Kebocoran bekisting
Aggregate rating
Factor based on previous Ranking
studies
Late delivery or slow mobilization 8 1
Damaged materials 22 2
Poor planning 27 3
Equipment breakdown 31 4
Improper equipment 34 5
Unreliable supplier / subcontractor 34 6
Inadequate fund allocation 35 7
Poor quality 36 8
Absenteeism 44 9
Lack of facilities 44 10
Inappropriate pratices/procedures 46 11
Lack of experience 47 12
Attitude 47 13
Poor monitoring and control 48 14
Strike 48 15
Shortages of personnel 53 16
Delay payment to
53 17
supplier/subcontractor
Inefficient communication 57 18
Wrong method statement 59 19
Unavailability of proper resources 59 20
Deficient contract 61 21
Interference with other trades 62 22
Too many responsibility 63 23
Subcontractor bankcuptcy 64 24
Low morale / motivation 66 25
Kesimpulan
Sumber : http://www.ilmusipil.com/permasalahan-teknik-pada-
proyek-bangunan
http://manajemenproyekindonesia.com/?p=389
MASALAH PROYEK CV MUARA KENCANA
KESIMPULAN
Proyek rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan oleh CV
Muara Kencana mengalami keterlambatan pengerjaan pada minggu
ketiga dan minggu keempat. Hasil atau realisasi yang dicapai pada
minggu ketiga dan minggu keempat tidak sesuai dengan target yang
telah diperhitungkan. Hal ini dapat menjelaskan bahwa produktivitas
kinerja CV Muara Kencana untuk minggu ketiga dan minggu keempat
sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Bila ditarik
kesimpulan, ada tiga faktor internal yang mempengaruhi rendahnya
produktivitas kinerja CV Muara Kencana, yaitu:
1. SDM yang kurang memadahi.
2. Peralatan yang kurang mendukung.
3. Tidak optimalnya kinerja para pekerja.
Selain itu juga terdapat tiga faktor eksternal yang mempengaruhi
rendahnya produktivitas kinerja CV Muara Kencana, yaitu:
1. Cuaca yang tidak mendukung.
2. Kondisi fisik lapangan.
3. Lokasi proyek yang sulit dijangkau.
Pengerjaan proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Plemburan harus
selesai tepat waktu sesuai dengan yang telah dijadwalkan, yaitu 90 hari.
Artinya,proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Plemburan yang
dikerjakan oleh CV Muara Kencana harus selesai tepat waktu dan tidak
boleh terlambat. Sedangkan pada kasus yang terjadi, pengerjaan pada
minggu ketiga dan minggu keempat mengalami keterlambatan pada
pengerjaan galian tanah yang kemudian berakibat pada terlambatnya
pemasangan batu. Untuk dapat menyelesaikan tepat waktu, direktur
CV Muara kencana harus membuat keputusan untuk menangani
terjadinya penyimpangan kerja. Menurut Kepner&Tragoe (1981)
menyatakan bahwa analisis pengambilan keputusan adalah suatu
prosedur sistematis yang didasarkan pada pola berpikir yang kita
gunakan dalam pengambilan pilihan. Tekniknya menunjukkan
perluasan dan perbaikan dari unsur-unsur yang terdapat dalam pola
berpikir berikut:
1. Kita harus menghargai kenyataan bahwa kita harus menentukan
pilihan.
2. Kita mempertimbangkan semua faktor khusus yang harus dipenuhi
agar supaya pilihan itu
berakhir baik.
3. Kita memutuskan tindakan macam apakah yang paling sesuai dengan
faktor-faktor ini.
4. Kita mempertimbangkan resiko apakah yang melekat pada pilihan
terakhir kita untuk
bertindak, yang dapat mengancam keselamatan dan keberhasilan.
Dari uraian teori diatas, Direktur CV Muara Kencana harus melakukan
keputusan untuk menangani penyimpangan kerja yang terjadi pada
proyek tersebut.
SARAN
Berdasarkan uraian pembahasan dan analisis yang kemudian
ditarik menjadi kesimpulan,penulis mempunyai beberapa saran yang
diperuntukan kepada CV Muara Kencana agar kedepannya pada
pengerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi dapat berjalan dengan
lancer,antara lain:
1. Mencari tenaga kerja yang berpengalaman dibidangngay dan
mempunyai track record yang
bagus. Dengan adanya tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi
standar tenaga kerja
proyek,CV Muara Kencana dapat meningkatkan produktivitas
kinerjanya.
2. Melakukan survey dan observasi lapangan terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui peralatan dan perlengkapan apa saja
yang diperukan untuk
mendukung kelancaran pengerjaan suatu proyek. Misalkan saja
penggunaan alat berat dan
alat mekanik lainnya.
3. Meningkatkan pengawasan proyek dilapangan. Rendahnya tingkat
pengawasan dilapangan
dapat menyebabkan menurunnya kinerja buruh dilapangan,sehingga
membuat kinerja
buruh tidak optimal.
4. Membuat kontrak kerja dengan seluruh buruh sebelum melakukan
pengerjaan proyek. Hal
ini dilakukan untuk menghindari adanya buruh yang bekerja tidak
sesuai target. Selain
itu,kontrak kerja juga berfungsi sebagai perjanjian antara pihak
kontraktor dengan pihak
buruh agar tidaak ada pihak yang dirugikan. Kontrak kerja bisa berisi
tentang jam kerja
setiap hari,jobdesk kerja buruh,serta pembayaran upah buruh.
5. Membuat tim koordinasi lapangan yang dibagi menjadi dua tim. Tim
pertama adalah
mereka yang berada diproyek dan memantau kinerja dilapangan
sementara tim kedua
adalah merek yang bertugas di daerah lain (pada kasus ini tim kedua
ditempatkan di wilayah
hulu sungai). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir tejadinya
masalah karena ketidaksiapan
menghadapi pergantian cuaca.