M. Pemasaran Kel.9

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MENGELOLA SALURAN DISTRIBUSI

OLEH :

 JENNI LAMRIA (1602114657)


 CHRISTOVEL F. PANJAITAN (1602114141)
 AMELIA MONALISA (1602114852)
 HIZKIA

KELOMPOK 9

DOSEN PENGAMPU : DENY DANAR RAHAYU, S.E., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Saluran distribusi merupakan elemen vital dalam kegaiatan pemasaran suatu barang. Suatu perusahaan
sangat perlu melakukan distribusi, hal ini dikarenakan pendistribusian merupakan salah satu proses
penyetokan atau penawaran suatu barang ke dalam lingkup pasar. Pendistribusian dapat diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat dan saat dibutuhkan).

Saluran distribusi untuk suaru barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Dan pendistribusian dapat
diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).

Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Proses distribusi merupakan
aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merelisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, kepemilikan.dan perlancar arus
saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik.

Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaaan harus dihadapkan dengan perantara atau
yang biasa disebut midleman. Dan dalam penyaluran distribusi perusahaan harus mempunyai strategi-
srategi yang tepat agar dalam penawaran produknya ke pasar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
apa yang diharapkan perusahaan.

1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah “Bagaimana Mengelola Saluran Distribusi?”

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang pengelolaan saluran distribusi
tersebut.

1.4.Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat memahami tentang saluran distribusi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Saluran Distribusi


Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan pemasaran (fungsi)
yang digunakan untuk menyalurkan produk barang/jasa dan status kepemilikannya dari produsen ke
konsumen. (Cecep Hidayat : 1998).
Saluran distribusi dapat didefinisikan menurut beberapa ahli :
1) David A. Revzansaluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari
produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai.
2) The American Marketing Association, bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur unit
organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan
pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.
3) Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak
pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan
dipindahkan dari produsen ke konsumen.
4) Gleen Walters : saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang
mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan
kegunaan bagi pasar tertentu.
Jadi, saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk
mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk mengalihkan kepemilikan produk baik secara
langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen. Tujuannya untuk mencapai pasar
tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.

2.2. Fungsi Saluran Distribusi


Fungsi – fungsi yang dijalankan oleh pihak – pihak perantara yang terlibat dalam saluran distribusi
turut menentukan keberhasilan atau kegagalan pemasaran suatu produk. Adapun fungsi saluran
distribusi dalam pemasaran adalah sebagai berikut :
1) Riset/Penelitian, berperan sebagai pengumpul dan penyebar informasi mengenai situasi dan
kondisi lingkungan pemasaran seperti pelanggan, pemasok, pesaing dan lembaga yang terkait.
2) Promosi, perantara pemasaran seperti agen, grosir, pedagang eceran juga berfungsi sebagai sarana
promosi dengan cara mengembangkan dan menyebarkan komunikasi yang positif mengenai
produk yang ditawarkan.
3) Kontak, berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen dengan melakukan
komunikasi dengan calon pembeli. Keluhan, kritik dan saran dari pelanggan biasanya disampaikan
terhadap para distributor, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan konsumen
terutama perantara yang menghubungkan barang dengan konsumen akhir.
4) Penyelarasan, berfungsi sebagai pihak yang membentuk dan menyesuaikan penawaran dengan
kebutuhan pembeli. Perantara menentukan pesanan kepada produsen berapa unit produk yang
diperlukan berdasarkan jumlah kebutuhan pelanggan. Jadi produsen memasok produk ke perantara
sesuai dengan keperluan atau pesanan yang diterima.
5) Negoisasi, berperan dalam kesepakatan harga akhir yang terjadi antara harga penawaran penjual
dengan harga keinginan pembeli. Perantara menghubungkan dan merundingkan dengan pihak
produsen berapa tingkat harga yang ditawarkan oleh produsen tersebut.
6) Distribusi Fisik, perantara kadang – kadang juga sekaligus berperan dalam penyaluran dan
pengangkutan barang – barang yang dipasarkan. Jadi dalan penyaluran barang terkadang produsen
yang melakukan dan menanggung biaya – biaya penyaluran, terkadang juga dilakukan dan
ditanggung oleh perantara. Penatapan harga pokok barang dari produsen akhirnya dipengaruhi juga
oleh faktor pihak mana yang menanggung biaya distribusi tersebut.
7) Pengambilan Resiko, perantara juga berfungsi sebagai penanggung resiko bila barang – barang
yang dipasarkan tersebut tidak laku, rusak atau kejadian – kejadian yang tidak diinginkan lainnya.

2.3. Keuntungan Perantara Perdagangan


Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka ini dapat membantu
meningkatkan efisiensi distribusi.
Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
1) Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen cukup
menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak. Ini
dipandang lebih efisien.
2) Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka
dipandang lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
3) Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk
beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.
4) Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor
sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.
5) Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas
penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu
dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya.
6) Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk
melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian tunai
dari produsen.
7) Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah:
- Membantu dalam pencarian konsumen
- Membantu dalam kegiatan pormosi
- Membantu dalam penyediaan informasi
- Membantu dalam pengepakan dan pembungkusan
- Membantu dalam penyortiran
2.4. Lembaga Perantara Perdagangan
Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah :
1) Pedagang besar ( Wholesaler )
Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terkait dengan kegiatan
perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir. Untuk
lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual
kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau kepada pemakai industry,
pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada
konsumen akhir.
2) Perantara Agen (Agen Middlemen)
Perantara agen ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hak milik atas
semua barang yang ditangani. Untuk lebih jelasnya definisi agen adalah lembaga yang
melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan
dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki
barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu :
a. Agen penunjang (Facilitating Agent)
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian
rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dua penjual. Jadi agen
penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak. Mereka
terbagi dalam beberapa golongan, yaitu :
- Agen pengangkutan borongan (Bulk Transportation Agent)
- Agen penyimpanan (Storage Agent)
- Agen pengangkutan khusus (Specialty Shipper)
- Agen pembelian dua penjualan (Purchaseand Sales Agent)
b. Agen pelengkap (Supplemental Agent)
Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan
tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak
dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka
agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukan berupa : 1) Jasa pembimbing/
konsultasi, 2) Jasa financial, 3) Jasa informasi dan 4) Jasa khusus lainnya.
Berdasarkan berbagai macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelangkap dapat
digolongkan kedalam :
- Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank
- Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan, lembaga penelitian,
dokter,dsb.
- Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, dsb.
- Agen khusus yang tidak masuk dalam tiga golongan dimuka.
Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tsb sama-sama pentingnya dalam pemasaran. Perlu
diketahui bahwa agen dapat menyewa agen-agen yang lain. Sebagai contoh : sebuah biro periklanan
dapat menggunakan radio atau televise sebagai media periklanan bagi perusahaan, begitu pula dalam
hal pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-alat transport kepada perusahaan lain.
3) Pengecer (retailer).
Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjual barang
atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan adanya perjualan secara langsung dengan pemakai industri karena tidak semua
barang industri selalu dibeli dalam jumlah besar. Secara definisi dapat dikatakan bahwa “pengecer
adalah sebuah lembaga yang melakukan sebuah kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen
akhir untuk keperluan pribadi. “
2.5. Pola Saluran Distribusi
Saluran distribusi dari produsen ke konsumen, baik itu dalam pasar konsumen maupun industri ada
yang langsung (tanpa perantara) dan tidak langsung (dengan perantara). Dalam hal ini, pola saluran
distribusi disebutkan ada 2 macam :
1) Pola saluran distribusi barang konsumsi
a.Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi paling pendek dan paling sederhana, tanpa menggunakan perantara.
Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi
rumah konsumen (self to self atau home to home) yang sering disebut saluran distribusi
langsung.
Produsen – Pengecer – Konsumen
b.
Sering disebut juga saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan
pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen mendirikan took pengecer sehingga
secara langsung melayani konsumen, tetapi jarang dipakai.
c. Produsen – Pedagang Besar – Konsumen
Disebut saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian konsumen dilayani oleh pengecer saja.
d. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan
kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualnya terutama
ditujukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko – toko
kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan
2) Pola saluran distribusi barang industri
a. Produsen – Pemakai Industri
Saluran yang paling pendek yang disebut saluran distribusi langsung. Biasanya saluran
distribusi langsung ini dipakai oleh produsen jika transaksi penjualan kepada pemakai industri
relatif cukup besar. Contohnya, lokomotif kapal, pesawat terbang, kereta dan sebagainya yang
termasuk instalasi.
b. Produsen – Distibutor Industri – Pemakai Industri
Produsen barang – barang jenis perlengkapan operasi dan accessory equipment kecil dapat
menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat
menggunakan distributor industri antara lain, produsen bahan bangunan, produsen alat – alat
untuk pembangunan, produsen alat pendingin udara (AC) dan sebagainya.
c. Produsen – Agen – Pemakai Industri
Biasanya dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Jua perusahaan
yang ingin memperkenalkan barang atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka
menggunakan agen.
d. Produsen – Agen – Distributor Industri – pemakai Industri
Digunakan perusahaan dengan pertimbangan anatara lain bahwa unit penjualan terlalu kecil
untuk dijual secara langsung. Selain itu, faktor penyimpangan pada saluran perlu
dipertimbangkan. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan berperan penting.

2.6. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi


1) Pertimbangan Pasar
Karena saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka keadaan pasar
ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa faktor pasar yang harus
diperhatikan adalah :
a. Konsumen atau pasar industri, pasar yang akan dituju apakah pasar konsumen atau pasar
industri, jika pasar industri umumnya jumlah perantara yang diperlukan tidak banyak dan
memerlukan pemilihan penyalur yang dituntut memiliki kemampuan penguasaan secara teknis
mengenai produk tersebut.
b. Jumlah pembeli potensial, jika jumlah pembeli potensi jumlahnya banyak umumnya tingkat
pelayanan yang diperlukan juga tinggi sehingga jumlah perantaranya juga harus banyak,
sebaliknya jika pembeli potensial sedikit tingkat pelayanan yang diperlukan tidak begitu
banyak.
c. Konsentrasi pasar secara geografis, jika pasar terpusat secara geografis, jumlahnya layanan
yang diperlukan tidak begitu banyak. Apabila pasar terbesar letaknya secara geografis jumlah
layanan yang diperlukan akan semakin banyak.
d. Pola pembelian, pola pembelian konsumen juga beraneka ragam, ada konsumen yang
menginginkan membeli dari lokasi yang terpusat lebih jauh melalui perjalanan, telepon atau
surat.
e. Jumlah pesanan, volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap
saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar atau
relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
f. Kebiasaan dalam pembelian, kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri
sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan
membeli, antara lain : kemauan untuk membelanjakan uangnya,tertarik pada pelayanan penjual,
tertarik pada pembelian dengan kredit, ataupun lebih senang melakukan pembelian yang tidak
berkali-kali.
2) Pertimbangan Produk
a. Karakteristik produk, produk yang mudah rusak misalnya mengharuskan dibentuk saluran
distribusi yang pendek dan tingkat layanan yang tinggi agar produk cepat sampai ke tangan
konsumen. Demikian juga produk yang memiliki bobot yang tinggi seperti bahan bangunan
(pasir, batu dsb) memerlukan saluran yang pendek karena ongkos angkut serta bongkar
muatnya yang tinggi.
b. Nilai unit, jika nilai unit dari barang yang dijual relative rendah maka produsen cenderung
untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya
relative tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
c. Sifat teknis, beberapa jenis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung
kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus
dapat memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan.
d. Barang standard dan pesanan, jika barang yang dijual berupa barang standar maka dipelihara
sejumlah persediaan pada penyalur. Demikian pula sebaliknya, kalau barang yang dijual
berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memlihara persediaan.
e. Luasnya lini produk, semakin beragam barang dalam suatu lini produk, makin besar
kecenderungan perusahaan melakukan distribusi eksklusif atau distribusi selektif.
3) Pertimbangan perusahaan
a. Kemampuan modal, semakin besar modal yang dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan
dapat menentukan jumlah penyalur yang banyak untuk meningkatkan pelayanan dan
perusahaan memiliki peluang untuk memilih penyalur yang memiliki reputasi yang baik untuk
menjaga citra perusahaannya.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen, perusahaan yang memiliki pengalaman yang
banyak akan penyaluran produk tentunya memiliki pertimbangan yang matang dalam
mendesain saluran dan memiliki kriteria atau data tersendiri mengenai reputasi penyalur.
Demikian juga kemampuan manajemen dalam menilai dan menentukan pemilihan penyalur
turut menentukan terciptanya saluran distribusi yang efisien dan efektif.
Pengawasan saluran, faktor pengawasan saluran kadang – kadang menjadi pusat perhatian
c.
produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan
jika saluran distribusi pendek. Jadi, perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung memilih saluran pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual, jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih
baik seperti membangun etalase, mencarikan pembeli untuk perantara, maka akan banyak yang
bersedia menjadi penyalurnya.
4) Pertimbangan distributor
a. Pelayanan yang diberikan oleh distributor, jika perantara mau memberikan pelayanan yang
lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpangan maka produsen akan bersedia
menggunakannya sebagai penyalur.
b. Kegunaan perantara, perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa
barag produsen dalam persaingan dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul
tentang barang baru.
c. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen , jika perantara bersedia menerima resiko
yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunny harga, maka produsen dapat
memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat memperingan tanggungjawab produsen dalam
mengadapi berbagai macam resiko.
d. Volume penjualan, produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya
dalam volume yang besar untuk jangka panjang.
e. Ongkos, jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan menggunakan
perantara, maka hal ini dapat dilakukan terus menerus.
5) Pertimbangan lingkungan
a. Kondisi perekonomian, kondisi perekonomian suatu bangsa / negara juga turut mempengaruhi
pemilihan penyalur. Di negara yang perekonomiannya belum mapan tentu menghendaki desain
saluran yang ekonomis dan menggunakan saluran yang lebih pendek.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia, sarana fisik seperti armada angkutan, alat bongkar muat
harus memenuhi syarat terentu. Demikian faktor pendukung lain seperti peraturan pemerintah,
tenaga kerja juga harus sesuai dengan apa yang diperlukan saluran pemasaran yang ideal.

2.7. Strategi Cakupan Saluran Distribusi


Alternatif menentukan banyaknya penyalur setelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang akan
dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang
besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :
1) Distribusi Intensif
Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan
berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan
mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan
konsumen. Sedangkan untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis
operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas, dan lainnya.
2) Distribusi Selektif
Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang
besar/ pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk
memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis accessory
equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur
yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih
terbatas.
3) Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar
atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual produknya
kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini
banyak dipakai untuk : barang-barang special, persediaan dalam jumlah besar, dan produk yang
memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb), misalnya alat pendingin udara
(AC), almari es dll.

2.8. Konflik dalam Saluran Distribusi


Konsep sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun demikian
didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara anggota saluran sering terjadi
perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara saluran yang satu dengan saluran yang lain yang menjual
produk yang sama dan ke pasar yang samapula.
1) Konflik Horizontal
Konflik ini terjadi diantara para perantara yang sejenis. Konflik horizontal dapat berupa :
- Konflik antar perantara yang menjual barang sejenis
- Konflik antar perantara yang menjual barang berbeda
- Sumber konflik biasanya karena ada perantara yang memperluas lini produknya dengan lini
baru dan tidak tradisional
2) Konflik vertical
Konflik ini terjadi antar anggota saluran distribusi dan terdiri dari:
- Konflik antar produsen dan pedagang grosir
- Konflik antar produsen dan pengecer

2.9. Pengendalian Saluran Distribusi


Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu masalah yang sulit bagi perusahaan yang
mengandalkan fungsi perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja (penyalur independen).
Karena penyalur independent tersebut melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri,
artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat meningkatkan laba mereka.
Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden tersebut harus dapat merancang produk dan
program pemasaran yang menarik. Untuk membuat agar penyalur independent dapat lebih terikat pada
produsen, maka produsen harus mengambil beberapa kebijaksanaan seperti :
1) Produsen harus menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi masih
perlu memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir.
2) Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi
produsen dan tidak dapat diabaikan jika ingin mempertahankan posisi pasarnya.
3) Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi dan servis lain yang diberikannya
kepada para pembeli.
4) Produsen harus dapat memberikan semangat kepada penyalur dengan memberi sejumlah
insentif. Beberapa teknik pemberian insentif yang dapat digunakan seperti konsesi harga, bantuan
keuangan dan juga proteksi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk
mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk mengalihkan kepemilikan produk baik secara
langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen. Tujuannya untuk mencapai pasar
tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.
Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada keputusan dimana fungsi-fungsi saluran
tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi itu sendiri merupakan suatu
rencana umum atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan
saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat dengan manajemen secara fisik
maupun non fisik daripada saluran.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah distribusi ini
tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak menggunakan perantara
sebagai lembaga. Jadi, kegiatan distribusi langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumennya.
Namun tidak jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan hasil
produksinya kepada pembeli.
3.2. Saran
Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun tulisan guna
penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai