Anda di halaman 1dari 11

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Prakiraan dampak merupakan kajian mengenai besarnya dampak dan derajat penting
dampak dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan, yang dinyatakan baik secara
kuantitatif. Secara kuantitatif besarnya dampak yang dinyatakan dalam dimensi masing-masing
dampak sesuai dengan metodologi yang disajikan dalam dokumen kerangka acuan, demikian
pula jika penentuan besarnya dampak secara kualitatif dilakukan dengan cara deskriptif.

3.1 Tahap Pra Konstruksi

3.1.1 Rencana Pemanfaatan Lahan

A. Keresahan Masyarakat

Analisis data untuk mengukur keresahan masyarakat dilakukan dengan


membandingkan sikap/ pendapat/ persepsi negative akibat kekhawatiran masyarakat terhadap
pekerjaan dengan persepsi positif terhadap pekerjaan. Keresahan dinyatakan muncul ketika
% URS lebih besar dari 100 persen (Wahyudin, 2012), dengan formula sebagai berikut :

P (−)
% URS = x 100
P (+)

Dengan rincian :

% URS : prosentase keresahan

P (+) : persepsi positif terhadap kegiatan

P (-) : persepsi negative terhadap kegiatan

Prakiraan dampak terjadinya keresahan ditentukan dengan membandingkan pendapat para


responden yang didasarkan atas hasil analisis data dan informasi lapangan.
Tabel 3.1 Skala dan Tingkat Keresahan Masyarakat
No Skala Keresahan Tingkat Keresahan
1. % URS = 0 Tidak Ada
2. % URS < 100 Kurang
3. % URS = 100 Sedang
4. 100 < % URS < 200 Tinggi
5. % URS lebih dari 200 Sangat Tinggi

Implementasi pada studi ini adalah sebagai berikut :

 Persepsi positif terhadap kegiatan bernilai 51,6


 Persepsi negative terhadap kegiatan bernilai 33,3

Maka : 33,3/51,6 x 100 = 64

Melalui perhitungan tersebut, maka keresahan masyarakat bernilai kurang. Berdasarkan


faktor-faktor tingkat kepentingan dampak, maka kegiatan ini dikategorikan sebagai dampak
negatif penting terhadap keresahan masyarakat :

Pembobotan Dampak Kegiatan Penetapan Lahan pada Tahap Pra Konstruksi yang
Berdampak pada Perubahan Keresahan Masyarakat

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Penduduk dari wilayah RT terdekat yang Penting
terkena dampak tidak setuju karena memprediksikan adanya
gangguan kenyamanan dan lingkungan
sekitar 33,3% atau 291 KK
2 Luas wilayah persebaran Wilayah RT terdekat dari rencana kegiatan, Penting
dampak yaitu :
Kel. Cipaganti : RT 01 dan RT 02 dari RW 02
Kel. Pasteur : RT 04, RT 05, RT 06, RT 07
dari RW 01
Kel. Hegarmanah : RT 02, RT 03, RT 04 dari
RW 03
3 Intensitas dan lamanya Intensitas dampak yang terjadi dikhawatirkan Penting
dampak berlangsung dapat meningkat menjadi protes dan
unjukrasa. Dampak berlangsung selama tahap
pra konstruksi sampai menjelang tahap
konstruksi
4 Banyaknya komponen Dapat menimbulkan dampak lanjutan pada Tidak
lingkungan lain yang aspek sosial lainnya berupa ketertiban sosial Penting
terkena dampak dan gangguan kamtibmas
5 Sifat kumulatif dampak
Bersifat kumulatif karena keresahan sosial ini Penting
bisa muncul pada tahapan pekerjaan lainnya
6 Berbalik atau tidak Berbalik jika ada jaminan kepada penduduk, Tidak
berbaliknya dampak bahwa pemrakarsa kegiatan dapat mengatasi Penting
dampak-dampak yang dikhawatirkan
Bobot dampak Negatif
Penting

B. Ketidaksesuaian Intensitas Pemanfaatan Lahan

Berdasarkan pada RTRW Kota Bandung, arahan KDB di lokasi rencana pembangunan
Rumah Susun adalah 40%. Sedangkan dalam pergub 58/ 2011 arahan penentuan KDBnya
mempertimbangkan perbandingan antara Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) di wilayah
tersebut untuk cadangan air tanah.

Dengan mempertimbangkan kedua kebijakan tersebut di atas, yaitu : a) rencana


pembangunan rusun memiliki KDH 39,67% (1869 m2) dan hal ini masih lebih kecil dari KDH
dalam arahan perda RTRW Kota Bandung No18/ 2011; dan b) luasan tapak yang akan
dibangun relatif sama dengan luas tapak bangunan eksisting (1867 m2 atau 39,66%). Oleh
karena itu, maka dampak rencana pembangunan Rusun terhadap tata ruang dinilai Negatif
Penting.

Pembobotan Dampak Kegiatan Pemanfaatan Lahan pada Tahap Pra Konstruksi


yang Berdampak pada Ketidaksesuaian Intensitas Pemanfaatan Lahan

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Secara tidak langsung dapat berpengaruh Penting
terkena dampak terhadap masyarakat karena adanya
penurunan kontribusi air resapan. Namun
jumlah masyarakat yang terkena dampak sulit
diperkirakan karena dampak bersifat makro
2 Luas wilayah persebaran Sulit ditentukan karena bersatu dengan Penting
dampak sebaran air tanah dalam
3 Intensitas dan lamanya Perubahan air lahan sekitar 2 m3/hh (lihat Penting
dampak berlangsung aspek hidrologi) dan berlangsung selama
keberadaan Rusun, yang diakibatkan adanya
perubahan tutupan lahan dari paving blok
(615 m2) menjadi tutupan kedap air
4 Banyaknya komponen Komponen lain yang terganggu adalah Penting
lingkungan lain yang kuantitas air
terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak
Berakumulasi dengan kegiatan lain yang Penting
sudah ada, berupa menambah luasan KWT
aktual.
6 Berbalik atau tidak Luasan tapak bangunan tidak dapat berbalik, Penting
berbaliknya dampak namun dampak turunannya berupa air
larian/air resapan dapat berbalik.
Bobot dampak Negatif
Penting

3.2 Tahap Konstruksi

3.2.1 Mobilisasi Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp

A. Timbulnya kesempatan kerja dan peluang usaha

Prakiraan dampak terjadinya kesempatan kerja dan peluang berusaha ditentukan


dengan membandingkan rasio jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut dengan jumlah total
tenaga kerja yang dibutuhkan terhadap rasio jumlah tenaga kerja yang direkrut dengan
jumlah pengangguran di wilayah studi. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai
berikut :

LO in⁄LO n
LO =
LO n/UL

Dengan rincian :

LO : tingkat kesempatan kerja

LO in : jumlah tenaga kerja lokal yang direkrut pada kegiatan i

LO n : jumlah total tenaga kerja yang direkrut

UL : jumlah penduduk yang menganggur di wilayah studi.

Adapun kriteria dampaknya adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan berdampak signifikan dalam memberikan kesempatan kerja bilamana LO = 1


b. Kegiatan berdampak cukup bilamana LO bernilai antara 0 sampai dengan kurang dari 1
dan antara lebih dari 1 sampai 2
c. Kegiatan kurang berdampak bilamana LO lebih dari 2.

Penerapan pada kondisi di wilayah studi dengan formula tersebut adalah :


200/55
LO = = 4,29
55/65

Melalui perhitungan tersebut maka didapatkan kesimpulan bahwa kriteria dampak peluang
kerja bernilai kurang. Memperhatikan pengukuran rasio manfaat bagai angkatan kerja dan
kelompok non produktif, namun adanya dampak positif berupa peningkatan pendapatan,
maka dampak bernilai positif penting.

Pembobotan Dampak Kegiatan Penetapan Lahan pada Tahap Pra Konstruksi yang
Berdampak pada Perubahan Keresahan Masyarakat

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Penduduk lokal dan pekerja dari luar lokasi Penting
terkena dampak studi yang menjadi tenaga kerja pada tahap
konstruksi yang mencapai 55 orang
2 Luas wilayah persebaran Wilayah RT terdekat dari rencana kegiatan, Penting
dampak yaitu :
Kel. Cipaganti : RT 01 dan RT 02 dari RW 02
Kel. Pasteur : RT 04, RT 05, RT 06, RT 07
dari RW 01
Kel. Hegarmanah : RT 02, RT 03, RT 04 dari
RW 03
3 Intensitas dan lamanya Intensitas dampak : penyebaran tenaga kerja Penting
dampak berlangsung lokal untuk kegiatan konstruksi sebanyak 55
orang dari kelompok pengangguran terbuka.
Berlangsung selama tahap konstruksi
berlangsung sampai sebelum tahap operasi
(kurang lebih 22 bulan).
4 Banyaknya komponen Peningkatan pendapatan Penting
lingkungan lain yang
terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak Kumulatif dengan adanya kegiatan yang Penting
berdampak pada peluang kerja dan usaha bagi
penduduk lokal
6 Berbalik atau tidak Berbalik setelah kegiatan konstruksi selesai Tidak
berbaliknya dampak dilaksanakan Penting
Bobot dampak Positif
Penting

B. Peningkatan pendapatan penduduk

Prakiraan besarnya pendapatan dari kegiatan ini adalah berdasarkan standar upah
satuan Provinsi Jawa Barat tahun 2014 seperti yang disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Prakiraan Pendapatan Pekerja Konstruksi dari Penduduk Lokal
Standar Jumlah Pendapatan Per Pendapatan/ bulan
Jenis Pendapatan
Satuan Upah Tenaga Kerja Bulan*) dengan ***)
Pekerjaan perkapita**)
2014***) Lokal Proyek Tanpa Proyek
Pekerja/ Sebanyak 6,67%
Rp 70.000 35 Rp 1.750.000 Rp 500.000
tukang responden pada
Helper Rp 50.000 20 Rp 1.250.000 Rp 357.143 golongan
Jumlah 55 pendapatan/kapita
Persentase perbulan di bawah
28
(%) Rp 294.750
Keterangan : *) asumsi 1 bulan 25 hari kerja, diluar perhitungan lembur
**) Asumsi 1 KK memiliki jumlah anggota keluarga 3,5 orang
(berdasarkan uraian dalam Rona Lingkungan Hidup)
***) Sumber : analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum, Kementrian Pekerjaan Umum, 2014

Dengan perhitungan tersebut maka diperkirakan pendapatan perkapita penduduk yang


bekerja sebagai tukang akan meningkat sebesar 69% dan penduduk yang bekerja sebagai
helper akan meningkat 29% sehingga dampaknya menjadi positif penting.

Pembobotan Dampak Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi yang


Berdampak pada Peningkatan Pendapatan

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Penduduk lokal dan pekerja dari luar lokasi Penting
terkena dampak studi yang menjadi tenaga kerja pada tahap
konstruksi yang mencapai 55 orang
2 Luas wilayah persebaran Wilayah RT terdekat dari rencana kegiatan, Penting
dampak yaitu :
Kel. Cipaganti : RT 01 dan RT 02 dari RW 02
Kel. Pasteur : RT 04, RT 05, RT 06, RT 07
dari RW 01
Kel. Hegarmanah : RT 02, RT 03, RT 04 dari
RW 03
3 Intensitas dan lamanya Peningkatan pendapatan per kapita bagi Penting
dampak berlangsung pekerja tukang sebanyak 69% dan sebagai
helper sebesar 29%. Berlangsung selama
tahap konstruksi berlangsung sampai dengan
sebelum tahap operasi (kurang lebih 22
bulan)
4 Banyaknya komponen Keresahan masyarakat Penting
lingkungan lain yang
terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak
Kumulatif dengan adanya kegiatan yang Penting
berdampak pada peluang kerja dan usaha bagi
penduduk lokal
6 Berbalik atau tidak Berbalik setelah kegiatan konstruksi selesai Tidak
berbaliknya dampak dilaksanakan Penting
Bobot dampak Positif
Penting

C. Keresahan Masyarakat

Mengingat besarnya potensi jumlah penduduk yang terlibat pada protes dan unjukrasa,
maka dampak dikategorikan negatif penting. Selanjutnya, dengan adanya keresahan dan
kecemburuan sosial di masyarakat sekitar lokasi kegiatan maka Pembangunan Rumah
Susun ditinjau berdasarkan factor penentu bobot dampak seperti pada tabel berikut.

Pembobotan Dampak Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi yang


Berdampak pada Peningkatan Pendapatan

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Jumlah penduduk lokal di pemukiman Penting
terkena dampak berstatus sebagai pencari kerja yaitu
mencapai 65 jiwa
2 Luas wilayah persebaran Wilayah RT terdekat dari rencana kegiatan, Penting
dampak yaitu :
Kel. Cipaganti : RT 01 dan RT 02 dari RW 02
Kel. Pasteur : RT 04, RT 05, RT 06, RT 07
dari RW 01
Kel. Hegarmanah : RT 02, RT 03, RT 04 dari
RW 03
3 Intensitas dan lamanya Dampak yang ditimbulkan yaitu konflik Penting
dampak berlangsung sosial karena penduduk yang menganggap
bahwa kegiatan mobilisasi tenaga kerja pada
kegiatan konstruksi tidak memrioritaskan
penduduk setempat meskipun ada
penyeimbang dari sejumlah penduduk yang
direkrut dan aktif dalam kegiatan konstruksi.
Berlangsung selama tahap konstruksi
berlangsung sampai dengan sebelum tahap
operasional
4 Banyaknya komponen Ketertiban sosial yang berdampak pada Penting
lingkungan lain yang gangguan kelancaran aktivitas penduduk dan
terkena dampak gangguan terhadap kegiatan konstruksi.
5 Sifat kumulatif dampak Tidak kumulatif Penting
6 Berbalik atau tidak Berbalik apabila ada komunikasi dan Penting
berbaliknya dampak kesepakatan antara penduduk dengan
pengelola pembangunan Rumah Susun
mengenai hal-hal yang dapat mengakomodasi
kebutuhan kerja penduduk lokal
Bobot dampak Negatif
Penting

3.2.2 Mobilisasi Alat dan Bahan Bangunan

A. Penurunan kualitas udara

Perkiraan peningkatan pencemar udara pada kegiatan mobilisasi alat dan Perkiraan
peningkatan pencemar udara pada kegiatan mobilisasi alat dan bahan dapat dilihat pada
dibawah yang dihitung berdasarkan persamaan :

E = (Vol x faktor polutan) x Faktor kecepatan

Dimana :

E = Peningkatan polutan

Vol = Volume kendaraan

Faktor polutan = Tabel

Faktor kecepatan = Kecepatan kendaraan

A.1. Mobilisasi Alat

Tabel 3.3 Perkiraan Kontribusi Pencemaran Udara pada Kegiatan Mobilisasi Alat
Jarak Volume Sumber/ Jumlah Faktor Jumlah Jumlah
Polutan Jenis Kendaraan Total Satuan Satuan
(m) (kend) Kend *) Cemaran Kec.*) Polutan Polutan
1 2 3 4 5 6 = (4x5) 7 8 = (6x7) 9 10 11 12
CO Kendaraan ringan 10 2 0,478 0,96 3,05 2,92
0,00 ppm 6 µgr/m3
Kendaraan berat 10 4 0,350 1,40 1,43 2,00
HC Kendaraan ringan 10 2 93,20 186,40 3,00 559,20
0,91 ppb 0,53 µgr/m3
Kendaraan berat 10 4 43,90 175,60 1,98 347,69
NOx Kendaraan ringan 10 2 189,10 378,20 0,77 291,21
3,69 ppb 7,58 µgr/m3
Kendaraan berat 10 4 858,50 3434,00 0,99 3399,66
PM Kendaraan ringan 10 2 6,180 12,36 1,04 12,85
0,649 µgr/m3 0,649 µgr/m3
Kendaraan berat 10 4 167,50 670,00 0,95 636,50
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
Keterangan : *) Tabel dari ISEM (Institutional Strengthening Environmental Management) dalam
Environmental Assessment, HMSO, London.

Dari perhitungan di atas dengan besarnya kontribusi pencemar udara tersebut


(ditambah dengan kadar pada rona awal), maka akan berakibat pada penurunan kualitas
udara yang diperkirakan akan seperti tabel berikut :
Tabel 3.4 Perkiraan Rona Akhir Kualitas Udara pada Kegiatan Mobilisasi Alat
Tingkat Pencemaran Udara
Lokasi 1 Lokasi 2 Baku
No. Parameter Satuan
Rona Rona Rona Rona Mutu
Awal Akhir Awal Akhir
1. NOx µgr/m3 12,78 20,36 <10 17,58 400
2. SO2 µgr/m3 19,88 19,90 <17,15 17,20 900
3
3. CO µgr/m 1145,0 1151,0 2863,0 2869,0 30000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2014
Keterangan : 1 = Halaman depan tapak proyek saat akhir minggu (weekend)
2 = Halaman depan tapak proyek saat hari kerja (weekday)
Penurunan kualitas udara selain dari adanya kontribusi gas CO, SO2, dan NOx yang
diemisikan dari kendaraan truk pengangkut juga dapat terjadi dengan adanya kontribusi
debu yang berasal dari terangkatnya debu ke udara akibat pergerakan roda kendaraan/alat
berat selama kegiatan maupun ceceran tanah yang tertiup angina.
Secara teori, kuantitas debu yang dihasilkan dari kegiatan ini, terutama dari kegiatan
pengangkutan alat dan bahan dapat didekati dengan rumus empirik dari Midwest Research
Institue (MRI, 1979) sebagai berikut :
eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/3)0,7 (w/4)0,5 (d/365)
Dimana :
eu = jumlah debu per kecepatan (lb/mile)
s = silt content (%)
S = kecepatan kendaraan (mile/hour)
W = berat kendaraan (ton)
W = jumlah roda kendaraan
D = jumlah hari tidak hujan

A.2. Mobilisasi Bahan Bangunan

Tabel 3.5. Perkiraan Kontribusi Pencemaran Udara pada Kegiatan Mobilisasi Bahan
Bangunan
Jarak Volume Sumber/ Jumlah Faktor Jumlah Jumlah
Polutan Jenis Kendaraan Total Satuan Satuan
(m) (kend) Kend *) Cemaran Kec.*) Polutan Polutan
1 2 3 4 5 6 = (4x5) 7 8 = (6x7) 9 10 11 12
CO Kendaraan ringan 10 2 0,478 0,96 3,05 2,92
0,02 ppm 22 µgr/m3
Kendaraan berat 10 29 0,350 10,15 1,43 14,51
HC Kendaraan ringan 10 2 93,20 186,40 3,00 559,20
3,08 ppb 1,79 µgr/m3
Kendaraan berat 10 29 43,90 1273,10 1,98 2520,74
NOx Kendaraan ringan 10 2 189,10 378,20 0,77 291,21
24,94 ppb 51,21 µgr/m3
Kendaraan berat 10 29 858,50 24896,50 0,99 24647,54
PM Kendaraan ringan 10 2 6,180 12,36 1,04 12,85
4,627 µgr/m3 4,627 µgr/m3
Kendaraan berat 10 29 167,50 4857,50 0,95 4614,63
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
Keterangan : *) Tabel dari ISEM (Institutional Strengthening Environmental Management) dalam
Environmental Assessment, HMSO, London.
Dari perhitungan di atas dengan besarnya kontribusi pencemar udara tersebut
(ditambah dengan kadar pada rona awal), maka akan berakibat pada penurunan kualitas
udara yang diperkirakan akan seperti tabel berikut :

Tabel 3.6 Perkiraan Rona Akhir Kualitas Udara pada Kegiatan Mobilisasi Alat
Tingkat Pencemaran Udara
Lokasi 1 Lokasi 2 Baku
No. Parameter Satuan
Rona Rona Rona Rona Mutu
Awal Akhir Awal Akhir
1. NOx µgr/m3 12,78 63,99 <10 61,21 400
3
2. SO2 µgr/m 19,88 19,90 <17,15 17,20 900
3. CO µgr/m3 1145,0 1167,0 2863,0 2885,0 30000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2014
Keterangan : 1 = Halaman depan tapak proyek saat akhir minggu (weekend)
2 = Halaman depan tapak proyek saat hari kerja (weekday)

Kadar debu sepanjang jalan tersebut setelah ada kegiatan adalah 1070,97 µg/Nm3 saat
akhir minggu dan 1102,20 µg/Nm3 saat hari kerja. Kadar debu tersebut dikhawatirkan dapat
mengganggu kesehatan masyarakat, maka dampak tersebut dikategorikan sebagai dampak
negatif penting (NP).

Pembobotan Dampak Kegiatan Mobilisasi Alat dan Bahan Tahap Konstruksi yang
Berdampak pada Penurunan Kualitas Udara

No Faktor Penentu Bobot Keterangan Sifat


Dampak Dampak
1 Jumlah manusia yang Penduduk Kelurahan Cipaganti, Pasteur dan Penting
terkena dampak Hegarmanah sekitar 195 orang (dari sekitar
48 KK).
2 Luas wilayah persebaran Wilayah persebaran terbatas pada jalur Penting
dampak pengangkutan alat dan bahan Jl. Cipaganti
dan Jl. Setiabudhi pada radius 10 m di kiri-
kanan jalan khususnya wilayah RT terdekat
dari rencana kegiatan
3 Intensitas dan lamanya Dampak yang ditimbulkan yaitu adanya Penting
dampak berlangsung peningkatan polutan terutama debu (1070,97
µg/Nm3 saat akhir minggu dan 1102,20
µg/Nm3 saat hari kerja) masih di bawah baku
mutu (BM 230 µg/Nm3). Selama tahap
konstruksi berlangsung pada kegiatan
mobilisasi alat dan bahan (± 20 bulan)
4 Banyaknya komponen Debu bisa menempel pada permukaan daun/ Tidak
lingkungan lain yang tumbuhan di pinggir jalan yang dilalui yakni Penting
terkena dampak
sekitar pertemuan Jl. Cipaganti dan Jl.
Setiabudhi.
5 Sifat kumulatif dampak Dampak bersifat kumulatif berlangsung Penting
selama kegiatan mobilisasi alat dan bahan.
6 Berbalik atau tidak Dapat berbalik dengan selesainya kegiatan Tidak
berbaliknya dampak dan/atau debu yang menempel pada Penting
daun/tumbuhan menjadi bersih kembali
dengan turunnya hujan
Bobot dampak Negatif
Penting

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan

Untuk menentukan intensitas kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu lalangnya truk
pengangkut alat dan bahan pada jalur jalan pengangkutan, secara teori dapat didekati dengan
rumus dari Rau dan Wooten (1980) :

Leq = Lo1 + 10 log (N1/S1) + 10 log (15/d) + 0,s – 13

Dimana :

Loi = tingkat kebisingan kendaraan type I = 80 dBA (J. Rau dan Wooten, 1980)

Ni = jumlah kendaraan (truk) yang lewat per jam

Si = kecepatan rata-rata truk, 30 km/jam

d = jarak sumber bising terhadap titik pengukuran

S = “Shiedding Factor” = 3 dBA

Anda mungkin juga menyukai