Anda di halaman 1dari 17

Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, salawat beserta salam semoga
Allah limpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
umatnya sampai akhir zaman.

Berbagai cara dan upaya telah saya lakukan untuk menyelesaikan makalah tugas ini. Saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih kurang dari harapan mengingat kemampuan
yang dimiliki terbatas.

Maka dari itu, saya sangat membutuhkan kritik dan saran untuk kemajuan pengetahuan
serta kemampuan saya untuk kedepannya. Tak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu saya untuk mensukseskan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya
dan para pembaca pada umumnya.

Bandung, Maret 2017

Penulis

Yunitiar Resti P (1506381) Page i


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 3

1.4 Metode Penulisan .................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4

2.1 Pengertian Perbaikan Tanah ................................................................................................. 4

2.2 Perbaikan Tanah Dengan Kimiawi ....................................................................................... 5

2.3 Bahan-Bahan Pemantap atau Pembenah Tanah (Soil Conditioner) ..................................... 6

2.4 Cara Penggunaan Pemantap atau Pembenah Tanah (Soil Conditioner) ............................... 7

2.5 Macam-macam Stabilitas ...................................................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...................


15

Yunitiar Resti P (1506381) Page ii


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian tanah secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan material yang terdiri
dari butiran (agregat) berupa mineral padat yang tidak terikat secara kimiawi satu sama lain .
Tanah juga terdiri dari partikel-partikel padat itu sendiri serta zat cair dan gas yang mengisi
rongga-rongga kosong yang berada diantara partikel-partikel padat tersebut.

Tanah pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu kerikil (gravel), pasir
(sand), lanau (silt), dan lempung (clay), berdasarkan ukuran partikel yang paling dominan dari
tanah tersebut (Das, 1994). Pada uji laboratorium yang akan dilakukan, jenis tanah yang akan
diuji dan hasilnya dituliskan dalam tugas akhir ini adalah jenis tanah lempung (clay).

Stabilisasi tanah adalah suatu usaha yang dipakai untuk memperbaiki bahkan mengubah
sifat tanah dasar dengan tujuan agar tanah dasar tersebut dapat meningkat mutu dan kemampuan
daya dukungnya sehingga aman terhadap konstruksi bangunan yang akan didirikan di atasnya.
Jenis-jenis stabilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

1. Mekanis

Jenis stabilisasi ini dilakukan dengan cara pemadatan (compaction) Pemadatan dapat
dilakukan dengan berbagai jenis peralatan mekanis seperti : mesin gilas (roller), benda berat
yang dijatuhkan, ledakan, tekanan statis, tekstur,pembekuan, pemanasan ,dan sebagainya.

2. Fisis

Stabilisasi secara fisis dilakukan melalui perbaikan gradasi tanah dengan menambah
butiran tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang, guna mencapai gradasi yang rapat. Hal
ini bertujuan agar tanah dasar tersebut dapat memenuhi spesifikasi yang telah disyaratkan.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 1


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

3. Kimiawi (Modification by Admixture)

Yang dimaksud dengan stabilisasi secara kimiawi ialah cara menambahkan bahan kimia
pada tanah dasar yang akan ditingkatkan mutunya. Bahan kimia ini antara lain terdiri dari adalah
Portland cement (PC), lime, bitumen, kapur, abu sekam padi, fly ash dan lain-lain.

Kerusakan tanah di Indonesia diperkirakan sudah cukup parah, karena penggunaan tanah
khususnya dibidang pertanian hanya memperhatikan hasil dari tanaman yang dibudidayakan
tampa ada pembenahan terhadap tanah yang dipakainnya. Banyaknya lahan pertanian yang
sering dimanfaatkan oleh sebagian penduduk khususnya masyarakat Indonesia tidak menutup
kemungkinan rusaknya tanah sebagai media pertanian apabila kurang terawat. Ditambah lagi
karena terkontaminasi bahan-bahan kimia dan bencana alam contohnya banjir. Penggunaan dan
pemanfaatan lahan/tanah ini juga harus diimabngi dengan perbaikan dan pencegahan sekaligus
juga melindungi supaya tidak terjadi erosi tanah.
Tampa adanya pembenahan ditambah dengan penggunaan bahan-bahan kimia yang terus
menerus menyebabkan kerusakan pada tanah dan air. Kerusakan yang dialami oleh tanah dan air
karena faktor-faktor yang merugikan, merupakan satu kesatuan oleh karena itu setiap perlakuan
yang diberikaan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan pada
tempat-tempat hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan air adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan atau sangat berhubungan erat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah perbaikan tanah secara kimiawi
(kimia) adalah:
1. Apa itu perbaikan tanah?
2. Apa itu metoda perbaikan tanah secara kimiawi?
3. Apa saja bahan-bahan pembenah tanah?
4. Bagaimana cara pembenahan tanah?
5. Apa saja macam-macam stabilitas?

