Anda di halaman 1dari 4

Dewi Renitasari

041611333123
Akuntansi Biaya Kelas O

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES


(PROCESS COSTING)

Perusahaan manufaktur mempertanggungjawabkan biaya produksi dengan menggunakan sistem


akumulasi biaya berdasarkan pesanan atau proses. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses,
bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya, dengan membebankan ke setiap
unit (membagi total biaya pada pusat biaya dengan total unit yang diproduksi). Pusat biaya adalah
departemen atau pusat pemrosesan dalam suatu departemen.

ALIRAN PRODUKSI SECARA FISIK

Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk aliran produksi fisik yang
berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah :

 Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow)


Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang
sama.

 Aliran Produk Pararel (Paralel Product Flow)


Dalam aliran produk pararel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan
kemudian disatukan pada proses-proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.

 Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow)


Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke departemen-departemen berbeda dalam suatu
pabrik, tergantung pada produk final apa yang akan dihasilkan.
AKUNTANSI UNTUK BIAYA BAHAN BAKU, TENAGA KERJA, OVERHEAD

 Biaya bahan baku


Dokumen bukti Permintaan Bahan Baku berfungsi sebagai pengendalian bahan baku di masing-
masing departemen/bagian produksi.
Contoh: American Chair Company menggunakan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses
untuk jenis kursi dan memiliki akun Barang dalam Proses di Dep. Pemotongan (bagian kerangka
kursi dipotong dari kayu untuk diamplas dan dipernis), setelah selesai kemudian ditransfer ke Dep.
Perakitan (dirakit dan diberi busa beserta sarungnya).
Selama bulan Januari, digunakan bahan baku langsung $ 13,608 di Dep. Pemotongan dan $ 7,296 di
Dep. Perakitan.
Jurnal: Barang dalam Proses – Dep. Pemotongan $ 13,608
Barang dalam Proses – Dep. Perakitan $ 7,296
Bahan Baku $ 20,904

 Biaya Tenaga Kerja


Dokumen Kartu Jam Harian (Kartu Absensi) berfungsi sebagai pengendalian biaya tenaga kerja
langsung di masing-masing departemen/bagian produksi.
Contoh: Selama bulan Januari, digunakan 500 jam tenaga kerja langsung di Dep. Pemotongan dan
921 jam tenaga kerja langsung di Dep. Perakitan. Tarif upah $ 10 per jam di kedua departemen
tersebut.
Jurnal: Barang dalam Proses – Dep. Pemotongan $ 5,000
Barang dalam Proses – Dep. Perakitan $ 9,210
Beban Gaji $ 14,210

 Biaya Overhead Pabrik


Biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan di akun buku besar pengendali dan rinciannya
diakumulasikan di buku pembantu.
Contoh: Selama bulan Januari, biaya aktual overhead pabrik dibebankan sebagai berikut:
Pembelian utilitas, pajak, listrik, dan lain-lain dibebankan secara kredit sebesar $ 7,400.
Akumulasi penyusutan mesin sebesar $ 5,700.
Asuransi dibayar dimuka yang menjadi beban (jatuh tempo) sebesar $ 500.
Bahan baku tidak langsung digunakan sebesar $ 1,700.
Biaya upah tenaga kerja tidak langsung terpakai sebesar $ 5,600.
Jurnal: Pengendali Overhead Pabrik $ 20,900
Utang Usaha (pajak, listrik, dan lain-lain) $ 7,400
Akumulasi Penyusutan - Mesin $ 5,700
Asuransi Dibayar di Muka $ 500
Bahan Baku $ 1,700
Beban Gaji $ 5,600

Pada akhir setiap periode, biaya overhead pabrik dibebankan ke setiap departemen produksi untuk
menentukan biaya unit yang diproduksi. Jika pembebanan overhead menggunakan tarif yang
ditentukan sebelumnya (predetermined rate), maka tarif tersebut dikalikan jumlah aktual dari
aktivitas yang digunakan setiap departemen produksi (misalnya jam mesin, jam tenaga
kerjalangsung, dan lainnya).
Contoh: American Chair Company membebankan overhead pabrik ke departemen produksi
menggunakan tarif ditentukan sebelumnya sebesar $ 7,60 per jam mesin di Dep. Pemotongan dan
$ 12 per jam tenaga kerja langsung di Dep. Perakitan. Selama bulan Januari, 1.040 jam mesin
digunakan di Dep. Pemotongan dan 921 per jam tenaga kerja langsung di Dep. Perakitan.
Maka overhead pabrik dibebankan:
Dep . Pemotongan = 1.040 jam mesin x $ 7,60 = $ 7,904
Dep. Perakitan = 921 jam TKL x $ 12 = $ 11,052
Overhead pabrik dibebankan $ 18,956
Jurnal: Barang dalam Proses – Dep. Pemotongan $ 7,904
Barang dalam Proses – Dep. Perakitan $ 11,052
Overhead Pabrik Dibebankan $ 18,956
Catatan:
Overhead Pabrik Dibebankan (Factory Overhead Applied) $ 18,956
Overhead Pabrik Aktual (Factory Overhead Actual) $ 20,900 -
Selisih Tidak Menguntungkan (under applied) ($ 1,944)

Jika jumlah Overhead Pabrik Dibebankan terlalu rendah atau dibebankan terlalu tinggi tersebut
relatif kecil jumlahnya terhadap biaya produksi, maka dibebankan ke Harga Pokok Penjualan.

Jika jumlah Overhead Pabrik Dibebankan terlalu rendah atau dibebankan terlalu tinggi tersebut
relatif besar jumlahnya terhadap biaya produksi, maka harus dialokasikan ke Persediaan akhir dan
Harga Pokok Penjualan untuk tujuan pelaporan eksternal
LAPORAN BIAYA PRODUKSI

Laporan produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak


bentuk/format, tetapi sebaliknya laporan tersebut menunjukan:
(1) Biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa
departemen lain
(2) Biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang
ditambahkan oleh departemen tersebut
(3) Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir
(4) Biaya yang ditransfer ke departemen beikutnya atau ke persediaan barang jadi

Bagian biaya dari Laporan Biaya Produksi dibagi menjadi:


• Total biaya yang harus dipertanggungjawabkan departemen bersangkutan.
• Disposisi dari biaya tersebut.

Laporan Biaya Produksi memasukkan skedul kuantitas (menunjukkan total jumlah unit produk yang
harus dipertanggungjawabkan oleh suatu departemen dan disposisi dari unit-unit tersebut.
Informasi dalam skedul kuantitas digunakan untuk menentukan jumlah unit produksi ekuivalen
untuk setiap elemen biaya, kemudian untuk menentukan biaya departemental per unit.
Unit ekuivalen adalah jumlah dari suatu sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, atau overhead) yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (merupakan unit hipotesis dan bukannya unit fisik).

PENINGKATAN DALAM KUANTITAS PRODUKSI KETIKA BAHAN BAKU


DITAMBAHKAN
Dalam beberapa proses produksi, penambahan bahan baku menyebabkan peningkatan dalam total
volume atau jumlah unit produk. Misalnya, dalam produksi minuman ringan (soft drinks), sirup
diproduksi di satu departemen sedangkan air soda ditambahkan diproses-proses selanjutnya.
Penambahan air soda meningkatkan volume total dari produk dalam bentuk cair yang harus
dipertanggungjawabkan. Peningkatan kuantitas cairan mengencerkan atau mendilusi jumlah sirup
dalam setiap galon, yang kemudian mengurangi jumlah biaya departemen sebelumnya di setiap
galon produk yang diproduksi di departemen kedua. Peningkatan kuantitas produk cairan menyerap
biaya departemen sebelumnya dengan total jumlah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai