Anda di halaman 1dari 10

TEORI KEBENARAN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian yang diampu oleh
Dr. Rina Marina, M.P.

Oleh:
Yunitiar Resti P
1506381

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul Teori
Kebenaran. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Penelitian.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini kami banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Rina Marina, MP., selaku dosen pengampu mata kuliah Metode
Penelitian,
2. Rekan-rekan kelas yang saling memotivasi untuk menyelesaikan laporan
ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurrnaan makalah ini.

Bandung, Februari 2018

Penulis

i
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan pemikiran filsafat perbincangan tentang kebenaran sudah


dimulai sejak Plato yang kemudian diteruskan oleh Aristoteles.Plato melalui metode
dialog membangun teori pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan
yang paling awal.Sejak itulah teori pengetahuan berkembang terus untuk mendapatkan
penyempurnaan hingga kini.

Banyak pandangan mengenai teori kebenaran,semua mendefenisikan tentang


kebenaran menurut pendapat dan pandangannya masing-masing,sehingga kita tidak bisa
hanya berpatokan pada satu pandangan saja,akan tetapi kita harus mengkaji banyak sudut
pandang tentang Teori Kebenaran tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pengertian kebenaran

2. Teori-teori kebenaran

3. Bagaimana ukuran kebenaran

4. Jenis-jenis kebenaran

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kebenaran

2. Mengetahui teori-teori kebenaran

3. Memahami ukuran kebenaran

4. Mengetahui jenis-jenis kebenaran


3

1.4 Sistematika Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode studi
pustaka dengan mengumpulkan referensi yang relevan dengan materi prinsip kerja pipa
penyaluran dan sumur resapan, yang kemudian dibahas ke dalam 3 bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan :
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan
makalah.

Bab II Kajian Pustaka:


Berisi kajian pustaka mengenai teori - teori kebenaran.

Bab III Kesimpulan


Berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap bahasan makalah.
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebenaran

Kebenaran (truth) memiliki berbagai macam makna, misalnya keadaan ketika terjadi
kesesuain dengan fakta khusus atau realitas, atau keadaan yang sesuai dengan hal-hal yang nyata,
kejadian-kejadian nyata, atau aktualitas. Kebenaran juga berarti suatu hal cocok dengan aslinya
atau sesuai dengan ukuran-ukuran yang ideal.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (oleh Purwadarminta), ditemukan beberapa arti
tentang kebenaran, yaitu (1) keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya);
(2) sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya); (3) kejujuran, ketulusan
hati; (4) selalu izin, perkenaan; dan (5) jalan kebetulan.

Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Dalam waktu


belakangan yang cukup lama Bradley seakan menjawab bahwa kebenaran itu adalah kenyataan.
Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat
kenyataan yang terjadi di luar rumah.

Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan yang
tidak seharusnya terjadi akhirnya terjadi juga karena das solen tidak sama dengan das sein. Di
muka bumi ini berapa banyak kita melihat ketidak benaran, seperti berbagai penindasan,
penjajahan dan rekayasa.

Seorang murid Plato bernama aristoteles, menjawab pertnyaan suhunya ini dengan
pendapat abahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seorang adalah tidak
benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak

Sekarang agar penelitian cenderung lebih objektif, maka seseoranng peneliti bertanya
kepada seorang responden yang berpendapat subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa
responden lain yang memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan Shahih ) itu pun
5

harus diuji kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu tertentu kebenran itu berubah
sesuai corak berpikir manusia (paradigma) .

Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas
sebagai berikut:

1. Pengetahuan Akal
2. Pengetahuan Budi
3. Pengetahuan Indrawi
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatif)
5. Pengetahuan Intutif

Menurut penulis yang benar adalah pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian
untuk membahasnya disebut logika, pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk
membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya
disebut estetika. Sedangkan pengetahuan kepercayaan itu disebut agama tetapi dalam hal ini
tidak boleh otoritatif karena agama ini tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika
dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada seseorang yang kemudian
disebut nabi harus diuji dahulu seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana
penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya.

2.2 Ukuran Kebenaran

Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang dimaksud benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Karena itu, kegiatan
berpikir adalah usaha untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu atau kriteria kebenaran.
Pada setiap jenis pengetahuan tidak sama kriteria kebenarannya karena sifat dan watak
pengetahuan itu berbeda. Pengetahuan tentang alam metafisika tentunya tidak sama dengan
pengetahuan tentang alam fisik. Alam fisik pun memiliki perbedaan ukuran kebenarn bagi setiap
jenis dan bidang pengetahuan.

Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang diberikan


pada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan jika apa yang dapat kita ketahui
ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara
6

tepat dan kebenaran merupakan keadaan saling berhubungan (coherence) diantara ide-ide
tersebut atau keadaan saling berhubungan diantara proposisi-proposisi.

2.3 Jenis-jeinis Teori Kebenaran

Berikut ini akan dijelaskan berbagai macam tentang teori-teori kebenaran,yaitu:

1. Teori Kebenaran Corespondence

Teori ini menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila
ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang
dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.contohnya: “Buku itu diatas meja”,
pernyataan itu akan bernilai benar apabila buku tersebut benar-benar berada diatas meja.

2. Teori Consistency

Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan
eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat
konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat
yang lain.contahnya, “Apabila hasil Eksperimen diseluruh tempat sama,maka bisa dikatakan
BENAR”

3.Teori Kebenaran Saling Berhubungan( Coherence Theory of Truth )

Menurut Kattsoff(1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori koheren merupakan


suatu proposisicenderung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan
dengan proposisi lain yang benar,atau makna yang dikandungnya dalam keadaan saling
berhubungan dengan pengalaman kita.Contohnya, Pengetahuan runtuhnya kerajaan majapahit
tahun 1478 kita tidak bisa membuktikan secara langsung akan tetapi hanya dapat membuktikan
melalui hubungan proposisi terdahulu, baik dalam buku sejarah atau peninggalan sejarah tentang
kejadian itu.

4.Teori Kebenaran Inheren ( Inherent Theory of Truth )

Teori ini juga disebut dengan teori pragmatis, berarti “suatu proposisi bernilai benar
apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat”. Contoh teori ini
7

yaitu penumpang bis akan turun diposisi kiri dan bis akan berhenti di posisi kiri juga maka
penumpang akan turun dengan selamat. Jadi kebenaran diukur bukan dari bis berhenti diposisi
kiri, namun penumpang itu bisa turun dengan selamat.

5. Teori kebenaran Berdasarkan Arti (Semantik Theory of Truth)

Proposisi ini ditinjau dari segi artinya atau maknanya. Oleh sebab itu, teori ini
mempunyai tugas untuk menguakkan kesahan dari proposisi dalam referensinya.Contoh teori
berdasarkan arti ini yaitu: Bisa dikatakan BENAR apabila suatu pernyataan ada referensi yang
jelas.

6. Teori kebenaran Sintaksis

Teori ini memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis
yang baku, dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang
disyaratkan maka proposisi tidak mempunyai arti.Contohnya yaitu,dikatakan BENAR apabila
pernyataan itu baku dan ada subjeknya,seperti “semua korupsi” pernyataan tersebut tidak bisa
dikatakan BENAR karena tidak memiliki subjeknya.

7. Teori Kebenaran Nondeskiripsi

“Teori ini mempunyai nilai benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi dari
pernyataan itu”.Contoh nya seperti,jadi Pengetahuan dari teori ini akan bernilai BENAR selama
pernyataan itu memiliki fungsi yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari.

8. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)

Teori ini kebenarannya hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal ini
mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan
kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melengkapi. Contoh
dari teori ini yaitu pada dasarnyasetiap pernyataan bernilai BENAR karena semua orang sepakat
dengan pernyataan tersebut,dan apabila dibuktikan,maka akan bernilai logik yg
berlebihan.seperti,lingkaran adalah bulat maka pada dasarnya lngkaran memiliki garis yang
sama jaraknya dari titik yang sama.
8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebenaran (truth) memiliki berbagai macam makna, misalnya keadaan ketika


terjadi kesesuain dengan fakta khusus atau realitas, atau keadaan yang sesuai dengan hal-
hal yang nyata, kejadian-kejadian nyata, atau aktualitas. Kebenaran juga berarti suatu hal
cocok dengan aslinya atau sesuai dengan ukuran-ukuran yang ideal.

Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang


diberikan pada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan jika apa yang
dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide
yang dihubungkan secara tepat dan kebenaran merupakan keadaan saling berhubungan
(coherence) diantara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan diantara proposisi-
proposisi.

Berikut ini berbagai macam tentang teori-teori kebenaran,yaitu:

1,Teori Kebenaran Corespondence

2.Teori Consistency

3.Teori Kebenaran Saling Berhubungan( Coherence Theory of Truth )

4.Teori Kebenaran Inheren ( Inherent Theory of Truth )

5. Teori kebenaran Berdasarkan Arti (Semantik Theory of Truth)

6. Teori kebenaran Sintaksis

7. Teori Kebenaran Nondeskiripsi

8. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan (Logical Superfluity of Truth)


9

DAFTAR PUSTAKA

O, Louis Kattsoff.2004.Pengantar Filsafat.Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya

Soyomukti, Nurani.2011.Pengantar Filsafat Umum.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

In’am,Muhammad Esha.2010.Menuju Pemikiran Filsafat.Malang:Uin Maliki Press

Anda mungkin juga menyukai