Anda di halaman 1dari 2

2.1.

1 Pemeriksaan penunjang

2.1.1.1 Laboratorium dan histopatologi

Pemeriksaan laboratorium pada kasus apendisitis umumnya menunjukkan adanya

leukositosis dengan jumlah leukosit 10.000-18.000/mm3. Nilai leukosit dapat normal pada 20%

kasus apendisitis akut.1,29,30 Pada apendisitis perforasi dapat terjadi peningkatan leukosit hingga >

20.000mm3. Peningkatan angka leukosit dapat mendukung akurasi dalam penegakan diagnosis

apendisitis anak pada masing-masing staging klasifikasi cloud.9

Gambaran histopatologi erat hubungannya dengan patofisiologi apendisitis akut. Proses

peradangan apendiks dimulai dari lapisan mukosa yang akan berlanjut sampai keseluruhan

lapisan dinding, disertai pembentukan nanah dan akhirnya terjadi perforasi.34,35 Pemeriksaan

histopatologi adalah standar emas (gold standard) untuk diagnosis apendisitis akut. Sehingga

perlu komunikasi antara ahli patologi anatomi dan ahli bedah.35,36

Diagnosis apendisitis akut juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan C-reactive protein

(CRP).12 Pemeriksaan urinalisis dan darah rutin juga dapat membantu menyingkirkan diagnosis

banding lainnya.30

2.1.1.2 Rontgen, Ultrasonografi dan Computed Tomography Scanning

Pemeriksaan barium enema kontras ganda juga berfungsi untuk mengetahui adanya

komplikasi pada apendisitis yang dapat melibatkan organ disekitar misalnya jika telah terjadi

perforasi.11,30

Pada pemeriksaan ultrasonografi dapat ditemukan adanya gambaran apendiks yang

memanjang dan menebal atau berdinding tebal jika apendiks mengalami peradangan. Sedangkan

pada Computed Tomography Scanning (CT-Scan) ditemukan adanya pelebaran dan penebalan

dinding apendiks dengan jaringan sekitar yang melekat.30

Anda mungkin juga menyukai