Anda di halaman 1dari 3

HANIFA ZICO

1502101010206

Brucella suis

A. PENDAHULUAN
Brucellosis adalah suatu penyakit infeksi yang dapat menyerang
manusia maupun hewan. Penyebab penyakit ini adalah kuman genus
Brucella yang merupakan mikroorganisme intraseluler dan dapat
menyebabkan borsi dan ketidaksuburan (orchitis dan epididymitis) pada
ternak domba, sapi, kambing dan babi. Penyakit ini pada manusia
dikarakterisasi dengan adanya kelemahan, demam, mengigil,
berkeringat, sakit pada persendian, sakit kepala dan sakit pada seluruh.
Dari berbagai spesies Brucella, Brucella melitensis (B.mellitensis)
adalah yang paling patogen untuk manusia, sedangkan B.suis dapat
sama atau terkadang melebihi potegenisitas B. melitensis. B. abortus dan
B.canis kurang patogen untuk manusia. Brucellosis pada ternak dan
kontaminasi produk ternak oleh kuman Brucella adalah sumber utama
infeksi terhadap manusia. Cara penularan ke manusia adalah dengan
cara melalui saluran pencernaan, pernafasan, kontak konjungtiva dan
kontak kulit.

B. EPIDEMIOLOGI
Reservoir dari brucellosis akibat B. Suis adalah hewan liar, dan
babi. B suis dapat ditemukan pada daerah pemeliharaan babi. Infeksi
pada ternak babi yang mula-mula bebas brucelosis biasanya dimulai
dengan adanya pembelian babi jantan atau betina yang terinfeksi, atau
penggunaan pejantan babi unggul secara bersama-sama. Pejantan dapat
menularkan penyakit secara mekanis karena mengekskresi B. Suis
dalam semennya meskipun pejantan terlihat dalam keadaan sehat.
Penyebaran B. suis pada ternak yang dikembangbiakan secara
inseminasi buatan juga sering terjadi. Cara penularan lain adalah dengan
memberikan sisa dapur yang mengandung daging mentah ke pada babi.
Anak babi biasanya mendapat infeksi dari induknya. Infeksi dapat
terjadi sewakti dilahirkan, atau menyusus pada induk yang terinfeksi.
Penyebaran penyakit secara umum serupa dengan penyebaran
brucellosis pada ruminansia, yaitu kontaminasi pakan atau lingkungan
oleh sekresi hewan terinfeksi terutama asal uterus. Infeksi utama
biasanya terjadi secara per oral. Babi biasanya juga makan fetus dan
membrannya yang diabortuskan. Selain itu, infeksi melalui konjungtiva
atau luka juga mungkin terjadi. B.suis juga telah dibuktikan dapat berada
pada beberapa arthropoda seperti caplak. Tetapi penularan melalui cara
ini tidak umum terjadi. B. suis dan spesies Brucella lainnya kelihatannya
mempunyai daya hidup dan kepekaan terhadap desinfektans yang sama
pada kondisi alam

1
HANIFA ZICO
1502101010206

C. ETIOLOGI
Penyakit brucellosis atau penyakit keluron menular disebabkan
oleh bakteri Brucella. Bakteri Brucella berbentuk kokobasil (short
rods) dengan panjang 0,6 – 1,5 µm dan lebar 0,4 – 0,8 µm, bersifat
Gram negatif, non motil, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan
bersifat aerob. Karena tidak menghasilkan spora,
bakteri Brucella mudah dibunuh dibawah sinar matahari namun apabila
lingkungan jauh dari jangkauan sinar matahari maka bakteri ini dapat
bertahan selama 6 bulan.

D. PATOGENESIS
Patogen utama pada babi adalah B. suis. B. suis memiliki 3
biotipe yaitu 1, 2, dan 3. Infeksi yang disebabkan biotipe 1 dan 3
menyebar secara langsung dan tidak langsung dari babi ke babi.
Sedangkan biotipe 2 (biotipe Danish) sering ke babi melalui kelinci
hutan (Lepus europaeus). Babi juga dapat terinfeksi B. abortus namun
bersifat asimptomatik dan hanya terbatas pada daerah kepala dan leher.
Apabila brucellosis menyerang peternakan babi sehat maka akan
muncul gejala : abortus, infertilitas, anak babi lahir lemah, orchitis,
epididimitis, arthritis, abses, dan spondylitis. Infeksi umumnya bersifat
sementara pada babi yang disapih sekalipun dapat memunculkan
terjadinya hewan karier.
Brucella adalah bakteri yang bersifat parasit intraseluler
fakultatif. Bakteri ini berkembang biak terutama pada sel
monocytemacrophage. Sifat ini akan menentukan patologi, manfestasi
klinis dan pengobatan penyakit. Bakteri ini dapat menginfeksi tubuh
manusia melalui berbagai pintu masuk. Menurut ALTON dan
FORSYTH, (2005) antara lain adalah sebagai berikut:
 Melalui konjuntiva secara aerosol atau tangan/jari yang
terkontaminasi.
 Melalui pernafasan/secara aerosol melalui hidung (biasanya
pada pekerja di rumah potong hewan, kecelakaan di
laboratorium, pekerjaan di bidang veteriner).
 Melalui mulut/ingesti (makanan asal produk ternak yang
terkontaminasi, atau tangan yang terkontaminasi)
 Melalui kulit yang terluka (biasanya terjadi pada dokter hewan,
pekerja di peternakan atau pekerja rumah potong hewan).
Karena infeksinya bersifat sistemik, seringkali sulit ditentukan
pintu masuk dalam suatu kasus tertentu. Pintu masuk yang umum
terjadi adalah melalui makanan dari produk ternak yang terkontaminasi
atau tangan yang terkontaminasi. Kulit yang lecet merupakan pintu
masuk utama infeksi B. suis pada pekerja di rumah potong babi yang
menangani daging segar yang terkontaminasi.
Prinsip sumber infeksi sama seperti sapi. Rute infeksi melalui
kontak seksual secara alamiah dimana pejantan yang terinfeksi
brucellosis mengawini betina sehat, melalui rute oral (digesti) dari

2
HANIFA ZICO
1502101010206

berbagai macam makanan yang diberikan kepada babi, secara inhalasi


dan melaui konjungtiva.

E. GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada babi biasanya tidak terlihat. Masa inkubasi
biasanya berkisar 14-21 hari. Pada babi betina, abortus adalah yang
gejala utama. Hal ini dapat terjadi sepanjang masa kebuntingan. Dapat
juga anak babi dilahirkan mati atau terjadi kelemahan pada anak babi.
Induk babi dapat mengeluarkan discharge dari vagina. Mastitis kadang
terjadi dan dapat menjurus pada pembentukan abses. Pada pejantan
biasanya tidak terlihat gejala meskipun dalam semennya dapat
ditemukan B.suis. Terkadang ditemukan pembengkakan atau pada kasus
kronis terjadi atropi epididymis dan testes, umumnya unilateral.
Performans seksualnya biasanya tidak terpengaruh. Pada babi semua
umur, dapat juga terjadi kebengkakan persendian, bursa dan tendon.
Terkadang dapat terjadi paralysis, dan dapat juga menjurus pada
pembentukan abses.

F. DIAGNOSIS
Diagnosis bisa dilakukan dengan pemeriksaan bakteriologis dan
pemeriksaan serologis.

G. PENGENDALIAN DAN PENGOBATAN


Seseorang yang karena pekerjaannya dapat terpapar oleh
penyakit yang disebabkan B. Suis dapat dilindungi dengan memakai
pakaian pelindung, sepatu boots dari karet, sarung tangan, masker wajah
dan juga menjaga kebersihan diri. Vaksin untuk manusia guna
pencegahan penyakit ini tidak digunakan secara luas. Pemberantasan
brucellosis dari babi akan secara cepat dapat mengurangi ancaman
serangan penyakit terhadap manusia. Hal ini telah dibuktikan pada
beberapa negara. Dalam program pemberantasan, dapat digunakan
berbagai vaksin dan vaksinasi dikalukan terutama pada hewan muda.
Kemudian, perlu juga diutamakan deteksi kelompok hewan yang
terinfeksi dan juga deteksi pada individu hewan tertentu yang dapat
dilakukan dengan uji serologi. Pilihan terakhir adalah eliminasi hewan
terinfeksi dengan pemotongan ternak. Pengobatan pada manusia
dilakukan dengan pemberian kombinasi antibiotik dari 4 sampai 6
minggu. Pada dasarnya digunakan doxycycline dan rifampin dengan
cotrimoxazole sebagai pengganti doxycycline pada anak-anak. Tetapi
juga dilaporkan demam terulang kembali setelah pengobatan selama 2
minggu dengan pemberian streptomycin setiap hari. Azithromycin juga
telah dibuktikan

Anda mungkin juga menyukai