Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan mulai
diperhatikan oleh negara lain. Indonesia mempunyai perkembangan ekonomi terbesar di
Asia Tenggara , memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam
posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Negara kita
merupakan negara penghasil komoditi utama yaitu beras, tetapi Indonesia dengan segala
keunggulan dibidang pertanian khususnya dalam hal komoditi beras masih harus membeli
(Impor) beras dari negara lain.

Beras adalah bahan pangan yang memiliki kedudukan penting diIndonesia dalam
bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya. Perkembangan impor beras di indonesia dari
tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di
Indonesia. Impor beras di Indonesia sangat berpengaruh dengan keadaan ekonomi.

Data yang dilansir dari Merdeka.com (2013), kondisi ekonomi tahun1998 dan
2008 merupakan kondisi ekonomi yang sangat buruk karena terjadinya krisis moneter.
Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, terbukti tidak
dapat langsung memperbaiki stabilitas ekonomi dan Rupiah. Bahkan situasi menjadi tak
terkendali. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia
Tenggara. krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar Baht di Thailand 2 Juli
1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi sehingga
ketersediaan beras dan pangan menjadi sangat mahal,keadaan ini yang membuat
pertamanya pemerintah melakukan impor beras.

Dari data yang dilansir oleh Liputan6.com (2015), Wakil Presiden Jusuf Kalla
(JK) mengungkapkan akan melakukan impor beras demi mencukupi kebutuhan beras
pada 2016. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan,
Cadangan beras diperkirakan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan beras sembari
menunggu masa panen.Dalam masa panen raya Djarot menuturkan, akan mundur karena
dampak El Nino yang cukup besar di akhir tahun sehingga berimbas pada 2016. Sebagai
suatu perusahaan pemasok beras, Bulog tidak memiliki rekomendasi apa pun ke
pemerintah. Dalam hal ini, Bulog hanya akan mendukung pemerintah dalam menampung
dan menyalurkan beras, terlepas apakah itu beras impor atau beras local.

Data yang dilansir oleh Tempo.com (2015), menurut pengamat pertanian Gede
Sedana, mengatakan "Pemerintah pada sisi lain belum mampu membuat kebijakan yang
baik dalam mendukung kelangsungan hidup petani". Menurut dia, impor beras secara
tidak langsung menyudutkan posisi petani di tengah gencarnya program pemerintah untuk
meraih kembali swasembada pangan yang pernah disandang Indonesia pada 1984. "Impor
beras membawa konsekuensi terhadap turunnya harga gabah di tingkat petani, disinsentif
bagi petani untuk meningkatkan produktivitas padi, mengurangi cadangan devisa dan
ketergantungan terhadap pangan luar negeri,"

Dari data-data di atas yang telah ada, penulis ingin membahas mengenai impor
beras dalam perspektif ekonomi Indonesia. Sekarang ini banyak dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan Impor beras, seperti masyarakat yang tidak menyetujui
kegiatan impor beras karena mereka menganggap kegiatan tersebut justru merugikan
masyarakat. Sedangkan, pemerintah melakukan kegiatan impor beras dengan alasan
untuk membantu perekonomian dan juga memenuhi kebutuhan dari masyarakat,
pemerintah melakukan kegiatan impor beras awalnya pada tahun 1998 dikarenakan krisis
moneter yang terjadi di Indonesia sehingga kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi.
Dengan alasan tersebut impor beras dilakukan karena persediaan beras di Indonesia
sampai sekarang belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang bertambah setiap
tahunnya. Impor beras dapat di lakukan ketika suatu negara mengalami kekurangan beras
ataupun pangan di negaranya.

Penulis memilih pembahasan ini karena penulis ingin menyampaikan kepada


pembaca bahwa ada beberapa dampak yang terjadi yaitu, alasan utama mengapa
pemerintah mengambil langkah untuk impor beras dari negara lain, apabila pemerintah
tidak melakukan kegiatan impor pada saat krisis moneter dan lamanya jangka waktu
dalam melakukan kegiatan impor beras.

1.2 Rumusan Masalah


1) Kenapa pemerintah melakukan impor beras sedangkan Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil beras terbesar?
2) Apa keuntungan yang dirasakan masyrakat dari kegiatan impor beras yang
dilakukan oleh pemerintah?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberitahukan kepada masyarakat
ataupun pembaca bahwa pemerintah mengambil langkah impor beras karena
untuk mencukupi kebutuhan stok beras setiap tahunnya supaya masyarakat tidak
mengalami kekurangan bahan pangan pokok.
2. Tujuan kedua adalah memberitahukan bahwa kegiatan impor beras ini dilakukan
hanya untuk mencukupi kekurangan stok beras.
1.4 Tinjauan Pustaka :

Impor beras adalah masalah yang sekarang menimbulkan pro dan kontra antara
masyrakat dan pemerintah. Banyak yang melakukan penelitian terhadap kegiatan impor
beras yang dilakukan pemerintah. Penelitian pertama yang membahas tentang data impor
beras yang di lakukan Indonesia adalah Arifin,Bustanul(2015). Penelitian berupa data
berjudul “Soal Impor Beras 1,5 ton”penelitian ini berisi bahwa Indonesia di tahun 2015
mengalami surplus sebesar 10 juta ton, pada tahun sebellumnya . Tahun 2013-2014 pun
mengalami surplus sebesar 9,5 ton dan 8,8 ton. Tetapi, pada saat petani sedang menjadi
konsumen beras, harga eceran beras di dalam negeri terlalu mahal sehingga sulit
dijangkau oleh masyarakat, terutama masyrakat yang kurang mampu. Pemerintah merasa
perlu untuk membantu masyarakat melalui paket kebijakan ekonomi tanggal 9
September 2015 untuk menambah penyaluran beras untuk keluarga yang kurang mampu,
sampai bulan ke-13 dan ke-14. Jumlah stok beras yang di impor oleh pemerintah saat ini
1,5 juta ton sampai 1,7 juta ton, jumlah tersebut tidak terlalu aman jika untuk
mengantisipasi lonjakan harga eceran beras pada November, Desember dan Januari 2016
dan dampak kekeringan El Nino.

Penelitian kedua dilakukan oleh Aini,nur (2016).Penelitian yang berjudul “


Kementan klaim stok beras aman, ini perhitungannya” merupakan tesis yang membahas
stok beras dari sudut pandang kementrian pertanian. Penelitian ini berisi persediaan beras
pada tahun bulog 2016 sekitar 1,4 juta ton stok bulog ini cukup aman sampai panen raya.
Pada Februari 2016 telah dimulai panen raya padi. Kementan memperkirakan produksi
sekitar 5 juta ton gabah kering giling. " Pada maret panen 12,5 juta ton dan April 12,3 juta
ton, prediksi ini dihitung dari data luas tanam.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Merdeka.com (2016), penelitian ini berjudul “


Bank dunia nilai impor beras pemerintah bantu turunkan kemiskinan” merupakan tesis
yang membahas tentang keuntungan Indonesia melakukan impor beras. penelitian ini
berisi pandangan bank dunia terhadap masalah yang di hadapi Indonesia mengenai impor
beras yang di ujarkan oleh Practice selaku manager bank dunia bagian makroekonomi
dan manajemen fiskal di kawasan asia tenggara dan pasifik . Tingginya harga makanan
yang berdampak negatif bagi masyarakat yang kurang mampu dan akan berkontribusi
terhadap masalah kekurangan gizi, bank dunia menilai stabilnya harga pangan terutama
beras memberikan kontribusi besar terhadap pemberantasan kemiskinan di Indonesia.
Secara khusus perbaikan manajemen impor beras dan operasi pasar oleh Bulog dapat
menahan inflasi harga beras pada saat bergejolak.

Dari dua penelitian diatas, terlihat masalah impor beras di teliti dari segi
pemerintah dan masyarakat. Sejauh yang telah penuliskan jelaskan menurut data di atas.
“Kegiatan impor beras yang dilakukan oleh pemerintah banyak membantu kehidupan
masyrakat khusunya masyrakat yang kurang mampu”.

1.5 Daftar Istilah

1.5.1 Komiditi

Komiditi adalah suatu benda nyata, yang relatif, mudah diperdagangkan, dapat
diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertntu dan dapat
dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yangs sama, yang biasanya dapat
dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. (Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Komoditas)

1.5.2 Legal

Legal adalah sah dalam hukum yang berlaku,sudah terjamin,tidak


bersengketa(sumber:https://febriirawanto.wordpress.com/2012/07/21/pengertian-legal-
dan-ilegal)

1.5.3 El Nino
Gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai
Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. (Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o%E2%80%93Osilasi_Selatan)

1.5.4 Krisis Moneter

Krisis Moneter adalah kondisi memburuknya keadaan keuangan suatu negara


dalam Kurun waktu tertentu yang ditandai dengan merosotnya nilai tukar nasional
terhadap Internasional.(Sumber:

1.5.5 Swasembada

Swasembada adalah usaha untuk mencukupi kebutuhan beras dan sebagainya


(Sumber: http://kbbi.web.id/swasembada)

1.5.6 Disinsentif

Disinsentif merupakan acuan bagi pemerintah dalam pemberian insentif dan pengenaan
disinsentif. (sumber: http://www.penataanruang.com/insentif-disinsentif.html)

1.6 Sistematika Penyajian

Makalah ini disusun dalam tiga bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, daftar istilah
dan sistematika penyajian. Bab kedua merupakan pembahasan yang menjelaskan dua
rumusan masalah yang disebutkan pada bab pertama. Bab ketiga adalah bab terakhir yang
berisi kesimpulan atas apa yang sudah dibahas pada makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemerintah melakukan impor beras sedangkan indonesia merupakan salah


satu penghasil beras terbesar
Impor beras di indonesia masih menjadi masalah yang banyak
menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Pro dan kontra tersebut banyak
menimbulkan pendapat yang tidak benar di masyarakat tanpa didasari adanya
penjelasan yang jelas tentang impor beras yang benar oleh pemerintah.

Menurut Listiyarini(2016), mengatakan Departemen Pertanian Amerika


Serikat memproyeksikan 10 negara penghasil beras terbesar di dunia untuk
periode 2015/2016 . Indonesia berada di posisi ke tiga dari 10 negara penghasil
beras terbesar didunia. Dalam data yang dikutip dari USDA,Negara terbesar
penghasil beras adalah Tiongkok dengan produksi 145,50 juta ton, India 100,00
juta ton, Indonesia 36,30 juta ton, Bangladesh 34,60 juta ton, Vietnam 28,20 juta
ton, Thailand 16,40 juta ton, Burma 12,20 juta ton, Filipina 11,25 juta ton, Brazil
8,00 juta ton, dan Jepang 7,90 juta ton.

Menurut Himawan(2015), Pengamat pertanian dari asosiasi ekonomi


politik indonesia, oleh Khudori. Mengatakan angka produksi beras indoneisa
sudah cukup tinggi bahkan bisa menghasilkan surplus. Tetapi, produksi beras
yang dihasilkan petani tidak dapat terserap oleh perum bulog secara maksimal
untuk menjadi cadangan beras nasional. Ketika bulog tak mampu menyerap
gabah secara maksimal dan cadangan beras menipis, impor beras terpaksa
dilakukan, kata khusori. Impor beras di indonesia tidak besar, sekitar 3-4 % dari
kebutuhan konsumsi beras secara nasional.

Menurut data yang dilansir dari beacukai.com (2014), menurut menteri


perdagangan tentang ketentuan ekspor dan impor beras. Dalam Peraturan Menteri
Perdagangan R.I Nomor 19 pasal 1 ayat 4, menjelaskan impor beras dilakukan
untuk keperluan stabilitas harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat
miskin dan kerawanan pangan adalah pengadaan beras dari luar negeri sebgai
cadangan sewaktu-waktu dapat dipergunakan oleh pemerintah. Peraturan Menteri
Perdagangan R.I nomor 19 pasal 1 ayat 5, menjelaskan impor beras untuk
keperluan tertentu adalah pengadaan beras dari luar negeri terkait dengan faktor
kesehatan/dietary, konsumsi khusus atau segmen tertentu dan untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku/penolong industri yang tidak atau belum sepenuhnya dapat
dipenuhi dari sumber dalam negeri.

Data yang dilansir oleh Merdeka.com (2016), penelitian ini berisi


pandangan bank dunia terhadap masalah yang di hadapi indonesia mengenai
impor beras yang di ujarkan oleh Practice selaku manager bank dunia bagian
makro ekonomi dan manajemen fiskal di kawasan asia tenggara dan pasifik .
Tingginya harga makanan yang berdampak negatif bagi masyarakat yang kurang
mampu dan akan berkontribusi terhadap masalah kekurangan gizi, bank dunia
menilai stabilnya harga pangan terutama beras memberikan kontribusi besar
terhadap pemberantasan kemiskinan di Indonesia. Secara khusus perbaikan
manajemen impor beras dan operasi pasar oleh Bulog dapat menahan inflasi
harga beras pada saat bergejolak.

Pemerintah melakukan impor beras karena faktor-faktor yang


mempengaruhi terjadinya impor beras karena beras yang dihasilkan Indonesia
belum mencukupi kebutuhan masyarakat, masalah iklim dan cuaca di indonesis
belum bisa di peridiksikan dengan baik, mahalnya harga jual beras di indonesia
juga mempengaruhi terjadinya impor beras.

2.2 Keuntungan yang diterima masyarakat dari kegiatan impor beras yang
dilakukan oleh pemerintah

Keuntungan yang di dapat masyarakat dari kegiatan impor beras sebagai


konsumen adalah mensejahterahkan kehidupan rakyat dalam bidang pangan.

Menurut Suhendra(2015), ketua asosiasi penggilingan padi dan


pengusaha beras indonesia, Sutarto Alimoeso mengatakan keuntungan yang
diperoleh ketika melakukan impor beras adalah harga beras minimal akan
tertahan, atau menuju pada harga yang diharapkan pemerintah. Apabila impor
tidak terjadi harga beras akan mengalami kenaikan yang signifikan.

Data ini menjelaskan harga beras lokal dipengaruhi oleh adanya kegiatan
impor beras, dimana harga beras lokal mengalami kelonjakan harga. Apabila
beras mengalami kenaikan harga maka di Indonesia akan mengalami krisis beras.
sehingga membuat pemeritah melakukan impor guna menjaga kestabilan harga
beras dan melindungi masyarakat dari adanya krisis pangan.

BAB III

KESIMPULAN

Kegiatan Impor beras tidak sepenuhnya merugikan masyarakat, impor beras


memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan rendah dapat menjangkau harga beras di pasaran, selain itu impor beras
juga dapat membantu pemerintah dalam menyediakan bahan pangan untuk masa yang
akan datang. Serta dapat mengantisipasi bila terjadi musim panas atau kering yang dapat
menyebabkan gagal panen atau telat panen sebagaimana seperti yang telah di prediksi.

Meskipun banyak menimbulkan pro dan kontra dalam melakukan kegiatan impor
beras, tetapi dari kegiatan ini menyebabkan berkurangnya masyarakat Indonesia yang
mengalami krisis pangan pada tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/uang/kondisi-ekonomi-saat-ini-berbeda-dengan-krisis-1998-
dan-2008.html

http://bisnis.liputan6.com/read/2325673/ini-alasan-pemerintah-bakal-impor-beras

https://m.tempo.co/read/news/2015/05/17/092666819/pengamat-impor-beras-rugikan-
petani-dan-ekonomi-nasional

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/02/05/o227zd382-kementan-klaim-
stok-beras-aman-ini-perhitungannya

https://www.merdeka.com/uang/bank-dunwia-nilai-impor-beras-pemerintah-bantu-
turunkan-kemiskinan.html

http://www.beritasatu.com/ekonomi/337476-ini-10-produsen-beras-terbesar-di-dunia-ri-
nomor-berapa.html

Anda mungkin juga menyukai