MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian yang diampu oleh
Dr. Rina Marina, M.P.
Oleh:
Yunitiar Resti P
1506381
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Teori
Kebenaran. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Penelitian.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini kami banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Rina Marina, MP., selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Penelitian,
2. Rekan-rekan kelas yang saling memotivasi untuk menyelesaikan laporan
ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurrnaan makalah ini.
Penulis
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian kebenaran
2. Teori-teori kebenaran
4. Jenis-jenis kebenaran
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode studi
pustaka dengan mengumpulkan referensi yang relevan dengan materi prinsip kerja pipa
penyaluran dan sumur resapan, yang kemudian dibahas ke dalam 3 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan :
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan
makalah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kebenaran (truth) memiliki berbagai macam makna, misalnya keadaan ketika terjadi
kesesuain dengan fakta khusus atau realitas, atau keadaan yang sesuai dengan hal-hal yang nyata,
kejadian-kejadian nyata, atau aktualitas. Kebenaran juga berarti suatu hal cocok dengan aslinya
atau sesuai dengan ukuran-ukuran yang ideal.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (oleh Purwadarminta), ditemukan beberapa arti
tentang kebenaran, yaitu (1) keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya);
(2) sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya); (3) kejujuran, ketulusan
hati; (4) selalu izin, perkenaan; dan (5) jalan kebetulan.
Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang
tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das solen tidak sama dengan das sein. Di
muka bumi ini berapa banyak kita melihat ketidak benaran, seperti berbagai penindasan,
penjajahan dan rekayasa.
Seorang murid Plato bernama aristoteles, menjawab pertnyaan suhunya ini dengan
pendapat abahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seorang adalah tidak
benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak
Sekarang agar penelitian cenderung lebih objektif, maka seseoranng peneliti bertanya
kepada seorang responden yang berpendapat subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa
responden lain yang memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan Shahih ) itu pun
5
harus diuji kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu tertentu kebenran itu berubah
sesuai corak berpikir manusia (paradigma) .
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas
sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal
2. Pengetahuan Budi
3. Pengetahuan Indrawi
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif)
5. Pengetahuan Intutif
Menurut penulis yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian
untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk
membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya
disebut estetika. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama tetapi dalam hal ini
tidak boleh otoritatif karena agama ini tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika
dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada seseorang yang kemudian
disebut nabi harus diuji dahulu seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana
penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang dimaksud benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena itu, kegiatan
berpikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau kriteria kebenaran.
Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak
pengetahuan itu berbeda. Pengetahuan tentang alam metafisika tentunya tidak sama dengan
pengetahuan tentang alam fisik. Alam fisik pun memiliki perbedaan ukuran kebenarn bagi setiap
jenis dan bidang pengetahuan.
tepat dan kebenaran merupakan keadaan saling berhubungan (coherence) diantara ide-ide
tersebut atau keadaan saling berhubungan diantara proposisi-proposisi.
Teori ini menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila
ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang
dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.contohnya: “Buku itu diatas meja”,
pernyataan itu akan bernilai benar apabila buku tersebut benar-benar berada diatas meja.
2. Teori Consistency
Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan
eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat
konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat
yang lain.contahnya, “Apabila hasil Eksperimen diseluruh tempat sama,maka bisa dikatakan
BENAR”
Teori ini juga disebut dengan teori pragmatis, berarti “suatu proposisi bernilai benar
apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat”. Contoh teori ini
7
yaitu penumpang bis akan turun diposisi kiri dan bis akan berhenti di posisi kiri juga maka
penumpang akan turun dengan selamat. Jadi kebenaran diukur bukan dari bis berhenti diposisi
kiri, namun penumpang itu bisa turun dengan selamat.
Proposisi ini ditinjau dari segi artinya atau maknanya. Oleh sebab itu, teori ini
mempunyai tugas untuk menguakkan kesahan dari proposisi dalam referensinya.Contoh teori
berdasarkan arti ini yaitu: Bisa dikatakan BENAR apabila suatu pernyataan ada referensi yang
jelas.
Teori ini memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis
yang baku, dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang
disyaratkan maka proposisi tidak mempunyai arti.Contohnya yaitu,dikatakan BENAR apabila
pernyataan itu baku dan ada subjeknya,seperti “semua korupsi” pernyataan tersebut tidak bisa
dikatakan BENAR karena tidak memiliki subjeknya.
“Teori ini mempunyai nilai benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi dari
pernyataan itu”.Contoh nya seperti,jadi Pengetahuan dari teori ini akan bernilai BENAR selama
pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Teori ini kebenarannya hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal ini
mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan
kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melengkapi. Contoh
dari teori ini yaitu pada dasarnyasetiap pernyataan bernilai BENAR karena semua orang sepakat
dengan pernyataan tersebut,dan apabila dibuktikan,maka akan bernilai logik yg
berlebihan.seperti,lingkaran adalah bulat maka pada dasarnya lngkaran memiliki garis yang
sama jaraknya dari titik yang sama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2.Teori Consistency
DAFTAR PUSTAKA