Anda di halaman 1dari 7

Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Terhadap Kualitas Air Yang Baik

Untuk Keberlangsungan Hidup Organisme


Indah Susilawati
E-mail: indah.susilawati@Student.unri.ac.id, Phone: +62852-6521-0643

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA


Universitas Riau 28293

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui Pengukuran Faktor Fisika-Kimia


Terhadap Kualitas Air Yang Baik Untuk Keberlangsungan Hidup Organism. Praktikum ini
dilakukan di Laboratorium Alam Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau pada Tanggal 23 Februari 2018. Praktikum ini dilakukan dengan metode
metode yang digunakan Survei Lapangan dengan analisis varians (ANAVA) dengan taraf
signifikamsi 0.01. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH meter, DO meter,
Aqua gelas, botol sampel air cuplikan, biuret, tabung erlenmeyer, larutan amilum, larutan
NaOH, larutan H2SO4 Pekat, larutan MnSO4, dan larutan Na-tiosulfat (Na2S2O3). Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkam bahwa pH hasil penelitian yang
ditunjukan sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan
dibudidayakan dimana pH yang didapat berkisar 7-8.1.

Keywords : Biota air, Kadar Oksigen (DO), pH

PENDAHULUAN

Sungai merupakan air permukaan yang bersifat mengalir. Air permukaan yang
ada seperti sungai dan danau banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti
tempat penampungan air, alat transportasi, mengairi sawah dan keperluan peternakan,
keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air, pengendali
banjir,ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat
rekreasi. Dilihat dari fungsinya sebagai tempat penampungan air maka sungai
mempunyaikapasitas tertentu dan dapat berubah karena kondisi alami maupun
antropogenik (Hendrawan, 2005).
Faktor yang menentukan distribusi dari biota air adalah sifat fisik-kimia perairan.
Organisme yang cocok dengan kondisi sifat fisik-kimia tersebutlah yang akan mampu
bertahan hidup (Krebs, 1978). Penyebaran jenis dan hewan akuatik ditentukan oleh
kualitas lingkungan yang ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya (Odum, 1971).
Whitton (1975) menambahkan bahwa kehidupan ikan disuatu perairan dipengaruhi
oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH dan konsentrasi oksigen
terlarut. Faktor yang membedakan kondisi fisika-kimia dari setiap bagian perairan
terdiri dari Suhu, Derajat Keasaman air (pH), Derajat Kecerahan Air,Penentuan
Kadar O2 terlarut, dan Penentuan Kadar CO2 bebas-terlarut.
Suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian karena dapat
dimanfaatkan untuk mengkaji gejala-gejala fisika dalam laut dan juga dalam
kaitannya dalam kehidupan hewan, bahkan juga untuk kajian meteorology. Suhu air
di permukaan laut di Indonesia umumnya berkisar 23 - 31° C. Suhu air di permukaan
dipengaruhi oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan
angin dan intensitas radiasi matahari (Nontji, 1993).
Derajat Keasaman air (pH) berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan
dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia (Effendi,
2003). Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan
membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisme dan respirasi serta dapat meningkatkan konsentrasi ammonia
yang bersifat sangat toksik bagi organisme (Barus, 2002).
Pada perairan yang terbuka, oksigen terlarut berada pada kondisi alami, sehingga
jarang dijumpai kondisi perairan terbuka yang miskin oksigen. Walaupun pada
kondisi terbuka, kandungan oksigen perairan tidak sama dan bervariasi berdasarkan
siklus, tempat dan musim. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian,
musiman, pencampuran massa air, pergerakan massa air, aktifitas fotosintesa,
respirasi dan limbah yang masuk ke badan air (Effendi, 2003).
Variasi oksigen terlarut dalam air biasanya sangat kecil sehingga tidak
menggangu kehidupan ikan (Brotowidjoyo,1993). Keberadaan oksigen di perairan
sangat penting terkait dengan berbagai proses kimia biologi perairan. Oksigen
diperlukan dalam proses oksidasi berbagai senyawa kimia dan respirasi berbagai
organisme perairan (Dahuri, 2004).

METODOLOGI PENELITIAN

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Alam Program Studi Pendidikan


Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau pada Tanggal 23 Februari 2018.
Praktikum ini dilakukan dengan metode yang digunakan Survei Lapangan dengan
analisis varians (ANAVA) dengan taraf signifikamsi 0.01.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH meter, DO meter, Aqua
gelas, botol sampel air cuplikan, biuret, tabung erlenmeyer, larutan amilum, larutan
NaOH, larutan H2SO4 Pekat, larutan MnSO4, dan larutan Na-tiosulfat (Na2S2O3).
Cara kerja pada praktikum ini yaitu prakatikum ini dimulai pada tanggal 17
Februari 2018 dimana pada tahap ini merupakan tahap proses pengambilan air dari
permukaan perairan Danau sales. Setelah itu air cuplikan tersebut dimasukkan
kedalam masing-masing gelas botol sebanyak 250 ml dengan 5 pelakuan yaitu
dengan masing-masing perlakuan diberi penambahan seresah, tanah liat, tanah
humus, tanah pasir, dan tanpa perlakuan. Setelah diberi penambahan, masing-masing
campuran tersebut diaduk hingga larutan tersebut menjadi homogen dan setiap
perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pengamatan dilakukan selama 5 hari .
Parameter yang diamati ialah volume akhir dan perubahan air.
Pengukuran faktor kimia, dilakukan dengan metode titrasi winkler, sampel
yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 dan NaOH atau KI,
sehingga akan terjadi endapan MnO2, dengan menambahkan H2SO4 atau Hcl maka
endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium
(12) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya
dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan menggunakan
indikator larutan amilum (kaji).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Data Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Di Lingkungan Akuatik
No Sumber Air Volume Warna Volume Warna pH Kadar
Awal Awal Akhir Akhir meter O2
(ml) (ml)
1 Air Biasa 200 Bening 200 Bening 8.1 2.77
2 Air Pasir 50 Bening 55 Keruh 7.92 2.97
Bening
3 Air Humus 150 Bening 155 Keruh 7.57 2.93
abuh-abu
4 Air Serasah 50 Bening 45 Coklat 7.36 3.57
5 Air Tanah Liat 200 Bening 205 Putih 7.81 2.7
Susu

Nilai pH di Perairan Danau Kampus Binawidya Universitas Riau selama


penelitian berkisar antara 7-8.1. Menurut Effendi (2003), kisaran nilai tersebut
termasuk dalam perairan alami. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai pH yang didapat
tidak menunjukkan perbedaan yang cukup besar. Kisaran pH tersebut menurut
Effendi (2003) masih berada pada kisaran nilai yang baik untuk kehidupan biota
perairan. Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal
bagi kehidupan organisme air. Pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi
perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan
metabolisme dan respirasi (Barus, 2002). Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi
Penelitian maka pH yang ditunjukan sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan
organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.

Tabel 2. Tabel AnavaData Pengukuran pH


Sumber F F Tabel
db JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
Perlakuan 4 0.9957 0.248925 3.48 5.99
Galat 10 0.0257 0.00257 96.86** - -
Total 14 - - - -

Dari hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda


berpengaruh sangat signifikan terhadap nilai pH. Hal ini dinyatakan bahwa komposisi
bahan organik dapat menyebabkan menurun atau meningkatkan air, hal ini dapat
terjadi karena pada proses dekomposisi bahan organik dapat menghasilkan asam.
Sebagian besar biota akuatik sangat sensitif terhadap perubahan pH.Peranan bahan
organik terhadap sifat kimia tanah sangat berkaitan dengan proses dekomposisi bahan
organik, karena proses dekomposisi terjadi perubahan terhadap komposisi kimia
bahan organik dari senyawa-senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Menurut Musa (1992), pada danau dengan pH rendah akan menurunkan
proses mineralisasi bahan organik.

Tabel 3. Tabel Anava Data Pengukuran DO


Sumber F F Tabel
db JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
Perlakuan 4 1.41 0.35 3.48 5.99
Galat 10 0.67 0.067 3.22* - -
Total 14 2.08 - - -

Dari hasil pengamatan diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda


berpengaruh terhadap kadar oksigen air. Hal ini karena seluruh perlakuan diambil
dari tempat yang sama dan tidak ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar
oksigen seperti tumbuhan air yang dapat melakukan fotosintesis. Hal ini sejalan
dengan pendapat Siahaan, dkk (2017) yang menyatakan bahwa salah satu sumber
utama oksigen terlarut berasal dari atmosfer dan hasil fotosintesis tumbuhan.
Hubungan DO dengan suhu dan bahan organik menurut Michael (1984) dalam siregar
(2010), oksigen hilang dari air secara alami oleh adanya pernafasan biota dan
penguraian bahan organik, aliran masuk air bawah tanah yang miskin oksigen dan
kenaikan suhu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkam bahwa


pH hasil penelitian yang ditunjukan sangat cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan
organisme (ikan) yang akan dibudidayakan dimana pH yang didapat berkisar 7-8.1
dan Kadar Oksigen air (DO) mempengaruhi untuk kelangsungan hidup organisme
yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan
memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas budidaya.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, T.A., 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Cetakan Kedua. Jakarta: Erlangga.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset Pembangunan
Berkelanjutan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Periaran. Kanisius: Yogyakarta
Krebs, C. J. 1985. Ecology Experimental Analysis of Distribution
Abudance. Philadelphia: Harper & Row Publisher.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. W. B. Sounder Co.
Philadelphia
Weitzel, R. L. 1979. Methods and Measuremants of Perifiton Communities: A
Review American Society for Testing and Materials. Philadelphia
Whitton, B. A. 1975. River Ecology. Blackwell Scientific Publications. Oxford.
London
Jurnal Praktikum Ekologi Perairan

Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Terhadap Kualitas


Air Yang Baik Untuk Keberlangsungan Hidup
Organisme

Oleh :
Nama : Indah Susilawati
NIM : 1505114732

Dosen Pengampuh : Dr. Suwondo, M.Si

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PMIPA FKIP UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018

Anda mungkin juga menyukai