Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian dan
Perencanaan Proyek.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang studi kelayakan
teknis, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Terimakasih saya ucapkan pada Ibu Ir. Rochany Natawidjana ,M.T. selaku dosen
yang telah membimbing saya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia.
Penyusun
1
ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN
PURIMAS SURABAYA
Abstrak
Metode yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah dengan mengumpulkan data
primer dan sekunder. Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisa aspek teknis yang
meliputi tiga perode masa konstruksi. Dan untuk aspek finansial dilakukan perkiraan
pendapatan dan pengeluaran serta penilaian investasi baru kemudian dilakukan analisa
sensitivitas.
Dari segi teknis, dalam masa pra konstruksi dan masa konstruksi, pembangunan
Apartemen Purimas telah layak karena sesuai dengan standar zoning dan peraturan yang
berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Akan tetapi pada masa pasca
konstruksi, dari segi pemenuhan fasilitas parkir, masih belum tercukupi. Dari segi
finansial, harapan pengembalian investasi dengan umur 10 tahun dapat dipenuhi dengan
perolehan manfaat MARR 12% yang ditetapkan yaitu perolehan IRR 39%. Dengan nilai
investasi sebesar Rp. 190.469.027.500,00 dihasilkan NPV sebesar Rp. 27.711.299.139,00
dengan tingkat penjualan 80%. Dari analisa sensitivitas, Apartemen Purimas akan
menjadi tidak layak jika tingkat penjualan dibawah 67%.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Soeharto, 1997) Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan.
5. Bersifat kompleks.
Mutu, dalam bentuk kinerja yang harus memenuhi syarat tertentu. Proyek konstruksi
adalah proyek dengan komponen kegiatan dari pengkajian kelyakan, design engineering,
pengadaan dan konstruksi (Iman Soeharto, 1997).
3
1.2 Studi Kelayakan Proyek
4
1.1.1 Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan
pertama dilakukan pengkajian dalam usulan proyek investasi, alasannya adalah
tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar
yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Itulah sebabnya jika dalam
kajian pada aspek pasar ini suatu usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak,
maka tidak perlu lagi mengkaji aspek-aspek yang lain. Dalam kajian aspek pasar
akan mempelajari tentang.
5
1.3.1.1 Penggolongan Kelas Hotel
Kriteria mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek produk
meliputi 12 unsur dan 15 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub
unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur. Kriteria mutlak
untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur
dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek
pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur.
Kriteria tidak mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek
produk meliputi 32 unsur dan 147 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 14 unsur
dan 40 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur.
Kriteria tidak mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek
produk meliputi 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5
sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur.
6
BAB II
METODE
A. Tahap Telaah
Langkah awal dalam menyusun Tugas Akhir ini, yaitu dilakukan pengumpulan data-data
finansial pembangunan proyek yang dibuat pihak owner, kemudian direkapitulasi sesuai
kebutuhan penelitian. Setelah itu dilakukan analisa data yang dibagi menjadi dua bagian. Segi
Teknis dilakukan perhitungan menyangkut luasan bangunan dan penunjangnya yang hasilnya
digunakan untuk perbandingan dengan standar yang disyaratkan. Sedangkan dari Segi
Finansial dilakukan pengolahan data keuangan dalam bentuk aliran kas masuk, serta
perkiraan aliran kas keluar yang akan terjadi selama masa investasi, kemudian dilakukan
analisa kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of
Return (IRR). Setelah mengetahui NPV, dilanjutkan Analisa Sensitivitas yaitu memaparkan
perubahan investasi yang dapat terjadi akibat perubahan variabel analisa investasi.
2.1 Umum
Pada umumnya studi kelayakan menyangkut beberapa hal yang harus dipelajari antara
lain aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Pada studi
ini yang dianalisis adalah aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial.
Dalam analisis biaya dilakukan dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan cara
mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Dari
data yang dikumpulkan dilakukan penyusunan secara sistematis biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pembangunan proyek dan manfaat dalam bentuk uang yang akan
didapat pada pengoperasian proyek.
Kajian terhadap aspek finansial dilakukan setelah dipelajari dan dinilai dari segi
aspek pasar dan teknis. Dari kajian aspek finansial inilah dapat diketahui layak dan
tidaknya proyek hotel tersebut untuk dibangun.
7
yang mempengaruhi dalam analisa biaya/cost proyek terdiri dari:
Biaya pengadaan tanah adalah harga sewa tanah untuk proyek hotel tersebut.
b. Biaya perijinan
Biaya perijinan meliputi semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh izin
melaksanakan proyek dan beroperasinya hotel tersebut
c. Biaya konstruksi
Biaya operasional yaitu biaya-biaya yang diperlukan seperti misalnya biaya untuk
pemasaran, biaya operasional kantor dan lain sebagainya.
8
BAB III
Proyek Apartemen Purimas dibangun di atas lahan yang terletak di Jl. I Gusti Ngurah Rai No 44
Surabaya. Terdiri dari 624 unit apartemen yang tersebar pada 14 lantai dalam satu tower. Lahan pembanguan
Apartemen Purimas ini berada pada kawasan purimas yang memang diperuntukan sebagai pemukiman.
Berdampingan dengan kawasan perumahan dan terletak tepat di depan akses masuk kawasan purimas,
apartemen ini diharapkan dapat menarik berbagai peminat. Dengan luas lahan 3802 m2 dan dasar
bangunanseluas 1520,25 m2.
B Analisa Teknis
Masa Pra Konstruksi
Zoning
diperuntukkan untuk kawasan Jl. I Gusti Ngurah Rai Unit Pengembangan I, dimana lahan diperuntukan sebagai
permukiman, maka proyek pembangunan Apartemen Purimas lulus uji kriteria ini.
Di bawah ini perhitungan Koefisien Dasar Bangunan proyek pembangunan Apartemen Purimas:
3802 2
Hunian = 16458 m2
2
Fasilitas gedung dan pelengkap = 8476,5 m +
Total = 24934,5m2
KLB = 24934,5 2 = 6,55 ≈ 655% < 1500%
3802 2
Ruang Terbuka
Koefisien Dasar Bangunan Apartemen Purimas
sebesar 39,9% artinya bahwa Purimas telah menyisakan lahan terbuka seluas 60,1%.
9
Masa Konstruksi
Dalam masa konstruksi ditinjau faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu
pembangunan sesuai yang tertera pada Permen PU No.45/2007 tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung
Negara.. Disini dipertimbangkan garis besar faktor-faktor seperti ketersediaan lahan, ketersediaan material,
tenaga kerja, alat berat dan metode konstruksi.
a) Luas lahan pada proyek ini adalah 3802 m2 dan luas lahan yang dipakai untuk pembangunan 1520,25 m2,
dimana masih tersedia lahan kosong yang bisa dipakai untuk proses bongkat muat material dan lainnya.
Kontur pada proyek pembangunan Apartemen Purimas cukup baik sehingga proses konstruksi dapat
dengan mudah dilaksanakan.
b) Ketersediaan material pada proyek pembangunan Apartemen Purimas ini didapat dari daerah sekitar
Surabaya. Jika terjadi kekurangan pasokan dari Surabaya, kontraktor biasanya memesan dari Jakarta.
Jumlah volume ready mix yang didatangkan mencapai 80 m3/minggu. Jumlah ini didatangkan dari 3
supplier yaitu surya mix, surya beton dan holcim. Letak material dari proses bongkar muat berada pada
salah satu sisi jalan yang tadinya merupakan jalur untuk kendaraan
keluar dari kawasan Purimas.
c) Tenaga kerja yang dipekerjakan pada proyek ini didatangkan dari daerah Surabaya dan Jawa Tengah.
Jumlahnya 219 orang, sudah termasuk mandor, operator alat, tenaga ahli dan tenaga kasar. Pekerja ini
berasal dari 8 sub kontraktor. Para pekerja dibagi untuk shif pagi dan shif malam. Dapat disimpulkan
bahwa Apartemen Purimas telah memenuhi syarat dari sisi ketersediaan dan supply tenaga kerja
d) Alat berat yang dipakai pada proyek ini adalah 2 tower crane yang berasal dari kontraktor PT. Nusa Raya
Cipta. Tower crane ini didatangkan dari Jakarta dan kemudian dirakit di Surabaya.
e) Proyek pembangunan Apartemen Purimas ini menggunakan metode konstruksi konvensional. Kolom dan
balok merupakan tulangan yang dipasang pada
struktur bangunan yang kemudian dipasang bekisting baru dilakukan pengecoran. Untuk komponen
dinding memakai bata ringan guna memperkecil beban strukturnya.
Dari beberapa aspek pada proses konstruksi tersebut, proyek pembangunan Apartemen Purimas
Surabaya telah sesuai dengan Permen PU No.45/2007, tentang Pedoman Teknis Bangunan Gedung Negara.
Ada banyak akses untuk menuju ke Apartemen Purimas. Salah satunya melewati jalan rungkut madya
jika berasal dari Surabaya bagian selatan atau barat. Banyak pengendara dari bandara juanda yang ingin menuju
ke Surabaya bagian timur memilih jalan ini, dan secara tidak langsung akan melewati Apartemen Purimas.
Disamping itu, dengan selesai dibangunnya proyek jalan MERR, maka semakin mudah pula akses untuk menuju
Apartemen Purimas.
Demi kepuasan dan kenyamanan penghuninya, Apartemen Purimas menyediakan berbagai fasilitas
pendukung. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain taman, parkir ground dan basement, area belanja, area makan,
fitness center, tempat bermain anak, spa dan sauna, café dan restoran, kolam renang, perpustakaan, jasa laundry,
24 jam pengamanan, dan wifi area.
10
Dengan akses dan fasilitas pendukung yang disediakan oleh pengelola, maka apartemen ini layak
dijadikan salah satu tempat hunian yang prestisius.
Unit dengan luas > 90 m2 = 1 parkir R4 untuk 1 unit Unit dengan luas70-90 m2 = 1 parkir R4 untuk 2 unit
Dimana R2 = kendaraan roda dua; R4 = kendaraan roda empat; SRP = Satuan Ruang Parkir
tersebut di atas, total kebutuhan parkir yang harus disediakan adalah sebesar 153 SRP kendaraan roda empat.
Total tempat parkir yang disediakan oleh Purimas sebesar 128 SRP mobil / R4. Dari 128 SRP tersebut, 115
SRP untuk R4 dan 66 SRP R2 yang dikonversi ke R4 menjadi 13 SRP R4. Dengan demikian berdasarkan
tempat yang disediakan, untuk ruas parkir pada Apartemen Purimas tidak memenuhi syarat.
C. Analisa Finansial
Pendapatan
A. Penjualan Unit Apartemen
Apartemen Purimas memiliki 624 unit (terdiri dari
13 lantai tipikal). Pendapatan apartemen ini diperoleh dari penjualan unit apartemen dan service charge.
11
B. Service Charge
Pada Apartemen Purimas dikenakan service charge
sebesar Rp.18,000.00/m2. Service charge akan mengalami kenaikan sebesar 10% tiap lima tahunnya, asumsi
ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak manajemen Purimas.
C. Rekapitulasi Pendapatan
Dari pendapatan penjualan unit ditambah pendapatan
service charge per tahunnya diperoleh nilai pendapatan tahunan dari penjualan apartemen. Selengkapnya
mengenai rekapitulasi pendapatan dari Apartemen Purimas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tahun ke- Tahun Penjualan Unit (Rp) Service Charge (Rp) Pendapatan Total (Rp)
Pengeluaran
Biaya Operasional Apartemen Purimas A. Perhitungan Biaya Listrik Apartemen
12
Purimas 1. Kebutuhan Daya Untuk Pencahayaan
a. Pencahayaan Ruang Koridor
Tabel 4.3 Total Daya Listrik Untuk Pencahayaan Koridor
11700
Ptotal = daya x t x n2
seluas 110 m2 dimana tiap meter perseginya memerlukan daya 0.03 kWh. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.4.
13
Tabel 4.4 Kebutuhan Listrik Pencahayaan Kantor
4284
Ptotal = daya x t x n2
14
Keterangan: t = waktu pemakaian
Ptotal = daya x t x n2
Dari perhitungan daya di atas, diperoleh kebutuhan daya listrik total untuk operasional apartemen
sebesar 32664 kWh. Dengan dikalikan tarif dasar listrik Rp.1,600.00/kwh, maka biaya listrik per bulan untuk
operasional apartemen sebesar Rp.52.262.400,00.
1 Pemeliharaa 3000
n Meteran
Renang
an
Total/tah 471132
un 0
15
1. Perhitungan Gaji Karyawan Pengelola Apartemen
(Rp)
Manager
Srvice kantor
kantor
Total 42.750.000
8. Rekapitulasi Biaya Operasional Apartemen Tabel 4.10 Biaya Operasional Apartemen Purimas
No Keterangan Jumlah
Total 143.405.010
16
4 Manajemen lain (5% dari Total)
Total 150.575.261
Tabel 4.11
Biaya/Bulan Biaya/Tahun
Biaya Pemeliharaan
Besarnya biaya pemeliharaan per tahun dialokasikan sebesar 5% dari service charge
apartemen (Poerbo, 1998).
17
Tabel 4.12
Gedung 97.760.520
195.521.040
Usia Harga %
No Jenis Pekerjaan Sat Vol Total
I Pengecatan
18
Tabel 4.14 Biaya Penggantian pada Tahun ke-n
Penggantian Total
144.803.368
15128.442.450
2084.037.277
aliran kas masuk dan aliran kas keluar yang telah dihitung kemudian digunakan untuk membuat cash flow
proyek. Suku bunga didapat dari rata-rata suku bunga tiga bank terbesar di Indonesia.
Total = + 11,5 %
MARREquity
Perhitungan cash flow tersebut menggunakan besaran Minimum Attractive Rate of Return (MARR) sebesar
12%, serta penilaian investasi selama 10 tahun. Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi
proyek Apartemen Purimas dengan menggunakan metode NPV, IRR, dan dilanjutkan dengan analisa
sensitivitas. Tabel cashflow dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 1.
19
Tabel 4.15 Penilaian Kelayakan Investasi
NPV Rp.27.711.299.139,00
IRR 39%
MARR 12%
Analisa Sensitivitas
Analisa Sensitivitas dilakukan dengan mengubah tingkat penjualan apartemen dengan presentase
yang berbeda, selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap indikator NPV dan IRR-nya. Perhitungan
analisa sensitivitas dapat dilihat pada lampiran 2 tabel 1-3. Selebihnya hasil dari perhitungan analisa
sensitivitas dapat dilihat pada tabel 4.17.
Apartemen
Dari hasil perhitungan analisa sensitivitas dengan merubah tingkat penjualan diatas, dibuatlah
grafik untuk mengetahui bagaimana pola perubahan NPV dengan tingkat penjualan dan IRR dengan
tingkat penjualan. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik sensitifitas gambar 4.1 dan 4.2.
penjualan
20
Penjualan
Dalam perhitungan sensitivitas, karena asumsi awal tingkat penjualan 80% menunjukkan hasil
NPV positif, maka dilakukan asumsi pengurangan tingkat penjualan 5% menjadi
75% sehingga menghasilkan NPV sebesar Rp.17.070.986.159,00. Saat dilakukan pengurangan penjualan
sebesar 10% lagi menjadi 65%, NPV yang dihasilkan negatif sebesar Rp. 4.209.639.799,00 dan IRR yang
dihasilkan 7% lebih kecil dari MARR yang ditentukan berarti tidak layak. Tampak disini bahwa ketika
tingkat penjualan 65%, proyek Apartemen Purimas tidak layak dalam hal finansial.
Dari hasil perhitungan diatas, kemudian dilakukan interpolasi untuk mencari NPV=0. Dan
didapatkan hasil yaitu dengan tingkat penjualan 67%. Dengan demikian Apartemen Purimas akan
mendapat impas pada saat tingkat penjualan mencapai 67%.
21
BAB VI
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa aspek teknis dan aspek finansial yang telah diuraikan pada Bab IV,
maka dapat
1. Dari segi teknis, dalam masa pra konstruksi, perencanaan pembangunan Apartemen Purimas telah
sesuai dengan standar zoning yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Dari masa konstruksi,
pelaksanaan bangunan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dari kedua tinjauan ini, Apartemen
Purimas dikatakan layak. Akan tetapi pada masa pasca konstruksi, dari segi pemenuhan fasilitas parkir,
masih belum tercukupi. Untuk itu diperlukan tambahan lahan untuk menyediakan lahan parkir bagi
penghuni.
2. Dari segi finansial, harapan pengembalian investasi dengan umur 10 tahun dapat dipenuhi dengan
perolehan manfaat MARR 12% yang ditetapkan yaitu perolehan IRR 39%. Dengan nilai investasi
sebesar Rp. 190.469.027.500,00, dihasilkan NPV sebesar Rp.27.711.299.139,00 dengan tingkat
penjualan 80%.
3. Dari hasil perhitungan analisa sensitivitas, dapat dilihat bahwa investasi proyek Apartemen Purimas
akan menjadi tidak layak dari aspek finansial jika tingkat penjualan dibawah 67%.
Saran
Saran yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini berkaitan dengan pembahasan analisa investasi pada
proyekApartemen Purimas adalah :
Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisa sensitivitas pada beberapa variabel lain yang
mempengaruhi arus kas investasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya
Pertemuan Umum di Jalan Garuda Kuala Kapuas Kabupaten Kalimantan Tengah. Tesis Manajemen
Fuadiyah, N. 2009. Analisa Teknis dan Finansial Proyek Trillium Office and Residence Surabaya. Tugas
Akhir Manajemen Konstruksi. FTSP. ITS. Surabaya
Husnan, S. dan Suwarsono, M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi ke-4. Yogyakarta : Unit Penerbit dan
Percetakan.
Kirk, SJ dan Alphonse J. Dell’Isola. 1995. Life Cycle Costing for Design Professionals. New York: Mc Graw
Hill. Inc
Kodoatie. 1995. Ekonomi Teknik. Yogyakarta. Penerbit Andi Kyle, R.C. dan Baird, F.M. 1995. Property
Management.
Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/96 Tentang Pedoman Teknis
23
Swastanisasi Proyek Pembangunan Perkantoran (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas). Tesis Manajemen Konstruksi. FTSP. ITS. Surabaya
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Poerbo, H. 1995. Utilitas Bangunan. Jakarta :
Djambatan. Poerbo, H. 1998. Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat
Pudjawan. 2007. Ekonomi Teknik Edisi Pertama. Cetakan ke-3. Surabaya : Guna Widya.
Ramadan R. 2010. Analisa Teknis dan Finansial Proyek Gedung Mitra Surabaya. Tugas Akhir Manajemen
Konstruksi. FTSP. ITS. Surabaya
59215188/tugas -apartemen, diakses Juni 2012 Thuesen dan Fabrycky 2002. Ekonomi Teknik,
<http://www.
Apartemen.
24