Anda di halaman 1dari 58

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

( RPP )

Sekolah : SMKN GITA KIRTTI 2 JAKARTA


Program/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantora
Kelas/Semester : X AP1, X AP2, X Akun, dan X PM/ Semester II
Mata Pelajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
Materi Pokok : Komunikasi Perkantoran
Alokasi Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
Pertemuan ke : 1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
menyadari hubungan keteraturan dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kesungguhan dalam belajar
kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling bekerja
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan sama selama dalam proses pembelajaran
pembelajaran sebagai bahan dari sikap ilmiah

3.1.Menjelaskan komunikasi kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan


menganalisis pengertian komunikasi menurut
para ahli, komunikasi berdasarkan prosesnya,
unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi
komunikasi
4.1. Melakukan komunikasi kantor 4.1.1. Siswa mampu menganalisa dan memahami
pengertian dari komunikasi dalam perkantoran
kemudian menerapkannya

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari komunikasi menurut para ahli, komunikasi berdasarkan
prosesnya, unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi komunikasi.
2. Menganalisa pengertian dari komunikasi menurut para ahli, komunikasi berdasarkan
prosesnya, unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi komunikasi.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran bagaimana itu proses komunikasi, unsur-unsur dari komunikasi,
dan fungsi komunikasi..
2. Mampu menganalisis pemahaman tentang komunikasi.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Sejarah komunikasi
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 Pengertian Komunikasi dan Lambang Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
1. Asal kata dari bahasa latin, communicatio yaitu sama makna. Maksudnya, komunikasi
terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada kesamaan makna mengenai sesuatu
yang disampaikan
2. Menurut KBBI:
a. Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami;hubungan;kontak
b. perhubungan
3. Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A, adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media
3. Wiliam C. Himstreet dan Wayne M. Batty (dalam buku Bussines Commnunications
Principles and Method), adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-
individu melalui sistem biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan
Komunikasi bisnis dibagi menjadi dua macam:
a. Komunikasi verbal
Adalah salah satu cara berkomunikasi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan
dan lisan. Contoh:
1. Mendengarkan: radio, televisi, orang berbicara langsung
2. Berbicara: berdiskusi, berbincang-bincang dengan orang tua, berpidato
3. Membaca: buku, majalah, surat kabar
4. Menulis: surat niaga, cerpen, laporan, naskah drama
b. Komunikasi nonverbal
1. Gerakan-gerakan tubuh atau bahasa isyarat
2. Memakai sesuatu seperti seragam
 Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi
menjadi empat, yaitu:
a. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi
yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita
bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT,
desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
b. Pembentukan konsep diri.
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar
bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai
diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda
menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga
mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan
significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang
mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka
adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka
kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep
diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu
kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep
diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan
ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda
menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri
sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.

c. Pernyataan eksistensi diri.


Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau
lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas
misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator
untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering
berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak
relevan.

d. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.


Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup.
Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan.
Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia
yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa
terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan
bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial,
penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis
dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri,
dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk
memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan
menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi
informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan
solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta
hiburan.
Prinsip:
 Prinsip – prinsip komunikasi
Prosedur:
 Proses Komunikasi
1. Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
b. Komunikan: orang yang menerima ide, pesan, pernyataan, dll
c. Pesan: ide atau keinginan dari komunikator yang didukung oleh lambang
d. Media: sarana atau saluran yang menunjang pesan
e. Efek atau feedback: pengaruh dari adanya pesan
2. Efek yang timbul karena berkomunikasi
a. Efek kognitif: menyebabkan komunikan menjadi lebih tahu
b. Efek afektif: menyebabkan komunikan tergerak hatinya
c. Efek behavioral: menyebabkan komunikan melakukan suatu tindakan
3. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi secara langsung (tatap muka)
b. Proses komunikasi bermedia
Dibagi menjadi dua macam:
1. Komunikasi bermedia massa
2. Komunikasi bermedia nirmassa

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Latihan soal model number heads together

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru mengawali kelas dengan berdoa, kemudian mengabsen siswa.
 Guru menjabarkan pada murid tentang indikator yang ingin dicapai pada materi KD
1. Kemudian menjelaskan materi tentang pengertian komunikasi menurut para ahli,
komunikasi berdasarkan prosesnya, unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi
komunikasi.
 Di tengah penjelasan materi, guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang mereka pahami.
 Kemudian guru membagi murid dalam kelompok bernomor, yang kemudian tiap
kelompok harus mengerjakan soal yang diberikan guru. Setelah selesai kertas berisi
soal beserta jawaban dikumpulkan.
 Guru menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.

Pertemuan 1
Kegiatan Langkah – langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Mengabsen siswa
 Menanyakan kabar siswa
 Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi
siswa
Kegiatan Pembahasan tugas Mengamati 60 Menit
Inti dan Identifikasi  Siswa menyimak materi yang disampaikan
masalah guru.
 Guru menilai kemampuan siswa
mengamati
Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan mereka.
 Siswa mengajukan pertanyaan mengenai
pengertian komunikasi menurut para ahli,
komunikasi berdasarkan prosesnya, unsur-
unsur dari komunikasi, dan fungsi komunikasi
Eksperimen/explore
- guru mengawali kegiatan mengajar dengan
pertanyaan yang diberikan kepada siswa
- guru menjelaskan dan membimbing siswa
untuk memahami materi yang disajikan
- guru menggunakan model pembelajaran
Number Heads Together dimana sebelumnya
murid dibagi dalam beberapa kelompok.
Tujuannya untuk mengukur pemahaman siswa
terkait materi yang akan disajikan
 Asosiasi
- guru meminta setiap kelompok untuk
menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan di selembar kertas, kemudian
memberikan kesempatan siswa untuk membacakan
jawabannya.
Komunikasi
Mempresentasikan bahan presentasi yang telah
dibuat,
Memberikan pendapat, masukan, Tanya jawab
selama proses diskusi.
Penutup Guru bersama siswa membuat kesimpulan 10 menit
tentang komunikasi kantor.

PENILAIAN
Metode Bentuk Instrumen
Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur dalam
menjelaskan komunikasi kantor

Tes Tes
tertulis Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pengertian
komunikasi kantor.

Soal :
1. Simpulkan pengertian komunikasi dari pendapat beberapa ahli yang
telah dipelajari!
2. Berikan contoh komunikasi verbal dan non verbal, masing-masing
satu!
3. Menurut William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30),
fungsi komunikasi ada 4 yaitu ?
4. Apa yang kamu ketahui tentang fungsi komunikasi sebagai
pernyataan eksistensi diri?

Skor Penilaian
Skor Nomor 1 25
Skor Nomor 2 25
Skor Nomor 3 25
Skor Nomor 4 25
Jumlah 100

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

Sekolah : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


Program/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
Materi Pokok : Komunikasi Perkantoran
Alokasi Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
Pertemuan ke : 2

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1. Bertambah keimanannya dengan 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
menyadari hubungan keteraturan dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kesungguhan dalam belajar
kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling bekerja
ramah lingkungan, gotong royong) dalam sama selama dalam proses pembelajaran
melakukan pembelajaran sebagai bahan dari
sikap ilmiah

3.1.Menjelaskan komunikasi kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan bagaimana teknik


berbicara yang efektif, sistematika penyajian dan
penutup pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat
untuk kemampuan berkomunikasi.
4.1. Melakukan komunikasi kantor 4.1.1. Siswa mampu menganalisa dan memahami
bagaimana teknik berbicara yang efekf, sistematika
penyajian dan penutup pembicaraan, serta
mendeskripsikan syarat untuk kemampuan
berkomunikasi.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan bagaimana teknik berbicara yang efektif, sistematika penyajian dan
penutup pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat untuk kemampuan berkomunikasi.
2. Menganalisa teknik berbicara yang efektif, sistematika penyajian dan penutup
pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat untuk kemampuan berkomunikasi.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran bagaimana itu proses komunikasi, unsur-unsur dari komunikasi,
dan fungsi komunikasi.
2. Mampu menganalisis pemahaman tentang kemampuan berkomunikasi.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Sejarah teknik berkomunikasi
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran
Konsep:
 Persyaratan Kemampuan Berkomunikasi
1. Faktor pendukung
a. Pemilihan informasi atau data yang akan disampaikan (pesan)
Informasi/data/pesan harus memenuhi syarat:
1. Penyampaian harus sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Mengandung kebenaran yang objektif
3. Aktual, tepat waktu dan tepat guna
b. Cara penyampaian atau pengiriman data atau pesan
1. Kejelasan
2. Konsekuensi dan keseimbangan
3. Kemampuan dan pelaksanaan
4. Keseragaman
5. Kelancaran distribusi
Menurut Scott M. Cultip dan Allen, dalam buku Effective Public Relations, faktor agar komunikasi
berlangsung efektif dikenal dengan sebutan The Seven C’Commnunications, isinya sebagai berikut:
a. Credibility e. Continuity and consistency
b. Context f. Capability of audience
c. Content g. Channels of distribution
d. Clarity
Prinsip:
a. Prinsip berbicara efektif
1. Memberi kesempatan kepada lawan bicara
2. Menatap bergantian secara sopan
3. Berbicara secara jelas, mengerti, dan jangan berbisik
4. Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan
b. Prinsip motivasi
Adalah prinsip memberi dorongan untuk membangkitkan minat bicara terhadap
seseorang, kelompok, dan umum.
1. Memberikan dorongan
2. Menokohkan
3. Dorongan ingin mengetahui
c. Prinsip perhatian
Hal-hal yang dapat menarik perhatian:
1. Hal-hal yang aneh
2. Lucu
3. Sekonyong-konyong terjadi
4. Mencolok (dominan)
5. Sesuai dengan kebutuhan
d. Prinsip keindraan
Berkaitan dengan alat bantu:
1. Over Head Projector (OHP)
Adalah proyektor yang dapat memantulkan tulisan atau gambar ke layar putih, terlebih
dahulu harus ditulis pada transparansi (lembaran yang berwarna bening). Tulisan pada
transparansi sebaiknya berupa:

a. Ringkasan dari uraian materi


b. Bagan-bagan
c. Grafik
d. Gambar-gambar
e. Definisi
2. Film
2. Tape recorder
e. Prinsip pengertian
Dalam prinsip ini hendaknya pembicara memperhatikan:
1. Uraian dari keseluruhan menuju bagian-bagian, lalu kembali keseluruhan
2. Uraian pembicaraan sistematis dan logis
3. Membuat ungkapan-ungkapan yang kongkret
 Memberikan memo teknik (cara untuk menghafal)
 Memberikan contoh
 Memberikan ilustrasi
 Memberikan suatu perbandingan
 Memberikan hal-hal yang berlawanan
f. Prinsip Ulangan
1. Persiapan, penyajian dan penutup pembicaraan
a. Persiapan
1. Pengetahuan
2. Sistematika (urutannya)
3. Tujuan
4. Tempat dan waktu
b. Penyajian materi
1. Pendahuluan
a. Motivasi yang menarik perhatian
b. Tujuan
c. Ruang lingkup
2. Isi pembicaraan
Adalah mengenai pembahasan masing-masing acara yang telah disebutkan di dalam ruang
lingkup penyajian. Di dalam penyajian hendaknya:
a. Jelas
b. Menarik
c. Lancar
d. Tertuju
e. dipahami
c. Penutup pembicaraan
Memuat tentang:
1. Ringkasan materi yang dibahas
2. Memberikan motivasi kembali kepada para pendengar/komunikan
Memberikan harapan, saran-saran, ajakan dan sebagainya
Prosedur:
 Teknik Berkomunikasi
1. Teknik berbicara dan bertanya efektif
Secara sederhana, teknik berbicara dan bertanya efektif adalah sebagai berikut:
 Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
 Berbicara diiringi dengan bantuan gerak-gerik
 Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara
 Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
 Menanggapi setiap reaksi, sran dan usul dari lawan bicara
2. Sistematika penyajian dan penutup pembicaraan
a. Pendahuluan pembicaraan
Hal-hal yang harus dimuat dalam pendahuluan:
1. Motivasi yang menarik
2. Mengutarakan topik secara umum
3. Tujuan
4. Ruang lingkup
b. Isi pembicaraan
Dalam menyampaikan isi pembicaraan komunikator hendaknya:
1. Lancar dan tidak ada gangguan
2. Menarik perhatian pendengar
3. Uraian harus jelas, mudah di tangkap, dimengerti dan dihayati
4. Uraian harus mengesankan dan menggunakan alat peraga
5. Pembahasan harus tertuju dan terarah pada tujuan
c. Penutup pembicaraan
Hal-hal penting yang harus dikemukakan:
1. Ada ringkasan
2. Ada motivasi kembali
3. Ada saran pembicara kepada pendengar
4. Ucapan terima kasih dan minta maaf kepada para pendengar
3. Alat bantu dalam penyajian pembicaraan
Dalam menggunakan alat peraga, seorang pembicara harus menyiapkan:
a. Gambar-gambar atau bagan-bagan yang ditulis pada karton manila
b. Alat peraga yang nyata atau alat peraga yang sebenarnya
c. Alat-alat peraga tiruan atau palsu
d. Slide projektor, film projektor, OHP dan sebagainya.
4. Gaya bahasa penyajian dalam berbicara
a. Gerak-gerik
b. Pakaian
c. Sikap jiwa
d. Suara
e. Pandangan mata
f. Sikap badan

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Metode belajar Snowball Throwing

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan di
pertemuan sebelumnya.
 Setelah mereview materi pelajaran sebelumnya, guru memberikan pertanyaan mengenai
teknik berbicara dan kemampuan berkomunikasi dan untuk mengukur pengetahuan
siswa dan memancing keingintahuan siswa mengenai materi.
 Selanjutnya, guru menjelaskan materi mengenai teknik bicara dan kemampuan
berkomunikasi yang diselingi dengan interaksi/diskusi tanya jawab dengan siswa.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang
menyangkut materi yang disampaikan atau hal – hal di lingkungan kehidupan sehari -
hari yang terkait dengan materi.
 Guru mengevaluasi pemahaman siswa akan materi dengan menggunakan model
Snowball throwing. Dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan dilempar ke kelompok lainnya.
 Di akhir pertemuan, guru bersama – sama dengan siswa menyimpulkan apa yang sudah
dipelajari hari ini.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Kegiatan Langkah – Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

Kegiatan Menanya 55 Menit


Inti  Guru mengawali kegiatan mengajar dengan
memberikan pertanyaan tentang materi di
pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
 Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan/pemahaman mereka akan materi
yang akan disampaikan.
Mengamati
 Guru menerangkan materi mengenai teknik
berbicara yang efektif, sistematika penyajian
dan penutup pembicaraan, serta
mendeskripsikan syarat untuk kemampuan
berkomunikasi.
Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai materi ang
disampaikan.
Asosiasi
 Guru mengaitkan materi dengan kegiatan –
kegiatan yang ada di lingkungan sekitar.
Eksplorasi
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, kemudian tiap kelompok harus
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan
nantinya pertanyaan tersebut dilemparkan ke
kelompok lainnya dan kemudian dijawab.
Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan 15 menit
tentang teknik berbicara yang efektif,
sistematika penyajian dan penutup
pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat
untuk kemampuan berkomunikasi.
PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan komunikasi kantor

Tes Model pembelajaran Snowball Throwing


Kelompok
Tugas Buat Dialog
membuat percakapan / dialog dengan teman secara berpasangan dan di praktekan di
depan kelas

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

Sekolah : SMK GITA KIRTTI JAKARTA


Program/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
Materi Pokok : Komunikasi Perkantoran
Alokasi Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
Pertemuan ke : 3

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan bekerja sama selama dalam proses
pembelajaran sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Menjelaskan komunikasi kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan


menganalisis pengertian etika, etika
berkomunikasi, serta etika dan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon

4.1. Melakukan komunikasi kantor 4.1.1. Siswa mampu menganalisa dan


memahami pengertian dari etika, etika
berkomunikasi, serta etika dan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari etika, etika berkomunikasi, serta etika dan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon.
2. Menganalisa dan memahami pengertian dari etika, etika berkomunikasi, serta etika dan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon

Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:


1. Mendapat gambaran bagaimana itu etika berkomunikasi termasuk etika dalam kegiatan
bertelepon.
2. Mampu menganalisis pemahaman tentang etika.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Sejarah telpon
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 Etika berkomunikasi
Etika adalah suatu ilmu yang membahas masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Pengertian komunikasi secara umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara komunikator dengan komunikan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui
media, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Etika komunikasi adalah penyampaian pesan atau berita antara komunikator dengan komunikan
dengan memerhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik, untuk dilakukan ketika
berkomunikasi.
Prinsip:
Menangani Masalah Hambatan Bertelepon
Ada dua faktor penghambat ketika bertelepon:
1. Alat: suara berisik, timbul tenggelam, mengecil, tidak terdengar nada kontak, nada sambung
tidak terdengar, atau sambungan terputus-putus
2. Pengguna telepon: orang yang ditelpon bersikap kurang baik,
Agar percakapan dapat berjalan lancar, dapat digunakan alfabet komunikasi:
A=Alfa J=Julie S=Sierra
B=Bravo K=Kilo T=Tanggo
C=Charlie L=Lima U=Uniform
D=Delta M=Mike V=Victor
E=Echo N=November W=Whiskey
F=Foxtrot O=Oscar X=X-ray
G=Golf P=Papa Y=Yankey
H=Hotel Q=Quebec Z=Zulu
I=India R=Romeo

Prosedur:
 Etika Bertelepon
Yang harus diperhatikan secara umum:
1. Mengangkat dengan segera bila telepon berdering
2. Memperkenalkan terlebih dahulu bila menerima atau menghubungi seseorang melalui
telepon
3. Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan dan tepat
4. Menyapa penelepon dengan sebutan Ibu atau Bapak
5. Berbicara dengan jelas, ramah dan menyenangkan
6. Bertanya dengan bijaksana
7. Mencatat pesan atau pembicaraan
8. Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian akhir pembicaraan
9. Meletakan gagang telepon dengan pelan
Yang harus diperhatikan secara khusus:
1. Menggunakan bahasa resmi, terutama kepada yang belum akrab atau belum mengetahui
identitas orang yang berbicara di telepon
2. Tidak berbicara dengan orang lain ketika sedang berbicara di telepon
3. Tidak berbicara sambil makan
4. Berbicara tidak terlalu banyak basa-basi
5. Tidak berbicara dengan nada kasar
6. Janganlah berbicara dengan nada memerintah
7. Jangan biarkan penelepon menunggu terlalu lama
8. Tidak mentransfer berkali-kali, apalagi ditransfer ke alamat yang keliru
9. Nada dan intonasi tidak terkesan malas atau tidak ramah
10. Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju penelepon
Cara Menangani Telepon
1. Respon untuk panggilan telepon atau menerima telepon (incoming calls)
a. Hal umum dalam menerima telepon
1. Angkat sesegera mungkin
2. Telepon yang berasal dari saluran langsung, tidak melalui operator, berbeda
penanganannya dengan telepon yang berasal dari saluran tak langsung
3. Gunakan bahasa resmi
4. Apabila orang yang dikehendaki si penelepon berada di tempat, secepatnya
dihubungkan kepada yang dituju
5. Apabila telepon salah sambung, jelaskan dengan ramah
6. Bila penelepon akan menghubungi pimpinan, maka ada hal yang harus diperhatikan.
Tanyakan dulu identitas penelepon
7. Bersikap sopan, ramah, hangat dan akrab
b. Hal khusus dalam menerima telepon
1. Angkat gagang telepon dengan tangan kiri
2. Menyampaikan salam
3. Menyebutkan identitas diri, kantor atau perusahaan
4. Mencatat hal-hal yang penting dalam lembar pesan telepon
5. Bila penelepon kurang jelas, jangan menyebut kata-kata yang kurang sopan
6. Jika penelepon belum memberitahukan identitasnya, mintalah agar penelepon
menyebutkan identitasnya
7. Usahakanlah menerima telepon dengan semangat
8. Jika penelepon tidak ramah, tanganilah dengan cara profesional
9. Mendengarkan dengan seksama apa yang diinginkan penelepon
10. Menjawab setiap pertanyaan dengan jelas
11. Menyebut nama penelepon dengan tepat
c. Sikap dan pelayanan khusus dalam menerima telepon (7C)
1. Caring
Memerhatikan, mendengarkan, dan mencatat masalah konsumen atau penelepon
2. Commited
Merasa terikat dengan organisasi, tidak melemparkan permasalahan kepada orang
lain dengan alasan bukan tugas atau urusan atau masalah pribadi
3. Confident
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah. Penerima telepon tidak boleh
merendahkan diri sendiri
4. Considerate
Bersahabat, menolong, dan mengerti emosi penelepon
5. Controlled
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan (marah).
Tetap bersikap untuk selalu membantu dalam mengatasi masalah penelepon.
6. Creative
Mampu menemukan cara-cara yang baik dalam menerima telepon
7. Contagious
Bersikap gembira, antusias, sejuk dan damai kepada penelepon.
Phonogenic adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima telepon, yaitu suara
yang memberikan kesan santun, bersahabat dan penuh perhatian.

Kriteria berbicara di telepon yang menyenangkan:


1. Berbicara dengan kecepatan yang normal
2. Berbicara seakan-akan berada di hadapan penelepon
3. Berbicara dengan nada yang tidak tinggi dan keras
4. Berbicara dengan nada yang santun, ramah dan rasa ingin membantu penelepon
d. Peralatan dalam menerima telepon
1. Pesawat telepon
2. Kalender meja
3. Jam dindings
4. Alat tulis, seperti pensil dan ballpoint
5. Lembar pesan telepon
6. Daftar nomor telepon ekstensi internal
7. Buku daftar telepon masuk
e. Mentransfer sambungan telepon
1. Beritahu penelepon agar menunggu proses penyambungan
2. Beritahu orang yang dimaksud bahwa ada orang yang ingin bicara melalui telepon
3. Mintalah ijin apakah telepon dapat diteruskan sambil memberitahukan masalah yang
akan dibicarakan
4. Jika yang dituju bersedia menerima telepon, persilahkan penelepon untuk segera
bicara
5. Jika saluran tersebut sedang dipakai, segera informasikan kepada penelepon.
Tawarkan bantuan yang dapat diberikan
2. Melakukan Panggilan Telepon atau Menelepon
a. Persiapan menelepon
1. Siapkan nomor telepon yang hendak dituju
2. Siapkan peralatan menulis berupa kertas dan ballpoint
3. Catatlah hal-hal pokok yang akan disampaikan
b. Pelaksanaan menelepon
1. Menekan nomor telepon yang dituju
2. Bila ada kesalahan menelepon, segera minta maaf
3. Bila tersambung, segera memberi salam dan menyebutkan identitas diri
4. Mengemukakan maksud dan tujuan menelepon
5. Mencatat hal-hal penting
6. Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan terima kasih
7. Meletakkan gagang telepon dengan pelan

c. Menghubungkan penelepon untuk pimpinan


1. Cara menelepon orang yang kedudukannya lebih tinggi dari pimpinan
a. Putar atau tekan nomor yang dituju
b. Bila terdengar telepon telah diangkat, ucapkan salam
c. Pastikan bahwa nomor yang dituju tepat
d. Menyampaikan identitas diri
e. Kemukakan bahwa pimpinan ingin berbicara dengan orang yang dimaksud
f. Pastikan bahwa orang yang menerima telepon bersedia menyambungkan
dengan orang yang dituju pimpinan
g. Segera sambungkan pimpinan dengan orang yang dimaksud pimpinan
2. Cara menelepon orang yang kedudukannya lebih bawah atau sama dengan
pimpinan
a. Tekan nomor yang dituju
b. Bila terdengar telah diangkat, ucapkan salam
c. Pastikan nomor yang dituju tepat
d. Menyampaikan identitas diri
e. Kemukakan bahwa pimpinan ingin bicara dengan orang yang dituju
f. Memastikan bahwa orang yang berbicara adalah orang yang dituju pimpinan
3. Beberapa pedoman penting dalam menangani telepon
Cara mengidentifikasi panggilan yang bernada mengancam atau mencurigakan:
a. Penelepon menggunakan bahasa yang tidak santun
b. Biasanya tidak mau menyebutkan identitas diri
c. Berbicara dengan nada tinggi, tidak sabar, cenderung kasar
d. Kata-kata yang digunakan tidak bersahabat
Cara mengatasi penelepon yang bersikap mencurigakan dengan tanda-tanda diatas:
a. Bersikap tenang, sabar, hati-hati, namun waspada
b. Tanyakan dengan sopan
c. Jangan dihubungkan dengan pimpinan bila yang bersangkutan tidak bersedia
d. Jika penelepon semakin emosi, anda harus tetap tenang
Panggilan telepon ini dicatat secara tepat untuk dicarikan solusi kepada orang yang tepat

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Praktek/demonstrasi sederhana

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, Telpon bekas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru mengawali kelas dengan berdoa, kemudian mengabsen siswa.
 Setelah mereview materi pelajaran sebelumnya, guru memberikan pertanyaan
mengenai etika berkomunikasi dan etika bertelepon untuk mengukur pengetahuan
siswa dan memancing keingintahuan siswa mengenai materi.
 Selanjutnya, guru menjelaskan materi mengenai etika, etika berkomunikasi, serta
etika dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon yang diselingi
dengan interaksi/diskusi tanya jawab dengan siswa.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang
menyangkut materi yang disampaikan atau hal – hal di lingkungan kehidupan sehari
- hari yang terkait dengan materi.
 Guru mengevaluasi pemahaman siswa akan materi dengan demonstrasi sederhana.
Dimana secara acak siswa dipanggil berpasangan untuk mendemonstrasikan
bagaimana etika bertelepon yang tepat.
 Di akhir pertemuan, guru bersama – sama dengan siswa menyimpulkan apa yang
sudah dipelajari hari ini.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 3
Kegiatan Langkah – Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa
Kegiatan Menanya 55 Menit
Inti  Guru mengawali kegiatan mengajar dengan
memberikan pertanyaan tentang materi di
pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
 Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan/pemahaman mereka akan materi
yang akan disampaikan.
Mengamati
 Guru menerangkan materi mengenai etika,
etika berkomunikasi, serta etika dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kegiatan
bertelepon.
Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai materi ang
disampaikan.
Asosiasi
 Guru mengaitkan materi dengan kegiatan –
kegiatan yang ada di lingkungan sekitar.
Eksplorasi
 .Guru mengevaluasi pemahaman siswa akan
materi dengan demonstrasi sederhana. Dimana
secara acak siswa dipanggil berpasangan
untuk mendemonstrasikan bagaimana etika
bertelepon yang tepat
Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan 15 menit
etika, etika berkomunikasi, serta etika dan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam
kegiatan bertelepon .

PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur dalam
menjelaskan komunikasi kantor

Praktek Siswa secara berpasangan mempraktekan bagaimana bertelpon dengan benar, dan sesuai
etika
Tugas PR buat Mindmapping
Membuat mindmaping mengenai etika komunikasi dan etika bertelepon

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

Sekolah : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


Program/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
Materi Pokok : Komunikasi Perkantoran (Ulangan Harian 1)
Alokasi Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
Pertemuan ke : 4

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan
gotong royong) dalam melakukan pembelajaran saling bekerja sama selama dalam proses
sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Menjelaskan komunikasi kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan


menganalisis tentang komunikasi kantor

4.1. Melakukan komunikasi kantor 4.1.1. Siswa mampu menganalisa dan


memahami komunikasi kantor.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian dari komunikasi menurut para ahli, komunikasi berdasarkan
prosesnya, unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi komunikasi.
2. Menganalisa pengertian dari komunikasi menurut para ahli, komunikasi berdasarkan
prosesnya, unsur-unsur dari komunikasi, dan fungsi komunikasi
3. Menjelaskan bagaimana teknik berbicara yang efektif, sistematika penyajian dan
penutup pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat untuk kemampuan berkomunikasi.
4. Menganalisa teknik berbicara yang efektif, sistematika penyajian dan penutup
pembicaraan, serta mendeskripsikan syarat untuk kemampuan berkomunikasi.
5. Menjelaskan pengertian dari etika, etika berkomunikasi, serta etika dan hal-hal yang
harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon.
6. Menganalisa dan memahami pengertian dari etika, etika berkomunikasi, serta etika dan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan bertelepon

Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:


1. Mendapat gambaran bagaimana itu proses komunikasi, unsur-unsur dari komunikasi,
dan fungsi komunikasi..
2. Mampu menganalisis pemahaman tentang komunikasi.
3. Mendapat gambaran bagaimana itu proses komunikasi, unsur-unsur dari komunikasi,
dan fungsi komunikasi.
4. Mampu menganalisis pemahaman tentang kemampuan berkomunikasi.
5. Mendapat gambaran bagaimana itu etika berkomunikasi termasuk etika dalam kegiatan
bertelepon.
6. Mampu menganalisis pemahaman tentang etika.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Sejarah komunikasi
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 Pengertian Komunikasi dan Lambang Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
1. Asal kata dari bahasa latin, communicatio yaitu sama makna. Maksudnya, komunikasi
terjadi jika antara orang-orang yang terlibat ada kesamaan makna mengenai sesuatu
yang disampaikan
2. Menurut KBBI:
a. Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami;hubungan;kontak
b. perhubungan
3. Prof. Drs. Onong Uchjana, M.A, adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media
3. Wiliam C. Himstreet dan Wayne M. Batty (dalam buku Bussines Commnunications
Principles and Method), adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-
individu melalui sistem biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan
Komunikasi bisnis dibagi menjadi dua macam:
a. Komunikasi verbal
Adalah salah satu cara berkomunikasi yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan
dan lisan. Contoh:
1. Mendengarkan: radio, televisi, orang berbicara langsung
2. Berbicara: berdiskusi, berbincang-bincang dengan orang tua, berpidato
3. Membaca: buku, majalah, surat kabar
4. Menulis: surat niaga, cerpen, laporan, naskah drama
b. Komunikasi nonverbal
1. Gerakan-gerakan tubuh atau bahasa isyarat
2. Memakai sesuatu seperti seragam
 Fungsi Komunikasi
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi
menjadi empat, yaitu:
a. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu
penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi
yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita
bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT,
desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
b. Pembentukan konsep diri.
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar
bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai
diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda
menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga
mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan
significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang
mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka
adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard
Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka
kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep
diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu
kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep
diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan
ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda
menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri
sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.

c. Pernyataan eksistensi diri.


Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau
lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas
misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator
untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering
berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak
relevan.

d. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.


Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup.
Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita
seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan.
Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia
yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa
terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan
bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial,
penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis
dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri,
dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk
memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan
menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi
informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan
solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta
hiburan.
 Persyaratan Kemampuan Berkomunikasi
1. Faktor pendukung
a. Pemilihan informasi atau data yang akan disampaikan (pesan)
Informasi/data/pesan harus memenuhi syarat:
1. Penyampaian harus sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Mengandung kebenaran yang objektif
3. Aktual, tepat waktu dan tepat guna
b. Cara penyampaian atau pengiriman data atau pesan
1. Kejelasan
2. Konsekuensi dan keseimbangan
3. Kemampuan dan pelaksanaan
4. Keseragaman
5. Kelancaran distribusi
Menurut Scott M. Cultip dan Allen, dalam buku Effective Public Relations, faktor agar komunikasi
berlangsung efektif dikenal dengan sebutan The Seven C’Commnunications, isinya sebagai berikut:
a. Credibility
b. Context
c. Content
d. Clarity
e. Continuity and consistency
f. Capability of audience
g. Channels of distribution
 Etika berkomunikasi
Etika adalah suatu ilmu yang membahas masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Pengertian komunikasi secara umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
antara komunikator dengan komunikan, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui
media, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Etika komunikasi adalah penyampaian pesan atau berita antara komunikator dengan komunikan
dengan memerhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik, untuk dilakukan ketika
berkomunikasi.
Prinsip:
a. Prinsip berbicara efektif
1. Memberi kesempatan kepada lawan bicara
2. Menatap bergantian secara sopan
3. Berbicara secara jelas, mengerti, dan jangan berbisik
4. Menghayati pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan
b. Prinsip motivasi
Adalah prinsip memberi dorongan untuk membangkitkan minat bicara terhadap seseorang,
kelompok, dan umum.
1. Memberikan dorongan
2. Menokohkan
3. Dorongan ingin mengetahui
c. Prinsip perhatian
Hal-hal yang dapat menarik perhatian:
1. Hal-hal yang aneh
2. Lucu
3. Sekonyong-konyong terjadi
4. Mencolok (dominan)
5. Sesuai dengan kebutuhan
d. Prinsip keindraan
Berkaitan dengan alat bantu:
1. Over Head Projector (OHP)
Adalah proyektor yang dapat memantulkan tulisan atau gambar ke layar putih, terlebih
dahulu harus ditulis pada transparansi (lembaran yang berwarna bening). Tulisan pada
transparansi sebaiknya berupa:
a. Ringkasan dari uraian materi
b. Bagan-bagan
c. Grafik
d. Gambar-gambar
2. Definisi
Film
2. Tape recorder
e. Prinsip pengertian
Dalam prinsip ini hendaknya pembicara memperhatikan:
1. Uraian dari keseluruhan menuju bagian-bagian, lalu kembali keseluruhan
2. Uraian pembicaraan sistematis dan logis
3. Membuat ungkapan-ungkapan yang kongkret
 Memberikan memo teknik (cara untuk menghafal)
 Memberikan contoh
 Memberikan ilustrasi
 Memberikan suatu perbandingan
 Memberikan hal-hal yang berlawanan
f. Prinsip Ulangan
1. Persiapan, penyajian dan penutup pembicaraan
a. Persiapan
1. Pengetahuan
2. Sistematika (urutannya)
3. Tujuan
4. Tempat dan waktu
b. Penyajian materi
1. Pendahuluan
a. Motivasi yang menarik perhatian
b. Tujuan
c. Ruang lingkup
2. Isi pembicaraan
Adalah mengenai pembahasan masing-masing acara yang telah disebutkan di dalam ruang
lingkup penyajian. Di dalam penyajian hendaknya:
a. jelas
b. Menarik
c. Lancar
d. Tertuju
e. dipahami
c. Penutup pembicaraan
Memuat tentang:
1. Ringkasan materi yang dibahas
2. Memberikan motivasi kembali kepada para pendengar/komunikan
 Memberikan harapan, saran-saran, ajakan dan sebagainya.
Menangani Masalah Hambatan Bertelepon
Ada dua faktor penghambat ketika bertelepon:
1. Alat: suara berisik, timbul tenggelam, mengecil, tidak terdengar nada kontak, nada sambung
tidak terdengar, atau sambungan terputus-putus
2. Pengguna telepon: orang yang ditelpon bersikap kurang baik,
Agar percakapan dapat berjalan lancar, dapat digunakan alfabet komunikasi:
A=Alfa J=Julie S=Sierra
B=Bravo K=Kilo T=Tanggo
C=Charlie L=Lima U=Uniform
D=Delta M=Mike V=Victor
E=Echo N=November W=Whiskey
F=Foxtrot O=Oscar X=X-ray
G=Golf P=Papa Y=Yankey
H=Hotel Q=Quebec Z=Zulu
I=India R=Romeo

Prosedur:
 Proses Komunikasi
1. Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
b. Komunikan: orang yang menerima ide, pesan, pernyataan, dll
c. Pesan: ide atau keinginan dari komunikator yang didukung oleh lambang
d. Media: sarana atau saluran yang menunjang pesan
e. Efek atau feedback: pengaruh dari adanya pesan
2. Efek yang timbul karena berkomunikasi
a. Efek kognitif: menyebabkan komunikan menjadi lebih tahu
b. Efek afektif: menyebabkan komunikan tergerak hatinya
c. Efek behavioral: menyebabkan komunikan melakukan suatu tindakan
3. Proses komunikasi
a. Proses komunikasi secara langsung (tatap muka)
b. Proses komunikasi bermedia
Dibagi menjadi dua macam:
1. Komunikasi bermedia massa
2. Komunikasi bermedia nirmassa

 Teknik Berkomunikasi
1. Teknik berbicara dan bertanya efektif
Secara sederhana, teknik berbicara dan bertanya efektif adalah sebagai berikut:
 Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
 Berbicara diiringi dengan bantuan gerak-gerik
 Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara
 Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan baik
 Menanggapi setiap reaksi, sran dan usul dari lawan bicara
2. Sistematika penyajian dan penutup pembicaraan
a. Pendahuluan pembicaraan
Hal-hal yang harus dimuat dalam pendahuluan:
1. Motivasi yang menarik
2. Mengutarakan topik secara umum
3. Tujuan
4. Ruang lingkup
b. Isi pembicaraan
Dalam menyampaikan isi pembicaraan komunikator hendaknya:
1. Lancar dan tidak ada gangguan
2. Menarik perhatian pendengar
3. Uraian harus jelas, mudah di tangkap, dimengerti dan dihayati
4. Uraian harus mengesankan dan menggunakan alat peraga
5. Pembahasan harus tertuju dan terarah pada tujuan
c. Penutup pembicaraan
Hal-hal penting yang harus dikemukakan:
1. Ada ringkasan
2. Ada motivasi kembali
3. Ada saran pembicara kepada pendengar
4. Ucapan terima kasih dan minta maaf kepada para pendengar
3. Alat bantu dalam penyajian pembicaraan
Dalam menggunakan alat peraga, seorang pembicara harus menyiapkan:
a. Gambar-gambar atau bagan-bagan yang ditulis pada karton manila
b. Alat peraga yang nyata atau alat peraga yang sebenarnya
c. Alat-alat peraga tiruan atau palsu
d. Slide projektor, film projektor, OHP dan sebagainya.
4. Gaya bahasa penyajian dalam berbicara
a. Gerak-gerik
b. Pakaian
c. Sikap jiwa
d. Suara
e. Pandangan mata
f. Sikap badan
 Etika Bertelepon
Yang harus diperhatikan secara umum:
1. Mengangkat dengan segera bila telepon berdering
2. Memperkenalkan terlebih dahulu bila menerima atau menghubungi seseorang melalui
telepon
3. Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan dan tepat
4. Menyapa penelepon dengan sebutan Ibu atau Bapak
5. Berbicara dengan jelas, ramah dan menyenangkan
6. Bertanya dengan bijaksana
7. Mencatat pesan atau pembicaraan
8. Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian akhir pembicaraan
9. Meletakan gagang telepon dengan pelan
Yang harus diperhatikan secara khusus:
1. Menggunakan bahasa resmi, terutama kepada yang belum akrab atau belum mengetahui
identitas orang yang berbicara di telepon
2. Tidak berbicara dengan orang lain ketika sedang berbicara di telepon
3. Tidak berbicara sambil makan
4. Berbicara tidak terlalu banyak basa-basi
5. Tidak berbicara dengan nada kasar
6. Janganlah berbicara dengan nada memerintah
7. Jangan biarkan penelepon menunggu terlalu lama
8. Tidak mentransfer berkali-kali, apalagi ditransfer ke alamat yang keliru
9. Nada dan intonasi tidak terkesan malas atau tidak ramah
10. Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju penelepon
Cara Menangani Telepon
1. Respon untuk panggilan telepon atau menerima telepon (incoming calls)
a. Hal umum dalam menerima telepon
1. Angkat sesegera mungkin
2. Telepon yang berasal dari saluran langsung, tidak melalui operator, berbeda
penanganannya dengan telepon yang berasal dari saluran tak langsung
3. Gunakan bahasa resmi
4. Apabila orang yang dikehendaki si penelepon berada di tempat, secepatnya
dihubungkan kepada yang dituju
5. Apabila telepon salah sambung, jelaskan dengan ramah
6. Bila penelepon akan menghubungi pimpinan, maka ada hal yang harus diperhatikan.
Tanyakan dulu identitas penelepon
7. Bersikap sopan, ramah, hangat dan akrab
b. Hal khusus dalam menerima telepon
1. Angkat gagang telepon dengan tangan kiri
2. Menyampaikan salam
3. Menyebutkan identitas diri, kantor atau perusahaan
4. Mencatat hal-hal yang penting dalam lembar pesan telepon
5. Bila penelepon kurang jelas, jangan menyebut kata-kata yang kurang sopan
6. Jika penelepon belum memberitahukan identitasnya, mintalah agar penelepon
menyebutkan identitasnya
7. Usahakanlah menerima telepon dengan semangat
8. Jika penelepon tidak ramah, tanganilah dengan cara profesional
9. Mendengarkan dengan seksama apa yang diinginkan penelepon
10. Menjawab setiap pertanyaan dengan jelas
11. Menyebut nama penelepon dengan tepat
c. Sikap dan pelayanan khusus dalam menerima telepon (7C)
1. Caring
Memerhatikan, mendengarkan, dan mencatat masalah konsumen atau penelepon
2. Commited
Merasa terikat dengan organisasi, tidak melemparkan permasalahan kepada orang
lain dengan alasan bukan tugas atau urusan atau masalah pribadi
3. Confident
Penuh keyakinan dalam mengatasi masalah. Penerima telepon tidak boleh
merendahkan diri sendiri
4. Considerate
Bersahabat, menolong, dan mengerti emosi penelepon
5. Controlled
Tidak terbawa emosi pada saat penelepon mengungkapkan kekecewaan (marah).
Tetap bersikap untuk selalu membantu dalam mengatasi masalah penelepon.
6. Creative
Mampu menemukan cara-cara yang baik dalam menerima telepon
7. Contagious
Bersikap gembira, antusias, sejuk dan damai kepada penelepon.
Phonogenic adalah suara yang baik dalam bertelepon atau menerima telepon, yaitu suara
yang memberikan kesan santun, bersahabat dan penuh perhatian.

Kriteria berbicara di telepon yang menyenangkan:


