1 Patogenesis
apendiks.20 Obstruksi pada lumen apendiks menjadi patologi utama tercetusnya apendisitis
sehingga pengeluaran sekret mukus ke sekum menjadi tersumbat. Pengeluaran sekret mukus
yang tersumbat dapat mengakibatkan terjadinya penurunan elastisitas dinding apendiks sehingga
meningkatkan tekanan intraluminal dan menghambat aliran limfe. Aliran limfe yang terhambat
akan menimbulkan edema, infeksi dan ulserasi mukosa yang dapat menyebar hingga lapisan
submukosa, muskuar dan serosa. Pada saat yang sama bakteri intestinal menyebabkan perekrutan
sel darah putih, pembentukan nanah dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intraluminal
lebih tinggi.11
apendikularis dan obstruksi dari aliran vena apendiks. Akibatnya, terjadi iskemia dan infark pada
dinding apendiks yang mengakibatkan hilangnya integritas epitel dan memungkinkan invasi
bakteri pada dinding apendiks. Kondisi ini dapat semakin memburuk dalam beberapa jam dan
terjadi perforasi maupun gangren pada apendiks, jika terus berlanjut akan terjadi abses
Tubuh juga melakukan usaha pertahanan untuk membatasi proses radang dengan cara
menutup apendiks dengan omentum, usus halus atau adneksa sehingga terbentuk massa
periapendikuler dan didalamnya terdapat nekrosis jaringan berupa abses yang dapat menjadi
perforasi. Apendisitis tanpa abses akan sembuh dan massa periapendikuler akan menjadi tenang
Apendisitis yang pernah mengalami peradangan tidak dapat sembuh sempurna karena
terjadinya pembentukan jaringan parut yang akan menyebabkan perlengketan dengan jaringan
sekitarnya. Sehingga dapat menimbulkan keluhan berulang pada perut kanan bawah. Pada suatu
saat jika terjadi peradangan kembali pada organ ini maka dinyatakan mengalami eksaserbasi
akut.1