guru juga kurang
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Oleh memberikan akses bagi siswa untuk mengembangkan
sebab itu, kemampuan pemahaman konsep merupakan proses berpikirnya, siswa cenderung mengikuti langkah-
salah satu kemampuan yang sangat penting dalam langkah, aturan-aturan, atau contoh-contoh yang diberikan
pembelajaran matematika. guru. Oleh sebab itu, siswa mengalami kesulitan dalam
Kemampuan pemahaman konsep merupakan menggunakan konsep yang telah dimilikinya ketika siswa
kemampuan siswa untuk dapat mengerti konsep yang diberikan suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan
diajarkan guru [5]. Kemampuan pemahaman konsep nyata karena siswa cenderung mengingat atau menghafal
ditunjukkan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan konsep maupun prosedur penyelesaian soal-soal
konsep yang telah dipelajari dengan kata-kata sendiri. matematika. Hal ini menunjukkan kemampuan
Dalam [8] diuraikan indikator kemampuan pemahaman pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.
konsep matematika yaitu mampu: (1) menyatakan ulang Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
sebuah konsep; (2) mengklasifikasikan objek menurut yang rendah mengakibatkan hasil belajar matematika
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (3) memberi siswa juga rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep; (4) tengah semester 1 mata pelajaran matematika siswa kelas
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi X SMAN 1 Batang Anai tahun pelajaran 2013/2014 yang
matematis; (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai Kriteria
cukup dari suatu konsep; (6) menggunakan dan Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah yaitu

26
Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-30

sebesar 75, secara umum masih kurang dari 20%. Untuk siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi
itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat REACT lebih baik daripada kemampuan pemahaman
mengembangkan kemampuan pemahaman konsep konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran
matematika siswa, salah satunya yaitu strategi Relating, konvensional?” Tujuan dari penelitian ini adalah
Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep
atau disebut juga strategi REACT. matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
Strategi REACT merupakan salah satu strategi strategi REACT lebih baik daripada kemampuan
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan pembelajaran konvensional. Hipotesis penelitian ini
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa adalah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara yang mengikuti pembelajaran dengan strategi REACT
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep
dalam kehidupan sehari-hari [6]. Materi pelajaran yang matematika siswa yang mengikuti pembelajaran
disajikan melalui konteks kehidupan siswa mengakibatkan konvensional.
pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan. Indikator kemampuan pemahaman konsep yang
Dalam [6] dinyatakan bahwa strategi REACT terdiri diamati dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
atas lima komponen, yaitu Relating, Experiencing, dalam: (1) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
Applying, Cooperating, dan Transferring. representasi matematis; (2) menggunakan dan
1. Relating (menghubungkan), belajar dalam suatu memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
konteks pengalaman hidup yang nyata atau tertentu; dan (3) mengaplikasikan konsep atau algoritma
pengetahuan awal siswa [6]. Dengan kata lain, relating pada pemecahan masalah. Pemilihan indikator-indikator
adalah belajar dikaitkan dengan konteks yang dikenal tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi yang
siswa. diteliti. Pada [7] dinyatakan bahwa setiap indikator
2. Experiencing (mengalami), belajar berupa kegiatan kemampuan pemahaman konsep berlaku tidak saling
siswa untuk berproses secara aktif dengan hal yang tergantung, namun antar indikator dapat dikombinasikan.
dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap Dengan demikian, dapat disusun suatu instrumen yang
hal yang dikaji, berusaha menemukan, dan hanya melatih dan mengukur kemampuan siswa dalam
menciptakan hal baru dari yang sudah dipelajarinya menyatakan ulang sebuah konsep, namun dapat pula
[4]. disusun suatu instrumen yang melatih dan mengukur
3. Applying (mengaplikasi), belajar menekankan pada kemampuan siswa dalam menyatakan ulang sebuah
proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
dalam konteks dan pemanfaatannya. Pada applying, pemecahan masalah.
siswa bisa mengetahui dan memahami aplikasi dari
konsep matematika tersebut dalam pemecahan METODE PENELITIAN
masalah di dunia nyata [2]. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi
4. Cooperating (bekerja sama), belajar dengan konteks eksperimen untuk melihat perbandingan kemampuan
saling berbagi, merespon, dan berkomunikasi dengan pemahaman konsep matematika antara siswa yang
pelajar lainnya [6]. mengikuti pembelajaran dengan strategi REACT dan
5. Transferring (proses transfer ilmu), belajar dengan pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian yang
menekankan pada penggunaan pengetahuan dalam digunakan adalah Static Group Design dimana dalam
konteks atau situasi baru [6]. rancangan ini perlakuan berupa strategi REACT diberikan
Strategi REACT diyakini dapat membantu guru pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep diterapkan pembelajaran konvensional [3]. Bagan
matematika siswa karena pada pembelajaran dengan rancangan penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
strategi REACT siswa tidak sekedar menghafal rumus, TABEL 1
RANCANGAN PENELITIAN STATIC GROUP DESIGN
tetapi siswalah yang mengkonstruksi pengetahuannya
Kelas Sampel Treatment Posttest
dengan mengaitkan konsep yang dipelajari dengan
Eksperimen X O
konteks yang dikenali siswa dan ikut aktif dalam
Kontrol - O
menemukan konsep yang dipelajari sehingga
Keterangan:
pembelajaran lebih bermakna. Pada strategi REACT,
X = Penerapan strategi REACT
siswa juga diberikan kesempatan untuk menggunakan
O = Tes akhir berupa tes kemampuan pemahaman
konsep yang diperoleh dalam menyelesaikan masalah
konsep matematika
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
siswa lebih merasakan manfaat dari materi yang
kelas X SMAN 1 Batang Anai Tahun Pelajaran 2013/2014
dipelajari dan untuk kemudian dapat menerapkan konsep
yang terdiri dari sembilan kelas. Setelah dilakukan
yang telah dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.
beberapa prosedur penarikan sampel berupa uji kesamaan
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
rata-rata terhadap data nilai ujian tengah semester I mata
“Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika

27
Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-30

pelajaran matematika siswa kelas X SMAN 1 Batang Anai TABEL 2


HASIL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Tahun Pelajaran 2013/2014, pemilihan sampel dilakukan
Kelas
secara acak (random sampling). Kelas yang terpilih Keterangan
Eksperimen Kontrol
sebagai kelas sampel yaitu kelas X8 sebagai kelas
Jumlah Siswa 29 31
eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol. Variabel Nilai Tertinggi 100 96,43
dalam penelitian ini yaitu kemampuan pemahaman konsep Nilai Terendah 28,57 21,43
matematika sebagai variabel terikat dan strategi REACT Rata-rata 73,4 63,25
sebagai variabel bebas. Simpangan Baku 18,55 19,93
Data pada penelitian ini yaitu data primer dan data Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa kelas eksperimen
sekunder. Data primer yaitu berupa skor kemampuan mempunyai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas
pemahaman konsep matematika siswa yang dilihat dari kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah
hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika daripada kelas kontrol yang menunjukkan bahwa nilai
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan data pada kelas eksperimen lebih seragam dari pada kelas
sekunder yaitu berupa data tentang jumlah siswa yang kontrol.
menjadi populasi penelitian dan data hasil ujian tengah Data tes kemampuan pemahaman konsep
semester I mata pelajaran matematika siswa kelas X matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
SMAN 1 Batang Anai Tahun Pelajaran 2013/2014. untuk setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 3.
Prosedur penelitian ini meliputi tahap persiapan, TABEL 3
tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Instrumen KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA UNTUK
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes SETIAP INDIKATOR
kemampuan pemahaman konsep matematika yang disusun Persentase Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa
berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep Skor
Indikator a Indikator b Indikator c
matematika yang diamati dalam penelitian ini dan bentuk E K E K E K
soalnya adalah soal uraian. Materi yang diujikan berupa 0 6,9 7,53 5,17 19,36 1,73 17,74
materi yang diberikan selama penelitian berlangsung, 1 5,75 10,75 18,97 3,22 1,73 16,13
yaitu Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat. 2 6,9 10,75 27,59 24,2 25,86 19,36
Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, 3 32,18 30,11 24,14 33,87 15,52 16,13
dilakukan pengujian terhadap soal tes dengan tujuan agar 4 48,28 40,86 24,14 19,36 55,17 30,65
soal tes mempunyai kualitas yang baik. Hasil uji coba tes Rata-
3,09 2,86 2,43 2,31 3,21 2,26
dianalisis untuk mengidentifikasikan soal-soal yang rata
dipakai, direvisi, atau dibuang. Berdasarkan analisis hasil Keterangan:
uji coba soal tes diperoleh bahwa semua soal uji coba tes a : Indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
dapat digunakan sebagai soal tes kemampuan pemahaman representasi matematis
konsep matematika pada kelas eksperimen dan kelas b : Indikator menggunakan dan memanfaatkan serta
kontrol. memilih prosedur atau operasi tertentu
Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan c : Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma
. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, pada pemecahan masalah
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas K : Kelas eksperimen
variansi sampel yang masing-masing dilakukan dengan uji E : Kelas kontrol
Anderson-Darling dan uji F. Pengujian hipotesis Rata-rata skor indikator pada Tabel 3 dapat disajikan
dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. Semua dalam bentuk diagram berikut.
pengujian dilakukan dengan bantuan software minitab.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa hipotesis Gambar 1. Grafik Rata-rata Skor
yang diajukan pada penelitian ini diterima. 4
3
HASIL DAN PEMBAHASAN 2
Penerapan strategi Relating, Experiencing, Applying, 1
0 Eksperimen
Cooperating, dan Transferring (REACT) dapat
memberikan pengaruh baik dalam meningkatkan Kontrol
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Hal
ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa pada kelas sampel yang
menunjukkan adanya perbedaan. Hasil tes kemampuan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa untuk Setiap
pemahaman konsep matematika siswa disajikan pada Indikator
Tabel 2. Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa rata-rata skor
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas
eksperimen untuk ketiga indikator lebih tinggi daripada
siswa kelas kontrol.

