PENDAHULUAN
1
melakukan perdagangan internasional merupakan pilihan sehingga perdangangan
seharusnya memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Hal ini didasarkan
pada argumen bahwa perdagangan akan memberikan manfaat pada negara pelaku
dan akan meningkatkan kesejahteraan yang lebih besar dibandingkan tidak ada
perdagangan (Kindleberger dan Lindert, 1978). Dengan kata lain, perdagangan
akan meningkatkan efisiensi ekonomi sekaligus memberikan keuntungan akibat
perbedaan harga relatif dan spesialisasi dalam berproduksi. Secara teoritis,
penghapusan berbagai bentuk intervensi dan hambatan menjadikan penerapan
liberalisasi perdagangan akan mendorong peningkatan volume perdagangan lebih
besar sehingga nilai tambah yang diciptakan juga makin besar. Kondisi tersebut
selanjutnya diperkirakan akan memacu pertumbuhan ekonomi dunia.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu
proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain
adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat
dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil
makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang
yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
3
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama
lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan
batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,
maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya
hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu
lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi
dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga
mengglobal.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda
dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-
masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian
yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar
gabungan negara-negara.
4
Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
5
pada kenyataannya merupakan penyatuan yang bersifat semu, karena nilai-nilai
sosial, ekonomi dan budaya didominasi oleh nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi
mayoritas warga dunia. Persoalan lain yang cukup mendasar apakah globalisasi
dimungkinkan, jika secara psikologis mayoritas warga dunia terkucil dari pergaulan
internasional dan keterlibatan mereka hanya sebatas menjadi obyek dan bukan
sebagai subyek.
1. Arus etnis berupa mobilitas manusia dalam bentuk imigran, turis, eksodus,
pengungsi, dan lain lain.
3. Arus keungan berupa mobilitas penanaman modal asing, investasi, ekspor, dan
impor.
4. Arus gagasan atau pendapat berupa meningkatkannya nilai baru dalam dunia
sehingga menjadi isu internasional.
6
kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah
menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat
luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif
globalisasi, antara lain sebagai berikut.
7
6. Menghambat pertumbuhan sektor industri.
7. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
8. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi
dan mengabaikan nilai-nilai agama.
9. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang
di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
10. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau
kebudayaan suatu negara.
8
2.3.1. Strategi Indonesia Menghadapi Globalisasi dalam Bidang Ideologi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para
pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi
pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia, pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia
sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang
sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa
mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau, suka tak suka
bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat
bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup
ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa
asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan
membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan
jati diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas
antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
9
penanganannya ditempatkan dalam kerangka upaya bela negara. Strategi
menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
10
bela negara, dengan memanfaatkan program bela negara di lingkungan
pekerjaan, pendidikan dan perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila
(Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 81-83).
1. Pendekatan ke dalam
11
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang
berkualitas dan profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif
yang mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam memproses
dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa peraturan
perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional.
Lembaga legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektif
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka
kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan
atau pribadi, serta berdasarkan kaidah dan etika bernegara dalam
negara demokrasi.
Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun
organisasi masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan
masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan nasional.
Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan
perannya dalam pendidikan politik bagi warga negara, terutama
konstituennya sehingga menjadi warga negara yang sadar hukum
yang memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara. (Buku
Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 85)
2. Pendekatan ke luar
12
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan
untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan
meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka
prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negeri.
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk
berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10
negara anggota bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang
harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang
lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam
tersebut, kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu
membangun hubungan dan kerja sama yang memberikan jaminan
atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya
agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya
secara maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional
melalui keberadaan Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan Non-
Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum Regional
ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi
potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan
langkah-langkah pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam
menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan,
keutuhan wilayah NKRI, mengembangkan strategi pertahanan
militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang
dilakukan unsur pertahanan nir-militer. Implementasi upaya
pertahanan militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi
politik (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 86).
13
2.3.3. Strategi Indonesia Menghadapi Globalisasi dalam Bidang Ekonomi
14
entrepreneurship yang mumpuni. Namun, menarik para pemodal besar untuk
berinvestasi di Indonesia jelas tidak mudah. Banyak faktor eksternal dan
internal yang harus dibenahi. Stabilitas politik, pungutan liar, penegakan
hukum, infrastruktur, dan lain-lain.
Namun, meningkatkan daya saing pada ekonomi rakyat jelas tidak mudah,
masalah terbesar dalam upaya peningkatan daya saing pada level rakyat adalah
minimnya akumulasi modal dan kurangnya pengetahuan. Berbeda dengan para
pemodal besar yang cukup dengan satu kibasan maka teknologi terbaru pun siap
digunakan, rakyat kecil dengan modal minim tentu kesulitan bersaing.
Kurangnya pemahaman tentang konsep konsep manajerial usaha juga bisa
menghambat pembentukan bisnis yang sehat. Dan yang tidak kalah penting,
pengetahuan mengenai penjualan dan pemasaran produk juga menjadi kendala.
Strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan upaya pemerintah untuk
mendorong pertumbuhan koperasi. Keberadaan koperasi dapat mempermudah
koordinasi para pemilik usaha dengan karakteristik yang homogen. Mereka bisa
menggabungkan modal untuk membeli peralatan yang diperlukan untuk
meningkatkan nilai tambah barang yang diproduksi, sesuatu yang sulit
dilakukan bila mereka bergerak sendiri-sendiri.
15
b) Peningkatan Laju Ekspor
16
masih di bawah Philipina. Sebagai contoh kasus di Singapura yang memberikan
gambaran bahwa Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Philipina yang bekerja di
sektor informal lebih dihargai dibandingkan dengan tenaga kerja dari Indonesia.
Penyebabnya adalah masalah kemampuan berbahasa Inggris para tenaga kerja
Indonesia yang kurang mahir. Perlu adanya kerjasama Pemerintah dan
stakeholders lainnya secara konsisten dalam mengatasi kualitas produk kita agar
bisa berdaya saing.
c) Pemberdayaan UMKM
17
permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan
kebutuhan pribadi.
UMKM hadir sebagai salah satu jalan keluar bagi Indonesia untuk bangkit
dari masa- masa krisis ekonomi. Selain itu, UMKM tumbuh dengan
berlandaskan ekonomi domestik, sementara itu pertumbuhan sektor ekonomi
Indonesia pun sebagian besar didorong oleh ekonomi domestik. Disinilah dapat
dilihat betapa kuatnya pengaruh UMKM di Indonesia, yang jumlahnya
sekarang masih terus bertambah. Melalui pasar bebas, UMKM justru tak perlu
khawatir akan tergerus oleh serbuan barang impor, karena dengan nilai- nilai
lokal yang diusungnya menjadi senjata utama menghadapi barang asing.
18
d) Perbaikan Infrastruktur
ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara
tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi,
telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini
menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Tapi faktanya
19
1) Memperbaiki semua infrastruktur yang rusak, seperti jalan-jalan raya yang
berlubang dan bergelombang (sebagian hancur karena tanah longsor dalam
waktu singkat)
2) Membangun jalan tol atau jalan kereta api ke pelabuhan, dan memperluas
kapasitas pelabuhan seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak dan
lainnya yang selama ini menjadi pintu keluar masuk barang dalam beberapa
tahun ke depan
3) Meningkatkan akselerasilistrik dalam dua tahun ke depan, dan banyak lagi.
Sangatlah penting untuk mempermudah aliran logistik yang merupakan urat
nadi perdagangan pada khususnya, seperti pengiriman hasil produksi dan
logistik dari pabrik ke pelabuhan atau sebaliknya atau dari pelabuhan ke pusat
pemasaran.
Memerlukan sarana transportasi yang memadai, seperti kondisi jalan raya
yang baik dan mencukupi, fasilitas pelabuhan yang memadahi dan lain-lain
perlu penanganan yang serius dan terkoordinir. Tercapainya infrastruktur yang
memadahi akan berpengaruh besar terhadap daya saing produk dalam negeri.
Dengan demikian, daya saing sangat ditentukan oleh kecepatan barang masuk
dan keluar. Saking pentingnya infrastruktur, Pemerintah seharusnya
menjadikan sektor ini adalah sektor yang paling diprioritaskan. Pemerintah
Pusat dan daerah hendaknya bersinergi secara harmonis dalam membuat
berbagai kebijakan, agar pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan
pelabuhan, jalan raya dan sarana transportasi lainnya bisa dilakukan
secepatnya. Bahkan pembangunan sarana transportasi ini mampu menjangkau
sampai ke pedesaan, di mana terdapat UMKM atau home industry yang
menciptakan ekonomi kreatif agar bisa membantu negara dalam meningkatkan
laju ekspor. Akses insfrastruktur benar-benar merupakan faktor penentu dalam
memperlancar sirkulasi produk yang mempunyai daya saing tinggi. Apalagi,
ketersediaan infrastruktur mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tantangan membangun infrastruktur di Indonesia sangat besar mengingat
celah yang lebar antara kondisi yang ada dan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Luas wilayah negara yang besar membutuhkan infrastruktur yang berskala
raksasa, melebihi kebutuhan yang sama pada kebanyakan negara. Berbagai
20
upaya serius perlu dilakukan untuk benar-benar mewujudkan hadirnya
infrastruktur yang merata dan berkualitas baik.
Pembangunan infrastruktur akan dipercepat melalui skema Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-
2025. Dalam rencana ini, akan dibangun infrastruktur yang diperlukan untuk
mengembangkan potensi ekonomi di kawasan-kawasan sepanjang enam
koridor terpilih yang tersebar di seluruh wilayah negara. Ke-enam koridor ini
kemudian akan terhubung dengan koridor ASEAN, untuk mempercepat arus
barang antar negara.
Skema kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur
juga akan terus didorong. Perangkat peraturan, kelembagaan dan SDM terus
disiapkan untuk menggalang dan melayani permintaan kerjasama dengan pihak
swasta. Promosi kepada investor asing pun harus dilakukan pemerintah.
Namun pemerintah masih perlu terus bekerja keras melakukan promosi dan
membuat peraturan yang lebih menarik dan terprediksi, termasuk mengenai
pengaturan jika terjadi suatu risiko dan memastikan adanya perlindungan
terhadap hasil investasi.
Kunci keberhasilan penyediaan infrastruktur yang lain adalah pembagian
kewenangan dan tanggungjawab yang jelas antara pemerintah pusat dan
daerah. Seluruh jalan raya yang ada di wilayah negara sudah ditetapkan
kewenangan dan kewajiban pembangunan dan pemeliharaannya, apakah
pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten/kota. Yang belum jelas adalah
bagaimana kerjasama yang baik dilakukan antar tingkatan pemerintahan,
sehingga setiap prasarana dan sarana, siapapun penanggungjawabnya, selalu
berada dalam kondisi baik dan saling mendukung.
e) Ketahanan Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang
21
datang dari luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak
langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan
negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan
perekonomian bangsa, yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian
ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran
rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi
diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim
usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta
meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.
Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya
pembinaan terhadap berbagai hal yang dapat menunjangnya antara lain yaitu:
22
d) Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa
dilaksanakan melalui keseimbangan dan keserasian pembangunan antar
wilayah dan antar sektor.
Dari beberapa strategi diatas, tentunya masih banyak hal yang harus
dilakukan guna menghadapi tantangan global khususnya di tahun 2016. Kita
juga tentunya berharap, melalui berbagai pembangunan infrastruktur dapat
meningkatkan daya saing ekonomi, mengatasi masalah kesenjangan, dan
mengurangi disparitas harga diberbagai wilayah, pembangunan infrastruktur
juga berperan peran vital dalam pemenuhan hak dasar rakyat.
23
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai apabila tidak ada
ketersediaan infrastruktur yang memadai, atau dengan kata lain infrastruktur
adalah basic determinant atau kunci bagi perkembangan ekonomi. Keberadaan
infrastruktur, telah terbukti berperan sebagai instrumen bagi pengurangan
kemiskinan, pembuka daerah terisolasi, dan mempersempit kesenjangan
antarwilayah. Dengan demikian, investasi infrastruktur baik dari pemerintah
maupun swasta dan masyarakat perlu terus didorong guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sektor riil, penyerapan tenaga kerja guna mengurangi
pengangguran dan kemiskinan, serta menumbuhkan investasi sektor lainnya.