1. Berbicara dengan kecepatan yang normal
2. Berbicara seakan-akan berada di hadapan penelepon
3. Berbicara dengan nada yang tidak tinggi dan keras
4. Berbicara dengan nada yang santun, ramah dan rasa ingin membantu penelepon
d. Peralatan dalam menerima telepon
1. Pesawat telepon
2. Kalender meja
3. Jam dinding
4. Alat tulis, seperti pensil dan ballpoint
5. Lembar pesan telepon
6. Daftar nomor telepon ekstensi internal
7. Buku daftar telepon masuk
e. Mentransfer sambungan telepon
1. Beritahu penelepon agar menunggu proses penyambungan
2. Beritahu orang yang dimaksud bahwa ada orang yang ingin bicara melalui telepon
3. Mintalah ijin apakah telepon dapat diteruskan sambil memberitahukan masalah yang
akan dibicarakan
4. Jika yang dituju bersedia menerima telepon, persilahkan penelepon untuk segera
bicara
5. Jika saluran tersebut sedang dipakai, segera informasikan kepada penelepon.
Tawarkan bantuan yang dapat diberikan
2. Melakukan Panggilan Telepon atau Menelepon
a. Persiapan menelepon
1. Siapkan nomor telepon yang hendak dituju
2. Siapkan peralatan menulis berupa kertas dan ballpoint
3. Catatlah hal-hal pokok yang akan disampaikan
b. Pelaksanaan menelepon
1. Menekan nomor telepon yang dituju
2. Bila ada kesalahan menelepon, segera minta maaf
3. Bila tersambung, segera memberi salam dan menyebutkan identitas diri
4. Mengemukakan maksud dan tujuan menelepon
5. Mencatat hal-hal penting
6. Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan terima kasih
7. Meletakkan gagang telepon dengan pelan
c. Menghubungkan penelepon untuk pimpinan
1. Cara menelepon orang yang kedudukannya lebih tinggi dari pimpinan
a. Putar atau tekan nomor yang dituju
b. Bila terdengar telepon telah diangkat, ucapkan salam
c. Pastikan bahwa nomor yang dituju tepat
d. Menyampaikan identitas diri
e. Kemukakan bahwa pimpinan ingin berbicara dengan orang yang dimaksud
f. Pastikan bahwa orang yang menerima telepon bersedia menyambungkan dengan
orang yang dituju pimpinan
g. Segera sambungkan pimpinan dengan orang yang dimaksud pimpinan
2. Cara menelepon orang yang kedudukannya lebih bawah atau sama dengan pimpinan
a. Tekan nomor yang dituju
b. Bila terdengar telah diangkat, ucapkan salam
c. Pastikan nomor yang dituju tepat
d. Menyampaikan identitas diri
e. Kemukakan bahwa pimpinan ingin bicara dengan orang yang dituju
f. Memastikan bahwa orang yang berbicara adalah orang yang dituju pimpinan
3. Beberapa pedoman penting dalam menangani telepon
Cara mengidentifikasi panggilan yang bernada mengancam atau mencurigakan:
a. Penelepon menggunakan bahasa yang tidak santun
b. Biasanya tidak mau menyebutkan identitas diri
c. Berbicara dengan nada tinggi, tidak sabar, cenderung kasar
d. Kata-kata yang digunakan tidak bersahabat
Cara mengatasi penelepon yang bersikap mencurigakan dengan tanda-tanda diatas:
a. Bersikap tenang, sabar, hati-hati, namun waspada
b. Tanyakan dengan sopan
c. Jangan dihubungkan dengan pimpinan bila yang bersangkutan tidak bersedia
d. Jika penelepon semakin emosi, anda harus tetap tenang
e. Panggilan telepon ini dicatat secara tepat untuk dicarikan solusi kepada orang
yang tepat

D. METODE PEMBELAJARAN
 Ulangan Tertulis

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, LCD, ATK,Kertas HVS, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 memulai ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift. Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi berada di luar kelas menunggu gilirannya
untuk mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban ulangan dengan tertib.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 4
Kegiatan Langkah – Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 5 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa
Kegiatan  .Guru memberikan kesempatan pada siswa 80 Menit
Inti untuk belajar terlebih dahulu sebelum memulai
ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift.
Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi
berada di luar kelas menunggu gilirannya untuk
mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan
tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban
ulangan dengan tertib
Penutup  Mengucapkan salam 5 menit

K. PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan administrasi perkantoran.
Ulangan Tes Tertulis
Harian Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap komunikasi
perkantoran.

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

Sekolah : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


Program/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Kelas/Semester : X/2
Mata Pelajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
Materi Pokok : Asas-Asas Pengorganisasian Kantor
Alokasi Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
Pertemuan ke : 5

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
dan jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku ilmiah
tanggung jawab, peduli, santun, ramah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan bekerja sama selama dalam proses
pembelajaran sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran
3.1.Memahami azas, tujuan, dan jenis tata ruang 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan
kantor memahami azas-azas pengorganisasian kantor.
4.1. Menata ruang kantor 4.1.1. Siswa mampu mengaplikasikan azas-azas
pengorganisasian kantor melalui penataan ruang
kantor.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan memahami azas-azas pengorganisasian kantor menurut para ahli.
2. Menerapkan materi menata ruang kantor sesuai dengan azas-azas pengorganisasian
kantor.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu azas-azas pengorganisasian kantor menurut para ahli.
2. Mampu mengaplikasikan penataan ruang kantor sesuai dengan azas-azas
pengorganisasian kantor.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis tata ruang kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
Asas-asas Pengorganisasian Kantor
 Asas-asas Pengorganisasian Kantor
Tujuan kantor tercapai melalui kegiatan komunikasi, kalkulasi, pengelolaan warkat, laporan dan
prosedur rutin. Untuk memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan itu, manajemen kantor
mengenal beberapa asas. Terdapat 8 asas manajemen kantor menurut Neuner dan Keeling:
 Asas Tujuan
Tujuan suatu bisnis atau kelompok fungsi dalam suatu bisnis harus dirumuskan dan dipahami. Asa
ini mengandung arti bahwa manajemen kantor memerlukan suatu kebijaksanaan atau haluan yang
pasti sebelum suatu usaha dilaksanakan. Tujuan satu usaha mungkin sederhana seperti usaha
menaikan laba melalui kenaikan penjualan. Manajemen adminstratif merupakan bagian penting
bagi kemudahan yang kerap kali merupakan dasar bagi fungsi-fungsi lain.
 Asas Kesatuan Fungsi
Semua organisasi terdiri atas fungsi-fungsi yang harus bekerka sama untuk mencapai tujuan utama
organisasi itu. Fungsi-fungsi utama dalam organisasi bisnis adalah produksi, distribusi, keuangan
dan personalia.
 Asas Hubungan Individual
Organisasi yang efektif terbentuk olrh pribadi-pribadi yang harus melangsungkan pekerjaan. Asas
ini berarti dalam setiap organisasi harus terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang
definitive. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang pasti. Menolong kepastian proses manajemen
dan prosedur pekerjaan. Selain tugas dan tanggung jawab, garis-garis wewenang pun harus
dibangun. Di samping itu, balas jasa haruslah dirumuskan untuk merangsang bekerja.
 Asas Kesederhanaan
Organisasi yang efektif berdasarkan kesederhanaan dan antar hubungan yang jelas. Karena tidak
banyak pernik, suatu organisasi mudah dipahami leh setipa orang yang terlibat dalam organisasi itu,
sehingga efektiflah organisasi itu.
 Asas Wewenang Sepadan dengan Tanggung Jawab
Setiap orang dalam organisasi harus memiliki wewenang yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya, sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya itu. Organisasi
menjadi hidup karena pendelegasian wewenang dan tanggung jawab wewenang adalah hak untuk
memberikan perintah dan kekuasaan untuk membuat keputusan, sedangkan tanggung jawab
kewajiban dan akuntabilitas untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
 Asas Laporan kepada Atasan Tunggal
Agar setiap orang mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, setiap petugas harus
menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan. Asas ini menjadi
penting karena keraguan terjadi dan moral akan jatuh jika seorang petugas bertanggung jawab
kepada beberapa orang atasan yang masing-masing mempunyai ukuran dalam menyelesaikan
pekerjaan.
 Asas Pengawasan dan Kepemimpinan
Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif harus ditegakan sehingga tujuan usaha dapat
tercapai. Asas ini dapat terwujud dengan berbagai cara. Seorang pengawas dan pemimpin
hendaknya membuat rancana dan mengarahkan pekerjaan orang lain yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Asas Jangkauan Pengawas
Agar pengawasan dan kepemimpinan efektif, jangkauan pengawasan di bawah pengawasan
langsung dari seseorang eksekutif atau seorang pengawas hendaknya dibatasi. Tidak ada rumus
yang mujarab yang dapat menentukan jangkauan pengawasan. Itu disebabkan suatu kenyataan
bahwa setiap situasi harus dengan hati-hati dinilai setelah analisa semua factor paripurna.
Prinsip:
 Prinsip – prinsip komunikasi
Prosedur:
 Prosedur pengorganisasian kantor

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Latihan soal model number heads together
E. MEDIA DAN ALAT
1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru mengawali kelas dengan berdoa, kemudian mengabsen siswa.
 Guru menjabarkan pada murid tentang indikator yang ingin dicapai pada materi KD
2. Kemudian menjelaskan materi tentang asas-asas pengorganisasian kantor.
 Di tengah penjelasan materi, guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang mereka pahami.
 Kemudian guru membagi murid dalam kelompok bernomor, yang kemudian tiap
kelompok harus mengerjakan soal yang diberikan guru. Setelah selesai kertas berisi
soal beserta jawaban dikumpulkan.
 Guru menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.

Pertemuan 5
Kegiatan Langkah – langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Mengabsen siswa
 Menanyakan kabar siswa
 Menyampaikan tujuan belajar dan
memotivasi siswa

Kegiatan Pembahasan tugas Mengamati 60 Menit


Inti dan Identifikasi  Siswa menyimak materi yang disampaikan
masalah guru.
 Guru menilai kemampuan siswa
mengamati
Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan mereka.
 Siswa mengajukan pertanyaan mengenai
asas-asas pengorganisasian kantor.

Eksperimen/explore
- guru mengawali kegiatan mengajar dengan
pertanyaan yang diberikan kepada siswa
- guru menjelaskan dan membimbing siswa
untuk memahami materi yang disajikan
- guru menggunakan model pembelajaran
Number Heads Together dimana sebelumnya
murid dibagi dalam beberapa kelompok.
Tujuannya untuk mengukur pemahaman siswa
terkait materi yang akan disajikan
Asosiasi
- guru meminta setiap kelompok untuk
menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan di selembar kertas, kemudian
memberikan kesempatan siswa untuk membacakan
jawabannya.
Komunikasi
Mempresentasikan bahan presentasi yang telah
dibuat,
Memberikan pendapat, masukan, Tanya jawab
selama proses diskusi.
Penutup Guru bersama siswa membuat kesimpulan 10 menit
tentang asas-asas pengorganisasian kantor

PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur dalam
menjelaskan komunikasi kantor
Tes Tes
tertulis Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pengertian
komunikasi kantor.

Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asas tujuan dan asas kesatuan tujuan!
2. Apa yang dimaksud dengan asas laporan kepada atasan tunggal?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan asas pengawasan dan kepemimpinan serta
asas jangkauan pengawas!

Skor Penilaian
Skor Nomor 1 35
Skor Nomor 2 30
Skor Nomor 3 35
Jumlah 100

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

h : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


m/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Semester : X/2
elajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
: Asas-Asas Pengorganisasian Kantor
i Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
uan ke : 6

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan bekerja sama selama dalam proses
pembelajaran sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Memahami azas, tujuan, dan jenis tata ruang 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan
kantor memahami tujuan tata ruang kantor dan jenis-
jenis tata ruang kantor.
4.1. Menata ruang kantor 4.1.1. Siswa mampu memahami tujuan tata
ruang kantor dan jenis tata ruang kantor
kemudian mengaplikasikannya melalui
penataan ruang kantor.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan memahami tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang kantor.
2. Menata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang kantor.
2. Mampu mengaplikasikan penataan ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor
dan jenis-jenis tata ruang kantor.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis tata ruang kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 TATA RUANG KANTOR
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN TATA RUANG KANTOR
Pengaturan tempat kerja dan peralatan kantor sehingga dapat memperlancar pekerjaan itulah yang
dinamakan tata ruang.
Menurut Drs.The Liang Gie mengatakan “Tata Ruang adalah penyusunan alat-alat pada letak yang
tepat serta pengaturan kerja yang memberikan kepuasan bekerja bagi para karyawannya”.
Menurut Litlefield & Petterson mengatakan “ Office lay out may be defined as the arrangement of
furniture and equipment within available flour space” (tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai
penyusunan perabot dan alat perlengkapan pada luas yang tersedia).
Adapun tujuan dari penataan ruang kantor adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan yang optimum bagi arus komunikasi dan arus kerja.
2. Memberikan kondisi kerja yang baik bagi setiap orang.
3. Memudahkan pengawasan sehingga manajer dapat melihat staf yang sedang bekerja.
4. Memberikan kemudahan yang tinggi kepada setiap gerakan karyawan dari meja ke meja.
5. Menghindarkan diri dari kemungkinan saling menganggu antara karyawan dengan karyawan
lainnya.
6. Mempergunakan segenap ruangan dengan baik.
7. Memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras, gaduh dan menganggu dari pekerjaan yang
sunyi.
8. Terciptanya kesan yang baik tentang organisasi tersebut dari relasi dan tamu yang datang.
9. Pelaksanaan pekerjaan dapat menempuh jarak yan terpendek.