Yunitiar Resti P (1506381) Page 2


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu perbaikan tanah.
2. Mengetahui metode perbaikan tanah secara kimiawi.
3. Mengetahui bahan-bahan pembenah tanah.
4. Mengetahui cara pembenahan tanah.
5. Mengetahui macam-macam stabilitas.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang dilakukan adalah studi pustaka dan menginterpretasikannya
dengan pengetahuan pembaca.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 3


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perbaikan Tanah


Perbaikan dan perkuatan tanah merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas karakteristik tanah, utamanya parameter kuat geser tanah yang akan
mendukung sebuah struktur sehingga mampu menahan beban struktur yang akan dibangun
dengan deformasi yang dizinkan. Secara garis besar perbaikan dan perkuatan tanah dimaksudkan
untuk :

 Menaikkan daya dukung & kuat geser


 Menaikkan modulus
 Mengurangi kompressibilitas
 Mengontrol stabilitas volume (shringking & swelling)
 Mengurangi kerentanan terhadap liquifaksi
 Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi
 Memperkecil pengaruh lingkungan

Stabilisasi dapat berupa tindakan – tindakan sbb :

 Menambah kepadatan tanah


 Menambah material yang tidak aktif, sehingga mempertinggi kohesi dan / atau tahanan
geser
 Menambah material agar dapat mengadakan perubahan – perubahan alami dan kimiawi
material tanah
 Merendahkan permukaan air tanah (drainase)
 Mengganti tanah yang buruk

Yunitiar Resti P (1506381) Page 4


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

2.2 Perbaikan Tanah Dengan Kimiawi


Stabilisasi tanah secara kimiawi adalah panambahan bahan stabilisasi yang dapat
mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. Biasanya digunakan untuk tanah
yang berbutir halus. Bahan yang digunakan untuk stabilisasi tanah disebut stabilizing agents
karena setelah diadakan pencampuran menyebabkan terjadinya stabilisasi. Untuk masih dapat
memanfaatkan tanah-tanah kohesif setempat sebanyak mungkin secara ekonomis, maka
dipergunakan stabilizing agents, yang karena proses kerjanya dan sifat pengaruh yang
ditimbulkan kepada bahan yang distabilkan menyebabkan stabiisasi dengan menggunakan
bahancampuran ini. Di dalam usaha stabilisasi tanah ini, kita mengenal banyak jenis stabilizing
agents. Diantara sekian banyak stabilizing agents, yaitu air sendiri di dalam jumlah yang tepat
dan tanah liat dalam jumlah proporsional. Untuk menahan air diperlukan stabilizing agentsi
(garam laut) pada air tersebut yang sifatnya higroskopis dapat mengikat air dalam jangka waktu
yang lama. Adapun stabilizing agents untuk tanah liat antara lain adalah kapur pasang (hydrated
lime), Portland cement (PC), bitumen, dan lain-lain. Stabilizing agents yang disebutkan tadi
merupakan bahan-bahan yang menghasilkan produk yang baik sesuai dengan tujuan penstabilan
tanah yang bersangkutan, derajat peningkatan mutu yang dikehendaki dan mudah dikerjakan.
Pada umumnya, stabilisasi kmiawi adalah jenis usaha yang cukup mahal dan memerlukan
ketelitiandan kecermatan bekerja yang tinggi
Holtz dan Kovacs (1981), mengemukakan bahwa penggunaan bahan kimia untuk
stabilisasi tanah atau meningkatkan kekuatan tanah sangat mungkin dilakukan karena adanya
peristiwa pertukaran ion (ion exchange). Pertukaran ion tersebut adalah antara ion-ion negatif
(anion) yang berada pada permukaan lempung dengan ion-ion positif (kation) yang ada
disekitarnya. Selain karena mengandung exchange cation, efektifitas fly ash sebagai bahan
tambah kimia dikarenakan mengandung senyawa silikat dan aluminat sehingga dikategorikan
sebagai bahan pozzolan. Sebagai bahan pozzolan fly ash memiliki kemampuan untuk terhidrasi
seperti potland cement dan melakukan sementasi pada tanah.

