Anda di halaman 1dari 51

BANTUAN HIDUP DASAR

PELATIHAN BATAM 18-23 SEPTEMBER 2012


Resusitasi Jantung & Paru ( RJP )
• Definisi : Adl Suatu usaha bantuan hidup
dasar ( BHD ) yang terdiri dari Air way,
Breathing & Circulation; dgn.cara pemberian
nafas buatan dan kompresi jantung luar
dgn.tujuan mengalirkan kembali edaran
darah yg.beroksigen ke otak.

• RJP dilakukan pd keadaan yg.mati klinis


bukan mati biologis.
ANATOMI JANTUNG & PARU
Otak
tidak dapat O2 mati
Jantung

“3 – 8” menit
Keterlambatan BHD

Keterlambatan Kemungkinan
BHD berhasil

1 menit 98 dari 100


3 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Indikasi BHD

• Henti napas.
Penyebab : tenggelam,stroke, obstruksi jalan napas akibat
benda asing, menghirup asap, keracunan obat, tersengat listrik,
tercekik, trauma, MCI, dll.
Tanda –tanda: dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran
udara pernafasan dari pasien.
Pada awal henti nafas oksigen masih di dalam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah
ke otak dan organ vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan
bantuan nafas, maka akan sangat bermanfaat sehingga pasien
dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.

• Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi
henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat
menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.
Tujuan BHD

1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau


berhentinya pernafasan
2. Memberikan bantuan eksternal
terhadap sirkulasi dan ventilasi dari
pasien yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui resusitasi
jantung paru ( RJP ).
Sekuens
Bantuan
Hidup
Dasar
(Guidelines AHA 2005)
Langkah-langkah BHD
Langkah-
Tindakan RJP/ CPR

• Pastikan keamanan penolong


• Pastikan keamanan pasien
D= DANGER !!
• Is it safe
• Apakah aman
• What happened
• Apa yang terjadi
• How many
• victims are there
• Berapa jumlah korbaN
• Can bystanders help
• Orang disekitar dapat
membantu?
Once you reach the victim
• Saat menghampiri
korban?
R = NILAI RESPON PASIEN

• Segera setelah aman


• “Are you all right ?”
• Hati-hati kemungkinan trauma
leher
• Jangan pindahkan / mobilisasi
pasien bila tidak perlu
AKTIFKAN EMS
Check RESPONS korban dengan
cara menggoncangkan bahu
CALL FOR HELP
( MINTA TOLONG )

• Fungsi :
1. Mencari Bantuan
2. Mencari Saksi buat Penolong
SEGERA BERTERIAK
MINTA PERTOLONGAN
CIRCULATION ( BANTUAN
SIRKULASI )
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung
AIRWAY (JALAN NAFAS)
PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
AIRWAY
Bila pasien tidak memberikan respon
• supine, permukaan datar dan keras
• bila perlu pindahkan pasien dengan
cara: kepala, bahu dan badan
bergerak bersamaan (in-line) bila
curiga cedera spinal
• posisi penolong : di samping pasien /
di atas kepala (kranial) pasien
Buka jalan nafas
MEMBUKA JALAN NAFAS
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
BREATHING
( BANTUAN NAFAS )
Memastikan pasien tidak bernafas
bernafas;;
Jika bernafas tidak normal (satu
(satu--satu /
mengaggap / tidak teratur / hilang timbul /
Sangat lemah
lemah),
), maka anggap korban tidak
bernafas..
bernafas
Bila pernafasan dan sirkulasi kembali
normal dan korban tidak diduga
memiliki cedera cervikal

POSISI SISI MANTAP


MULUT KE MULUT Mulut ke MASK

• Mouth to mouth
PISTOL GRIP TECHNICS
Mulut ke hidung Mulut ke stoma
BAG VALVE MASK
( AMBU BAG )
BREATHING

"Bagging" : lebih baik berdua


BREATHING

O2 < 50%
O2

Valve O2 > 90%


Bag O2
Mask
NAFAS BUATAN
• 2 x nafas buatan, 1- 1,5 detik/nafas
• Tidal volume
– Dengan O2 : TV 6 - 7 ml/kg (400- 600 ml)
– Tanpa O2 : TV 10 ml/kg (700 -1000 ml)

• Tidak berhasil : perbaiki posisi, buka


jalan nafas, ulangi beri nafas buatan
Evaluasi airway & breathing

Jika mengalami kesulitan untuk


memberikan nafas buatan yang
efektif,periksa apakah masih ada
sumbatan di mulut pasien serta
perbaiki posisi tengadah kepala dan
angkat dagu yang belum adekuat.
Lakukan sampai dapat dilakukan 2
kali nafas buatan yang adekuat.
Evaluasi airway & breathing
• Bila pasien kembali bernafas spontan dan
normal tetapi tetap belum sadar, ubah
posisi pasien ke posisi miring mantap, bila
pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
CIRCULATION ( BANTUAN
SIRKULASI )
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung
• Arteri brakhialis • Arteri karotis
NILAI SIRKULASI
• Nadi carotis < 5-10 detik
• ADA / TIDAK

(+) (-)
Nafas buatan Nafas buatan
tanpa PJL + PJL
10-12 x/mnt (30:2)
• Sirkulasi ( - ) : teruskan PJL + NB
• Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan
10- 12 x/menit
• Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap
jaga jalan nafas
PIJAT JANTUNG LUAR
• pada 1/2 bawah
sternum, diantara 2
putting susu
• 4 - 5 cm
• Rasio Pijat Jantung
Luar / Nafas Bantu
– 5:1
– 15 : 2 (?)
– 30 : 2
• Sebelum intubasi
– Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2
penolong)
– Anak (1-8 th)
– Bayi (<1 th ) 30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)

• 5 x siklus 30 :2 (= 2mnt)  nilai ulang


sirkulasi
PRINCIPAL OF ECC
( KOMPRESI JANTUNG LUAR )
EVALUASI

• Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin


pasien dievaluasi kembali.
• Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali
kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
• Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan
pasien pada posisi mantap.
• Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan
bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan
monitor nadi setiap 10 detik.
• Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan
adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas
tetap terbuka.
RJP DIHENTIKAN
1.Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
2.Ada bantuan yg.> ahli datang menolong.
3.Penolong lelah atau OVER EXHAUSTED.
4.Adanya DNAR
5.Tanda kematian yang irreversibel / Waktu
sudah 30 menit atau lebih
RJP TIDAK DILAKUKAN
• DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
• Tanda kematian : rigor mortis,
dekapitasi
• Sebelumnya dengan fungsi vital yang
sudah sangat jelek dengan terapi
maksimal
• Bila menolong korban akan
membahayakan penolong
KOMPLIKASI RJP

– Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada


orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada
fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan
salah.
– Pneumothorax, Regurgitasi lambung
– Hemothorax, Perdarahan Intra abdomen
– Kontusio paru
– Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu
rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah
heper (limpa)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai