Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TERAPI TERTAWA”
Disusun untuk Memenuhi Laporan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi S., Phys.
Tanggal 28 Februari 2018

OLEH:

KELOMPOK IX PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. MUHAMMAD ANIS TASLIM 131723143025
2. BAYU TRIANTORO 131723143076
3. ANIQ DINI KARIMAH 131723143057
4. LUSIANA SAUN SELONG 131723143087
5. SIMPLIANA ROSA 131723143082

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) “Terapi Ketawa” pada Praktik Klinik

Keperawatan Medikal Bedah Program Profesi Pendidikan Ners (P3N)

Angkatan B19 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya di

LAKESLA Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2018 di

LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi S., Phys., sebagai laporan praktik atas nama:

1. MUHAMMAD ANIS TASLIM 131723143025


2. BAYU TRIANTORO 131723143076
3. ANIQ DINI KARIMAH 131723143057
4. LUSIANA SAUN SELONG 131723143087
5. SIMPLIANA ROSA 131723143082

Surabaya, 28 Februari 2018

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns., M.Kep


NIP. 19870603 201611 3 101

Mengetahui,
Kepala Ruang Lakesla
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi


Sub Pokok Bahasan : Terapi Tertawa
Penyaji : Kelompok IX
Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 Februari 2018
Sasaran : Keluarga dan klien di LAKESLA
Tempat: : Ruang Pertemuan di LAKESLA
==========================================================
A. Latar Belakang
Terapi tawa adalah salah satu cara yang dapat mencapai kondisi rileks.
Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan juga
penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Peningkatannya berfungsi untuk
memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti
oleh penurunan sistem saraf simpatik yang salah satunya disebabkan oleh adanya
perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks, dan pengurangan pemecahan
terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh darah, sehingga
rata-rata tertawa menyebabkan peningkatan aliran darah sebesar 20% (Hasan&
Hasan, 2009). Disamping tertawa membentuk wajah dengan ekspresi tertentu juga
akan mempengaruhi pengalaman emosional yang disebut dengan facial feedback
hypothesis (Izard, 1981; McIntosh, 1996). Rutledge dan Hupka (1985) menemukan
bahwa individu merasakan emosi bahagia pada saat membuat ekspresi wajah
bahagia, sebaliknya perasaan kurang bahagiapun akan muncul apabila individu
mengekspresikan wajah marah. Terapi tawa menggunakan pendekatan perilaku
melalui metode conditioning.
Terapi tawa dilakukan dengan cara mengajak klien melakukan aktivitas
tertawa dengan melibatkan perilaku dan gerakan tubuh yaitu dengan melakukan
latihan teknik tawa untuk memunculkan tertawa alami lewat perilakunya sendiri
tanpa adanya humor. Individu akan berlatih melakukan gerakan motorik dan suara
tertawa, yang akhirnya berakhir pada kondisi fisiologis (meningkatnya sistem saraf
parasimpatis dan menurunnya sistem saraf simpatis). Mengacu kepada facial
feedback hypotheses maka perubahan ekspresi/gerakan wajah dapat menimbulkan
perasaan/emosi yang sama. Beberapa penelitian terhadap terapi tawa menunjukkan,
bahwa terapi tawa memiliki dampak psikologis dan fisiologis, terkait stres, efikasi
diri, dan tekanan darah (Beckman, Regier dan Young, 2007; Chaya et al., 2008;
Christina, 2006).
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x45 menit, keluarga dan
klien dapat memahami hal-hal yang terkait dengan informasi tentang manfaat terapi
tertawa.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x45 menit keluarga klien
dapat:
1. Menjelaskan pengertian terapi tertawa
2. Menjelaskan manfaat terapi tertawa
3. Menjelaskan manfaat kontraindikasi
4. Menjelaskan tahapan terapi tertawa
D. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada keluarga dan klien yang dirawat di ruang tunggu
LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi S., Phys.
E. Strategi Pelaksanaan
Tanggal Pelaksanaan : 28 Februari 2018
Tempat : Ruang Pertemuan di LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi
S., Phys
Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit 1. Salam pembuka
2. Perkenalan diri
2 Pelaksanaan 25 menit 1. Menjelaskan tentang :
 Menjelaskan pengertian terapi tertawa
 Menjelaskan manfaat terapi tertawa
 Menjelaskan manfaat kontraindikasi
 Menjelaskan tahapan terapi tertawa
2. Memberikan contoh terapi tertawa
3. Mempraktikan secara bersama terapi
tertawa
3. Penutup 15 menit 1. Mengajukan pertanyaan pada klien dan
keluarga.
2. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban yang diberikan
3. Menutup pembelajaran dengan salam

F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Lailatul Ni’mah, S.Kep., Ns.
2. Pembimbing Akademik : Candra Panji Asmoro, S.Kep.Ns., M.Kep
3. Pembimbing Klinik : Mayor (Laut) Maedi S.Kep.
4. Moderator : Muhammad Anis Taslim.
5. Penyaji : Lusia Saun Selong
6. Notulen : Aniq Dini Karimah.
7. Fasilitator : Bayu Triantoro
8. Observer : Simpliana Rosa

G. Uraian tugas
Moderator : Membuka dan memimpin jalanya acara dimulai dari
pembukaan, penyampaian materi, evaluasi dan yang
terakhir terminasi.
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan yang dimulai dari
menggali pengetahuan peserta tentang manajemen stress
dan sesi diskusi (tanya jawab).
Notulen : Membuat catatan singkat tentang jalannya penyuluhan
dan merangkum isi penyuluhan secara tertulis
Fasilitator : Memfasilitasi jalanya acara penyuluhan dan memotivasi
peserta untuk berdiskusi agar penyuluhan dapat berjalan
dengan baik.
Pengamat : Mengobservasi jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir, mengobservasi performa penyuluh,
mencatat pertanyaan dan mengobservasi keantusiasan
peserta penyuluhan.
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab
G. Media
1. Leaflet
2. Video
H. Materi
Terlampir
I. Setting tempat

Peserta

Keterangan gambar :

=Notulen =Penyaji =Moderator

= Observer =Fasilitator

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan keluarga klien
b. Kesiapan materi dan media penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga klien bersedia diberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kontrak waktu yang dengan keluarga antusias untuk bertanya tentang
hal-hal yang tidak diketahuinya
b. Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan
1. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi proses pelaksanaan penyuluhan
b. Dapat menjalankan peranan sesuai dengan tugas
2. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya materi
b. Tersedianya SAP
c. Tersedianya media: lembar balik dan brosur
d. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
e. Peserta hadir di tempat penyuluhan
f. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangan
pertemuan LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi S., Phys
g. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya.
h. Peserta datang 7 orang atau lebih
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
e. Suasana penyuluhan tertib
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
g. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan oleh penyaji
b. Peserta dapat memeberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan saat sesi evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

Gifari, Sofyan. 2008. Tertawa Sebagai Terapi Bagi Kesehatan.


http://www.dukonbesar.com. Diakses pada tanggal 23 Juli 2017.

Kushariyadi, S. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik.


Jakarta : Salemba Medika

http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9030-indikasi-dan-kontra-indikasi-
terapi-tawa.html

Ramdhani, Neila. 2013. Terapi Tertawa Untuk Menurunkan Stres Pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Psikologi Vol. 40, No.1, Juni 2013: 15-27. Universitas
Gadjah Mada
Lampiran 1 : Materi

TERAPI TERTAWA

1. Pengertian Tertawa
Tertawa berasal dari kata dasar “tawa”. Tawa adalah ungkapan rasa gembira,
senang, geli dan lain sebagainya dengan mengeluarkan suara, baik itu suara keras,
sedang ataupun ringan, melalui alat ucapan lisan atau mulut. Tertawa adalah
ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan melalui raut wajah dan bunyi-
bunyian tertentu. Oleh karena itu, tertawa secara fisiologis dapat dibagi menjadi
dua, yaitu set gerakan dan produk suara (Muhammad, 2011).
2. Fisiologis Tawa
Tertawa merupakan tindakan yang sehat dan memberi tambahan oksigen bagi
sel dan jaringan. Sebaliknya, merasa dan berperilaku murung mengakibatkan
pengurangan oksigen dalam darah. Sel-sel darah menjadi lapar dan kosong,
menghasilkan depresi, kecemasan, dan kemarahan (Putchik, 2002). Otak yang
dialiri darah beroksigen tinggi akan bekerja lebih baik dari pada saat kekurangan
oksigen.
Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, “diatur” oleh pusat emosi di dalam
struktur otak yang dinamakan sistem limbic (limbic system). Sistem limbic berasal
dari kata “limbus” yang berarti “batas”. Nama ini dipilih karena menunjukkan
daerah fungsional yang dibatasi. Daerah itu sendiri dibentuk oleh beberapa
komponen otak, antara lain hippocampus, gyrus limbic, dan amiygdale. Sistem
limbic ini memainkan peranan dalam mengatur emosi manusia (Aswin, 2005.
Pasiak, 2004; Fisiologis Tawa, 2014).
System limbic yang berbentuk seperti lingkaran, berkaitan dengan prilaku
tertentu. Ketika inti dari lingkaran dirusak, individu yang bersangkutan
menunjukkan suatu emosi yang tidak tepat atau kacau. Artinya, secara tidak
gampang pula tertawa terbahak-bahak meskipun tidak lucu. Itu karena lingkaran
yang juga merupakan pusat emosi menusia itu terputus. Kalau satu bagian dari
lingkaran rusak, maka memori dapat hilang. Hal ini terjadi pada orang yang sudah
pikun (Terapi tertawa, 2010).
Menurut Dr. Lee berk (Fisiologi Tertawa, 2014), seorang imunolog dari
Lomba Linda University di California USA, tertawa bisa mengurangi peredaran
dua hormone dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol (hormone yang dikeluarkan
ketika stress) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Jika kedua hormon tersebut
dikeluarkan maka bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Jadi dalam
keadaan bahagia ataupun tertawa, maka hipotalamus akan mengeluarkan hormone
endorpine, berfungsi mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.
3. Pengertian Terapi Tertawa
Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan didalam hati
yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang
menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang,
peredaran darah yang lancer sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara
kesehatan (Andol, 2009; Mathofani, 2012).
Terapi tertawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit mental
atau perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua kasus,
dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu telah dialami dan
seberapa besar, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum akan membuat penderita
lebih riang dan secara sementara terbebas dari masalah.
Terapi tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor atau
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik dalam
bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Ini disebabkan tawa secara alami
menghasilkan pereda stress dan rasa sakit (terapi tawa,2010; khana,2012).
Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi untuk membantu
beberapa orang yang mengalami kesulitan memulai tertawa tanpa adanya alasan
yang jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam bentuk berbagai
media, seperti VCD, notes, badut, dan komik. Apabila stimulasi humor tersebut
diberikan sebagai satu-satunya stimulasi untuk menghasilkan tawa dalam settting
terapi, maka terapi yang diberikan akan disebut sebagai terapi humor, namun jika
dikombinasikan dengan hal-hal lain dalam rangka menciptakan tawa alami
(misalnya dengan yoga atau meditasi) akan disebut sebagai terapi tawa (Kataria,
2004). Jadi dalam pelaksanaannya, terapi tawa melibatkan proses humor, tawa,
yoga tawa, relaksasi dan meditasi.
4. Waktu dan tempat terapi
Idealnya, sebuah sesi tawa harus dilaksanakan pada pagi hari, khususnya di
daerah tropis seperti Indonesia ini. Sebaiknya jumlah total latihan pernapasan, tawa
dan peregangan sebaiknya tidak lebih dari 15-20 menit. Pengaturan waktu bisa
disesuaikan beberapa menit menurut kebutuhan kelompok dan keadaan cuaca, bila
diadakan di tempat terbuka.
Terdapat banyak alasan kenapa sesi tawa dimulai pada pagi hari. Selalu lebih
baik bagi kita jika mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu kita akan terus
bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak sepanjang hari. Kegiatan ini
membangkitkan energi kita dan tertawa selama 15-20 menit memberi kita manfaat
sepanjang hari sampai saat tidur malam.
5. Dasar Teori Terapi Tertawa
Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang disusun berdasarkan prinsip-
prinsip psikologi yang dapat berfungsi menurukan gejala-gejala depresi.
Tabel 2.1 Pembagian Tiga Tahap Utama Model Sesi tawa 15 langkah
Tahap Sesi Tawa 15 Langkah Prinsip Psikologi (Patel, 1996)
PERSIAPAN Langkah 1 Breathing (pernafasan)
Langkah 2 Phsycal
Langkah 3 Relaxation
INTI Langkah 4 1. Phsycal relaxation
Langkah 5 2. Mengembangkan
Langkah 6 kemampuan komunikasi
Langkah 7 3. Mencar Social support
Tawa Milk Shake
Langkah 8
Langkah 9
Langkah 10
Langkah 11
Langkah 12
Langkah 13 A
Langkah 13 B
Langkah 14
Langkah 15
PENUTUP “ notes” Mental Relaxation
Meneriakkan 2 Slogan
Saat teduh
a. Manfaat Terapi Tertawa
Tawa lebih merupakan terapi pelengkap dan pencegahan. orang
yang menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan stress
dengan cara tertentu telah merasakan manfaat sesi tawa. Adapun
manfaat dari terapi tertawa adalah sebagai berikut :
1). Antistres
Tawa dalah penangkal stress yang paling baik, mudah dan
murah. Tawa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendurkan
otot, tawa dapat memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih
banyak darah hingga ke ujung-ujung dan kesemua otot diseluruh
tubuh. Satu putaran tawa yang bagus juga mengurangi hormon stres,
epineprin, dan cortisol. Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk
meditasi dinamis atau relaksasi.
2). Memperkuat Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting
dalam menjaga kesehatan tubuh menjauhkan diri dari infeksi, alergi
dan kanker. Menurut Dr. Lee S. Berk dari universitas Loma Linda
California AS, tawa membantu meningkatan jumlah sel-sel
pembunuh alami (sel NK-semacam sel putih) dan juga menaikkan
antibodi. Para peneliti telah menemukan bahwa setelah mengikuti
terapi tertawa peserta mengalami peningkatan antibodi
(immunoglobulin A) dalam lendir di hidung dan saluran pernafasan,
yang dipercaya mempunyai kemampuan melawan virus, bakteri dan
mikroorganisme lain.
3). Terapi tertawa merupakan latihan aerobik terbaik
Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang
adalah perasan enak. Penyebab dari perasaan enak ini adalah karena
anda menghirup lebih banyak oksigen saat tertawa. Tawa biasa
dibandingkan dengan aerobik. Menurut Dr. William Fry dari
Universitas Stanford, satu menit tertawa sebanding dengan sepuluh
menit melakukan latihan mendayung. Dengan kata lain, tawa
merangsang jantung dan sirkulasi darah seperti latihan aerobik
4). Depresi, Kecemasan Dan Gangguan Psikomatis
Penyakit - penyakit yang berhubungan dengan pikiran,
seperti kecemasan, depresi, gangguan syaraf dan yang mengalami
insomnia dapat di bantu dengan terapi tertawa. Tawa telah
membantu banyak orang yang menggunakan obat anti depresi dan
obat penenang dan dengan tawa juga orang-orang yang mengalami
kecenderungan bunuh diri mulai mendapat harapan.
5). Tekanan Darah Tinggi Dan Penyakit Jantung
Tawa memang membantu mengontrol tekanan darah dengan
mengurangi pelepasan hormon - hormon yang berhubungan dengan
stres dan dengan memberikan relaksasi. Dalam eksperimen telah di
buktikan bahwa terjadi penurunan 10-20 mm tekanan setelah
seseorang penderita mengikuti 10 menit sesi tawa. Tapi yang pasti
tawa akan mengendalikan dan menghentikan penyakit ini. Demikian