Penggunaan fly ash disarankan antara 10 - 20 % karena penambahan fly ash lebih dari 20
% tidak memberikan pengaruh yang signifikan bahkan cenderung menimbulkan pengurangan
pada kekuatan tanahnya. Penambahan fly ash sebesar 15 % akan memiliki kekuatan
mengembang lebih kecil dibanding dengan tanah lempung campuran atau penambahan 5 % fly
ash. Hal ini disebabkan karena struktur partikelnya lebih rapat sehingga struktur partikel

Yunitiar Resti P (1506381) Page 5


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

lempung yang dicampur fly ash 15 % lebih berdekatan dan menghasilkan kepadatan kering lebih
tinggi serta struktur atau fibrikasi partikel yang lebih kuat. Penambahan fly ash 15 % merupakan
persen optimum fly ash sebagai bahan stabilisasi. Fenomena ini terjadi akibat hidrasi CaO akibat
reaksi penambahan fly ash dengan menghasilkan struktur kepadatan yang lebih tinggi dan harga
kepadatan kering yang lebih besar. Stabilisasi dengan berbagai macam peralatan mekanis seperti
:

a. Kerikil untuk kohesif (lempung)

b. Lempung untuk tanah berbutir kasar

c. Pencampur kimiawi seperti :

- semen portland (pc)

- gamping / kapur

- abu batu bara

2.3. Bahan-Bahan Pemantap atau Pembenah Tanah (Soil Conditioner)

Dalam melakukan metoda konservasi tanah dan air secara kimiawi adalah menggunakan
bahan-bahan kimia untuk pembenah dan pemantap tanah (soil conditioner) sehingga terjadi
stabilitas pada agregat tanah. Bahan-bahan kimia tersebut adalah:
a) MSC, campuran dimethyldicholorosilane dan methyltricholorosilane. Berupa cairan yang
mudah menguap, gas yang terbentuk bercampur dengan air tanah. Senyawa yang terbentuk
membuat agregat tanah stabil.
b) Krilium, merupakan garam natrium dari polyacrylonitrile yang sering digunakan pada
konservasi tanah dan air.
c) Emulsi Bitumen, merupakan bahan pemantap tanah , berbentuk cairan. Bahan Emulsi
Bitumen ini terdiri dari bahan-bahan kimia lainnya, seperti:
 Polimer tidak terionisasi: Polyvinyl alcohol (PVA)
 Polyanion:
- Polyvinyl acetate (Pva),
- Polyacrylonitrile setengah terhidrolisa (HpPAN),
- Poly acrylic acid (PAA),

Yunitiar Resti P (1506381) Page 6


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

- Vinyl acetate malcid accid copolymer (VAMA).


- Polication: Dhimethylaminoethylmetacrylate (DAEMA)
+ dan -
- Dipole Polimer (gugus ): Polyacrylamide (FAM). Contoh penggunaan PAM
bersifat non-hidrofobik, memiliki bagian aktif amide yang mengikat –OH pada butir
liat melalui ikatan hidrogen. Cara aplikasi: PAM dicampur air dengan perbandingan
volume tertentu. Dicampurkan ke tanah dengan menyemprotkan emulsi tersebut ke
permukaan tanah kemudian diaduk dengan cangkul/garu. Pengaruh terhadap
perbaikan struktur tanah dipengaruhi: BM polimer, optimum PAM 106, Kandungan
air tanah, optimum pada titik lengkung terbesar pada kurva Pf, Konsentrasi emulsi,
tanah berkadar liat tinggi lebih sedikit daripada tanah berpasir.

2.4 Cara Penggunaan Pemantap atau Pembenah Tanah (Soil Conditioner) pada Emulsi
Bitumen
Emulsi Bitumen (Soil Conditioner) merupakan bahan pemantap tanah, berbentuk cairan,
beberapa bahan pemantap lainnya yang berupa cairan ialah Polyurethane, Polyacrylamide,
Polyacrylacid dan lain-lain, sedangkan yang berbentuk serbuk misalnya Polysachharide,
Polyvinylalcohol dan lain-lain.
Beberapa cara penggunaan bahan pemantap tanah (Soil conditioner) dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Pemakaian dipermukaan tanah (surface aplikation), dimana larutan atau emulsi zat kimia
pembenah tanah yang digunakan pada pengenceran yang dikehendaki disemprotkan
langsung ke atas permukaan tanah dengan alat sprayer yang biasa digunakan untuk
membrantas hama. Cara ini dapat dilakukan untuk penelitian dilaboratorium dan lapangan.
b) Pemakaian secara dicampur (incorporation treatment), dimana larutan atau emulsi zat kimia
pemantap tanah dengan pengeceran yang dikehendaki disemprotkan kedalam tanah,
kemudian tanah tersebut dicampur dengan bahan kimia tadi sampai merata, biasanya sampai
kedalaman 0 – 25 cm. Cara ini biasanya dilakukan dalam penelitian dilaboratorium dalam
jumlah yang kecil dan juga untuk pemakaian dilapangan, dalam areal yang luas biasanya
menggunakan mesin penyemprot khusus seperti traktor.
c) Pemakaian setempat/lubang (Local/pit treatment), dimana penggunaan bahan kimia ini
disemprotkan secara setempat-setempat pada tanah atau terbatas pada lubang-lubang

Yunitiar Resti P (1506381) Page 7


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

tanaman saja (umpamanya lubang: 60 x 60 x 60 cm). Cara ini biasanya dilakukan


dilapangan saja pada areal yang akan ditanami tanaman tahunan dalam rangka usaha
penghijauan.

2.5 Macam-macam Stabilitas


1. Stabilisasi Tanah Dengan Semen
Stabilisasi tanah dengan semen diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang
telah dihancurkan, semen dan air, yang kemudian dipadatkan sehingga menghasilkan
suatu material baru disebut Tanah – Semen dimana kekuatan, karakteristik deformasi,
daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat disesuikan dengan kebutuhan untuk
perkerasan jalan, pondasi bagunan dan jalan, aliran sungai dan lain-lain (Kezdi, 1979 :
108). Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan semen adalah sebagai
berikut:

 Absorbsi air dan reaksi pertukaran ion;

Bila Semen Portland ditambahkan pada tanah, ion kalsium Ca++ dilepaskan
melalui proses hidrolisa dan pertukaran ion berlanjut pada permukaan partikel-partikel
lempung, Butiran lempung dalam kandungan tanah berbentuk halus dan bermuatan
negatif. Ion positif seperti ion hidrogen (H+), ion sodium (Na+), ion kalsium (K+), serta
air yang berpolarisasi, Dari reaksi-reaksi kimia tersebut di atas, maka reaksi utama yang
berkaitan dengan kekuatan ialah hidrasi dari A-lit (3CaO. SiO2) dan B-lit
(2CaO.SiO2), sehingga membentuk kalsium silikat dan kalsium aluminat yang
mengakibatkan kekuatan tanah meningkat.

Reaksi pozolan; semuanya melekat pada permukaan butiran lempung. Dengan


reaksi ini partikel-partikel lempung menggumpal sehingga mengakibatkan konsistensi
tanah menjadi lebih baik.

 Reaksi pembentukan kalsium silikat dan kalsium aluminat;

Secara umum hidrasi adalah sebagai berikut:

2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.2SiO2 . 3H2O+3Ca(OH)2

2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.2SiO2 . 3H2O+ Ca(OH)2

Yunitiar Resti P (1506381) Page 8


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

Reaksi antara silika (SiO2) dan alumina (AL2O3) halus yang terkandung dalam
tanah lempung dengan kandungan mineral reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan
kapur dan air. Hasil reaksi adalah terbentuknya kalsium silikat hidrat seperti:
tobermorit, kalsium aluminat hidrat 4CaO.Al2O3.12H2O dan gehlenit hidrat
2CaO.Al2O3.SiO2.6H2O yang tidak larut dalam air. Pembentukan senyawa-senyawa
ini berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan
lebih stabil.

Jadi semen yang umum digunakan untuk stabilisai tanah dengan bahan semen
adalah ordinary portland cement atau dikenal sebagai semen tipe I.

 Spesifikasi umum untuk Campuran renolith dalam Semen-Tanah

Untuk meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan proses stabilisasi semen untuk


konstruksi dan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan setiap stabilisasi semen
karena penyusutan dari semen – tanah, maka perlu tentang pengaturan secara benar
apabila dimasukkannya renolith dimasukkan dalam campuran semen – tanah.

Tabel. 1 Desain campuran Semen - Renolith untuk Berbagai Jenis Tanah

Typical
Typical Typical percentage of
ASTM percentage of
AASHTO percentage of OMC
cement
Soil Renolit
soil classification to aggregate weight
classification To aggregate
to cement weight (Approximatety)
weight

GW, GP, GM,


A-1-a 3-5 5 6%
SW, SP, SM

GM, GP,
A-1-b 5-8 5 6%
SM,SP

GM, GC, SM,


A-2 5-9 5-7 10% - 15%
SC

Yunitiar Resti P (1506381) Page 9


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

A-3 SP 7-11 10 10%

A-4 CL, ML 7-12 10 12%

A-5 ML,MH,CH 10-13 10-12 12%

A-6 CL,CH 10-15 10-12 10% - 12%

A-7 MH, CH 10-16 10-12 10% - 12%

***OMC = Optimum Moisture Content /Kadar air optimun

2. Stabilisasi Tanah Dengan Kapur


Stabilitas tanah kapur yaitu mencampur tanah dengan kapur dan air pada lokasi
pekerjaan di lapangan untuk merubah sifat-sifat tanah tersebut menjadi material yang lebih
baik yang memenuhi ketentuan sebagai bahan konstruksi yang diijinkan dalam
perencanaan. Kapur bereaksi dengan air tanah sehingga merubah sifat tanahnya,
mengurangi kelekatan dan kelunakan tanah. Sifat ekspansif yang menyusut dan
berkembang karena kondisi airnya akan berkurang secara drastis karena butir kapur.

Ada beberapa jenis kapur antara lain :

• kapur tipe I adalah kapur yang mengandung kalsium hidrat tinggi; dengan kadar
Magnesium Oksida (MgO) paling tinggi 4% berat;
• kapur tipe II adalah kapur Magnesium atau Dolomit yang mengandung Magnesium
Oksida lebih dari 4% dan paling tinggi 36% berat;
• kapur tohor (CaO) adalah hasil pembakaran batu kapur pada suhu ± 90°C,
dengan komposisi sebagian besar Kalsium Karbonat (CaCO3);
• kapur padam adalah hasil pemadaman kapur tohor dengan air, sehingga membentuk
hidrat [Ca(OH)2].

Mekanisme dasar stabilisasi dengan kapur :

1. Adanya ikatan ion Ca, Mg dan Na yang menyebabkan bertambahnya ikatan antara
partikel tanah.
2. Adanya proses sementasi (antara kapur dan tanah sehingga kekuatan geser/daya dukung
tanah menjadi naik)

Yunitiar Resti P (1506381) Page 10


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

3. Stabilitas tanah dengan campuran kapur hanya efektif digunakan untuk tanah lempung
dan tidak efektif untuk tanah pasir

Material yang diperlukan pada stabilitas tanah kapur :

1. Kapur

Berdasarkan SNI 03-4147-1996 Kapur yang digunakan sebagai bahan stabilisasi


tanah adalah kapur padam dan kapur tohor.

2. Tanah

• Efektif digunakan pada tanah lempung yang plastisitasnya tinggi.

• Membuat struktur tanah jadi rapuh sehingga mudah dipadatkan dengan konsekuensi
nilai kepadatan maksimum menjadi turun

3. Air

• Air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung asam.

• Air laut boleh digunakan tapi tidak boleh mengalami kontak dengan lapisan
aspal

3. Stabilisasi Tanah Dengan Abu Batubara (fly ash)


Proses pembakaran batu bara pada PLTU menghasilkan limbah berupa limbah
cair dan limbah padat.

Fly Ash dan Bottom Ash merupakan limbah padat sisa pembakaran batu bara.
Limbah cair antara lain (oily drain, aux drain, boiler cleaning, ash disposal area, coal pile
storage area, boiler blowdown, FGD blow down). Menurut ASTM C 618 Fly Ash dibagi
menjadi 2 kelas yaitu Fly Ash kelas F dan Fly Ash kelas C. Perbedaan utama dari kedua
Fly Ash tersebut adalah banyaknya unsur kalsium, silika, aluminium, dan kadar besi
dalam ash.

a. Fly Ash kelas F merupakan Fly Ash yang diproduksi dari pembakaran batu bara
antrachite atau bituminous, mempunyai sifat pozzolanic dan untuk mendapatkan sifat

Yunitiar Resti P (1506381) Page 11


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

cementitious harus diberi penambahan quick lime, hydrated lime, atau semen. Fly
Ashkelas F memiliki kadar kapur yang rendah (CaO < 10%).
b. Fly Ashkelas C merupakan Fly Ashyang diproduksi dari pembakaran batu bara lignite
atau subbituminous yang mempunyai sifat pozolanic serta self cementing (kemampuan
untuk mengeras dan menambah kekuatan apabila bereaksi dengan air tanpa penambahan
kapur). Fly Ashkelas C biasanya memiliki kadar kapur (CaO) > 10%.

Keuntungan menggunakan Fly Ash pada aplikasi Geotechnical Engineering,


seperti soil improvement untuk konstruksi jalanadalah dari segi ekonomi, lingkungan,
dan mengurangi shrinkage-cracking problempada penggunaan semen sebagai bahan
stabilisasi. Salah satu penanganan lingkungan yang dapat diterapkan adalah
memanfaatkan limbah fly ash untuk keperluan bahan bangunan teknik sipil. Namun
pemanfaatan limbah fly ash masih belum maksimal dilakukan.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 12


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Stabilisasi tanah adalah suatu usaha yang dipakai untuk memperbaiki bahkan mengubah
sifat tanah dasar dengan tujuan agar tanah dasar tersebut dapat meningkat mutu dan kemampuan
daya dukungnya sehingga aman terhadap konstruksi bangunan yang akan didirikan di atasnya.
Sedangkan stabilisasi tanah secara kimiawi adalah panambahan bahan stabilisasi yang dapat
mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. Sehingga cara ini dapat menguntungkan
dan memudahkan dalam pembangunan.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan stabilisasi adalah untuk meningkatkan
kinerja perkerasan. Karena kinerja perkerasan tidak semata-mata menyangkut kekuatan, maka
dalam rangka memilih cara stabilisasi yang tepat perlu diketahui alasan perlunya stabilisasi.
Adapun beberapa alasan konvensional yang melatar belakangi perlunya stabilisasi adalah:

a. Kondisi tanah dasar yang jelek. Stabilisasi tanah dasar adalah untuk meningkatkan mutunya
sehingga tebal perkerasandapat dikurangi.

b. Bahan lapis pondasi yang terbatas. Kasus nyata yang sering terjadi di lapangan adalah
tingginya platisitas bahan. Dalam haltersebut, plastisitas dapat diturunkan dengan
menambahkan kapur atau semen ke dalam bahan.

c. Pengendalian debu. Meskipun sejauh ini penggunaan bahan stabilisasi untuk mengendalikan
debu belum populer di Indonesia, namun beberapa Negara telah menggunakannya.

d. Pengendalian kadar air. Beberapa bahan kimia dapat menahan air dalam tanah sehingga pada
musim kemarau memungkinkan tanah mudah untuk dipadatkan. Pada kasus yang ekstrim,
kemungkinan tanahdalam keadaan yang sangat basah sehingga sulit dipadatkan. Untuk
mengatasi hal tersebut, dapat digunakan bahan stabilisasi yang dapat ‘mengeringkan’ tanah.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 13


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

3.2 Saran
Jika ingin melakukan pembangunan di atas lahan tanah yang kurang baik, sebaiknya
sebelum melaksanakan pembangunan harus melakukan stabilisasi tanah terlebih dahulu.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 14


Perbaikan Tanah Secara Kimiawi

DAFTAR PUSTAKA

De Boodt, M. 1975. Use On Soil Conditioners Around the World, Publikasi khusus SSSA No.
71, PP 1-12.
Departemen Pertanian RI. 2006. Pengaruh Penggunaan Tanah Tegalan dengan Berbagai
Macam Tanaman Setahun Terhadap Erosi dan Run OFF. Lembaga Penelitian Tanah.
Bogor.
Kartasapoetra, G, dkk. 1987. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT. Melton Putra. Jakarta.
Saifuddin Sarief. 1980. Beberapa Masalah Pengawetan Tanah dan Air. Faperta-UNPAD.
Bandung.
Sitanala, Arsyad. 1989. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanha. IPB Bogor.
Saputra, Adi. https://www.scribd.com/doc/30078554/Stabilisasi-Tanah-Dasar
Kartasapoetra, G, dkk. 1987. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT. Melton Putra. Jakarta.

Yunitiar Resti P (1506381) Page 15

Anda mungkin juga menyukai