24
Derasnya arus informasi serta banyaknya pilihan produk dan jasa akan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan pada produk dan jasa yang
berkualitas tinggi. Kebebasan dan keterbukaan pasar dunia akan diberikan pada
siapapun yang dapat memenuhi standar persyaratan teknis maupun standar
persyaratan sistem jaminan mutu, melalui prosedur pengujian yang diakui oleh
lembaga akreditasi dan sertifikasi internasional.
Tenaga kerja, khususnya tenaga ahli telah berubah peran dengan semakin
meningkatnya tingkat pengharapan dan kepuasan. Hal ini menuntut adanya
pemberdayaan serta wewenang yang lebih besar dalam lingkup perusahaan.
25
Semakin besar kekuasaan teknologi, semakin besar pula kekuasaan yang
dimiliki pemakai induvidualnya. Dengan demikian akan terjadi peningkatan
pemberdayaan baik secara individual (tenaga kerja) maupun dalam bentuk gaya
kepemimpinan dalam perusahaan. Ketika para pelaku bisnis mulai menyadari
bahwa pasar mereka pada akhirnya akan menjadi satu dan sama, aliansi lintas
perbatasan dan lintas industri akan menjadi norma baru dalam masyarakat industri.
Pergeseran produk dan jasa dari padat karya menjadi sarat teknologi akan
terjadi dalam kurun waktu yang tidak lama lagi. Telekomunikasi akan merupakan
kekuatan penggerak yang secara serentak menciptakan ekonomi global yang besar
sekali. Serta di dalam jaringan ekonomi global abad ke 21, teknologi informasi akan
mendorong perubahan sama pastinya seperti ketika manufaktur mendorong
perubahan di dalam era industri.
26
Kemajuan pesat dalam teknologi telekomunikasi dan informatika
melahirkan suatu bentuk perdagangan baru berupa perdagangan menggunakan
media elektronik (e-commerce) yang memungkinkan terjadinya perdagangan
melewati batas-batas negara serta penguasaan pasar dunia dalam bentuk
transnational company. Trend e-commerce ini telah menunjukkan betapa semakin
tipisnya batas-batas wilayah antar negara di dunia yang semakin global sejalan
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan gaya hidup yang lebih
praktis.
Pada dasarnya ada empat ide dasar yang sedang terwujud di dunia ini yang
disebabkan oleh perkembangan teknologi:
¨ Pembauran teknologi
¨ Aliansi strategi
Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali diperlukannya dukungan dan kesiapan
yang kuat bagi setiap pelaku usaha dalam hal penguasaan teknologi dan informasi
bila tidak ingin tertinggal dalam kancah internasional. Penguasaan teknologi dan
informasi akan menjadi suatu keharusan dalam dunia usaha. Semakin besar
kemajuan dalam akses informasi, akan semakin besar pula kemampuan dan
kesempatan setiap pelaku usaha untuk belajar dan mendapatkan keuntungan
melalui pembagian informasi penting dari seluruh dunia.
Penguasaan informasi merupakan hal yang penting bagi para pelaku usaha
di negara-negara berkembang, karena bersama dengan gerakan swastanisasi dan
pendidikan, hal lain yang paling mendukung kesejahteraan ekonomi negara yang
sedang berkembang adalah prasarana telekomunikasi dan akses informasi. Tanpa
prasarana telekomunikasi dan informasi maka perekonomian suatu bangsa akan
gagal. Tepat ketika bergerak secara global ke satu pasar ekonomi maka kita pun
27
bergerak dalam telekomunikasi ke satu jaringan tingkat dunia dengan keterkaitan
satu sama lain.
Namun disadari bahwa tidak semua negara memiliki tingkat kemajuan yang sama
dalam hal teknologi, walaupun era pasar bebas sangat menuntut kemampuan dan
pengusaan teknologi sebagai salah satu kunci keunggulan kompetitif. Kondisi ini
akan menciptakan terjadinya suatu aliansi strategis ataupun kooperasi yang saling
menguntungkan antar perusahaan dari berbagai negara.
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha
Kecil Menengah. ISSN : 1907-5022. Bandung
http://www.ipapedia.web.id/2016/02/setrategi-indonesia-menghadapi-ancaman-
di-berbagai-bidang.html (Diakses tanggal 3 Januari 2017)
30