Organisasi
kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa lebih dari 2 miliar orang di dunia terinfeksi
HBV atau pernah terinfeksi HBV dan 350 juta orang di dunia menderita hepatitis kronis oleh
karena infeksi HBV ini, dan 1 juta orang diantaranya meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit hati yang berkaitan dengan infeksi HBV. Penyebaran infeksi HBV kronis sangat
prevalensinya mencapai 8-15% dari populasi. Ini berarti di Asia Tenggara memiliki
endemisitas yang cukup tinggi terhadap hepatitis B. Sebagian besar penyebaran infeksi HBV
terkait dengan usia pada saat terinfeksi, yang berbanding terbalik dengan risiko kronisitas.(1,2)
Hepatitis adalah inflamasi dari hepar yang dapat disebabkan oleh terpaparnya hepar
dengan bahan kimia tertentu, penyakit autoimun, atau infeksi bakteri tetapi paling sering
1. Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan dan tetap
3. Bila disertai dengan peningkatan SGOT/PT pada lebih dari 3 kali pemeriksaan dengan
interval pemeriksaan setiap 2-3 bulan, maka status ibu adalah penderita hepatitis B
kronik.
4. Status HbsAg positif tersebut dapat disertai dengan atau tanpa HBeAg positif. (4)
Infeksi hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B virus (HBV), sebuah virus DNA
berkapsul yang dapat menginfeksi hepar dan menyebabkan nekrosis hepatoselular dan
inflamasi. HBV adalah salah satu virus terkecil yang diketahui dapat menginfeksi manusia, dan
masih termasuk ke dalam famili hepadnavirus. HBV juga dikenal sebagai virus onkogenik
karena merupakan salah satu fator resiko terbesar untuk terjadinya hepatoseluler karsinoma.
Virus ini dapat bersirkulasi dalam serum manusia (berukuran 42 nm), double-shelled particle,
dengan HBsAg yang merupakan komponen diluar kapsul dan komponen didalam nukleokapsul
adalah hepatitis B core antigen (HBcAg). HBV DNA dapat dideteksi dalam serum dan dapat
1.2. Patogenesis
Infeksi virus HBV biasanya ditularkan melalui perkutaneus atau mukosa yang terpapar
dengan darah yang terinfeksi dan berbagai cairan tubuh lainnya, termasuk saliva, darah
menstruasi, cairan vagina, dan cairan mani.(5) Menurut teori, ada tiga rute yang mungkin untuk
a. Melewati barrier plasenta: darah ibu yang mengandung HbeAg positif dapat melewati
plasenta yang dapat diinduksi oleh kontraksi uterus selama kehamilan dan gangguan
sperma dari pria yang terinfeksi. Oleh karena itu, janin dapat terinfeksi HBV sejak konsepsi jika
c. Kemungkinan lain transmisi intrauterin selain melalui darah ibu adalah melalui sekret
Transmisi HBV dari ibu ke janin saat persalinan dipercaya karena akibat dari terpaparnya
janin dengan sekret serviks dan darah yang terinfeksi saat persalinan.(1)
Infeksi HBV dapat terjadi postnatal, bukan hanya karena transmisi dari ibu ke bayi
namun dapat pula antar anggota keluarga yang terinfeksi ke bayi. Selain itu, meskipun
HBV-DNA ada pada ASI ibu yang terinfeksi, menyusui bayi mereka bukan merupakan
resiko tambahan untuk transmisi HBV asalkan sudah diberikan imunoprofilaksis atau
imunisasi sesaat setelah lahir dan diberikan sesuai jadwal. Tidak perlu menunda
Fase pre-ikterik atau fase prodormal dari gejala awal sampai fase ikterik biasanya berkisar
antara 3 hingga 10 hari. Fase ini biasanya tidak memiliki gejala spesifik, namun biasanya
pasien merasa tidak enak badan, anorexia, mual, muntah, nyeri perut pada kuadran kanan atas,
demam, sakit kepala, myalgia, rash pada kulit, arthralgia dan arthritis, dan urin berwarna gelap,
gejala-gejala ini dapat terjadi 1 sampai 2 hari sebelum fase ikterik. Fase ikterik biasanya terjadi
selama 1 hingga 3 minggu dan ditandai dengan ikterik, feses yang berwarna pucat atau keabu-
sklera menjadi kuning dengan waktu rata-rata 90 hari sejak terinfeksi sampai menjadi kuning.
Pada pasien dengan bilirubin lebih dari 10 mg/dL, keluhan lemas dan kuning biasanya berat
dan keluhan dapat bertahan sampai beberapa bulan sebelum resolusi sempurna. Gejala akut
dapat berupa mual, muntah, nafsu makan menurun, demam, nyeri perut dan ikterik.(7)
McMahon dkk, melaporkan hanya sekitar 30-50% orang dewasa mengalami fase ikterik pada
hepatitis B akut, sedangkan pada bayi dan anak-anak lebih jarang terjadi ikterik pada hepatitis
B akut. Resolusi dari hepatitis B akut berhubungan dengan eliminasi virus dari darah dan
munculnya anti-HBs.(8) Pasien hepatitis B akut dengan sistem imun yang baik dapat sembuh
spontan pada lebih dari 95% pasien, sedangkan sisanya dapat berkembang menjadi infeksi
yaitu :
1 Hepatitis B kronik aktif. HbsAg positif dengan DNA VHB lebih dari 105 IU/ml
didapatkan kenaikkan ALT (alanin aminotransferase) yang menetap atau intermiten. Pada
pasien sering didapatkan tanda-tanda penyakit hati kronis. Pada biopsi hati didapatkan
gambaran peradangan yang aktif. Menurut status HBeAg pasien dikelompokkan menjadi
2 Carrier VHB Inaktif ( Inactive HBV Carrier State). Pada kelompok ini HBsAg positif
dengan titer DNA VHB yang rendah yaitu kurang dari 105 IU/ml. Pasien menunjukkan
Pada hepatitis B tidak semua orang memiliki gejala dan tidak mengetahui dirinya telah
terinfeksi, khususnya pada anak-anak. Kebanyakan pada orang dewasa gejalanya terjadi
setelah 3 bulan paparan. Jika telah kronis akan memunculkan gejala yang sama dengan infeksi
Masa Inkubasi infeksi hepatitis B adalah 90 hari (rata-rata 60-150 hari). Onset penyakit
ini sering tersembunyi dengan gejala klinik yang tergantung usia penderita. Kasus yang fatal
dilaporkan di USA sebesar 0,5-1 %. Sebagian infeksi akut VHB pada orang dewasa
menghasilkan penyembuhan yang sempurna dengan pengeluaran HBsAg dari darah dan
produksi anti HBs yang dapat memberikan imunitas untuk infeksi berikutnya. Diperkirakan 2-
10 % infeksi VHB menjadi kronis dan sering bersifat asimptomatik dimana 15-25 % meninggal
sebelum munculnya sirosis hepatis atau kanker hati. Gejala akut dapat berupa mual, muntah,
2.5 Penatalaksanaan
Profilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan terinfeksi adalah
sebagai berikut:
Untuk profilaksis setelah tereksposure melalui perkutan atau luka mukosa, dosis
Pada kontak seksual, jarum suntik dan kontak nonseksual dalam rumah dengan
penderita kronis VHB dapat diberikan profilaksis post eksposure dengan vaksin
Wanita hamil dengan carrier VHB dianjurkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tidak memakai bersama alat-alat yang dapat terkontaminasi darah seperti sikat gigi,
Pastikan bayinya mendapatkan HBIg saat lahir, vaksin hepatitis B dalam 1 minggu
Beberapa obat antiviral Hepatitis B yang direkomendasikan pada ibu hamil menurut
American Association for the Study of Liver Disease Practice Guidelines Committee
umumnya.(13)
Pada infeksi akut VHB dan adanya hepatitis fulminan persalinan pervaginam usahakan
dengan trauma sekecil mungkin dan rawat bersama dengan spesialis penyakit dalam
(spesialis hepatologi). Gejala hepatitis fulminan antara lain sangat ikterik, nyeri perut
kanan atas, kesadaran menurun, dan hasil pemeriksaan urin; warna seperti teh pekat,
urobilin dan bilirubin positif, pada pemeriksaan darah selain urobilin dan bilirubin
Pada ibu hamil dengan Viral Load tinggi dapat dipertimbangkan pemberian HBIG atau
lamivudin pada 1 – 2 bulan sebelum persalinan. Mengenai hal ini masih ada beberapa
pendapat yang menyatakan lamivudin tidak ada pengaruh pada bayi, tetapi ada yang
Persalinan sebaiknya jangan dibiarkan berlangsung lama, khususnya pada ibu dengan
HbsAg positif. Wong menyatakan persalinan berlangsung lebih dari 9 jam, sedangkan
kemungkinan penularan VHB intrauterin. Persalinan pada ibu hamil dengan titer VHB
tinggi (3,5 pg/ml) atau HbsAg positif, lebih baik seksio sesarea. Demikian juga jika
persalinan yang lebih dari 16 jam pada pasien pengidap HbsAg positif.(13)
Menyusui bayi tidak merupakan masalah. Pada penelitian telah dibuktikan bahwa
penularan melalui saluran cerna membutuhkan titer virus yang jauh lebih tinggi dari penularan
parenteral.(13)
populasi, angka prevalensi berkisar 7-10%. Pada ibu hamil yang menderita Hepatitis B,
transmisi vertikal dari ibu ke bayinya sangat mungkin terjadi, apalagi dengan hasil pemeriksaan
darah HbsAg positif untuk jangka waktu 6 bulan, atau tetap positif selama kehamilan dan pada
saat proses persalinan, maka risiko mendapat infeksi hepatitis kronis pada bayinya sebesar 80
sampai 95%. Perlu adanya komunikasi aktif antara ibu, dengan dokter kandungan, dokter anak,
atau dengan bidan penolong agar memanajemen terhadap BBL dapat segera dimulai. (14)
kebidanan & kandungan dan spesialis anak. Satu minggu sebelum taksiran partus, dokter
Pada saat partus, dokter spesialis anak ikut mendampingi, apabila ibu hamil ingin persalinan
diltolong bidan, hendaknya bidan diberitahukan masalah ibu tersebut, agar bidan dapat juga
memberikan imunisasi yang diperlukan. Ibu yang menderita hepatitis akut atau test serologis
Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml segera setelah lahir, seyogyanya
dalam 12 jam sesudah lahir disusul dosis ke-2, dan ke-3 sesuai dengan jadwal imunisasi
hepatitis.
Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU IM (0,5 ml)
disuntikkan pada paha yang lainnya, dalam waktu 24 jam sesudah lahir (sebaiknya dalam
Mengingat mahalnya harga immunoglobulin hepatitis B, maka bila orang tua tidak
mempunyai biaya, dilandaskan pada beberapa penelitian, pembelian HBIg tersebut tidak
(Rekomendasi CDC), tapi apabila ada luka pada puting susu dan ibu mengalami Hepatitis
a. Dilakukan pemeriksaan anti HBs dan HBsAg berkala pada usia 7 bulan (satu bulan setelah
1) Bila pada usia 7 bulan tersebut anti HBs positif, dilakukan pemeriksaan ulang anti HBs
2) Bila anti HBs dan HBsAg negatif, diberikan satu kali tambahan dosis vaksinasi dan
satu bulan kemudian diulang pemeriksaan anti HBs. Bila anti HBs positif, dilakukan
pemeriksaan yang sama pada usia 1, 3, dan 5 tahun seperti pada butir a.
3)
Bila pasca vaksinasi tambahan tersebut anti HBs dan HBsAg tetap negatif, bayi
dinyatakan sebagai non responders dan memerlukan pemeriksaan lanjutan yang tidak
4) Bila pada usia 7 bulan anti HBs negatif dan HBsAg positif, dilakukan pemeriksaan
HBsAg ulangan 6 bulan kemudian. Bila masih positif, dianggap sebagai hepatitis kronis
dan dilakukan pemeriksaan SGOT/PT, USG hati, alfa feto protein, dan HBsAg,
b. Bila HBsAg positif selama 6 bulan, dilakukan pemeriksaan SGOT/PT setiap 2-3 bulan.
Bila SGOT/PT meningkat pada lebih dari 2 kali pemeriksaan dengan interval waktu 2-3
Dilaporkan 10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak mendapatkan
insiden ± 10 % pada trimester I dan 80-90% pada trimester III. Adapun faktor predisposisi
Sedangkan ± 90 % janin yang terinfeksi akan menjadi kronis dan mempunyai risiko
kematian akibat sirosis atau kanker hati sebesar 15-25 % pada usia dewasa nantinya. Infeksi
VHB tidak menunjukkan efek teratogenik tapi mengakibatkan insiden Berat Badan Lahir
Rendah ( BBLR ) dan Prematuritas yang lebih tinggi diantara ibu hamil yang terkena infeksi
akut selama kehamilan. Dalam suatu studi pada infeksi hepatitis akut pada ibu hamil (tipe B
atau non B) menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap kejadian malformasi kongenital, lahir
mati atau stillbirth, abortus, ataupun malnutrisi intrauterine. Pada wanita dengan karier VHB
tidak akan mempengaruhi janinnya, tapi bayi dapat terinfeksi pada saat persalinan (baik
pervaginam maupun perabdominal) atau melalui ASI atau kontak dengan karier pada tahun
pertama dan kedua kehidupannya. Pada bayi yang tidak divaksinasi dengan ibu karier
dan sampai 40% menjadi karier jangka panjang dengan risiko sirosis dan kanker hepar
Ibu hamil yang karier VHB dianjurkan untuk memberikan bayinya Imunoglobulin
Hepatitis B (HBIg) sesegera mungkin setelah lahir dalam waktu 12 jam sebelum disusui untuk
pertama kalinya dan sebaiknya vaksinasi VHB diberikan dalam 7 hari setelah lahir.
Imunoglobulin merupakan produk darah yang diambil dari darah donor yang memberikan
imunitas sementara terhadap VHB sampai vaksinasi VHB memberikan efek. Vaksin hepatitis
B kedua diberikan sekitar 1 bulan kemudian dan vaksinasi ketiga setelah 6 bulan dari vaksinasi
pertama.(14)
Tes hepatitis B terhadap HBsAg dianjurkan pada semua wanita hamil pada saat kunjungan
antenatal pertama atau pada wanita yang akan melahirkan tapi belum pernah diperiksa HbsAg-
nya. Lebih dari 90 % wanita ditemukan HbsAg positif pada skreening rutin yang menjadi karier
VHB. Tetapi pemeriksaan rutin wanita hamil tua untuk skreening tidak dianjurkan kecuali pada
kasus-kasus tertentu seperti pernah menderita hepatitis akut, riwayat tereksposure dengan
hepatitis, atau mempunyai kebiasaan yang berisiko tinggi untuk tertular seperti
penyalahgunaan obat-obatan parenteral selama hamil, maka test HbsAg dapat dilakukan pada
trimester III kehamilan. HbsAg yang positif tanpa IgM anti HBc menunjukkan infeksi kronis
5. Guidelines for the Prevention, Care and Treatment of Persons with Chronic Hepatitis
B Infection. World Health Organization. 2015.
10. Department of Health & Human Service. Center for Disease Control and Prevention,
11. Government of Western Australia. Department of Health. Women and Newborn Health
Service. King Edward Memorial Hospital. Antenatal Care Hepatitis B in Pregnancy.
Australia. 2015
12. Apuzzio J, Block JM, Cullison S, Cohen C, Leong SL, London WT, et al. Chronic
Hepatitis B in Pregnancy. Female Patient (Parsippany). 2012;37(April)
13. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
p. 906 – 907
14. Shiffman ML. Management of Acute Hepatitis B. Clin. Liver Dis. 2010;14:75–91
16. Giles ML, Grace R, Tai A, Michalak K, Walker SP. Prevention of Mother to Child
Transmission of Hepatitis B Virus During Pregnancy and The Puerperium. Aust. New
Zeal. J. Obstet. Gynaecol. 2013