PENDAHULUAN
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan mulai
diperhatikan oleh negara lain. Indonesia mempunyai perkembangan ekonomi terbesar di
Asia Tenggara , memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam
posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Negara kita
merupakan negara penghasil komoditi utama yaitu beras, tetapi Indonesia dengan segala
keunggulan dibidang pertanian khususnya dalam hal komoditi beras masih harus membeli
(Impor) beras dari negara lain.
Beras adalah bahan pangan yang memiliki kedudukan penting diIndonesia dalam
bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya. Perkembangan impor beras di indonesia dari
tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di
Indonesia. Impor beras di Indonesia sangat berpengaruh dengan keadaan ekonomi.
Data yang dilansir dari Merdeka.com (2013), kondisi ekonomi tahun1998 dan
2008 merupakan kondisi ekonomi yang sangat buruk karena terjadinya krisis moneter.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, terbukti tidak
dapat langsung memperbaiki stabilitas ekonomi dan Rupiah. Bahkan situasi menjadi tak
terkendali. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia
Tenggara. krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar Baht di Thailand 2 Juli
1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi sehingga
ketersediaan beras dan pangan menjadi sangat mahal,keadaan ini yang membuat
pertamanya pemerintah melakukan impor beras.
Dari data yang dilansir oleh Liputan6.com (2015), Wakil Presiden Jusuf Kalla
(JK) mengungkapkan akan melakukan impor beras demi mencukupi kebutuhan beras
pada 2016. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan,
Cadangan beras diperkirakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beras sembari
menunggu masa panen.Dalam masa panen raya Djarot menuturkan, akan mundur karena
dampak El Nino yang cukup besar di akhir tahun sehingga berimbas pada 2016. Sebagai
suatu perusahaan pemasok beras, Bulog tidak memiliki rekomendasi apa pun ke
pemerintah. Dalam hal ini, Bulog hanya akan mendukung pemerintah dalam menampung
dan menyalurkan beras, terlepas apakah itu beras impor atau beras local.
Data yang dilansir oleh Tempo.com (2015), menurut pengamat pertanian Gede
Sedana, mengatakan "Pemerintah pada sisi lain belum mampu membuat kebijakan yang
baik dalam mendukung kelangsungan hidup petani". Menurut dia, impor beras secara
tidak langsung menyudutkan posisi petani di tengah gencarnya program pemerintah untuk
meraih kembali swasembada pangan yang pernah disandang Indonesia pada 1984. "Impor
beras membawa konsekuensi terhadap turunnya harga gabah di tingkat petani, disinsentif
bagi petani untuk meningkatkan produktivitas padi, mengurangi cadangan devisa dan
ketergantungan terhadap pangan luar negeri,"
Dari data-data di atas yang telah ada, penulis ingin membahas mengenai impor
beras dalam perspektif ekonomi Indonesia. Sekarang ini banyak dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan Impor beras, seperti masyarakat yang tidak menyetujui
kegiatan impor beras karena mereka menganggap kegiatan tersebut justru merugikan
masyarakat. Sedangkan, pemerintah melakukan kegiatan impor beras dengan alasan
untuk membantu perekonomian dan juga memenuhi kebutuhan dari masyarakat,
pemerintah melakukan kegiatan impor beras awalnya pada tahun 1998 dikarenakan krisis
moneter yang terjadi di Indonesia sehingga kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi.
Dengan alasan tersebut impor beras dilakukan karena persediaan beras di Indonesia
sampai sekarang belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang bertambah setiap
tahunnya. Impor beras dapat di lakukan ketika suatu negara mengalami kekurangan beras
ataupun pangan di negaranya.
Impor beras adalah masalah yang sekarang menimbulkan pro dan kontra antara
masyrakat dan pemerintah. Banyak yang melakukan penelitian terhadap kegiatan impor
beras yang dilakukan pemerintah. Penelitian pertama yang membahas tentang data impor
beras yang di lakukan Indonesia adalah Arifin,Bustanul(2015). Penelitian berupa data
berjudul “Soal Impor Beras 1,5 ton”penelitian ini berisi bahwa Indonesia di tahun 2015
mengalami surplus sebesar 10 juta ton, pada tahun sebellumnya . Tahun 2013-2014 pun
mengalami surplus sebesar 9,5 ton dan 8,8 ton. Tetapi, pada saat petani sedang menjadi
konsumen beras, harga eceran beras di dalam negeri terlalu mahal sehingga sulit
dijangkau oleh masyarakat, terutama masyrakat yang kurang mampu. Pemerintah merasa
perlu untuk membantu masyarakat melalui paket kebijakan ekonomi tanggal 9
September 2015 untuk menambah penyaluran beras untuk keluarga yang kurang mampu,
sampai bulan ke-13 dan ke-14. Jumlah stok beras yang di impor oleh pemerintah saat ini
1,5 juta ton sampai 1,7 juta ton, jumlah tersebut tidak terlalu aman jika untuk
mengantisipasi lonjakan harga eceran beras pada November, Desember dan Januari 2016
dan dampak kekeringan El Nino.
Dari dua penelitian diatas, terlihat masalah impor beras di teliti dari segi
pemerintah dan masyarakat. Sejauh yang telah penuliskan jelaskan menurut data di atas.
“Kegiatan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah banyak membantu kehidupan
masyrakat khusunya masyrakat yang kurang mampu”.
1.5.1 Komiditi
Komiditi adalah suatu benda nyata, yang relatif, mudah diperdagangkan, dapat
diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertntu dan dapat
dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yangs sama, yang biasanya dapat
dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. (Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Komoditas)
1.5.2 Legal
1.5.3 El Nino
Gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai
Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. (Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o%E2%80%93Osilasi_Selatan)
1.5.5 Swasembada
1.5.6 Disinsentif
Disinsentif merupakan acuan bagi pemerintah dalam pemberian insentif dan pengenaan
disinsentif. (sumber: http://www.penataanruang.com/insentif-disinsentif.html)
Makalah ini disusun dalam tiga bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, daftar istilah
dan sistematika penyajian. Bab kedua merupakan pembahasan yang menjelaskan dua
rumusan masalah yang disebutkan pada bab pertama. Bab ketiga adalah bab terakhir yang
berisi kesimpulan atas apa yang sudah dibahas pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Keuntungan yang diterima masyarakat dari kegiatan impor beras yang
dilakukan oleh pemerintah
Data ini menjelaskan harga beras lokal dipengaruhi oleh adanya kegiatan
impor beras, dimana harga beras lokal mengalami kelonjakan harga. Apabila
beras mengalami kenaikan harga maka di Indonesia akan mengalami krisis beras.
sehingga membuat pemeritah melakukan impor guna menjaga kestabilan harga
beras dan melindungi masyarakat dari adanya krisis pangan.
BAB III
KESIMPULAN
Meskipun banyak menimbulkan pro dan kontra dalam melakukan kegiatan impor
beras, tetapi dari kegiatan ini menyebabkan berkurangnya masyarakat Indonesia yang
mengalami krisis pangan pada tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/uang/kondisi-ekonomi-saat-ini-berbeda-dengan-krisis-1998-
dan-2008.html
http://bisnis.liputan6.com/read/2325673/ini-alasan-pemerintah-bakal-impor-beras
https://m.tempo.co/read/news/2015/05/17/092666819/pengamat-impor-beras-rugikan-
petani-dan-ekonomi-nasional
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/02/05/o227zd382-kementan-klaim-
stok-beras-aman-ini-perhitungannya
https://www.merdeka.com/uang/bank-dunwia-nilai-impor-beras-pemerintah-bantu-
turunkan-kemiskinan.html
http://www.beritasatu.com/ekonomi/337476-ini-10-produsen-beras-terbesar-di-dunia-ri-
nomor-berapa.html