Drs. The Liang Gie mengatakan bahwa tata ruangan yang baik mempunyai beberapa
1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Mencegah para pegawai bagian lain terganggu oleh public yang akan menemui satu bagian
lain.
4. Memungkinkan pemakaian ruangan secara efisien.
5. Pengawasan mudah dilaksanakan.
6. Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan.

Drs. Moekijat mengatakan tata ruang yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Merecanakan suatu kantor dengan baik akan memberikan efisiensi melakukan pekerjaan.
2. Penghematan penggunaan ruang lantai yang tepat.
3. Pengawasan dapat dipermudah.
4. Hubungan dapat dipercaya.
5. Perlengkapan dan mesin kantor berguna lebih baik.
6. Jalannya pekerjaan lebih lancar.
7. Menambah kesenangan dan semangat bekerja bagi karyawan.
BENTUK-BENTUK TATA RUANG KANTOR
 Tata Ruang Tertutup
Suatu tata ruang dikatakan terpisah-pisah atau tertutup apabila susunan ruang untuk bekerja terbagi-
bagi dalam beberapa bagian.

Keuntungannya:
1). Moral pekerja atau staf tetap terjaga.
2). Pekerjaan yang sifatnya rahasia tetap terjaga.
3). Menghindari gangguan dari pekerja satu ke yang lainnya.
4). Pimpinan akan lebih tenang dalam mengerjakan tugasnya karena tidak terganggu oleh kegiatan para
karyawan.

Kelemahannya:
1). Pengawasan lebih sulit dilakukan karena terhalang oleh penyekat.
2). Cahaya sulit masuk dan udara sulit beredar sehingga suasana lebih pengap dan gerah.
3). Apabila diperlukan tukar tempat antara bagian yang satu dengan bagian yang lain sulit dilakukan dan
sulit merubah ruangan.
4). Apabila terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantorataupun perubahan mengenai proses
penyelesaian suatu pekerjaan agak sulit menampungnya.

 Tata Ruang Terbuka


Dalam susunan ini ruang yang dipergunakan untuk ruang bekerja tidak dipisah-pisahkan atau tidak
menggunakan penyekat, tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka
sehingga semua yang bekerja tampak mudah diamati dari satu sudut pandang.

Keuntungannya:
1). Pengawasan lebih mudah dan efektif terhadap segenap pegawai.
2). Hubungan antar pegawai cepat dan mudah.
3). Memperlancar arus pekerjaan dari meja satu ke meja yang lain tanpa orangnya harus mondar-mandir
meninggalkan tempat kerja.
4). Cahaya mudah masuk dan udara mudah beredar.
5). Mudah merubah ruangan.
6). Perubahan organisasi menyebabkan perubahan tata ruang dapat dilayani dengan cepat dan luwes.
7). Apabila terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantoragak sulit menampungnya, karena ruangan
terbatas.

Kelemahannya:
1). Dapat merendahkan moral atau staf. Karena cara hidup yang diawasi terus menerus.
2). Akan mengurangi keamanan bagi pekerjaan rahasia.
3). Pekerja akan kehilangan kepribadian.
4). Apabila ada pekerja yang ngbrol dan bermalas-malas antar teman sekerja dapat menggangu yang lain.
5). Peralatan kantor yang dapat menimbulkan suara gaduh akan menggangu pekerjaan lainnya yang
membutuhkan ketenangan.
6). Pimpinan lebih terganggu ketenangan kerjanya, jika dibandingkan dengan ruang tertutup.
Prinsip:
ASAS-ASAS POKOK DAN PRINSIP TATA RUANG KANTOR
 Asas-Asas Pokok Tata Ruang Kantor
a. Asas jarak terpendek
b. Asas rangkaian kerja
c. Asas penggunaan segenap ruang
d. Asas perubahan susunan tempat kerja
 Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor
a. Pekerjaan harus mengalir terus menerus sedapat mungkin dalam garis lurus.
b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang berfungsi sama dan yang berhubungan harus
ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi waktu bepergian.
c. Aliran pekerjaan harus sederhana, sehingga dapat mengurangi hilir mudik pegawai dan
penyampaian surat-surat dalam jarak yang pendek.
d. Meletakkan perlengkapan kantor harus dekat dengan pegawai yang menggunakannya.
e. Pergunakan meja dan kursi dengan ukuran yang sama dalam sebuah ruangan.
f. Menyusun meja harus sedemikian rupa sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa
menghadap pada sumber cahaya.
g. Kesatuan yang banyak berhubungan dengan masyarakat harus ditempatkan dibagian depan.
h. Satuan yang pekerjaan bersifat gaduh, sebaiknya ditempatkan dekat jendela dan hendaknya
dijauhkan dari satuan lainnya.
Hendaknya tempat arsip-arsip kantor berada pada dinding atau susun tangga yang mudah
terjangkau oleh petugas.
Prosedur:
 Prosedur penataan ruang kantor

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Model pembelajaran Snowball Throwing
E. MEDIA DAN ALAT
1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan.

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan di
pertemuan sebelumnya.
 Setelah mereview materi pelajaran sebelumnya, guru memberikan pertanyaan mengenai
tujuan tata ruang kantor untuk mengukur pengetahuan siswa dan memancing
keingintahuan siswa mengenai materi.
 Selanjutnya, guru menjelaskan materi mengenai teknik bicara dan kemampuan
berkomunikasi yang diselingi dengan interaksi/diskusi tanya jawab dengan siswa.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang
menyangkut materi yang disampaikan atau hal – hal di lingkungan kehidupan sehari -
hari yang terkait dengan materi.
 Guru mengevaluasi pemahaman siswa akan materi dengan menggunakan model
Snowball throwing. Dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan dilempar ke kelompok lainnya.
 Di akhir pertemuan, guru bersama – sama dengan siswa menyimpulkan apa yang sudah
dipelajari hari ini.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Kegiatan Langkah – Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

Kegiatan Menanya 55 Menit


Inti  Guru mengawali kegiatan mengajar dengan
memberikan pertanyaan tentang materi di
pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
 Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan/pemahaman mereka akan materi
yang akan disampaikan.
Mengamati
 Guru menerangkan materi mengenai tujuan
tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai materi ang
disampaikan.
Asosiasi
 Guru mengaitkan materi dengan kegiatan –
kegiatan yang ada di lingkungan sekitar.
Eksplorasi
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, kemudian tiap kelompok harus
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan
nantinya pertanyaan tersebut dilemparkan ke
kelompok lainnya dan kemudian dijawab.
Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan 15 menit
tentang tujuan tata ruang kantor dan jenis-
jenis tata ruang kantor.
PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan komunikasi kantor

Tes Model pembelajaran Snowball Throwing


Kelompok

Soal:
1. Jelaskan pengertian tata ruang kantor menurut Litlefield & Petterson!
2. Jelaskan keuntungan dan kelemahan bentuk tata ruang kantor tertutup!

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

h : SMKN GITA KIRTTI 2 JAKARTA


m/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Semester : X AP1, X AP2, X PM, dan X Akuntansi/2
elajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
: Asas-Asas Pengorganisasian Kantor
i Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
uan ke : 7
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
menyadari hubungan keteraturan dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kesungguhan dalam belajar
kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku ilmiah
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan saling bekerja
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan sama selama dalam proses pembelajaran
pembelajaran sebagai bahan dari sikap ilmiah

3.1.Memahami azas, tujuan, dan jenis tata 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan memahami
ruang kantor azas-azas pengorganisasian kantor, tujuan dan
jenis-jenis tata ruang kantor.
4.1. Menata ruang kantor 4.1.1. Siswa mampu memahami azas-azas
pengorganisasian kantor, tujuan dan jenis-jenis
tata ruang kantor dan mengaplikasikannya
melalui penataan ruang kantor.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan memahami azas-azas pengorganisasian kantor menurut para ahli.
2. Menerapkan materi menata ruang kantor sesuai dengan azas-azas pengorganisasian
kantor.
3. Menjelaskan dan memahami tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang kantor.
4. Menata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu azas-azas pengorganisasian kantor menurut para ahli.
2. Mampu mengaplikasikan penataan ruang kantor sesuai dengan azas-azas
pengorganisasian kantor.
3. Mendapat gambaran apa itu tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang kantor.
4. Mampu mengaplikasikan penataan ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor
dan jenis-jenis tata ruang kantor.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis tata ruang kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran
Konsep:
Asas-asas Pengorganisasian Kantor
 Asas-asas Pengorganisasian Kantor
Tujuan kantor tercapai melalui kegiatan komunikasi, kalkulasi, pengelolaan warkat, laporan dan
prosedur rutin. Untuk memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan itu, manajemen kantor
mengenal beberapa asas. Terdapat 8 asas manajemen kantor menurut Neuner dan Keeling:
 Asas Tujuan
Tujuan suatu bisnis atau kelompok fungsi dalam suatu bisnis harus dirumuskan dan dipahami. Asa
ini mengandung arti bahwa manajemen kantor memerlukan suatu kebijaksanaan atau haluan yang
pasti sebelum suatu usaha dilaksanakan. Tujuan satu usaha mungkin sederhana seperti usaha
menaikan laba melalui kenaikan penjualan. Manajemen adminstratif merupakan bagian penting
bagi kemudahan yang kerap kali merupakan dasar bagi fungsi-fungsi lain.
 Asas Kesatuan Fungsi
Semua organisasi terdiri atas fungsi-fungsi yang harus bekerka sama untuk mencapai tujuan utama
organisasi itu. Fungsi-fungsi utama dalam organisasi bisnis adalah produksi, distribusi, keuangan
dan personalia.
 Asas Hubungan Individual
Organisasi yang efektif terbentuk olrh pribadi-pribadi yang harus melangsungkan pekerjaan. Asas
ini berarti dalam setiap organisasi harus terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang
definitive. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang pasti. Menolong kepastian proses manajemen
dan prosedur pekerjaan. Selain tugas dan tanggung jawab, garis-garis wewenang pun harus
dibangun. Di samping itu, balas jasa haruslah dirumuskan untuk merangsang bekerja.
 Asas Kesederhanaan
Organisasi yang efektif berdasarkan kesederhanaan dan antar hubungan yang jelas. Karena tidak
banyak pernik, suatu organisasi mudah dipahami leh setipa orang yang terlibat dalam organisasi itu,
sehingga efektiflah organisasi itu.
 Asas Wewenang Sepadan dengan Tanggung Jawab
Setiap orang dalam organisasi harus memiliki wewenang yang sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya, sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugasnya itu. Organisasi
menjadi hidup karena pendelegasian wewenang dan tanggung jawab wewenang adalah hak untuk
memberikan perintah dan kekuasaan untuk membuat keputusan, sedangkan tanggung jawab
kewajiban dan akuntabilitas untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
 Asas Laporan kepada Atasan Tunggal
Agar setiap orang mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, setiap petugas harus
menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan. Asas ini menjadi
penting karena keraguan terjadi dan moral akan jatuh jika seorang petugas bertanggung jawab
kepada beberapa orang atasan yang masing-masing mempunyai ukuran dalam menyelesaikan
pekerjaan.
 Asas Pengawasan dan Kepemimpinan
Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif harus ditegakan sehingga tujuan usaha dapat
tercapai. Asas ini dapat terwujud dengan berbagai cara. Seorang pengawas dan pemimpin
hendaknya membuat rancana dan mengarahkan pekerjaan orang lain yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Asas Jangkauan Pengawas
Agar pengawasan dan kepemimpinan efektif, jangkauan pengawasan di bawah pengawasan
langsung dari seseorang eksekutif atau seorang pengawas hendaknya dibatasi. Tidak ada rumus
yang mujarab yang dapat menentukan jangkauan pengawasan. Itu disebabkan suatu kenyataan
bahwa setiap situasi harus dengan hati-hati dinilai setelah analisa semua factor paripurna.
 TATA RUANG KANTOR
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN TATA RUANG KANTOR
Pengaturan tempat kerja dan peralatan kantor sehingga dapat memperlancar pekerjaan itulah yang
dinamakan tata ruang.
Menurut Drs.The Liang Gie mengatakan “Tata Ruang adalah penyusunan alat-alat pada letak yang
tepat serta pengaturan kerja yang memberikan kepuasan bekerja bagi para karyawannya”.
Menurut Litlefield & Petterson mengatakan “ Office lay out may be defined as the arrangement of
furniture and equipment within available flour space” (tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai
penyusunan perabot dan alat perlengkapan pada luas yang tersedia).
Adapun tujuan dari penataan ruang kantor adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan yang optimum bagi arus komunikasi dan arus kerja.
2. Memberikan kondisi kerja yang baik bagi setiap orang.
3. Memudahkan pengawasan sehingga manajer dapat melihat staf yang sedang bekerja.
4. Memberikan kemudahan yang tinggi kepada setiap gerakan karyawan dari meja ke meja.
5. Menghindarkan diri dari kemungkinan saling menganggu antara karyawan dengan karyawan
lainnya.
6. Mempergunakan segenap ruangan dengan baik.
7. Memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras, gaduh dan menganggu dari pekerjaan yang
sunyi.
8. Terciptanya kesan yang baik tentang organisasi tersebut dari relasi dan tamu yang datang.
9. Pelaksanaan pekerjaan dapat menempuh jarak yan terpendek.

Drs. The Liang Gie mengatakan bahwa tata ruangan yang baik mempunyai beberapa
1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Mencegah para pegawai bagian lain terganggu oleh public yang akan menemui satu bagian
lain.
4. Memungkinkan pemakaian ruangan secara efisien.
5. Pengawasan mudah dilaksanakan.
6. Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan.

Drs. Moekijat mengatakan tata ruang yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Merecanakan suatu kantor dengan baik akan memberikan efisiensi melakukan pekerjaan.
2. Penghematan penggunaan ruang lantai yang tepat.
3. Pengawasan dapat dipermudah.
4. Hubungan dapat dipercaya.
5. Perlengkapan dan mesin kantor berguna lebih baik.
6. Jalannya pekerjaan lebih lancar.
7. Menambah kesenangan dan semangat bekerja bagi karyawan.
BENTUK-BENTUK TATA RUANG KANTOR
 Tata Ruang Tertutup
Suatu tata ruang dikatakan terpisah-pisah atau tertutup apabila susunan ruang untuk bekerja terbagi-
bagi dalam beberapa bagian.

Keuntungannya:
1). Moral pekerja atau staf tetap terjaga.
2). Pekerjaan yang sifatnya rahasia tetap terjaga.
3). Menghindari gangguan dari pekerja satu ke yang lainnya.
4). Pimpinan akan lebih tenang dalam mengerjakan tugasnya karena tidak terganggu oleh kegiatan para
karyawan.

Kelemahannya:
1). Pengawasan lebih sulit dilakukan karena terhalang oleh penyekat.
2). Cahaya sulit masuk dan udara sulit beredar sehingga suasana lebih pengap dan gerah.
3). Apabila diperlukan tukar tempat antara bagian yang satu dengan bagian yang lain sulit dilakukan dan
sulit merubah ruangan.
4). Apabila terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantorataupun perubahan mengenai proses
penyelesaian suatu pekerjaan agak sulit menampungnya.

 Tata Ruang Terbuka


Dalam susunan ini ruang yang dipergunakan untuk ruang bekerja tidak dipisah-pisahkan atau tidak
menggunakan penyekat, tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada satu ruang besar terbuka
sehingga semua yang bekerja tampak mudah diamati dari satu sudut pandang.

Keuntungannya:
1). Pengawasan lebih mudah dan efektif terhadap segenap pegawai.
2). Hubungan antar pegawai cepat dan mudah.
3). Memperlancar arus pekerjaan dari meja satu ke meja yang lain tanpa orangnya harus mondar-mandir
meninggalkan tempat kerja.
4). Cahaya mudah masuk dan udara mudah beredar.
5). Mudah merubah ruangan.
6). Perubahan organisasi menyebabkan perubahan tata ruang dapat dilayani dengan cepat dan luwes.
7). Apabila terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantoragak sulit menampungnya, karena ruangan
terbatas.

Kelemahannya:
1). Dapat merendahkan moral atau staf. Karena cara hidup yang diawasi terus menerus.
2). Akan mengurangi keamanan bagi pekerjaan rahasia.
3). Pekerja akan kehilangan kepribadian.
4). Apabila ada pekerja yang ngbrol dan bermalas-malas antar teman sekerja dapat menggangu yang lain.
5). Peralatan kantor yang dapat menimbulkan suara gaduh akan menggangu pekerjaan lainnya yang
membutuhkan ketenangan.
6). Pimpinan lebih terganggu ketenangan kerjanya, jika dibandingkan dengan ruang tertutup.
Prinsip:
ASAS-ASAS POKOK DAN PRINSIP TATA RUANG KANTOR
 Asas-Asas Pokok Tata Ruang Kantor
a. Asas jarak terpendek
b. Asas rangkaian kerja
c. Asas penggunaan segenap ruang
d. Asas perubahan susunan tempat kerja
 Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor
a. Pekerjaan harus mengalir terus menerus sedapat mungkin dalam garis lurus.
b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang berfungsi sama dan yang berhubungan harus
ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi waktu bepergian.
c. Aliran pekerjaan harus sederhana, sehingga dapat mengurangi hilir mudik pegawai dan
penyampaian surat-surat dalam jarak yang pendek.
d. Meletakkan perlengkapan kantor harus dekat dengan pegawai yang menggunakannya.
e. Pergunakan meja dan kursi dengan ukuran yang sama dalam sebuah ruangan.
f. Menyusun meja harus sedemikian rupa sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa
menghadap pada sumber cahaya.
g. Kesatuan yang banyak berhubungan dengan masyarakat harus ditempatkan dibagian depan.
h. Satuan yang pekerjaan bersifat gaduh, sebaiknya ditempatkan dekat jendela dan hendaknya
dijauhkan dari satuan lainnya.
Hendaknya tempat arsip-arsip kantor berada pada dinding atau susun tangga yang mudah
terjangkau oleh petugas.

Prosedur:
 Prosedur penataan ruang kantor
D. METODE PEMBELAJARAN
 Ulangan Tertulis

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, LCD, ATK,Kertas HVS, Whiteboard
F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar terlebih dahulu sebelum
memulai ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift. Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi berada di luar kelas menunggu gilirannya
untuk mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban ulangan dengan tertib.

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 4
Kegiatan Langkah – langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 5 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

Kegiatan  .Guru memberikan kesempatan pada siswa 80 Menit


Inti untuk belajar terlebih dahulu sebelum
memulai ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift.
Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi
berada di luar kelas menunggu gilirannya
untuk mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada
siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan
tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban
ulangan dengan tertib
Penutup  Mengucapkan salam 5 menit
K. PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan administrasi perkantoran.

Ulangan Tes Tertulis


Harian Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pengertian
administrasi perkantoran.

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

h : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


m/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Semester : X/2
elajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
: Fasilitas Kantor
i Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
uan ke : 8

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan
gotong royong) dalam melakukan pembelajaran saling bekerja sama selama dalam proses
sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan
serta penataannya mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan
kantor serta penataannya.
4.1. Menggambar tata letak fasilitas dan lingkungan 4.1.1. Siswa mampu menggambar tata letak
kantor fasilitas dan lingkungan kantor

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Menata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Mampu menggambar tata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-
jenis tata ruang kantor.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis fasilitas kantor
 Pengadaan fasilitas kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 Pengertian Fasilitas
 Contoh fasilitas kantor
 Lingkungan kantor
Prinsip:
 Prinsip tata letak fasilitas

Prosedur:
 Prosedur penataan ruang kantor

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Latihan soal model number heads together
E. MEDIA DAN ALAT
1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru mengawali kelas dengan berdoa, kemudian mengabsen siswa.
 Guru menjabarkan pada murid tentang indikator yang ingin dicapai pada materi KD
3. Kemudian menjelaskan materi tentang fasilitas kantor.
 Di tengah penjelasan materi, guru juga memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang kurang mereka pahami.
 Kemudian guru membagi murid dalam kelompok bernomor, yang kemudian tiap
kelompok harus mengerjakan soal yang diberikan guru. Setelah selesai kertas berisi
soal beserta jawaban dikumpulkan.
 Guru menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.

Pertemuan 8
Kegiatan Langkah – langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Mengabsen siswa
 Menanyakan kabar siswa
 Menyampaikan tujuan belajar dan
memotivasi siswa

Kegiatan Pembahasan tugas Mengamati 60 Menit


Inti dan Identifikasi  Siswa menyimak materi yang disampaikan
masalah guru.
 Guru menilai kemampuan siswa
mengamati
Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan
pengamatan mereka.
 Siswa mengajukan pertanyaan mengenai
fasilitas kantor.

Eksperimen/explore
- guru mengawali kegiatan mengajar dengan
pertanyaan yang diberikan kepada siswa
- guru menjelaskan dan membimbing siswa
untuk memahami materi yang disajikan
- guru menggunakan model pembelajaran
Number Heads Together dimana sebelumnya
murid dibagi dalam beberapa kelompok.
Tujuannya untuk mengukur pemahaman siswa
terkait materi yang akan disajikan
Asosiasi
- guru meminta setiap kelompok untuk
menuliskan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan di selembar kertas, kemudian
memberikan kesempatan siswa untuk membacakan
jawabannya.
Komunikasi
Mempresentasikan bahan presentasi yang telah
dibuat,
Memberikan pendapat, masukan, Tanya jawab
selama proses diskusi.
Penutup Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang 10 menit
fasilitas kantor

PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur dalam
menjelaskan komunikasi kantor

Tes Tes
tertulis Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pengertian
komunikasi kantor.

Soal:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fasilitas kantor!
2. Sebutkan contoh fasilitas kantor!

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


( RPP )

h : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


m/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Semester : X/2
elajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
: Fasilitas Kantor
i Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
uan ke : 9

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan
gotong royong) dalam melakukan pembelajaran saling bekerja sama selama dalam proses
sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan
serta penataannya mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan
kantor serta penataannya.
4.1. Menggambar tata letak fasilitas dan lingkungan 4.1.1. Siswa mampu menggambar tata letak
kantor fasilitas dan lingkungan kantor

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Menata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Mampu menggambar tata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-
jenis tata ruang kantor.

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis fasilitas kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
Pengertian Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.

Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan
pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan
sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan
rasa lelah dan sebagainya
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur
dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam
definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali
dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan,
keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem,
pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas pekerjaan manusia.

Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang
mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman
(Sutalaksana dkk, 1979).

Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang
oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di
Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua
istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya
kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia.
Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan
sebagai referensi untuk teknologi yang sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang
lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang
benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan
pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk
memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan
tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat
Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan
gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk
mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan
suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects”
(Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat
kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata
bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk
bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata
perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks
dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan benda kerja,
prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi manusia dengan
produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-
harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya dibandingkan ilmu teknik yang
lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang
diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan
dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki
kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang
kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap desain
produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya
pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh
manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis pekerjaan perlu
memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Keadaan ini akan
memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu.
Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja
sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari
pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut.

Bidang kajian Ergonomi


Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa kajian utama
dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai dengan prinsip fitting the
task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat perbedaan dalam menentukan
bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan tersebut hanya pada
pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas empat
bidang penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang
keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk angka-
angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk
statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang menggambarkan
perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat bekerja
dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga
mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik
manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan
dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti
pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap
mempengaruhi tingkah laku manusia.

Prinsip:
 Prinsip tata letak fasilitas

Prosedur:
 Prosedur penataan ruang kantor

D. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
 Model pembelajaran Snowball Throwing
E. MEDIA DAN ALAT
1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, Kertas, LCD dan Speaker Active, ATK, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan.

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru menanyakan kembali kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan di
pertemuan sebelumnya.
 Setelah mereview materi pelajaran sebelumnya, guru memberikan pertanyaan mengenai
fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya untuk mengukur pengetahuan siswa
dan memancing keingintahuan siswa mengenai materi.
 Selanjutnya, guru menjelaskan materi mengenai teknik bicara dan kemampuan
berkomunikasi yang diselingi dengan interaksi/diskusi tanya jawab dengan siswa.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang
menyangkut materi yang disampaikan atau hal – hal di lingkungan kehidupan sehari -
hari yang terkait dengan materi.
 Guru mengevaluasi pemahaman siswa akan materi dengan menggunakan model
Snowball throwing. Dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan dilempar ke kelompok lainnya.
 Di akhir pertemuan, guru bersama – sama dengan siswa menyimpulkan apa yang sudah
dipelajari hari ini.
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 2
Kegiatan Langkah – Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 20 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

Kegiatan Menanya 55 Menit


Inti  Guru mengawali kegiatan mengajar dengan
memberikan pertanyaan tentang materi di
pertemuan sebelumnya.
Eksplorasi
 Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan/pemahaman mereka akan materi
yang akan disampaikan.
Mengamati
 Guru menerangkan materi mengenai tujuan
tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Menanya
 Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai materi ang
disampaikan.
Asosiasi
 Guru mengaitkan materi dengan kegiatan –
kegiatan yang ada di lingkungan sekitar.
Eksplorasi
 Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, kemudian tiap kelompok harus
menuliskan pertanyaan mengenai materi dan
nantinya pertanyaan tersebut dilemparkan ke
kelompok lainnya dan kemudian dijawab.
Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan 15 menit
tentang fasilitas dan lingkungan kantor serta
penataannya.

PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan komunikasi kantor

Tes Model pembelajaran Snowball Throwing


Kelompok

Soal:
1. Jelaskan definisi ergonomi menurut Mc Coinick!
2. Jelaskan 4 bidang pengelompokan ergonomi!

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

h : SMK GITA KIRTTI 2 JAKARTA


m/Program Keahlian : Administrasi/ Administrasi Perkantoran
Semester : X/2
elajaran : Pengantar Administrasi Perkantoran
: Fasilitas Kantor (Ulangan Harian 3)
i Waktu : 1 x 2JP (2 x 45 menit)
uan ke : 10

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, teliti, teratur, cermat, tanggung jawab) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari 1.1.1 Mensyukuri kebesaran Tuhan yang
hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan ditunjukan dengan sikap ketelitian dan
jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang kesungguhan dalam belajar
menciptakannya
2.2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, 2.2.1 Siswa mampu menerapkan perilaku
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, ilmiah yakni kejujuran, kedisiplinan, dan
gotong royong) dalam melakukan pembelajaran saling bekerja sama selama dalam proses
sebagai bahan dari sikap ilmiah pembelajaran

3.1.Mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor 3.1.1 Siswa mampu menjelaskan dan
serta penataannya mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan
kantor serta penataannya.
4.1. Menggambar tata letak fasilitas dan lingkungan 4.1.1. Siswa mampu menggambar tata letak
kantor fasilitas dan lingkungan kantor

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat:
1. Menjelaskan dan mengidentifikasi fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Menata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-jenis tata ruang
kantor.
Melalui proses mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat:
1. Mendapat gambaran apa itu fasilitas dan lingkungan kantor serta penataannya.
2. Mampu menggambar tata ruang kantor sesuai dengan tujuan tata ruang kantor dan jenis-
jenis tata ruang kantor.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:
 Jenis-jenis fasilitas kantor
 Pengadaan fasilitas kantor
 Kegiatan komunikasi di lingkungan perkantoran

Konsep:
 Pengertian Fasilitas
 Contoh fasilitas kantor
 Lingkungan kantor
Pengertian Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya.

Definisi ergonomi dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan
pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan
sebagai berikut:
1. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan
rasa lelah dan sebagainya
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur
dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam
definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali
dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan,
keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem,
pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas pekerjaan manusia.

Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang
mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman
(Sutalaksana dkk, 1979).

 Perkembangan Ergonomi
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang
dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi
digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau
human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya
berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan
pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai
tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang
sama.

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000
tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat
manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan
dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan
pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya
perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang
terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada
saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi
tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang
Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.

Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika)
melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan
“Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep
baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung
antara manusia dan mesin.

Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti
nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan
manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-
perusahaan senjata perang.

Beberapa pakar juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc


Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Fokus Utama
Fokus utama ergonomi adalah mempertimbangkan manusia dalam perancangan
benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Fokus ergonomi adalah interaksi
manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan
dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada faktor manusianya
dibandingkan ilmu teknik yang lebih menekankan pada faktor-faktor nonteknis.
2. Tujuan
Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang
diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi
kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar
dan memperbaiki kualitas hidup.
3. Pendekatan Utama
Pendekatan utama mencakup aplikasi sistematik dari informasi yang relevan tentang
kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan motivasi manusia terhadap
desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat
menggunakannya.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang
artinya pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang
dimiliki oleh manusia. Hal ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu jenis
pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja.
Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk
suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang
berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja
lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-
rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan
pekerjaan tersebut.
Bidang kajian Ergonomi
Sesuai dengan definisi ergonomi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa
kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai objek utama sesuai
dengan prinsip fitting the task/the job to the man. Pada berbagai literatur terdapat
perbedaan dalam menentukan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya
perbedaan tersebut hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.

Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan


atas empat bidang penyelidikan, yaitu:
1. Penyelidikan tentang Display.
Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang
keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam bentuk
angka-angka, tanda-tanda, lambang dan sebagainya. Informasi ini dapat disajikan
dalam bentuk statis, misalnya peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis
yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.
Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia pada saat
bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.
Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang
disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai
dengan dimensi tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti
pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang
dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.

Prinsip:
 Prinsip tata letak fasilitas

Prosedur:
 Prosedur penataan ruang kantor
D. METODE PEMBELAJARAN
 Ulangan Tertulis

E. MEDIA DAN ALAT


1. Media : LCD, Power Point Presentation
2. Alat : Laptop, LCD, ATK,Kertas HVS, Whiteboard

F. SUMBER BELAJAR
1. Modul Pengantar Administrasi Perkantoran
2. Buku Administrasi Perkantoran Modern karya The Liang Gie
3. Sumber referensi lainnya yang relevan

G. LANGKAH KEGIATAN/SKENARIO PEMBELAJARAN


 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar terlebih dahulu sebelum
memulai ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift. Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi berada di luar kelas menunggu gilirannya
untuk mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban ulangan dengan tertib

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 10
Kegiatan Langkah – langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Model Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Stimulasi Pemusatan Perhatian : 5 Menit
 Mengucapkan Salam
 Membaca do’a
 Menanyakan kabar dan mengabsen siswa

Kegiatan  .Guru memberikan kesempatan pada siswa 80 Menit


Inti untuk belajar terlebih dahulu sebelum
memulai ulangan harian.
 Guru membagi siswa dalam dua shift.
Setengah siswa berada di dalam kelas untuk
mengerjakan soal ulangan, setengah siswa lagi
berada di luar kelas menunggu gilirannya
untuk mengerjakan soal ulangan.
 Guru membagikan lembar soal kepada
siswa.
 Siswa mengerjakan soal ulangan dengan
tenang.
 Siswa mengumpulkan lembar jawaban
ulangan dengan tertib
Penutup  Mengucapkan salam 5 menit
K. PENILAIAN

Metode Bentuk Instrumen


Sikap Lembar Pengamatan tentang sikap teliti, cermat, kritis, sistematis dan teratur
dalam menjelaskan administrasi perkantoran.

Ulangan Tes Tertulis


Harian Melakukan tes untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap fasilitas
perkantoran.

Mengetahui Jakarta, 16 Mei 2015


Kepala SMK Gikta Kirtti 2 Jakarta Guru Mata Pelajaran

Kodiran, S.Pd Jhon Miduk Sitorus

Anda mungkin juga menyukai