Anda di halaman 1dari 29

PROFIL RUANGAN SAHABAT

PROFIL RUANG PERAWATAN VIP

DISUSUN OLEH : Ns.ERNITA FITRIANI,S.Kep

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG

KABUPATEN KAMPAR

PROPINSI RIAU

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan tingkat lanjut yang
memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena itu, pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit, baik pelayanan keperawatan, pelayanan medik maupun
penunjang medik, haruslah lebih baik dari pelayanan yang diberikan oleh puskesmas. Di
samping itu, tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat, akan mendorong semakin tinggi pula tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang semakin baik. Hal ini
menyebabkan masyarakat akan membandingkan mutu pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta.

Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang yang merupakan rumah sakit yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar terus berupaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Salah satu upaya tersebut dengan mendirikan ruangan
SAHABAT, pasien akan diperlakukan dan dilayani seperti “orang penting” dengan
pelayan yang paripurna. Pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan, di
ruangan SAHABAT merupakan contoh dan tolak ukur pelayanan di rumah sakit. Jika
pelayanan di ruangan SAHABAT tidak baik, maka masyarakat tidak akan percaya
pelayanan di ruang perawatan yang lain akan baik.

Upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit harus dilakukan secara


terencana, terintegrasi dan terus-menerus. Agar upaya peningkatan mutu pelayanan di
ruangan SAHABAT berjalan dengan baik, rumah sakit perlu mengadakan penataan
pelayanan dengan profil ruangan SAHABAT sebagai sumber informasi.

B. Visi misi moto


Visi : Terwujudnya pelayanan keperawatan yang paripurna dan sepenuh hati,
bermutu dan terjangkau dengan melaksanakan riset keperawatan yang
berkelanjutan, seimbang dan komprehensif.

Misi :

1. Menyelenggarakan asuhan keperawatan yang professional, manusiawi,


terjangkau dan berbudaya.
2. Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan riset bidang keperawatan yang
bermutu tinggi, seimbang, komprehensif dan terintegrasi.
3. Pengelolaan sumber daya manusia keperawatan yang mendukung pelayanan.
4. Meningkatkan kesejahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan keperawatan.
Moto : Empati, privasi, dan aktualisasi

C. Tujuan
Umum : memberikan asuhan keperawatan seoptimal mungkin serta dapat memberikan
rasa puas bagi pasien dan keluarga.

Khusus :

1. Memberikan pelayanan paripurna dan efektif kepada semua pasien yang dirawat
di ruangan SAHABAT
2. Mengembangkan standar dan pedoman asuhan keperawatan
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesional tenaga keperawatan
ruangan SAHABAT yang meliputi : penyakit dalam, penyakit anak, penyakit
bedah, penyakit mata, penyakit THT, penyakit syaraf, penyakit paru, penyakit
kulit dan penyakit kebidanan, dan kandungan
4. Menurunkan risiko terjadinya infeksi nosocomial
5. Menurunkan jumlah hari rawat
6. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien yang dirawat
7. Menurunkan dampak psikologis bagi pasien sebagai akibat kejadian yang dialami
selama dirawat
8. Menurunkan lamanya penggunaan antibiotika bagi pasien

D. Tugas Dan Fungsi


URAIAN TUGAS KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER, PERAWAT ASOSIAET

1. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
a.Perencanaan
1) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
2) Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan
3) Merencanakan logistic ruangan
4) Menentukan metode penugasan
5) Menunjuk perawat primer sebagai ketua tim
6) Merencanakan evaluasi mutu askep

b.Pengorganisasian
1) Melakukan kegiatan administrasi,surat menyurat
2) Menyusun jadwal dinas
3) Membagi pasien yang menjadi tanggung jawab perawat pelaksana
4) Mengatur penggunaan logistic ruangan
5) Menciptakan hubungan harmonis perawat dengan pasien,dengan keluarga,tim
kesehatan lain

c.Pengarahan
1) Memimpin overan
2) Melaksanakan pembinaan terhadap perawat pelaksana
3) Mengadakan diskusi dengan seluruh staf untuk memecahkan masalah ruangan
4) Menciptakan iklim motivasi
5) Mengatur pendelegasian
6) Melakukan supervise
7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan mengadakan pertemuan
secara rutin ,melakukan pre – post compreance ,memberikan umpan balik
tentang prestasi kerja staff.

d.Pengendalian
1) Mengendalikan kebersihan ,kerapian ruangan
2) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
3) Melakukan survey kepuasan pasien,keluarga,perawat,dan tenaga kesehatan
lainnya
4) Melakukan evaluasi kinerja perawat

2. PERAWAT PRIMER
a. Perencanaan :
1) Merencanakan kontrak dengan pasien ,keluarga pada awal masuk.
2) Membuat perencanaan pasien pulang.

b. Pengorganisasian :
1) Bekerja sama dengan PP
2) Menetapkan PP yang bertanggung jawab pasien .
3) Membagi pasien kepada setiap PP.
4) Mengatur pelaksanaan konsul ,pemeriksaan laboratorium.
5) Mengikuti dokter visite.

c. Pengarahan :
1) Memimpin pre –post compreance
2) Menjelaskan renpra yang sudah di buat dan di sepakati kepada PP sesuai
dengan keadaan pasien.
3) Menciptakan iklim /suasana/motivasi tim nya.
4) Melaksanakan pantauan kepada PP.
5) Membantu ,memfasilitasi terlaksananya kegiatan PP.

d. Pengendalian :
1) Mengevaluasi kinerja anggota timnya.
2) Mengobservasi pelaksanaan askep .
3) Mengevaluasi kelengkapan dokumentasi.
3. PERAWAT ASOSIATE
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
Pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok
a. Membaca renpra yang telah ditetapkan.
b. Membina hubungan therapeutik dengan pasien, keluarga ,sebagai lanjutan
kontak yang telah di lakukan PP sebelumnya.
c. Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
pasien atau keluarga.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan renpra.
e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah di lakukan dan
mendokumentasikan pada format yang tersedia.
f. Mengikuti visite dokter .
g. Bertanggung jawab terhadap kerapian ,kelengkapan status pasien.
h. Membuat laporan pergantian dinas ,kemudian di paraf.
i. Mendokumentasikan semua masalah yang di temukan.
j. Menyiapkan pasien dalam pemeriksaan diagnostic ( penunjang labor,farmasi
dll).
k. Berperan serta dalam memberikan penyuluhan terhadap pasien dan keluarga.
l. Melakukan inventarisasi fasilitas ruangan.
m. Berkolaborasi dengan team kesehatan lain.
n. Bertanggung jawab terhadap instruksi dan terapi selanjutnya. (Management
keperawatan)

E. DATA DASAR
1. PERALATAN
Di samping SDM yang profesional, upaya peningkatan mutu pelayanan harus
diikuti penyediaan peralatan yang memadai dalam jumlah yang mencukupi. Walaupun
penyediaan peralatan yang canggih tanpa SDM yang profesionalitas tidak ada artinya,
peralatan tetap diperlukan untuk menunjang pelayanan yang memuaskan.

Dalam pemakaiannya peralatan dapat mengalami penurunan fungsinya yang


dapat disebabkan oleh frekuensi pemakaiannya, pemeliharaan yang kurang baik ataupun
salah cara penggunaannya. Karena itu peralatan yang digunakan harus selalu dicek
fungsinya dengan melakukan pemeriksaan, pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala.
Tabel 2.2

DAFTAR PERALATAN DI RUANGAN SAHABAT

a. Alat Medis
Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Rusak
1 Arteri klem martin 1 buah 1
2 Bak instrumen panjang 1 buah 1
3 Bak instrumen sedang 1 buah 1
4 Bak instrumen kecil 1 buah 1
5 Com kecil 2 buah 2
6 Com besar 2 unit 2
7 EKG 1 buah 1
8 Gunting verban 1 buah 1
9 Minor set 1 set 1
10 Nebulyzer 1 buah 1
11 Nerbeken 2 buah 2
12 Oksigen konsentrat 1 buah 1
13 Pispot 3 buah
14 Regulator oksigen 4 buah 3
15 Stetoskop Dewasa 3 buah 3
16 Stetoskop Anak-Anak 1 buah 1
17 Suction
18 Termometer axila 1 buah 1
19 Termometer digital 2 buah 2
20 Tromol biasa 1 set 1
21 Tensimeter 1 set 2
22 Timbangan Dewasa 1 set 1
23 Troley tempat instrument 2 set 1
24 Tongue spatel 1 buah 1
25 Tromol biasa 1 set 1
26 Termometer digital Sensor 3 buah
27 Timbangan Dewasa Digital 1 buah
b. Alat Non Medis
Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Rusak
1 Tong sampah medis 2 buah 2
2 Tong sampah non medis 1 buah 1
3 Tong sampah ruang pasien 11 buah 11
4 Senter 1 buah 1
5 Lemari pasien 10 buah
6 Lemari kaca 1 buah 1
7 Troley ganti laken 2 buah 2
8 TV 21 inchi 7 buah
9 Dispenser + gallon 1 buah
10 Kursi busa 10 buah 10 Merek Futura
11 Kursi Sofa 11 buah 11
12 Kulkas 9 buah
13 Tempat tidur 22 buah 22
14 Kasur 22 buah
15
16
17
18
29
20

c. Alat Tenun
Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Rusak
1 Laken biru 71 helai 71
2 Laken Putih 10 helai 10
3 Bantal 15 buah 15 10
4 Sarung bantal 20 buah 20
5 Sarung oksigen 1 buah 1
6 Selimut besar Biru 15 buah 15

Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa alat medis dalam keadaan baik kecuali suction. Alat non
medis umumnya dalam keadaan baik dan alat tenun kebanyakan dalam keadaan baik.
2. BANGUNAN