juga bila anda beresiko tinggi menjadi penderita penyakit jantung,
tawa bisa menjadi obat pencegah yang paling baik.
6). Mengurangi Bronkhitis Dan Asma
Tawa merupakan latihan terbaik untuk mereka yang
menderita asma dan bronkhitis. Tawa meningkatkan kapasitas paru-
paru dan tingkat oksigen dalam darah. Para dokter menyarankan
fisioterapi dada untuk mengeluarkan lendir (dahak) dari saluran
pernafasan dengan meniup ke dalam sebuah alat atau balon
merupakan salah satu latihan yang biasa diberikan pada penderita
asma. Tawa melakukan hal yang sama dan cara ini lebih mudah
dilakukan dan nyaris tanpa ongkos. Terapi tertawa menaikkan tingat
antibodi dalam selaput lendir pernafasan, dengan begitu mengurangi
frekuensi pernafasan. Terapi tertawa juga meningkatkan sistem
pembersihan lendir dalam saluaran nafas. Stres adalah faktor lain
yang bisa memicu serangan asma, dengan mengurangi stres tawa
bisa memperbaiki prognosis penyakit asma. Tetapi tawa juga bisa
menyebabkan ketidaknyamanan bila anda mengalami gangguan
penyempitan pernafasan yang parah. Ada juga beberapa kasus asma
yang mungkin akan sedikit diperburuk oleh latihan fisik apapun
(latihan fisik pemicu asma). Orang-orang yang seperti ini harus
terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengikuti
terapi tertawa.
7). Merupakan Joging Internal
Ada banyak latihan yang bisa dilakukan untuk melatih otot-
otot anda, tetapi terapi tertawa memberikan pujatan yang bagus
untuk semua organ internal. Tawa memperlancar pasokan darah dan
meningkatkan efisiensinya. Orang membandingkan latihan ini
dengan jari – jari ajaib, yang menjangkau kedalam perut dan
meningkatkan efisiensinya. Kegiatan terbaik tawa adalah pada
usus.Hal ini bisa meningkatkan persediaan darah dan membantu
kerja usus.
8). Membuat anda tampak lebih muda
Tawa merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot – otot
wajah anda. Tawa mengencangkan otot – otot wajah dan
memperbaiki ekspresi wajah. Ketika tertawa, wajah anda tampak
merah karena peningkatan posokan darah yang menyegarkan kulit
wajah dan membuat kulit wajah tampak cerah. Orang – orang yang
suka tertawa tampak lebih cerah dan menarik.
9). Rasa percaya diri melalui tawa
Ketika anda tertawa dalam kelompok dengan kedua lengan
terangkat kelangit, rasa takut atau malu anda akan hilang dan setelah
beberapa lama anda akan menjadi orang yang suka bergaul, terbuka,
dan ramah. Secara bertahap, tawa juga akan menambah rasa percaya
diri.
b. Kontra Indikasi
Tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia,
walaupun begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka yang
mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem. Pelarangan
melakukan tawa ini dikarenakan dikawatirkan berakibat buruk pada
penyakitnya. Simanungkalit & Pasaribu (2007: 24) Mereka yang
dilarang untuk melakukan terapi humor ini adalah :
Kontra Indikasi Rasionalisasi
Penderita penyakit wasir Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan
perut mendapat tekanan lebih berat sehingga
dikhawatirkan memperparah penyakit wasir
Penderita penyakit hernia Hal ini dapat memperparah penyakit hernia
karena membutuhkan kerja keras otot dan
kemungkinan isi perut akan menonjol di sekitar
saluran selangkangan.
Penderita penyakit jantung Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat,
sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.
Penderita sesak nafas Mengganggu pernapasan
Baru selesai melakukan Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang
operasi melakukan operasi besar atau perus
Sedang hamil Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi
keguguran.
Peranakan turun Menurunkan tali ligamen yang menopang
peranakan menjadi lemah.
Penyakit TBC Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada
orang lain sekitarnya
Penyakit flu Bibit flu akan menyebar dan penderita flu
sebaiknya istirahat saja.
Penyakit pilek Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada
orang lain.
Komplikasi mata Akan meningkatkan tekanan pada bola mata
(gloukoma) karena bendungan aliran cairan mata melalui
terusan Schlemm dalam pembuluh
balik semakin meningkat, mencekungnya pupil
saraf mata, dan bisa berakibat pada kebutaan.

6. Tahapan Terapi tertawa


Masing-masing sesi dalam terapi adalah kombinasi antara latihan
pernafasan, peregangan dan berbagai tehnik tawa stimulus. Satu sesi tawa
memakan waktu antara 20-30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan
waktu antara 30-40 detik (Tirmanto, 2006; prasetyo,2011).
1. Langkah Pertama
Pemansan dengan tepuk tangan serentak semua peserta, sambil
mengucapkan ho….. ha ha ha……
Tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi peserta karena saraf-saraf
ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan
meningkatkan energy dalam tubuh.
2. Langkah Kedua
Pernafasan dilakukan seperti pernafasan biasa yang dilakukan semua
cabang-cabang olahraga pada awal latihan yaitu : melakukan pernapasan
dengan mengambil napas melalui hidung, lalu nafas ditahan selama 15 detik
dengan pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui
mulut. Hal ini dilakukan lima kali berturut-turut.
3. Langkah Ketiga
Memutar engsel bahu ke depan dan kearah belakang. Kemudian
menganggukan kepala kebawah sampai dagu hamper menyentuh dada, lalu
mendongakkan kepala keatas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan kekanan.
Lakukan secara perlahan. Tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan
memutar leher, karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan
dilakukan dengan memutar pinggang kearah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, lalu kembali keposisi semula. Peregangan ini juga dapat
dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini
dilakukan masing-masing lima kali.
4. Langkah Keempat : Tawa Bersemangat
Tutor memberi aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3….. semua orang
tertawa serempak. Jangan ada yang tertawa lebih dulu atau belakangan,
harus kompak seperti nyanyian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat keatas
beberapa saat lalu dituturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala
agak mendongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika
tawa bersemangat akan berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho
ho……ha ha ha….. beberapa kali sambil bertepuk tangan.
Setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik napas secara
pelan dan dalam.
5. Langkah Kelima : Tawa Sapaan
Tutor memberikan aba-aba agar peserta tertawa dengan suara-suara
sambil mendekat dan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam melakukan
sesi ini mata peserta diharapkan saling memandang satu sama lain. Peserta
dianjurkan menyapa ini sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Setelah
itu peserta menarik napas secara pelan dan dalam.
6. Langkah Keenam : Tawa Penghargaan
Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari
telunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan diggerakkan kedepan dan
kebelakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan
tawa yang manis sehingga seperti memberikan penghargaan kepada yang
dituju. Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho….. ha ha
ha…. Sekaligus bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali
menarik napas secara pelan dan dalam agar kembali tenang.
7. Langkah Ketujuh : Tawa Satu Meter
Tangan kiri dijulurkan kesamping tegak lurus dengan badan,
sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah,
lalu tangan ditarik ke belakang seperti menarik anak panah dan dilakukan
dalam tiga gerakan pendek, seraya mengucapkan ae….ae…..aeee….. lalu
tertawa lepas seraya merentangkan kedua tangan dan kepala agak
mendongak serta tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan kearah
kiri lalu kea rah kanan. Ulangi hal serupa antara 2 hingga 4 kali.Setelah
selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.
8. Langkah Kedelapan : Tawa Milk Shake
Peserta seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu
ditangan kiri dan satu ditangan kanan. Saat tutor memberikan instruksi lalu
susu dituang dari gelas gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil
mengucap aeee….. dan kembali dituang ke gelas awal sambil mengucapkan
aeee…. Setelah selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa
sambil melakukan gerakan seperti minum susu. Hal serupa dilakukan
sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho
ho….. ha ha ha…. Kembali melakukan tarik nafas pelan dan dalam.
9. Langkah Kesembilan : Tawa Hening Tanpa Suara
Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa ini tidak bisa dilakukan dengan
tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban didalam perut mendapat
tekanan secara berlebihan. Perasaan lebih banyak berperan dari pada
penggunaan tenaga berlebih. Pada tawa ini mulut dibuka selebar-lebarnya
seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling memandang
satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan
serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam
melakukan tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat seperti melakukan
gerak tawa lepas. Kemudian kembali menarik nafas eland an dalam.
10. Langkah Kesepuluh : Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup
Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa
tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan akan
berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak baik dalam rongga
perut. Dalam pelaksanaan gerak ini peserta dianjurkan bersenandung
hemmmmm…. Dengan mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema
di dalam kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua peserta
saling berpandangan dan saling membuat gerakan-gerakan lucu sehingga
memacu peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali menarik nafas
dalam dan pelan.
11. Langkah Kesebelas : Tawa Ayunan
Peserta dalam formasi melingkar dan harus mendengar aba-aba tutor.
Kemudian peserta mundur dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar
lingkaran dan kembali maju sekaligs mengeluarkan ucapan, ae ae aeee…..
seluruh peserta mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada
saat yang sama semua bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan
masing-masing. Tahap berikutnya, peserta kembali pada posisi semula, dan
melanjutkan gerakan maju ketengah dan mengeluarkan ucapan,
aee….Ooo…Ee-Uu…… dan sekaligus tertawa lepas dan serupa dilakukan
bisa sampai empat kali. Setelah selesai kembali menarik napas dalam dan
pelan.
12. Langkah Kedua belas : Tawa Singa
Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah,
lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan
kelenjar tiroid sekaligus peserta dapat menghilangkan rasa malu dan takut.
Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan keluar
semaksimal mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, seolah-olah seperti
singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itulah peserta tertawa dari perut.
Setelah selesai lakukan kembali gerakan menarik napas secara dalam dan
pelan.
13. Langkah Ketiga belas : Tawa Ponsel
Peserta dibagi dalam dua kelompok yang slaing berhadapan dan
masing-masing seolah-olah memegang handphone. Tutor meminta peserta
saling menyebrang sambil memegang handphone. Pada saat itulah peserta
tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi keposisi
semula. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.
14. Langkah Keempat belas : Tawa bantahan
Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan
dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita.
Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan
saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya.
Gerakan ini sangat menarik para peserta karena mereka akan bisa tertawa
lepas. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan agar kembali segar dan
tenang.
15. Langkah Kelima belas : Tawa Memaafkan
Peserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus
menyilang lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Muatan dari tawa ini
adalah saling memaafkan jika ada perselisihan.Setelah selesai tarik napas
dalam dan pelan.
16. Langkah Keenam belas : Tawa Bertahap
Disini tutor menginstrusikan agar peserta mendekatinya. Tutor
mengajak peserta untuk tersenyum kemudian secara bertahap menjadi
tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa
lepas penuh semangat. Tawa ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai
tarik napas dalam dan pelan.
17. Langkah Ketujuh belas : Tawa dari hati ke hati
Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua peserta
terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-
sama tertawa dengan saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta juga
bisa saling bersalaman atau berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban
yang mendalam.
Lampiran 2.

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

TERAPI TERTAWA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tempat : Ruang LAKESLA


Hari/tanggal : Rabu, 28 Februari 2018
Jam/Waktu : 09.00 - 09.45 / 45 menit

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur √ Kriteria Proses √ Kritera Hasil √


Pembukaan: a. Peserta hadir
a. Kontrak waktu dan
a. Mengucapkan salam dan b. Acara dimulai
tempat diberikan
memperkenalkan diri tepat waktu
satu hari sebelum
c. Peserta mengikuti
acara dilakukan b. Menyampaikan tujuan dan maksud
acara sesuai
penyuluhan
b. Pengumpulan SAP dengan aturan
dilakukan satu hari c. Menjelaskan kontrak waktu dan yang disepakati
sebelum mekanisme d. Peserta
pelaksanaan memahami
d. Menyebutkan materi penyuluhan
penyuluhan materi yang telah
Pelaksanaan: disampaikan dan
c. Peserta hadir pada
tempat yang telah a. Menggali pengetahuan dan menjawab
ditentukan Pengalaman sasaran penyuluhan pertanyaan
tentang cuci tangan dengan benar
d. Penyelenggaraan
penyuluhan b. Menjelaskan materi penyuluhan
dilakukan oleh berupa :
mahasiswa 1. Menjelaskan fungsi jantung
bekerjasama dengan
Tim PKRS Ruang 2. tujuan pemberian buah-buahan
Cendana RS Dr untuk kesehatan jantung
Soetomo Surabaya 3. Manfaat berbagai macam buah-
e. Pengorganisasian buahan
penyelenggaraan c. Memberikan kesempatan kepada
penyuluhan sasaran penyuluhan untuk
dilakukan sebelum mengajukan pertanyaan mengenai
dan saat penyuluhan materi yang disampaikan
dilaksanakan
d. Menjawab pertanyaan yang
f. Pengorganisasian diajukan oleh peserta penyuluhan
penyelenggaraan
penyuluhan e. Peserta antusias dalam mengikuti
dilakukan sebelum penyuluhan
dan saat penyuluhan f. Peserta mendengarkan dan
dilaksanakan memperhatikan penyuluhan
dengan seksama

Surabaya, 28 Februari 2018


Observer

(..................................................)
23

Lampiran 4
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan terapi tertawa


Topik : Terapi tertawa
Hari, Tanggal : Rabu, 28 Februari 2018
Tempat : Ruang LAKESLA Drs. Med. R. Rijadi S., Phys
Waktu : 45 menit

Kegiatan Diskusi

1. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Surabaya, 28 Februari 2018


Notulen

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai