Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI PENELITIAN

 Pengertian Metodologi : ilmu yang mempelajari cara untuk mencapai tujuan dan
sasaran
 Pengertian Penelitian : kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
memberikan pemecahan masalah serta mencapai tujuan dan sasaran secara ilmiah
dan sistematis
 Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan analisis
teoretis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan
yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu
usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang
memerlukan jawaban. Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari
berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang
mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi
masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah
sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu
berusaha untuk mengetahui sesuatu.] Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
 Prinsip metodologi

Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, di antaranya:


A. Rene Descartes
Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam ) prinsip metodologi
yaitu:
1. Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat
(common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang.
Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak
memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam
aktivitas ilmiah maupun penelitian.
Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode
yang dimaksud yaitu:
(a) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak
mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat
hindari kesimpulan-kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan
memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih daripada yang terpapar
dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi,
(b) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan
sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih
baik.
(c) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling
sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap
demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks dan dengan mengandaikan
sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban
baru.
(d) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan
tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak suatu pun
yang ketinggalan.
(e)Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis
metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.
3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan
metode sebagai berikut
(a) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama
yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
(b) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun
yang paling meragukan.
(c) Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia.
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita
memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat
membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan
kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu,
namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-
ragu.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi
yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang
meluas).Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan
Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa
bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan
tubuh. Jiwa manusia itu abadi.
B. Alfred Julesayer
karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip
metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:
1. Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran
suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan
2. Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk
menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan
sebagai pernyataan yang mengandung makna
3. Ayer menampik kekhawatiran metafisika dalam dunia ilmiah, karena pernyataan-
pernyataan metafisika (termasuk etika theologi) merupakan pernyataan yang
MEANING LESS (tidak bermakna) lantaran tidak dapat dilakukan verifikasi apapun.
C. Karl Raimund Popper
K.R. Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip
verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. K.R.
Popper mengajukan prinsip verifikasi sebagai berikut:
1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat
dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi. Teori-teori ilmiah selalu bersifat
hipotetis (dugaan sementara), tak ada kebenaran terakhir. Setiap teori selalu terbuka
untuk digantikan oleh teori lain yang lebih tepat.
2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari
pengamatan (observasi) secara teliti gejala (simpton) yang sedang diselidiki.
Pengamatan yang berulang -ulang itu akan memperlihatkan adanya ciri-ciri umum
yang dirumuskan menjadi hipotesis. Selanjutnya hipotesis itu dikukuhkan dengan cara
menemukan bukti-bukti empiris yang dapat mendukungnya. Hipotesis yang berhasil
dibenarkan (justifikasi) akan berubah menjadi hukum. K.R. Popper menolak cara
kerja di atas, terutama pada asas verifiabilitas, bahwa sebuah pernyataan itu dapat
dibenarkan berdasarkan bukti-bukti verifikasi pengamatan empiris.
3. K.R Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip FALSIFA
BILITAS, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya. Maksudnya
sebuah hipotesis, hukum, ataukah teori kebenarannya bersifat sementara, sejauh
belum ada ditemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya. Misalnya, jika ada
pernyataan bahwa semua angsa berbulu putih melalui prinsip falsifiabilitas itu cukup
ditemukan seekor angsa yang bukan berbulu putih (entah hitam, kuning, hijau, dan
lain-lain), maka runtuhlah pernyataan tersebut. Namun apabila suatu hipotesis dapat
bertahan melawan segala usaha penyangkalan, maka hipotesis tersebut semakin
diperkukuh (CORROBORATION).
 Karakteristik penelitian

1. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab


berbagai pertanyaan-pertanyaan atau dapat memecahkan suatu permasalahan yang
terdapat dalam batasan masalah
2. Metodologi penelitian adalah pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai
metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
3. Penelitian dan ilmu merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah.
 Proses penelitian

1. Masalah penelitian penelitian mencakup: penemuan masalah dan pemecahan


masalah tahap:identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok
masalah dan perumusan masalah kajian teoretis menyusun kerangka teoretis yang
menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian.
2. Pengujian fakta (data) mencakup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta yang
terkait dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta yang diperoleh melalui
pengamatan (0bservasi) atau survei. kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
memberi feed back pada masalah atau pertanyaan penelitian.
 Paradigma penelitian

Paradigma kuantitatif
a. Paradigma tradisional, positivis, eksperimental, empiris.
b. Menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
c. Realitas bersifat objektif dan berdimensi tunggal.
d. Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti.
e. Bebas nilai dan tidak bias.
f. Pendekatan deduktif.
g. Pengujian teori dan analisis kuantitatif.
 Paradigma kualitatif
a. Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern.
b. Menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial
berdasarkan kondisi realitas.
c. Realitas bersifat subjektif dan berdimensi banyak.
d. Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti.
e. Tidak bebas nilai dan bias.
f. Pendekatan induktif.
g. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.
 Perbedaan paradigma kuantitatif dengan paradigma kualitatif
Perbedaan antara Paradigma Kuantitatif dengan Paradigma Kualitatif terletak pada
asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan
memengaruhi strategi dan desain penelitian. Perbedaan asumsi tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Hubungan peneliti dengan fakta yang diteliti menurut paradigma kuantitatif
diasumsikan bersifat independen sehingga peneliti dapat menguji realitas fakta secara
objektif, terbatas pada dimensi tunggal, bebeas nilai. Sebaliknya menurut asumsi
paradigma kualitatif, penelitian berinteraksi dengan fakta yang diteliti sehingga lebih
bersifat subjektif, tidak bebeas nilai,
2 Proses penelitian paradigma kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif,
sedangkan pada penelitian paradigma kualitatif menggunakan pendekatan induktif.
3. Paradigma kuantitatif menekankan pengujian teori dengan analisis kuantitatif
dibandingkan pendekatan kualitatif yang memberikan tekanan pada penyusunan teori
melalui pengungkapan fakta dengan analisis kualitatif.
 Metode ilmiah

Metode ilmiah adalah prosedur atau cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah. Tidak semua pengetahuan
berupa ilmu, karena ilmu merupakan kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh
pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat
pengetahuan).
 Karakteristik ilmu

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar,


merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai
fakta atau fenomena alam (fakta yang benar atau umumnya bernilai benar).
Pengetahuan yang menjelaskan fenomena alam bermanfaat untuk memprediksi
fenomena-fenomena alam. Pengetahuan yang terkandung yang dinilai dalam ilmu
dinilai sebagai pengetahuan yang benar untuk menjawab masalah-masalah dalam
kehidupan manusia.
 Jenis-jenis penelitian ilmiah

Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-


kriteria tertentu, antara lain berdasarkan
(1) Tujuan;
(2) Pendekatan;
(3) Tempat;
(4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh;
(5) Bidang ilmu yang diteliti;
(6) Taraf Penelitian;
(7) Teknik yang digunakan;
(8) Keilmiahan;
(9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan.
 Kriteria penelitian ilmiah

1. Dapat menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya,


2. Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan,
3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan
pengungkapan data,
4. Telah mempunyai kemampuan untuk diuji ulang,
5. Memilih data dengan tepat sehingga hasilnya dapat dipercaya,
6. Menarik kesimpulan secara objektif,
7. Melaporkan hasil secara parsimony,
8. Hasil penelitian dapat digeneralisasi.
KAIDAH-KAIDAH PENELITIAN

1. Novelty (kebaharuan penelitian)

Kebaruan (novelty) atau kekinian (al-ashriyah) merupakan tolok ukur dalam penilaian
proses penelitian mahasiswa . Titik capaian penemuan kebaruan tidak serta merta
didapatkan begitu saja, namun melalui serangkaian tahapan yang boleh dibilang tidak
berjalan secara serial. Seringkali bahkan harus melalui proses melingkar, memutar,
dan mencoba alternatif jalan yang mungkin tampak secercah harapan akan kebaruan
itu di ujung jalan.

Ada beberapa tipe kebaruan :

a) Kebaruan tipe-1 (inventon)


b) Kebaruan tipe-2 (improvement)
c) Kebaruan tipe-3 (refutation)

Beberapa kriteria yag mungkin dapat digunakan untuk menilai suatu kebaruan sebuah
penelitian adalah:
1. Menyajikan sejumlah informasi baru dimana peneliti merupakan orang
pertama yang melakukannya.
2. Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi sejumlah kegiatan yang
sudah ada sebelumnya.
3. Melakukan sebagian karya asli yang dirancang orang lain.
4. Mengembangkan prouk baru untuk meningkatkan seuatu.
5. Menafsir ulang suatu teori mungkin pada konteks yang berbeda.
6. Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide seseorang.
7. Melakukan pekerjaan empiris yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
8. Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda untuk memecahkan
suatu masalah.
9. Mensitesis informasi yang baru dengan cara yang berbeda.
10. Memberikan inerpretasi baru menggunakan informasi yang ada sebelumnya.
11. Mengulangi penelitia dalam konteks yang lain, misalnya Negara yang
berbeda.
12. Menerapkan ide-ide yang ada ke daerah yang baru.
13. Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
14. Mengembangkan alat pertanian atau teknik baru.
15. Mengambil pendekatan yang berbeda, misalnya perspektif lintas-disiplin.
16. Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
17. Menambah pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
18. Melakukan pada sebelumnyastudi yang topik dan area yang belum ada
sebelumnya
19. Menghasilkan suatu analisis yang kritis yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
2. Sistematis (Struktur Bersifat Kaku)
Karya tulis dikatakan sistematis apabila setiap permasalahan yang diuraikan disusun
secara teratur, runtut, dan tidak tumpang tindih.
3. Referensi

Referensi adalah rujukan suatu untuk informasi yang dilakukan seseorang atau
pustakawan untuk membantu seseorang mendapatkan informasi.

Referensi banyak digunakan untuk keperluan penelitian atau study. Referensi bisa
diartikan sebagai bahan informaso atau bahanrujukan yang mutakhir dan digunakan
sebagai acuan untuk lebih maju.

Referensi yang dapat digunakan untuk membuat proposal :

1) Jurnal Internasional
2) Artikel Prosiding Internasional Seminar
3) Artikel Jurnal Nasional Terakreditasi DIKTI/LIPI
4) Artikel Prosiding Seminar Nasional

4. Konsistensi

Konsisten (consistency), yaitu yang dihasilkan harus memperlihatkan keajegan


dan konsistensi pemikiran yang utuh, baik secara keseluruhan maupun hubungan antar
bab bagian karya tulis yang disajikan.

5. Original

Original (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi, yaitu karya tulis yang
dihasilkan harus merupakan produk asli dan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki
serta permasalahan yang dihadapi di lingkungannya.

6. Validitas

Menurut Azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas di atas, maka


dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu standar ukuran yang
menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.

Menurut Arikunto (1999) suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya
sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.
TINGKATAN KARYA TULIS

1. Resume

Resume atau Ringkasan adalah suatu cara yang ekfektif untuk menyajikan
karangan yang panjang dalam sajian yang singkat.

Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang, yang


kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok dengan
membuang perincian serta ilustrasi.

Sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta


pendekatannya yang asli. Jadi ringkasan merupakan keterampilan memproduksi hasil
karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.

2. Laporan Praktikum

Laporan praktikum adalah laporan yang berisi hasil dari praktikum. Isi dari laporan
praktikum adalah:

a. Identitas Praktikan

b. Rumusan Masalah/Judul Praktikum

c. Tujuan Praktikum

d. Dasar Teori

e. Hipotesis

f. Variabel

g. Alat dan Bahan

h. Langkah Kerja/Prosedur Percobaan

i, Data/Hasil Pengamatan

j. Pembahasan (Jika ingin lebih detail)

k. Pertanyaan dan Jawaban (Jika ada)

l. Kesimpulan

3. Desain / Perancangan

Hasil dari desain / perancangan ini yaitu tugas akhir atau proyek akhir yang digunakan
sebagai output dari propsal.
4. Skripsi / Penelitian

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan


suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang
membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. [1]
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya
ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi
dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami,
menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan
bidang keilmuan yang diambilnya.
Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun
umumnya, proses penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:

 Pengajuan judul skripsi


 Pengajuan proposal skripsi
 Seminar proposal skripsi
 Penelitian
 Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan
hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
 Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan
proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.
Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut:

 Pengajuan judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen


 Penelitian dan bimbingan skripsi
 Seminar
 Sidang
 Revisi
5. Review
Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain
yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian
dalam literatur review ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas
tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya pada perumusan
masalah.

Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan


subyek penelitian. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan informasi yang relevan bagi penelitian. Penelusuran pustaka berguna
untuk menghindarkan duplikasi dari pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran
pustaka maka akan dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan.

Dalam membuat sebuah tulisan ilmiah, diperlukan sejumlah literatur yang


mendukung tulisan ataupun penelitian yang kita lakukan. Untuk mendapatkan literatur
tersebut, maka kita bisa mendapatkannya dengan cara membaca, memahami,
mengkritik, dan mereview literatur dari berbagai macam sumber. Tinjauan literatur
sangat penting peranannya dalam membuat suatu tulisan ataupun karangan ilmiah,
dimana tinjauan literatur memberikan ide dan tujuan tentang topik penelitian yang
akan kita lakukan.

Literatur review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang


beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet,
dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal.
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai
pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan
dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan sumbernya,
dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang ditetapkan. Suatu
literatur review yang baik haruslah bersifat relevan, mutakhir (tiga tahun terakhir),
dan memadai.

Landasan teori, tinjauan teori, tinjauan pustaka semuanya merupakan cara


untuk melakukan tinjauan literatur. Literatur review merupakan suatu cara untuk
menemukan, mencari artikel-artikel, buku-buku dan sumber-sumber lain seperti tesis,
disertasi, prosiding, yang relevan pada suatu isu tertentu atau teori atau riset yang
menjadi interest kita. Literatur review yang kita dapatkan masih bersifat umum atau
general (general problem).

6. Critical Review

Critical Review secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku m
aupun artikel. Critical Review bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi
suatu buku atau artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau mereview,
menginterpretasi serta menganalisis. Dan critical review bukan merupakan pembuktia
n benar atau salah suatu artikel atau buku. Mengenai keungguluan dan kelemahan jug
a dijadikan pertimbangan bagi reviwer.

Critical Review lazimnya diberikan pada acara perkuliahan di perguruan tinggi sebaga
i wujud tugas oleh dosen kepada mahasiswa. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkin
an bagi kalangan umum yang mempunyai keinginan untuk mengasah kemampuannya
dalam berpikir kritis. Di dalam perkuliahan, tugas critical review diberikan dengan tuj
uan agar mahasiswa mempunyai keinginan untuk membaca dan berpikir sistematis da
n kritis serta dapat memberikan pendapat melalui tulisannya. Dalam hal ini, akan sang
at membantu mahasiswa yang kurang memiliki ability dalam mengungkapkan pendap
at secara lisan. Tidak hanya itu, dengan menulis critical review, mahasiswa akan ditun
tut untuk dapat membaca berbagai literatur, dan menggali hal-
hal yang dianggap unik di dalam artikel atau buku yang dipilih untuk kemudian diperd
alam, sehingga dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian tertentu
. Dan yang paling penting, dengan menulis critical reviewpara reviewer dapat menguji
pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan s
erta pengalaman yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA

Rodame (2013).”Kebaruan atau Novelthy pada Penelitian”.[Online].Tersedia :


https://rodamemn.wordpress.com/2013/10/24/kebaruan-atau-novelthy-pada-
penelitian/ diakses pada 21 Juni 2017.

Maruli, DMK (2015). “Pengertian, Manfaat dan Langkah-Langkah Literatur Review”.


[Online]. Tersedia : http://globallavebookx.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-
manfaat-dan-langkah-langkah.html diakses pada 21 Juni 2017.

Endrew, Jossh (2012). “Pengertian Critical Review”. [Online]. Tersedia :


http://skalogram.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-critical-review.html diakses pada
21 Juni 2017.

Pratikta, Arihdya Caesar (2012). “Validitas dan Reabilitas”. [Online]. Tersedia :


https://arihdyacaesar.com/2012/01/13/validitas-dan-reliabilitas/ diakses pada 21 juni
2017.

S.Y, Ressa (2013). “Langkah-Langkah Membuat Ringkasan (resume) & contohnya”.


[Online]. Tersedia : https://syr92.wordpress.com/2013/11/06/langkah-langkah-
membuat-ringkasan-resume-contohnya/ diakses pada 21 Juni 2017

Aslan, Christian (2012). “Metode Ilmiah dan Laporan Praktikum”. [Online]. Tersedia
: http://biology-knowledges.blogspot.co.id/2012/04/metode-ilmiah-dan-laporan-
praktikum.html diakses pada 21 Juni 2017

Wikipedia. “Skripsi”. [Online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/Skripsi


diakses pada 21 Juni 2017.

Wikipedia. “Metodologi Penelitian ”. [Online]. Tersedia :


https://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_penelitian diakses pada 21 Juni 2017.

Wikipedia (2015) . “Statistika Deskriptif”. [Online]. Tersedia :


https://id.wikipedia.org/wiki/Statistika_deskriptif diakses pada 21 Juni 2017

Wikipedia (2017) . “Statistika Inferensial”. [Online]. Tersedia :


https://id.wikipedia.org/wiki/Statistika_inferensi diakses pada 21 Juni 2017

Hidayat, Anwar (2013). “Uji F dan Uji T”. [Online]. Tersedia :


https://www.statistikian.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html diakses pada 21 Juni 2017

Hidayat, Anwar (2012). “Tutorial Rumus Chi Square dan Metode Hitung”. [Online].
Tersedia : https://www.statistikian.com/2012/11/rumus-chi-square.html diakses pada
21 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai