Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan hidayah dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan”.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih
setinggi-tingginya kepada yang terhormat kepada Dhiniarty Gularso, S.Si., M.pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial 1 Program Studi PGSD Universitas PGRI
Yogyakarta. Tidak lupa pula teman-temanku kelas A4-11 yang selalu kompak. Keluarga yang
selalu memberikan waktu, kepercayaan, kasih sayang, dan doa. Selain itu, pihak lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu. Karena adanya pihak-pihak tersebut, penulis dapat memacu
untuk segera menyelenggarakan tugas belajar ini.
Semoga makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan
guru pada khususnya. Setiap saran, kritik, dan komentar sangat penulis harapkan untuk
meningkatkan kualitas makalah semacam ini di masa mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa selalu ingin hidup lebih baik dan lebih baik lagi setiap
harinya, manusia juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi lingkungan
hidupnya dan sebaliknya juga ia dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Makhluk hidup
yang sesuai dan cocok dengan lingkunganya akan tetap bisa hidup dan berkembang biak, lain hal-
nya dengan makhluk hidup yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya ia akan mati
dan tidak akan bisa berkembang biak (musnah), dan ini dinamakan seleksi alam. “Manusia modern
terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan juga membentuk lingkungan hidupnya, manusia tidak
bisa berdiri sendiri tanpa atau di luar lingkungan hidupnya. Membicarakan manusia harus pula
membicarakan lingkungan hidupnya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya hanyalah abstraksi
semata”. (Otto Soemarwoto:18).
Dari uraian singkat diatas jelaslah bahwa manusia itu sangat tergantung dengan lingkungan
hidupnya, kelangsungan hidupnya tergantung dari sebagaimana bisa ia menyesuaikan dirinya
terhadap lingkungan hidupnya, dan saat terjadi perubahan yang dahsyat dari lingkungan hidupnya
itu akan mengancam kelangsungan hidupnya juga.
1. B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL?
2. Bagaimana proses analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL itu?
1. C. TUJUAN
1. Mengatahui tentang apa itu analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
2. Mengetahui tentang bagaimana proses analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL.
1. D. MANFAAT
1. Bagi penulis dapat dijadikan ilmu dalam persiapan mengajar terutama dalam mengetahui
tentang apa dan bagaimana AMDAL.
2. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang apa dan bagaimana
AMDAL.
BAB II
PEMBAHASAN
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah
No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek
Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun
dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika
berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif Iebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
1. Tujuan AMDAL
Secara umum tujuan AMDAL adalah : Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan Anekan
pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
Apa manfat atau guna AMDAL. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti
Porsedur AMDAL yang benat. Berikut ini beberapa secara umum manfaat yang bisa diperoleh
dari adanya AMDAL:
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting untuk pemrakarsa untuk
dapatmengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan
dengan rencana anggaran dan waktu.
Seperti diamanatkan dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982, hanya rencana proyek yang
diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Dengan penapisan ini diharapkan
kepeduliaan kita terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan
biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembanguna. Dalam keadaan ekstrem penentuan
diperlukan atau tidak diperlukanya AMDAL adalah mudah. Misalnya, rencana untuk mendirikan
sebuah gedung sekolah dasar jelaslah tidak memerlukan AMDAL. Sebaliknya, rencana untuk
membangun sebuah Pusat Listrik Tenaga Nuklir jelas memerlukan AMDAL. Yang sulit ialah
untuk menentukan diperlukan atau tidak diperlukanya AMDAL untuk rencana proyek yang ada
diantara kedua ekstrem tersebut.
Di Indonesia penapisan dilakukan dengan daftar positif seperti ditentukan dalam keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepmen-11/MENLH/4/1994.
1. Pelingkupan
Pelingkupan (scoping) ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL, yaitu bagian AMDAL yang
terdiri atas identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Pelingkupan ANDAL nampaknya adalah
suatu hal yang lumrah yang tidak perlu dibicarakan. Semua mahasiswa dipelajari melakukan
pembatasan ruang lingkup permasalahan pada waktu mendapatkan tugas membuat makalah dan
skripsi.
Akan tetapi jika kita lihat laporan AMDAL, didalam maupun diluar negeri, batas penelitianya
sering tidak jelas. Fokusnya kabur. Sebab terjadinya kekaburan batas dan fokus itu ialah keharusan
dilakukanya ANDAL secara komprehensif. Di Amerika Serikat, tempat lahirnya AMDAL,
laporan AMDAL dapat ditelaah oleh umum, baik pakar maupun orang awam. Untuk dapat
melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak. Pada tahap pertama diusahakan
untuk mengidentifikasi dampak selengkapnya. Dari semua dampak yang teridentifikasi ini
kemudian ditentukan dampak mana yang penting. Dampak penting inilah yang dimasukkan ke
dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan dampak yang tidak penting dikeluarkan.
1. Kerangka Acuan
Kerangka acuan ialah uraian tugas yang harus dilakukan dalam studi ANDAL. Kerangka acuan
dijabarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang releven dengan dampak
penting. Dengan KA yang demikian itu studi ANDAL menjadi terfokus pada dampak penting.
Di dalam studi ANDAL dilakukan pula identifikasi dampak. Jika pelaksana ANDAL adalah
konsultan yang membantu pemrakarsa dalam penyusunan KA, tidaklah akan terjadi perbedaan
antara dampak penting yang diidentifikasikanya dengan yang tertera dalam KA. Tetapi jika
konsultanya lain, dapatlah terjadi bahwa dalam proses identifikasi dampak itu dapat terjadi
teridentifikasinya dampak penting yang tidak termuat dalam KA. Dalam hal ini konsultan ANDAL
seyogyanya merundingkan dengan pihak pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan-tambah.
Sebaliknya juga dapat terjadi adanya dampak yang semula dianggap sebagai penting dan karena
itu dimuat dalam KA. Tetapi kemudian ternyata tidak penting. Dalam hal ini seyogyamya
diusulkan untuk dilakukan pekerjaan-kurang. Karena menurut Kepmen KA harus disetujui oleh
instansi yang berwenang, maka baik dalam hal pekerjaan-kurang maupun pekerjaan-tambah
persetujuan haruslah bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh pemrakarsa, melainkan juga oleh
instansi yang berwenang.
1. ANDAL
Di dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang teridentifikasi
dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga penelitian ANDAL terfokus pada dampak
penting saja. Dampak yang tidak penting diabaikan. Dengan penelitian yang terfokus perhitungan
untuk memprakirakan besarnya dan pentingnya dampak juga menjadi terbatas. Besarnya dampak
haruslah diprakirakan dengan menggunakan metode yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan.
Metode itu mungkin telah ada, tetapi mungkin juga harus dikembangkan atau dimodifikasi dari
metode yang ada. Dalam hal ini diperlukan pakar yang menguasai bidang yang diliput dalam
AMDAL tertentu. Pakar itu tidaklah perlu untuk bekerja sepanjang pelaksanaa AMDAL,
melainkan cukup untuk periode tertentu saja pada waktu tenaga dan keahlianya diperlukan. Pakar
tidak perlu mempunyai sertifikat A dan B kursus AMDAL, jadi pakar tersebut merupakan
masukan untuk digunakan oleh ketua gugus kerja dalam penyusunan AMDAL. Ketua ini dan
seyogyanya juga wakil ketualah yang harus mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan dan
penyusunan AMDAL. Pengalaman ini harus dibuktikan dengan riwayat hidup mereka. Sebaiknya
pengalaman lebih dipentingkan dari pada sertifikat kursus AMDAL, karena seseorang yang
mempunyai sertifikat tapi tidak berpengalaman kementakanya adalah kecil dapat membuat
AMDAL yang baik.
Seperti halnya metode prakiraan dampak, metode untuk pengelolaan dan pemantauan dampak juga
harus kita pinjam dari bidang yang bersangkutan atau harus kita kembangkan sesuai dengan kaidah
bidang yang bersangkutan.
1. Pelaporan
Pada akhirnya setelah semua pekerjaan itu selesai ditulislah hasil penelitian dalam laporan. Pada
umumnya laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan eksekutif, laporan utama, dan lampiran.
Pembagian dalam tiga bagian mempunyai maksud untuk dapat mencapai dua sasaran kelompok
pembaca. Sasaran pertama adalah para pengambil keputusan pada pihak pemrakarsa (direktur dan
direktur utama) maupun pemerintah (direktur, direktur jenderal, dan menteri) yang berkepentingan
dengan proyek tersebut. Para pengambil keputusan ini sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk
mempelajari laporan yang terperinci. Dan memang tugas mereka bukanlah untuk melihat rincian,
melainkan untuk melihat pokok-pokok permasalahan. Bgi merekalah diperuntukan ringkasan
eksekutif. Laporan ini singkat dan berisi pokok permasalahan, cara pemecahanya dan rekomendasi
tindakan yang harus diambil. Bahasa laporan harus sederhana dan mudah dimengerti , juga perlu
dengan tabel dan grafikringkasan. Bahasa ilmiah dihindari, panjang laporan sekitar 10 laman dan
seyogyanya tidak lebih dari 20 halaman.
Laporan utama diperuntukan bagi para pelaksana proyek dan teknisi yang memerlukan keterangan
terinci. Laporan harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik isi maupun format,
dengan bahasa yang harus dapat dimengerti dengan mudah oleh pakar dalam bidang yang berbeda-
beda. Hal ini mengingat AMDAL bersifat lintas sektroal dan harus dipelajari oleh pakar dalam
berbagai bidang.
Suatu tantangan dalam metode penulisan laporan adalah untuk membuat bagian-bagian dalam
berbagai bidang menjadi satu kesatuan yang koheren, yaitu terintegrasi. Yang sering terjadi adalah
penelitian AMDAL yang bersifat multidisiplin menghasilkan laporan yang terdiri atas bab-bab
dalam berbagai bidang yang berdiri sendiri-sendiri. Di sini pulalah yang letak bahaya tidak
terintegrasinya ANDAL dengan RKL dan RPL. (Otto Soemarwoto, 2007:81).
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan Dalam
penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan
dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat Penyusun
AMDAL dan ahli di bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL
diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan
masyarakat yang berkepentingan. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai
dokumen AMDAL. Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat
Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat
Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang
terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi
keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut:
kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi,
faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-
nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat
dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.
(http://www.bplhdjabar.go.id › Current Users, diakses tanggal 14 September 2012).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh
penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan
bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola
dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan
dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan
formulir isian yang berisi :
1. Identitas pemrakarsa
2. Rencana Usaha dan/atau kegiatan
3. Dampak Lingkungan yang akan terjadi
4. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan
menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001). UKL-UPL dikenakan
bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam pengelolaan limbahnya.AMDAL dan Audit
Lingkungan Hidup Wajib bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen
pengelolaan lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban
AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib
sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Audit Lingkungan yang Diwajibkan.
Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana
kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-
kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan
Hidup. Kegiatan dan/atau usaha yang sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun Audit
Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan
dalam operasionalnya menghendaki untuk meningkatkan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan
hidup dapat melakukan audit lingkungan secara sukarela yang merupakan alat pengelolaan dan
pemantauan yang bersifat internal. Pelaksanaan Audit Lingkungan tersebut dapat mengacu pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang Panduan umum
pelaksanaan Audit Lingkungan.
Pada mulanya paradigma yang dibuat para pakar AMDAL, baik di negara maju maupun di negara
berkembang, adalah pendekatan teknis dimana penyusunan AMDAL sebaiknya dilakukan oleh
para ahli saja dan tidak perlu melibatkan masyarakat yang terkena dampak. Hal ini kemudian
dikritisi oleh berbagai kalangan bahwa interpretasi para pakar tidak sama dengan apa yang dialami
dalam masyarakat. Dari sini kemudian muncul konsep baru dalam pembangunan, bahwa AMDAL
tidak lepas dari keterkaitan masyarakat (yang terkena dampak) karena mereka lebih mengetahui
tentang keadaan yang ada disekitarnya.
Amerika Serikat dan Kanada tercatat sebagai negara pelapor dan terkemuka dalam sistem
penerapan AMDAL sosial. Perkembangan sistem AMDAL sosial dinegara tersebut beriringan
dengan kepedulian masyarakat yang begitu tinggi. Di Amerika Serikat momentum memasukan
unsur sosial dapat dirasakan pada tahun 1973 tatkala sebuah dinas yang mengurusi sumber daya
air federal memberikan mandat supaya menganalisis dampak pembangunan sumber daya air pada
bidang-bidang ekonomi, pembangunan daerah, kualitas lingkungan dan dampaknya secara sosial.
(Horas, Nommy, 2004;261).
Dalam pelaksanaan AMDAL, yang paling utama adalah pengawasan lingkungan hidup. Jenis
halangan pelaksanaan AMDAL di Medan paling banyak disebabkan oleh tingkat kesadaran
pengusaha rendah. Sedangkan halangan lain berturut-turut disebabkan oleh kekacauan sistem
birokrasi, tidak berperanya komisi AMDAL, kesulitan peralatan, mahalnya konsultasi. Masalah
yang sangat bermakna yaitu perasaan yang telah melaksanakan AMDAL dianggap telah
mencukupi tanpa melakukan penilaian dan pemantauan, disebabkan oleh alasan klasik yaitu
kurangnya tenaga untuk melaksanakan pemantauan dan penilaian. Kenyataan ini menggambarkan
bahwa, proses pemantauan atau penilaian hanya formalitas saja, akan tetapi ada unsur-unsur lain
yang lebih mendasar mendasar dibalik aktifitas itu, sehingga proses pemantauan dan penilaian
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Keadaan ini bertambah buruk karena kriteria yang tidak jelas
dan ukuran pemberian ijin menurut pelaksanaan AMDAL. Pola kebijaksanaan dan penentuan
tindakan terhadap pelanggaran proses pelaksanaan AMDAL dapat dengan tepat ditentukan. Hal
ini hanya dapat dilakukan oleh personal atau pegawai pemerintah. Oleh karena itu, peranan
pegawai pemerintah yang profesional sangat penting dalam proses ini. (Djanius
Djamin,2007:178).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah
No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek
Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun
dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Djamin, Djanius.2007.Pengawasan & Pelaksanaan Undang-Undang Lingkungan Hidup.
University Press.
Tembeer 2012).
ber 2012).