KELAS I

TOILET
1 2 3 4 5

USMAN BIN AFFAN 1 -5

SAHABA 20
T TT
VIP

UMAR BIN KHATTAB 9 UMAR BIN KHATTAB 1

NURSE
STATION

UMAR BIN KHATTAB 8 UMAR BIN KHATTAB 2

UMAR BIN KHATTAB 7 UMAR BIN KHATTAB 3

UMAR BIN KHATTAB 6 UMAR BIN KHATTAB 4

UMAR BIN KHATTAB 5

RUANGAN
SUPERVISO
R

ABU BAKAR
3. ALUR PASIEN

4. KETENAGAAN

5. KETENAGAAN
Salah satu faktor penting dalam pelayanan adalah sumber daya manusia
(SDM). Karena itu, upaya peningkatan mutu pelayanan tidak bisa lepas dari upaya
peningkatan mutu SDM. Peningkatan mutu SDM dapat dilakukan melalui pendidikan
dan pelatihan.
Sebagai tolak ukur pelayanan keperawatan di rumah sakit, perawat di ruangan
SAHABAT harus merupakan perawat-perawat terbaik yang ada di rumah sakit. Mereka
dituntut untuk memberikan pelayanan yang paripurna, mempunyai pengetahuan dan
skil yang baik, cepat tanggap dalam memberikan respon terhadap pasien.
Tabel 2.1
Pola Kepegawaian Perawat VIP menurut pangkat / golongan, pendidikan dan pelatihan

Nama Pangkat /
No NIP golongan Pendidikan Pelatihan Ket

1 ERNITA FITRIANI Perawat Muda S 1+ Ners PICU,GKM,Manajemen


19780908 200605 2 001 III/c Bangsal,PMB,
K3RS,EEG,BTCLS
2 RAFIKA NOVIANTY Penata D III
III/b
3 DRESMA JELITA Perawat S1+ Ners K3 RS ,
19870724 201102 2 001 Pertama Interpretasi EKG
III/b
4 DARMAYANTI Penata Muda D III K3 RS, BHD
19800627 200701 2002 Tk. I,
III/c
5 YANTI NURHASANAH Penata Muda D III BTCLS, PMB, K3RS
19800601 200701 2 010 III/b
6 SRI HAYATI Penata Muda D III BTCLS, K3 RS, BHD
19800503 200701 2 001 III/b Service Exellences
7 YANIK Penata Muda D III K3 RS,
19800808 201102 2 001 III/a
8 WIDDYA ANGREINI Pengatur SPK K3 RS
19840203 200605 2001 II/b
9 MIRZA FITRI ANDINI BLUD S1+ Ners BTCLS, K3RS, BHD
10 REFLUS HAFIZON THL D III BHD

11 JUNI EFNAWATI THL D III

12 NURHAYATI BLUD D III

13 YULIA SIREGAR Penata Muda S1 BHD


III/b

Dari tabel 2.1 dapat dilihat bahwa Petugas Ruangan SAHABAT berdasarkan
golongan kepangkatan adalah 8 orang golongan III, 1 orang golongan II, 2 orang
tenaga BLUD, dan 2 Orang THL. Berdasarkan pendidikan adalah 3 orang S1+ Ners , 8
orang D3, SPK 1 Orang dan 1 orang tenaga administrasi tamatan S1. Berdasarkan
pelatihan rata- rata perawat ruangan Sahabat masih ada yang belum mendapatkan
beberapa pelatihan secara bergilir.
BAB II.
SASARAN DAN TARGET

A. SASARAN
Sasaran Umum :
1. Terlaksananya pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal dan Kegiatan
sesuai jadwal yang telah ditentukan
2. Tercapainya Program pelatihan yang telah direncanakan
3. Tercapainya efisiensi Kinerja dari petugas yang memberikan pelayanan.
Sasaran Khusus :
Sasaran Kinerja yang ingin dicapai merupakan tahapan penjabaran sasaran strategis dari
Ruangan SAHABAT RSUD Bangkinang tahun 2017. Yang akan dicapai pada Kinerja
Tahunan tahun 2017 meliputi :
TABEL 2.1
TARGET SPM RUANGAN SAHABAT TH 2017
NO INDIKATOR STANDAR TARGET 2017
01 Pemberi pelayanan Pemberi Pelayanan Pemberi Pelayanan
a. Dr Spesialis dibantu Dr a. Dr Spesialis dibantu Dr
Umum Umum
b. Perawat Minimal DIII b. Perawat Minimal DIII
Keperawatan & Keperawatan &
Kebidanan Kebidanan

02 Dokter penanggung 100 % Dokter Spesialis 100 % Dokter Spesialis


jawab pasien rawat inap

03 Ketersediaan layanan Ketersediaan layanan : Ketersediaan layanan :


rawat inap a. Anak a. Anak
b. Interne b. Interne
c. Bedah c. Bedah
d. Kebidanan d. Kebidanan
e. Paru
f. Kulit Kelamin
g. THT
h. Mata
i. Neuro

04 Jam visite Dr Spesialis 08.00 s/d 14.00 08.00 s/d 14.00

05 Kejadian infeksi pasca


operasi ≤1, 5 % 0%

06 Kejadian Infeksi ≤1, 5 % ≤ 1,5 %


Nasokomial

07 Tidak adanya kejadian


pasien jatuh / kematian 100 % 100 %

08 Kematian pasien > 48


jam ≤ 0,24 % ≤ 0,24 %

09 Kejadian pulang Paksa


≤5% ≤5%

10 Jumlah SDM yang


pelatihan selama >20 60% 60 %
jam
11 Ketersediaan APD
60% 60%

12 Kepuasan Pelanggan
≥ 90% ≥ 90%

B. BANGUNAN
Bangunan ruangan SAHABAT adalah ruangan yang paling diminati oleh
seluruh masyarakat yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Dan diharapkan pada
tahun 2017 ini akan ada perbaikan- perbaikan ruangan yang rusak agar dapat
diperbaiki dengan segera.Masih banyaknya ruangan – ruangan yang rusak yang tidak
sesuai dengan standar Akreditasi. Diantara ruangan yang rusak tersebut adalah
Ruangan Abu Bakar Siddiq, Ruangan Umar Bin Hattap 1, dan 5, Ruangan Usman Bin
Affan 3 ( 1 TT ) dan Usman Bin Affan 4 (2 TT ).

C. ALAT - ALAT RUANGAN


Untuk memberikan pelayanan keperawatan dan medik harus diikuti dengan
peralatan yang harus ada diruangan SAHABAT. Pada tahun 2018 direncanakan
pengadaan . Dan pengadaan alat-alat medis yang lainnya.

D. KETENAGAAN
Dalam memberikan pelayanan Prima dengan menggunakan Metode MPKP
Ruangan sahabat memerlukan tenaga yang sesuai dengan Analisa kebutuhan Perawat
dan rumus –rumus yang ada seperti :

1. Cara Douglas
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga pearawat di rumah sakit,
didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam
teragantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini:
Jumla KLASIFIKASI PASIEN
h minimal Parsial Total
pasien Pagi Siang malam Pagi Siang malam Pagi Siang malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
Dst

perhitungan:
Di ruang Sahabat RSUD dirawat 15 orang pasien dengan kategori sebagai berikut: 3
pasien dengan perawatan minimal, 8 pasien dengan perawatan parsial dan 4 pasien
dengan perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut:

Minimal Partial Total Jumlah


Pagi 0,17 x 3= 0,51 0,27 x 8 = 2,16 0,36 x 4 = 1,44 4,11 (4 orang )
Sore 0,14 x 3 = 0,42 0,15 x 8 = 1,2 0,3 x 4 = 1,2 2,83 (3 orang )
Malam 0,07 x 3 = 0,21 0,10 x 8 = 0,8 0,2 x 4 = 0,8 1,81 (2 Orang )
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 9 Orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk satu hari dengan jumlah pasien 15 orang
adalah: 9 Orang tenaga perawat, diluar tenaga kepala ruangan ,Ka-Tim, dan tenaga
cadangan

Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk jaga shift adalah: 9 perawat. Berarti
kebutuhan untuk satu ruangan adalah 9 perawat + 1 Karu + 2 Katim + 2 cadangan = 14
orang perawat

2. Cara Swansburg (1999)

Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hari


Jam kerja/ hari

Di ruangan Sahabat jumlah TT 20 buah, rata-rata pasien perhari 15 orang, jumlah jam
perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja 7 jam/hari

Cara menghitung
Jumlah perawat yang dibutuhkan 15 x 5 = 10,71 atau 11 org/ 24 jam
adalah:
7

Jumlah shift dalam seminggu: 11 x 7 = 77 shift


Bila jumlah perawat sama setiap hari dengan 6 hari kerja/ minggu dan 7 jam/ hari maka
jumlah perawat yang dibutuhkan = 77 : 6 = 12,83 atau 13 orang.

3. Prinsip perhitungan rumus Gillies

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual.
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care
dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan
langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
* self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
* partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
* Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
* Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam

b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana


perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian
RS Graha Detroit (Gillies, 1989, h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan
menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) = 60 menit/ klien/ hari dan
penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies,
1994)

c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan


serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang
dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
- Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit
berdsasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan
rumus:

Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%


Jumlah tempat tertentu x 365

- Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari


- Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 76 hari, hari minggu= 52 hari,
hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari.
- Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif
6 hari maka 40/6 = 7 jam
- Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20%
(untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)

Contoh perhitungannya:
Diruangan Sahabat yang berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, didapatkan
jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 15 orang perhari. Kriteria klien yang
dirawat tersebut adalah 3 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 8 orang perlu
diberikan perawatan sebagian, dan 4 orang lainnya harus diberikan perawatan total.
Tingkat pendidikan perawat yaitu, D III Keperawatan. Hari kerja efektif adalah 6 hari
perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga
perawat di ruang tersebut adalah sbb:
a. Menetukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu:
- keperawatan langsung
- keperawatan mandiri 5 orang klien : 3 x 2 jam = 6 jam
- keperawatan parsial 5 orang klien : 8 x 3 jam = 24 jam
- keperawatan total 5 orang klien : 4 x 6 jam = 24 jam
- keperawatan tidak langsung 15 orang klien : 15 x 1 jam = 15 jam
- penyuluhan kesehatan 15 orang klien : 15 x 0,25 jam = 3,75 jam
total jam keperawatan secara keseluruhan 72 ,75 jam

b. Menetukan jumlah jam keperawatan per klien per hari = 72,75 jam / 15 klien = 4,9
jam
c. Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan Sahabat adalah
langsung dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) sehingga didapatkan hasil
sbb: 4,9 jam/klien/hari x 15 klien/hari x 365 hari = 13,26 orang (13 orang)

(365 hari – 76 hari) x 7 jam

= 13
E. JADWAL + 20%= 16 orang
KEGIATAN DI RUANGAN SAHABAT TAHUN 2018

No JENIS PELATIHAN JUMLAH Keterangan


1 BTCLS 2 orang Blm
terlaksana
2 EKG 2 orang Blm ada
3 MANAJEMEN BANGSAL 1 orang Blm
terlaksana
4 MANAJEMEN NYERI 2 orang Blm ada
5 CLINICAL INSTRUKTUR 2 orang 1 orang ada
6 MOTIVASI BERPRESTASI 2 orang Blm ada
7 PERAWATAN LUKA 2 orang Blm ada
8 AUDIT KEPERAWATAN 1 Orang Blm ada
9 RDK BULANAN 12 Bulan
10 PELATIHAN 2 orang Blm
GERIATRIC terlaksana
11 STROKE 2 orang Blm
terlaksana
BAB III
PENCAPAIAN

1. Standar Pelayanan Minimal


Tabel 3.1

Standar Pelayanan Minimal ruangan SAHABAT tahun 2017

N INDIKATOR STANDAR Pencapaian Pencapaian Tahun


O Tahun 2016 2017
1 Pemberi Pemberi Pemberi pelayanan : Pemberi pelayanan :
pelayanan di pelayanan : a. Dokterspesialis a. Dokter spesialis
rawat inap a. Dokter spesialis dibantu dokter dibantu dokter
dibantu dokter umum umum
umum b. Perawat minimal
b. Perawat pendidikan D3 b. Perawat minimal
minimal pendidikan,
pendidikan D3 DIII = 8 (66,7 % )
S1+Ners = 3 Orang
(25 %)
SPK= 1 orang
(8,3%)
2 Dokter penanggung 100 % Dokter 100% Dokter 100% dokter
jawab pasien rawat spesialis spesialis spesialis
inap

3 Ketersediaan layanan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan


rawat inap layanan : layanan : layanan :
a. Anak a. Anak a. Anak
b. Interne b. Interne b. Interne
c. Bedah c. Bedah c. Bedah
d. Kebidanan d. Kebidanan d. Kebidanan
e. Paru e. Paru
f. Kulit Kelamin f. Kulit Kelamin
g. THT g. THT
h. Mata h. Mata
i. Neuro i. Neuro
4 Jam visite dokter 08.00 – 14.00 08.00 – 14.00 Wib 08.00 – 14.00 Wib
specialis Wib 100 % 100 %
5 Kejadian infeksi pasca ≤ 1,5 % 0% 0%
operasi
6 Kejadian infeksi ≤ 1,5 % 0,5 % 0,33 %
nasokomial
( flebitis )
7 Tidak adanya kejadian 100 % 100 % 100 %
pasien jatuh yang
berakibat kecacatan /
kematian
8 Kematian pasien 0,24 % 0,7 % 0,7 %
> 48 jam
9 Kejadian pulang paksa ≤5% 6,3 % 4,8 %
10 Jumlah SDM yang 60 % 18,2 % 50 %
pelatihan selama >20
jam
11 Ketersediaan APD 60 % 90 % 90 %
12 Kepuasan Pelanggan >90% 86 % 87 %

Dari table 3.1 dapat dilihat bahwa indikator standar pelayanan minimal sudah mencapai
target dan tampak banyak kemajuan dari Tahun 2016 ke tahun 2017

2. Sepuluh penyakit terbanyak


Tabel 3.2

Sepuluh penyakit terbanyak ruangan Sahabat tahun 2017

No Nama penyakit Jumlah Kasus Persentase

1 DM 101 9,9 %

2 DHF 94 9,2 %

3 CAP 67 6,5 %

4 GE 61 5,9 %

5 CKD 40 3,9 %

6 CHF 37 3,6 %

7 HHD 36 3,5 %

8 DYSPEPSIA 26 2,5 %

9 ICH 25 2,4 %

10 TUMOR JARINGAN LUNAK 23 2,2 %

11 DLL 513 50 %

TOTAL PASIEN 1023 100 %


DHF
DM 9%
10%
CAP
7%
DLL
50%

GE
6%

CKD
4%
CHF
TUMOR JARINGAN 4%
LUNAK ICH DYSPEPSIA HHD
2% 2% 3% 3%

Gambar 3.2.1.a

Sepuluh penyakit terbanyak ruangan SAHABAT Tahun 2017

Dari tabel 3.2 dan gambar 3.3.1 dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak dari pasien yang
dirawat di ruangan SAHABAT adalah DM sebanyak 101 orang dengan persentase 10 %

3. Jumlah kematian
Tabel 3.3

Jumlah kematian pasien ruangan SAHABAT tahun 2017

No Bulan < 48 jam > 48 jam < 24 jam


1 JANUARI 1 1 0
2 FEBRUARI 2 2 0
3 MARET 2 2 0
4 APRIL 1 0 0
5 MEI 0 0 0
6 JUNI 0 0 0
7 JULI 1 1 0
8 AGUSTUS 1 1 0
9 SEPTEMBER 1 0 0
10 OKTOBER 0 0 0
11 NOVEMBER 0 0 0
12 DESEMBER 0 0 0
TOTAL 8 7 0
Hasil pelayanan

a. Jumlah kunjungan berdasarkan jenis kasus


Tabel 3.4
Jumlah kunjungan ruangan SAHABAT berdasarkan jenis kasus Tahun 2016

Kasus

No Bulan PD Bedah Anak Mata KB THT Saraf Paru Kulit Jumlah

1 JAN 58 13 15 0 3 1 6 8 0 105

2 FEB 54 13 10 0 1 1 6 10 0 97

3 MARET 48 12 13 0 1 1 6 11 0 93

4 April 48 11 7 0 3 1 4 4 0 79

5 Mei 43 8 2 0 4 0 9 7 0 75

6 Juni 27 3 10 0 4 0 4 4 0 54

7 Juli 36 12 14 0 2 0 2 6 1 75

8 Agust 59 10 8 0 10 0 4 4 0 101

9 Sept 42 18 7 0 5 1 8 6 0 90

10 Qkt 40 16 13 0 2 0 8 3 0 82

11 Nov 33 11 17 0 5 1 4 7 0 81

12 Des 57 11 9 0 3 0 3 7 0 91

Jumlah 545 138 125 0 43 6 64 77 1 1023

Dari table 3.4 dapat dilihat kasus terbanyak pasien yang dirawat di ruangan SAHABAT
Tahun 2017 adalah Penyakit Dalam berjumlah 545 Orang.
b. Jumlah kunjungan berdasarkan jenis pembayaran
Tabel 3.5
Jumlah kunjungan ruangan SAHABAT berdasarkan jenis pembayaran tahun 2016

KASUS Jumlah
No Bulan
Umum ASK BPJS
1 Januari 22 51 32 105
2 Februari 24 52 21 97
3 Maret 20 45 28 93
4 April 17 39 23 79
5 Mei 15 45 15 75
6 Juni 12 31 11 54
7 Juli 13 38 24 75
8 Agustus 18 56 27 101
9 September 23 50 17 90
10 Oktober 17 40 25 82
11 November 18 44 19 81
12 Desember 17 48 26 91
Jumlah 216 539 268 1023
Dari table 3.5 Dapat dilihat bahwa pasien ruangan SAHABAT yang terbanyak adalah
pasien ASKES sebanyak 539 kasus

c. Pasien pulang paksa


NO BULAN PAPS JUMLAH PASIEN %
1 JANUARI 5 105 4,7 %
2 FEBRUARI 4 97 4,1 %
3 MARET 1 93 1,1 %
4 APRIL 3 79 3,8 %
5 MEI 5 75 6,7 %
6 JUNI 2 54 3,7 %
7 JULI 2 75 2,7 %
8 AGUSTUS 3 101 2,9 %
9 SEPTEMBER 6 90 6,7 %
10 OKTOBER 9 82 10,9 %
11 NOVEMBER 5 81 6,2 %
12 DESEMBER 4 91 4,4 %
TOTAL 49 1023 4,8 %
Gambar 3.6

Kejadian pulang paksa ruangan SAHABAT Tahun 2017 sebanyak 49 orang dengan
persentase: 4,8 %

d. BOR (Bed Occupacy Rate)

NO BULAN BOR
1 JANUARI 88 %
2 FEBRUARI 96 %
3 MARET 94 %
4 APRIL 74 %
5 MEI 76 %
6 JUNI 81 %
7 JULI 89 %
8 AGUSTUS 92 %
9 SEPTEMBER 81 %
10 OKTOBER 74 %
11 NOVEMBER 72 %
12 DESEMBER 83 %

Jumlah Bor Terbanyak terdapat pada bulan FEBRUARI berjumlah 96 %


e. Laporan indikator mutu pelayanan
Tabel 3.7

Indikator mutu pelayanan ruangan SAHABAT Tahun 2017

Bulan jmlh %
Variabel
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
Jmlh ps dekubitus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0%
Jmlh ps tirah baring 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 28

Jmlh infeksi jarum 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0


infus 105 97 93 79 75 54 75 101 90 82 81 91 1032
2 0,36%
Jmlh pemasangan
infus
Jmlh infeksi luka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0%
operasi
Jumlah operasi 10 8 11 20 17 21 15 16 19 11 12 17 177
bersih
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN SPM

1. Ruangan
Ruangan SAHABAT terdiri dari 20 tempat tidur (TT) yaitu : 1 TT Ruangan
Abu Bakar Siddiq, 9 TT Umar Bin KHattab dan 10 TT untuk Usman Bin Affan yaitu
kelas satu.

Hal yang sering dikeluhkan oleh masyarakat adalah susahnya untuk dirawat di
ruangan SAHABAT yang disebabkan oleh karena seringnya ruangan SAHABAT
penuh, sehingga pasien harus antri dan dirawat sementara di ruang perawatan lain
seperti Ruangan Pejuang, dan Ruangan Keluarga Ali . Bila ada kamar di ruangan
SAHABAT yang kosong, barulah pasien tersebut dipindahkan ke ruangan
SAHABAT.

Melihat kenyataan ini, secara logika BOR (Bed Occupacy Rate) dari ruang
perawatan SAHABAT seharusnya tinggi (95-98%). BOR ruang perawatan
SAHABAT adalah yang tertinggi ada pada bulan Februari sebesar 96 % sedangkan
BOR yang terendah sebesar 74 %.

2. Kepegawaian
Sebagai standar dan tolak ukur mutu pelayanan di rumah sakit, perawat di
ruang Sahabat seharusnya adalah perawat-perawat terbaik yang ada di rumah sakit.
Mereka dituntut untuk memberikan pelayanan paripurna yang terbaik, mempunyai
pengetahuan dan skil yang baik, cepat tanggap dalam memberikan respon pada
pasien, mempunyai tutur kata yang sopan dan santun serta selalu memberikan
senyuman walaupun dalam menghadapi komplain pasien atau keluarganya.

Karena perawat Sahabat seharusnya adalah perawat-perawat terbaik, maka


mereka seharusnya mendapatkan prioritas dalam mengikuti pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan skill. Bahkan seharusnya ada insentif khusus bagi
perawat Sahabat, sehingga perawat-perawat yang lain menjadi termotivasi untuk
menjadi perawat yang terbaik dan bertugas di ruang Sahabat. Tetapi kenyataannya
perawat di ruangan Sahabat belum ada mengikuti pelatihan intensif.

Di samping itu, untuk meningkatkan pengetahuan perawat perlu diadakan in


house training bagi perawat-perawat di ruangan tentang asuhan keperawatan dari
pegawai-pegawai yang telah mendapat pelatihan. Hal ini sangat berguna bagi perawat
di ruangan untuk meningkatkan pelayanan pada pasien. Bagi pegawai yang mendapat
pelatihan dapat mengajarkan ilmu yang diperolehnya selama pelatihan.
Permasalahannya pegawai yang mendapat pelatihan sering seperti guru silat :
berlomba ingin mengikuti pelatihan tetapi tidak mau mengajarkan ilmunya kepada
yang lain.

Selain dari itu, perlu juga diadakan in house training tentang Bantuan Hidup
Dasar (BHD) dari dokter / perawat IGD yang mendapat pelatihan ACLS / BCLS
perawat di ruangan sedikit banyak dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan bila
menghadapi suatu kedaruratan.

Masalah jam visite dokter yang belum mencapai target 95 % disebabkan karna
jadwal / hari tertentu dokter spesialis harus bekerja di rumah sakit lain, ada yang
mengikuti seminar dan adanya kalender merah pada tahun ini, sehingga jam visite
yang seharusnya dilakukan oleh dokter spesialis ditimpakan kepada dokter umum.

3. Kejadian Kematian Diruangan


Kejadian pasien yang meninggal di ruangan Sahabat pada Tahun 2016 0,7 %
dan 2017 0,7 %. Jumlah ini lebih besar dari standar Depkes yaitu ≤ 0,24%.

Kejadian pasien meninggal sering disebabkan oleh Pasien Geriatric ( Pasien


yang umurnya lanjut usia ), yang harusnya bisa dirawat dirumah oleh perawat Home
Care. tingkat keparahan penyakit pasien waktu masuk rumah sakit telah parah dan
pasien hanya menjalani pengobatan/perawatan valiatif untuk memperbaiki kondisi
umum pasien (pasien terminal).

Selain kondisi pasien masuk dengan terminal panyebab tingginya angka


kematian diruangan Sahabat adalah pasien dan keluarga pasien yang menolak untuk
pindah keruangan ICU atau ke rumah sakit lain yang fasilitasnya lebih tinggi.

Karena manusia, dalam hal ini pasien, juga adalah makhluk religius maka
pada waktu mendekati kematian pasien juga perlu dibimbing untuk mendekatkan diri
pada Allah sehingga dapat meninggal dengan tenang. Untuk itu perlu adanya seorang
rohaniawan dan karena sebagian besar pasien adalah muslim maka perlu adanya
seorang rohaniawan muslim yang bertugas untuk membantu membimbing pasien
pada waktu mendekati kematiannya atau pasien dengan terminal. Bagi yang beragama
selain muslim agar dapat didatangkan Rohaniawan non muslim.

4. PAPS (Pulang Atas Permintaan Sendiri)


Tingginya angka pasien pulang paksa (pasien pulang tanpa izin dokter) diruangan
Sahabat ini Pada 2016 sebanyak 6,3 % sudah Menurun pada Tahun 2017 yaitu
sebanyak 4,8 %. Penyebab tingginya angka pulang paksa adalah :
a. Pasien yang dianjurkan rujuk ke Rumah sakit yang lebih tinggi sangat susah
mendapatkan kamar untuk perawatan selanjutnya.
b. Pelimpahan wewenang dari Dokter Spesialis ke Dokter umum ( bukan Spesialis
sejenis ) yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terjadi pada saat dokter
spesialis tidak bisa masuk tanggal merah ( Hari Libur) dan disaat Dokter
Spesialis Berhalangan datang di sebabkan mengikuti seminar / Simposium dan
halangan lainnya.
c. Kurangnya informasi tentang kondisi pasien ketika pasien perlu di rawat inap .
d. Adanya sebagian dari pasien BPJS yang berobat ke IGD yang membuat
pernyataan rawat inap bersedia membayar pelayanan Tunai, sesampai diruangan
keluarga pasien komplien dan akhirnya pasien minta pulang .
e. Adanya aturan dari BPJS yang membolehkan pasien BPJS pulang atas
permintaan sendiri masih ditanggung BPJS tersebut. Sedangkan di RS lain tidak
membenarkan pasien BPJS pulang tanpa seizin DPJPnya

5. Sistem Manajemen Komputerisasi


System komputerisasi telah dijalankan di ruangan Sahabat, keuntungan yang
diperoleh dari komputerisasi ini adalah dalam hal pendokumentasian data pasien,
penghematan ATK, serta memudahkan transfer data pasien baru maupun pindahan
yang lebih efektif dan efisien. Untuk pengoperasian system computer sebagian besar
perawat ruangan Sahabat bisa melakukannya.

B. KETENAGAAN

1. Masih adanya 2 orang tenaga perawat yang belum pernah mendapat pelatihan .

2. Masih kurangnya jumlah perawat ruangan Sahabat.

C. PERALATAN

Akan diusahakan meminta peralatan yang sesuai dengan standar Ruangan Sahabat yang
ada
BAB V

RENCANA TINDAK LANJUT

Dari pembahasan dalam Bab IV di atas, untuk meningkatkan mutu pelayanan di rungan
perawatan Sahabat perlu dilakukan :

a. Fasilitas ruangan yang rusak perlu diperbaiki secepatnya sehingga ruangan tersebut dapat
segera dipergunakan.
b. Memberikan pelatihan kepada perawat ruangan Sahabat untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan yang terkait dengan keperawatan.
c. Mengadakan in house training tentang asuhan keperawan dan tentang bantuan hidup
dasar.
d. Menyediakan seorang rohaniawan muslim dan Non Muslim
e. Meningkatkan sarana dan prasarana diruangan Sahabat
BAB VI

PENUTUP

Untuk menciptakan suatu perubahan ke arah yang lebih baik, terutama dalam
pelayanan kepada pasien, tidak hanya cukup dengan berkata-kata semata, tetapi diperlukan
suatu komitmen yang mempengaruhi mainset, cara berpikir dan tindakan untuk suatu
perubahan. Komitmen ini harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat, terutama oleh
pihak manajemen karena pihak manajemenlah yang membuat keputusan. Bila keputusan
yang dibuat berdasarkan komitmen tersebut maka perubahan yang lebih baik akan tercapai.

Suatu pelayanan, termasuk pelayanan kesehatan/keparawatan, sangat tergantung dari


kesungguhan dan keihlasan dari pemberi pelayanan. Karena pelayanan merupakan pekerjaan
hati dan bukan pekerjaan mulut, maka sangat diperlukan empati dalam memberikan
pelayanan, tidak hanya sekedar tersenyum.

Di samping itu, sektor kesehatan merupakan suatu hal yang tidak diketahui oleh
pasien. Sesuai dengan salah satu ciri sektor kesehatan yaitu custumer ignore (ketidaktahuan
pasien) dan suplay induced demand (ketersediaan memicu kebutuhan), maka pelayanan harus
diimbangi dengan empati. Jika pelayanan tidak dengan empati dan hati maka pelayanan tidak
akan memberikan yang terbaik dan pasien hanya akan menjadi korban.

Sebagai suatu bahan pertimbangan, profil ruangan dapat digunakan sebagai acuan
untuk membuat komitmen perubahan untuk pelayanan yang lebih baik. Karenanya dapat
disusun program dan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan, sehingga pelayanan paripurna
tidak hanya sekedar slogan dalam visi dan misi, tetapi dapat diwujudkan.

A. KESIMPULAN

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi antara lain

1. Penambahan tenaga perawat

2. Bila ada ruangan yang rusak agar segera diperbaiki.

3. Peralatan medis yang belum ada akan diusahakan mengamprahkannya segera

4. Jadwal kalibrasi harus terjadwal minimal 3 bulan sekali


B. SARAN

1. Untuk menjamin pelayanan yang diharapkan, maka perlu dilakukan penambahan


jumlah tenaga perawat dan kualitas pendidikan dan pelatihan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh ruangan Sahabat.

2. Untuk pemeliharaan alat agar alat tidak cepat rusak maka dilakukan kalibrasi alat
sesuai dengan standar pemeliharaan alat.

Anda mungkin juga menyukai