pemasarannya telah memiliki beberapa persiapan yang telah dirancang dan dipikirkan oleh para anggota produsen. Persiapan awal mengenai bahan pokok telah dipersiapkan dua hari sebelum deadline produksi dan pemasaran yang akan dilakukan. Para anggota telah mengumpulkan modal untuk membeli keperluan bahan pokok pembuatan Kolab Sochocorn, seperti labu kuning, tepung terigu, telur, mentega, sosis, dan jagung manis beserta kemasan untuk pemasaran. Pembelian bahan pokok Kolab Sochocorn dilakukan dengan cara membagi tugas pada tiap masing anggota untuk pergi ke pasar, toko maupun minimarket terdekat. Semua persiapan telah dirancang dengan baik. Namun, suatu rencana yang telah disusun dengan baik dan terstruktur tetap saja terdapat kelemahan dan kendalanya. Kendala yang didapatkan dalam membeli bahan pokok yaitu ketika membeli bahan utama. Bahan utama tersebut adalah labu kuning. Jarang sekali didapatkan pedagang di Pasar Tanjung yang menjual labu kuning, mungkin dikarenakan masih belum musimnya. Pada akhirnya, produsen tidak dapat memilih dengan pilihan yang banyak, sehingga ketika labu kuning tersebut dimasak mengalami beberapa kendala dalam mencampurkan dengan bahan yang lain. Namun, pada persiapan produksi yang kedua produsen mendapatkan labu kuning yang sesuai. Selain itu, kendala lainnya adalah produsen lupa membeli mentega karena pada saat pembelian toko bahan kue tutup. Sehingga ketika bahan sudah dicampur mentega tidak dimasukkan secara bersamaan dengan bahan lainnya. Pada rencana produksi awal, kendala yang sangat diberatkan adalah waktu. Manajemen waktu yang diperhitungkan ternyata masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan, jam kuliah yang padat mulai dari pukul 07.00-16.00 WIB dan acara latihan persiapan angkatan 2013 yang berpartisipasi mengikuti acara Sing a Song, sehingga produsen memutuskan membeli bahan pada malam hari sekitar ba’da isya’ dan dilanjutkan dengan membuat Kolab Sochocorn pada malam hari hingga pukul 00.30 WIB. Karena kendala waktu tersebut, dalam penggorengan Kolab dilakukan esok harinya.
2.3 Kendala Pemasaran
Dalam proses pemasaran adapun beberapa kendala yang terjadi,
diantaranya adalah :
a. Kendala Waktu Pemasaran
Waktu pemasaran merupakan salah satu kendala yang kami rasakan setiap kali produksi. Dikarenakan target kita adalah mahasiswa PSIK, jadi kami harus menyesuaikan dengan jadwal kuliah mahasiswa PSIK yang berbeda setiap kelas dan angkatannya. Perbedaan inilah yang menjadi kandala bagi kami ketika pemasaran. Terkadang sasaran konsumen memadai namun dari pihak kami masih ada kesibukan kuliah. Selain itu, dikarenakan anggota tim usaha kami adalah dari kelas yang sama. Sehingga ketika pemasaran adakalanya tidak semua mahasiswa yang dapat tercakup.
b. Kendala Memenuhi Perbedaan Selera Konsumen
Konsumen merupakan raja dalam setiap pelayan, baik pelayanan jasa maupun barang. Kepuasan konsumen mennjadi hal utama yang harus diperhatikan. Dalam usaha kami ini, yaitu pelayanan dalam bentuk barang tentu kami juga mengutamakan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan terwujud jika kami mampu memenuhi selera yang diinginkan konsumen. Namun, kami masih terkendala dengan banyaknya perbedaan selera dari konsumen, misalnya beberapa konsumen menyukai tekstur Kolab Sochocorn yang sedikit kenyal dan beberapa diantaranya menyukai tekstur yang lunak. Bahkan ada pula yang menyukai tingkat kemanisan yang tinggi, sedangkan diantaranya menyukai rasa yang soft / sedang.
c. Kendala cuaca saat memasarkan
Cuaca yang tidak menentu menjadi kendala yang cukup berpengaruh meskipun tidak sepenuhnya saat kami melakukan pemasaran. Pemasaran menjadi tidak kondusif jika hal ini terjadi. Cuaca yang awalnya baik kemudian tiab-tiba hujan inilah yang menghambat proses pemasaran. Tidak sedikit dari konsumen yang memutuskan untuk meninggalkan kampus ( tempat pemasaran kami).
d. Kendala Kurangnya Jumlah Produk
Setiap kali kami produksi tidak terlalu banyak yang kami targetkan. Hal ini dikarenakan kekhawatiran kami jika barang tidak habis terjual mengingat produk kami adalah olahan makanan ringan sedikit basah. Namun, ternyata setiap kami pasarkan, produk kami habis terjual bahkan banyak dari konsumen yang belum dapat menikmati. Hal ini bahkan dapat menjadi suatu kendala saat proses pemasaran. Sehinnga menuntut kami untuk dapat memberikan penjelasan bagi konsumen.