Anda di halaman 1dari 2

P4

RINGKASAN

Reaktor tangki berpengaduk merupakan reactor yang banyak digunakan dalam


industry. Pemodelan matematis diperlukan untuk mempermudah analisa permasalahan
yang timbul dalam pengoperasian reactor alir tangki berpengaduk. Tujuan praktikum ini
adalah untuk menentukan harga orde reaksi, konstanta kecepatan reaksi dan pengaruh
pengadukan terhadap nilai k pada reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH serta
membandingkan hasil perhitungan matematis dengan hasil percobaan.
Pengoperasian reactor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahapan yaitu
pengisian tinggi overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu steady state. Tahap pertama
dimulai saat t=0 sampai terjadi overflow. Pada tahap kedua, proses sudah berjalan
secara kontinyu tetapi belum stedy state. Pada tahap ketiga proses berjalan steady state
dimana input=output sehingga akumulasi 0.
Reaksi yang digunakan dalam percobaan adalah reaksi penyabunan asam asetat
dengan NaOH dengan konsentrasi keduanya sebesar 0.013 N. Pada percobaan ini
dilakukan proses pada reactor batch dan kontinyu. Ada 3 variabel yang diuji, yaitu tanpa
pengadukan, dengan pengadukan sedang dan pengadukan lambat. Pengambilan sampel
untuk dianalisa dilakukan tiap 1 menit. Analisa titrimetric dengan titran HCl 0.01 N dan
indicator MO.
Berdasarkan hasil percobaan, harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan
NaOH adalah 2. Nilai konstanta laju reaksi yang nilainya sama dengan slope grafik 1/Ca
vs t pada variabel 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 4.17866 L/mol.menit, 4.84694
L/mol.menit dan 7.41975 L/mol.menit. Nilai konstanta laju reaksi yang didapat dari
reactor batch ini digunakan untuk menghitung Ca matematis pada reactor batch. Jika
dibandingkan dengan hasil percobaan, Ca matematis yang didapatkan kurang mendekati
Ca hasil percobaan.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa harga orde
reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH adalah 2. Adanya pengadukan dapat
meningkatkan nilai konstanta kecepatan reaksi. Untuk dapat mengahasilkan data yang
lebih akurat, disarankan untuk memastikan laju alir kedua reaktan sama saat melakukan
percobaan reactor kontinyu, memastikan system dalam keadaan steady state dan telah
tercampur saat dilakukan analisa, serta memperhatikan perubahan warna TAT dengan
seksama. Selain itu juga perlu adanya peningkatan alat percobaan menjadi lebih baik
sehingga mampu mendukung jalannya proses secara optimal.

iii
P4

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1) Orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH adalah 2.
2) Konstanta laju reaksi dapat diperoleh dari slope kurva 1/Ca vs t. nilai slope
tersebut dapat dihitung dengan metode least square.
3) Adanya pengadukan dapat meningkatkan konstanta laju reaksi., karena
pengadukan akan meningkatkan factor frekuensi tumbukan.
4) Pemodelan matematis dengan metode Runge-Kutta memberikan hasil yang
kurang mendekati hasil percobaan, karena Ca metematis yang dihitung
merupakan Ca ideal.

5.2. Saran
1) Saat dilakukan percobaan kontinyu, untuk mengalirkan kedua reaktan
sebaiknya menggunakan pompa sehingga laju alir kedua reaktan dapat dibuat
sama.
2) Seluruh peralatan untuk mendukung jalannya proses tersedia mencukupi
kebutuhan.
3) Peralatan yang tersedia dapat berfungsi optimal, sehingga tidak ada factor
eksternal dari alat yang mempengaruhi jalannya proses.
4) Peralatan yang digunakan dibersihkan dengan baik.

23

Anda mungkin juga menyukai