28
Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-30

Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep Pada Gambar 3 terlihat bahwa siswa kelas
matematika untuk indikator menyajikan konsep dalam eksperimen lebih banyak memperoleh skor yang superior
berbagai bentuk representasi matematis (indikator a) pada dan cukup memuaskan dengan banyak kekurangan
siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas daripada kelas kontrol, namun siswa kelas kontrol lebih
kontrol. Perbandingan persentase siswa kelas eksperimen banyak memperoleh skor yang memuaskan dengan sedikit
dan kelas kontrol dalam memperoleh setiap skor untuk kekurangan dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini
indikator kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai diduga karena pada pembelajaran dengan strategi
bentuk representasi matematis ini dapat dilihat pada REACT, siswa dibiasakan untuk mempelajari sendiri
Gambar 2. terlebih dahulu suatu konsep atau prosedur secara diskusi
dan kemudian memahaminya sehingga siswa mampu
60
menggunakan konsep atau prosedur tersebut dalam
40 menyelesaikan soal dengan benar dan tepat. Pada [6]
20 Eksperimen dinyatakan bahwa siswa lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling
0 Kontrol mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Skor 0
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4

Namun, pembelajaran yang membiasakan siswa untuk


mendiskusikan terlebih dahulu konsep atau prosedur yang
dipelajari tidak terlalu mempengaruhi kemampuan
Gambar 2. Grafik Perbandingan Persentase Siswa Kelas Sampel sebagian siswa dalam menggunakan prosedur yang tepat
dalam Memperoleh Setiap Skor untuk Indikator a dan benar karena siswa kurang memahami konsep atau
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa siswa kelas prosedur yang didiskusikannya dalam kelompok.
eksperimen dan kelas kontrol lebih banyak memperoleh Akibatnya masih ada siswa yang menghafal prosedur
skor yang superior dan memuaskan dengan sedikit penyelesaian soal dan melakukan kesalahan dalam
kekurangan daripada skor yang lainnya. Namun, dalam menggunakan prosedur untuk menentukan penyelesaian
memperoleh skor yang superior dan memuaskan dengan soal sehingga terjadi kekeliruan dalam menyimpulkan
sedikit kekurangan tersebut, siswa kelas eksperimen lebih konsep atau penyelesaian yang diminta pada soal.
unggul daripada siswa kelas kontrol. Hal ini disebabkan Berbeda dengan indikator a dan b yang hanya
karena pada kelas eksperimen yang pembelajarannya memiliki perbedaan yang relatif kecil antara siswa kelas
dengan strategi REACT, siswa dilatih untuk menyajikan eksperimen dan siswa kelas kontrol, rata-rata skor
bentuk representasi matematis atau model matematika dari kemampuan pemahaman konsep matematika untuk
permasalahan yang relevan dengan materi atau konsep indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
yang akan diajarkan dengan mengaitkan materi yang pemecahan masalah (indikator c) pada siswa kelas
diajarkan dengan konteks yang dikenal siswa sehingga eksperimen lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol.
siswa tertarik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut Perbandingan persentase siswa kelas eksperimen dan
sesuai dengan pengetahuan awal yang dimilikinya. kelas kontrol dalam memperoleh setiap skor untuk
Rata-rata skor indikator kemampuan pemahaman indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
konsep matematika untuk indikator menggunakan dan pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar 4.
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu (indikator b) pada siswa kelas eksperimen lebih
tinggi daripada siswa kelas kontrol, walaupun hanya 60
berbeda sedikit. Perbandingan persentase siswa kelas 50
eksperimen dan kelas kontrol dalam memperoleh setiap 40
skor untuk indikator menggunakan dan memanfaatkan 30
serta memilih prosedur atau operasi tertentu dapat dilihat 20 Eksperimen
pada Gambar 3. 10 Kontrol
0
40 Skor Skor Skor Skor Skor
30 0 1 2 3 4
20 Gambar 4. Grafik Perbandingan Persentase Siswa Kelas Sampel
10 Eksperimen dalam Memperoleh Setiap Skor untuk Indikator c
0 Kontrol
Pada Gambar 4 terlihat bahwa siswa pada kelas
eksperimen lebih banyak memperoleh skor yang sangat
memuaskan dalam mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan masalah daripada siswa kelas
Gambar 3. Grafik Perbandingan Persentase Siswa Kelas Sampel kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
dalam Memperoleh Setiap Skor untuk Indikator b
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan

29
Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-30

masalah siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan berbagai konteks untuk menyelesaikan masalah dunia
dengan kelas kontrol. Penyebabnya diduga karena nyata baik secara individual maupun kelompok.
pembelajaran dengan strategi REACT pada kelas Selama penelitian berlangsung ditemukan beberapa
eksperimen dimulai dengan mengajukan suatu kendala terutama mengenai waktu. Alokasi waktu yang
permasalahan atau konteks yang relevan dengan materi telah direncanakan tidak berjalan sebagaimana mestinya,
yang diajarkan dan dikenali oleh siswa sehingga siswa terutama pada tahap experiencing dan cooperating.
lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar matematika. Alokasi waktu yang disediakan untuk tahap experiencing
Ketertarikan ini akan mendorong siswa untuk menemukan dan cooperating tidak mencukupi bagi siswa sehingga
dan membangun konsep berdasarkan pengetahuan awal berpengaruh terhadap alokasi waktu untuk kegiatan
yang dimilikinya sehingga siswa paham bagaimana selanjutnya. Selain itu, pemilihan kelompok yang
konsep tersebut digunakan dalam pemecahan masalah di mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas tidak
kehidupan nyata. Sebagaimana dinyatakan [6] bahwa dapat dilakukan secara acak untuk semua kelompok
pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian karena masih ada kelompok yang belum menyelesaikan
siswa akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang hasil diskusinya sehingga pemilihan kelompok secara
mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah acak dilakukan antara kelompok yang telah
dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu menyelesaikan hasil diskusinya.
menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang belum pernah dihadapi. Akibatnya SIMPULAN DAN SARAN
ketika siswa diberikan suatu permasalahan yang relevan
dengan konsep yang dipelajari, siswa dapat Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan taraf
menyelesaikan permasalahan tersebut. signifikan dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
bahwa rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep mengikuti pembelajaran dengan strategi REACT lebih
matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik daripada kemampuan pemahaman konsep
strategi REACT lebih tinggi daripada siswa yang matematika siswa yang mengikuti pembelajaran
mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini konvesional.
menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan
matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kepada guru bidang studi matematika untuk dapat
strategi REACT lebih baik daripada siswa yang mengikuti menjadikan strategi REACT sebagai salah satu variasi
pembelajaran konvensional. dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk
Penerapan strategi REACT dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
matematika dapat melatih siswa untuk mengembangkan matematika siswa.
kemampuan pemahaman konsep matematikanya. Hal ini DAFTAR RUJUKAN
disebabkan karena pada pembelajaran dengan strategi
REACT siswa dituntut untuk memahami konsep [1] BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
berdasarkan permasalahan yang diberikan guru dengan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
[2] Cord. 1999. Teaching Mathematics Contextually. Texas: CORD
mengaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan awal Communications.
yang dimiliki siswa. Vygotsky dalam [6] menyatakan [3] Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi, B.N. 2011. Psikologi
bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep Eksperimen. Jakarta: Indeks.
tersebut berada dalam daerah perkembangan terdekat [4] Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
(Zone of Proximal Development (ZPD)) siswa. [5] Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di
Pembelajaran tidak hanya berupa pemberian konsep dari Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
guru, tetapi siswalah yang aktif mengkonstruksi [6] Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
pengetahuannya dengan bimbingan guru. Materi pelajaran Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
menjadi lebih berarti jika siswa mempelajari materi [7] Wardhani , Sri. 2010. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan Hasil Belajar Matematika di SMA/MTs. Yogyakarta: Pusat
mereka dan menemukan konsep di dalam proses Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
pembelajarannya. Siswa menggunakan pengetahuan dan Kependidikan Matematika.
[8] _______. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
pengalaman sebelumnya untuk membangun pengetahuan SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran
baru yang untuk selanjutya siswa memanfaatkan Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
pemahamannya terhadap pengetahuan tersebut dalam Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

30

Anda mungkin juga menyukai