Anda di halaman 1dari 3

BAB 2.

KENDALA BISNIS

2.1 Kendala Praproduksi

Usaha bisnis Kolab Sochocorn sebelum produksi dan


pemasarannya telah memiliki beberapa persiapan yang telah dirancang
dan dipikirkan oleh para anggota produsen. Persiapan awal mengenai
bahan pokok telah dipersiapkan dua hari sebelum deadline produksi dan
pemasaran yang akan dilakukan. Para anggota telah mengumpulkan
modal untuk membeli keperluan bahan pokok pembuatan Kolab
Sochocorn, seperti labu kuning, tepung terigu, telur, mentega, sosis, dan
jagung manis beserta kemasan untuk pemasaran.
Pembelian bahan pokok Kolab Sochocorn dilakukan dengan cara
membagi tugas pada tiap masing anggota untuk pergi ke pasar, toko
maupun minimarket terdekat. Semua persiapan telah dirancang dengan
baik. Namun, suatu rencana yang telah disusun dengan baik dan
terstruktur tetap saja terdapat kelemahan dan kendalanya. Kendala yang
didapatkan dalam membeli bahan pokok yaitu ketika membeli bahan
utama. Bahan utama tersebut adalah labu kuning. Jarang sekali
didapatkan pedagang di Pasar Tanjung yang menjual labu kuning,
mungkin dikarenakan masih belum musimnya. Pada akhirnya, produsen
tidak dapat memilih dengan pilihan yang banyak, sehingga ketika labu
kuning tersebut dimasak mengalami beberapa kendala dalam
mencampurkan dengan bahan yang lain. Namun, pada persiapan
produksi yang kedua produsen mendapatkan labu kuning yang sesuai.
Selain itu, kendala lainnya adalah produsen lupa membeli mentega karena
pada saat pembelian toko bahan kue tutup. Sehingga ketika bahan sudah
dicampur mentega tidak dimasukkan secara bersamaan dengan bahan
lainnya.
Pada rencana produksi awal, kendala yang sangat diberatkan
adalah waktu. Manajemen waktu yang diperhitungkan ternyata masih
kurang maksimal. Hal ini dikarenakan, jam kuliah yang padat mulai dari
pukul 07.00-16.00 WIB dan acara latihan persiapan angkatan 2013 yang
berpartisipasi mengikuti acara Sing a Song, sehingga produsen
memutuskan membeli bahan pada malam hari sekitar ba’da isya’ dan
dilanjutkan dengan membuat Kolab Sochocorn pada malam hari hingga
pukul 00.30 WIB. Karena kendala waktu tersebut, dalam penggorengan
Kolab dilakukan esok harinya.

2.3 Kendala Pemasaran

Dalam proses pemasaran adapun beberapa kendala yang terjadi,


diantaranya adalah :

a. Kendala Waktu Pemasaran


Waktu pemasaran merupakan salah satu kendala yang kami
rasakan setiap kali produksi. Dikarenakan target kita adalah mahasiswa
PSIK, jadi kami harus menyesuaikan dengan jadwal kuliah mahasiswa
PSIK yang berbeda setiap kelas dan angkatannya. Perbedaan inilah yang
menjadi kandala bagi kami ketika pemasaran. Terkadang sasaran
konsumen memadai namun dari pihak kami masih ada kesibukan kuliah.
Selain itu, dikarenakan anggota tim usaha kami adalah dari kelas yang
sama. Sehingga ketika pemasaran adakalanya tidak semua mahasiswa
yang dapat tercakup.

b. Kendala Memenuhi Perbedaan Selera Konsumen


Konsumen merupakan raja dalam setiap pelayan, baik pelayanan
jasa maupun barang. Kepuasan konsumen mennjadi hal utama yang
harus diperhatikan. Dalam usaha kami ini, yaitu pelayanan dalam bentuk
barang tentu kami juga mengutamakan kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen akan terwujud jika kami mampu memenuhi selera yang
diinginkan konsumen. Namun, kami masih terkendala dengan banyaknya
perbedaan selera dari konsumen, misalnya beberapa konsumen menyukai
tekstur Kolab Sochocorn yang sedikit kenyal dan beberapa diantaranya
menyukai tekstur yang lunak. Bahkan ada pula yang menyukai tingkat
kemanisan yang tinggi, sedangkan diantaranya menyukai rasa yang soft /
sedang.

c. Kendala cuaca saat memasarkan


Cuaca yang tidak menentu menjadi kendala yang cukup
berpengaruh meskipun tidak sepenuhnya saat kami melakukan
pemasaran. Pemasaran menjadi tidak kondusif jika hal ini terjadi. Cuaca
yang awalnya baik kemudian tiab-tiba hujan inilah yang menghambat
proses pemasaran. Tidak sedikit dari konsumen yang memutuskan untuk
meninggalkan kampus ( tempat pemasaran kami).

d. Kendala Kurangnya Jumlah Produk


Setiap kali kami produksi tidak terlalu banyak yang kami targetkan.
Hal ini dikarenakan kekhawatiran kami jika barang tidak habis terjual
mengingat produk kami adalah olahan makanan ringan sedikit basah.
Namun, ternyata setiap kami pasarkan, produk kami habis terjual bahkan
banyak dari konsumen yang belum dapat menikmati. Hal ini bahkan dapat
menjadi suatu kendala saat proses pemasaran. Sehinnga menuntut kami
untuk dapat memberikan penjelasan bagi konsumen.

Anda mungkin juga menyukai