Anda di halaman 1dari 24

SELAMAT DATANG

By : Eny Yuliani
PEMBERIAN PRODUK DARAH
A. TRANFUSI DARAH
Definisi :
 Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang membutuhkan darah dengan cara memasukan darah
melalui vena dengan menggunakan set transfusi. Pemberian transfusi
darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki
kadar hemoglobin dan protein serum. Banyak komplikasi dapat
ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi hemolitik
akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi dan
reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup
diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan
label darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan
pemberian darah yang inkompatibel.
 Perawat harus memastikan bahwa kateter yang dipakai klien
menggunakan kateter ukuran besar (18-19). Komponen darah harus
diberikan oleh personel yang kompeten, berpengalaman dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Fungsi Umum Darah:
 Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida,
sampah dan air).
 Termoregulasi (pengatur suhu tubuh).

 Imunologi (mengandung antibodi tubuh).

 Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)


B. TUJUAN
 Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan,
trauma atau perdarahan
 Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang mengalami
anemia berat.
 Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi
pengganti (misal : faktor pembekuan plasma untuk membantu
mengontrol perdarahan pada klien yang menderita hemofilia).

C. Masalah yang berkaitan dengan transfusi darah


 Darah dapat menjadi media penularan infeksi (seperti malaria,
hepatitis B dan C, HIV). Oleh karena itu lakukan skrining
donor darah seketat mungkin. Untuk memperkecil risiko, beri
transfusi darah hanya jika sangat diperlukan.
D. INDIKASI
 Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi
besar, perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat,
penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
 Pasien dengan syok hemoragi dan pasien anemia berat.

 Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi


gangguan sirkulasi darah dan sebagai tambahan dari
pemberian antibiotik)
 Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan
faktor pembekuan, karena komponen darah spesifik
yang lain tidak ada
 Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.
E. Kontraindikasi :
1. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal.
2. Pasien yang memiliki tekanan darah rendah.
3. Transfusi dengan golongan darah yang berbeda..
4. Transfusi dengan darah yang mengandung penyakit, seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B.

F. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Kondisi pasien sebelum ditranfusi.
2. Kecocokan darah yang akan dimasukkan.
3. Label darah yang akan dimasukkan.
4. Golongan darah klien.
5. Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak).
6. Homogenitas (darah bercampur semua atau tidak).
G. PERSIAPAN PASIEN
 Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi darah yang akan dilakukan
 Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang kemungkinan
terjadi dan pentingnya melaporkan reaksi dengan cepat kepada
perawat atau dokter
 Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi,
anjurkan untuk segera melapor apabila reaksi terjadi
 Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa
digunakan untuk pemberian transfusi
 Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan
 Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi
H. MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut:
 Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan
nama anak serta nomornya tercantum pada label dan formulir (pada
kasus gawat darurat, kurangi risiko terjadinya ketidakcocokan atau
reaksi transfusi dengan melakukan uji silang golongan darah spesifik
atau beri darah golongan O bila tersedia)
 Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna
plasma darah tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah
tidak terlihat keunguan atau hitam. Kantung darah transfusi tidak
bocor.
 Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat
awal transfusi darah pada anak yang sirkulasi darahnya normal.
Jangan menyuntik ke dalam kantung darah
 Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan
denyut nadi anak. . Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus
sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh, yang diberikan selama 3-4 jam.
Selama transfusi
 Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju
transfusiPeriksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
 Lihat tanda reaksi transfusi, terutama pada 15 menit pertama
transfusi
 Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi
napas setiap 30 menit
 Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang
timbul.

Setelah transfusi
 Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang
sama harus ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan)
diulangi kembali.
I. REAKSI YANG TIMBUL SETELAH TRANSFUSI
 Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan
darah dan identitas pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan
transfusi segera dan hubungi bank darah.

Reaksi Ringan (karena hipersensitivitas ringan)


A. Tanda dan gejala : Ruam kulit yang gatal
B. Tatalaksana :
- Lambatkan transfusi.
- Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia.
- Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak
terjadi perburukan gejala setelah 30 menit.
- Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas
sedang.
Reaksi Sedang-Berat (karena hipersensitivitas yang sedang,
reaksi non-hemolitik, pirogen atau kontaminasi bakteri)

A. Tanda dan gejala:


 Urtikaria berat , Kulit kemerahan (flushing) , Demam > 38°C
(demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan) ,
Menggigil , Gelisah , Peningkatan detak jantung.
B. Tatalaksana:
a. Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam
normal.
b. Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM,
jika tersedia.
c. Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102).
d. Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel
darah dari tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul
dalam waktu 24 jam.
e. Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan
dengan darah baru dan amati dengan seksama.
f. Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai
reaksi yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke
dokter jaga dan bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi
bakteri dan syok septik, kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala:
a)Demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi
diberikan) ,
b)Menggigil ,
c)Gelisah ,
d)Peningkatan detak jantung , napas cepat ,
e)Urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria) ,
f) Perdarahan yang tidak jelas penyebabnya ,
g)Bingung ,
h)Gangguan kesadaran ,
*Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak
terkontrol atau syok mungkin merupakan tanda satu-satunya reaksi
yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
 Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam
normal.
 Jaga jalan napas anak dan beri oksigen.

 Beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam


larutan 10 000)
 Tangani syok.

 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM,


jika tersedia.
 Beri bronkodilator jika terjadi wheezing.lapor kepada dokter jaga dan
laboratorium sesegera mungkin.
 Jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB
IV
 Beri antibiotik untuk septisemia.
MACAM KOMPONEN DARAH TRANSFUSI
1.Biasanya disediakan 1.Bedanya dengan Whole
Whole blood

(PRBC)
Packed Red Blood Cell
hanya untuk transfusi pada blood adalah pada jumlah
perdarahan masif. plasma, dimana PRBC lebih
2.Biasa diberikan untuk sedikit mengandung
perdarahan akut, shock plasma.
hipovolemik serta bedah 2.Hal ini menyebabkan
mayor dengan perdarahan kadar hematokrit PRBC
> 1500 ml. lebih tinggi dibanding
3.Akan meningkatkan dengan whole blood, yaitu
kapasitas pengangkutan 70% dibandingkan 40%.
oksigen dan peningkatan 3.Biasa diberikan pada
volume darah. pasien dengan perdarahan
lambat, pasien anemia atau
4.Transfusi satu unit whole pada kelainan jantung.
blood akan meningkatkan
hemoglobin 1 g/dl 4.Saat hendak digunakan,
PRBC perlu dihangatkan
terlebih dahulu hingga
sama dengan suhu tubuh
(37ºC).
1.Mengandung semua 1.Satu unit trombosit dapat

Trombosit
Plasma Beku Segar
(Fresh Frozen Plasma)
protein plasma (faktor meningkatkan 7000-10.000
pembekuan), terutama trombosit/mm3 setelah 1
faktor V dan VII. jam transfusi pada pasien
2.Biasa diberikan setelah dengan berat badan 70 kg.
transfusi darah masif, 2.Banyak faktor yang
setelah terapi warfarin dan berperan dalam
koagulopati pada penyakit keberhasilan transfusi
hati. trombosit diantaranya
3.Biasanya dapat menaikan splenomegali, sensitisasi
masing-masing kadar faktor sebelumnya, demam, dan
pembekuan sebesar 2-3% perdarahan aktif.
pada orang dewasa. Sama 3.Diindikasikan pada
dengan PRBC, saat hendak pasien dengan
diberikan pada pasien perlu trombositopenia berat
dihangatkan terlebih (<20.000 sel/mm3) disertai
dahulu sesuai suhu tubuh. gejala klinis perdarahan.
1.Mengandung

Kriopresipitat
faktor VIII dan
fibrinogen jumlah
banyak.
2.Diindikasikan
pada pasien
dengan penyakit
hemofilia
(kekurangan
faktor VIII) dan
juga pada pasien
dengan defisiensi
fibrinogen.
RUMUS PERHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI
 Rumus : Hb Normal - Hb Pasien = Hasil
 Hasil x BB x Jenis Darah

 Keterangan :

 Hb Normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

 Hb Pasien : Hb pasien saat ini

 Hasil : Hasil pengurangan Hb normal dan Hb pasien

 Jenis Darah : Darah yang dibutuhkan

 = PRC dikalikan 3

 = WB dikalikan 6

 Rumus : Hb normal – Hb pasien = hasil

 Hasil x BB x jenis darah


A. Rumus tranfusi PRC
Rumus untuk koreksi Hb dengan PRC adalah :
A – B x BB x 3
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
3 : Jenis darah PRC

B. Rumus tranfusi WB
Rumus untuk koreksi Hb dengan WB adalah :
A – B x BB x 6
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
6 : Jenis darah WB
C. Rumus tranfusi TC dan Cryo
Rumus tranfusi TC dan Cryo
Rumus untuk koreksi TC dan Cryo adalah :
A – B x BB x 0,5
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
0,5 : Jenis darah TC / Cryo

D. Rumus tranfusi FFP


Rumus untuk koreksi FFP adalah :
A – B x BB x 10
Keterangan :
A : Hb target / Hb yang diharapkan atau Hb normal
B : Hb pasien saat ini
BB : Berat badan pasien
10 : Jenis darah FFP
E. Rumus tranfusi Albumin
Rumus untuk koreksi Albumin adalah :
A – B x [(BB x40)/100] x 2
Keterangan :
A : Albumin target / nilai albumin yang diharapkan /
Albumin normal
B : Albumin pasien saat ini
BB : Berat badan pasien

Anda mungkin juga menyukai