Anda di halaman 1dari 4

P1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.6. MENENTUKAN ORDE REAKSI


Trial orde reaksi pada reaktor batch
1. Diberikan data waktu (t) dan Ca, Ca0 adalah Ca pada t=0
2. Membuat data -ln(Ca/Ca0) dan 1/Ca
3. Pertama menebak “orde reaksi pertama” dengan membuat grafik - ln(Ca/Ca0) vs t,
hasil grafik harus lurus
4. A. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak “orde reaksi kedua” dari grafik
antara 1/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Ca0 = Cb0)
B. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak “orde reaksi kedua” dari grafik
antara ln Cb/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Ca0 ≠ Cb0)
5. Membentuk persamaan y = a + bx , a = intercept dan b = slope dari grafik log t vs
ln Ca0

Gambar 2.2. Grafik Trial Reaksi Orde 1 Gambar 2.3 Grafik Trial Reaksi Orde 2
(Ca = Cb)

Gambar 2.4 Grafik Trial Orde 2 (Ca ≠ Cb) Gambar 2.5 Grafik Trial Orde n
(Levenspiel. O., 1999)

12
P1

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Rancangan Praktikum


3.1.1. Skema Rancangan Praktikum

Melakukan percobaan
Merangkai alat
Membuat batch, dengan
reactor, secara
perhitungan memasukkan reagen ke
proses batch dan
reagen reactor sampai
kontinyu
ketinggian 8 cm

Memasukkan reagen ke Mengambil sampel 5 ml tiap


Melakukan
reactor sampai ketinggian 1.5 menit kemudian
percobaan
8 cm. pompa masing ditambahkan indicator MO 3
secara
reaktan ke dalam CSTR, tetes ke sampel titrasi dengan
kontinyu
dengan menjaga konstan HCl sampai merah orange
laju alir

Mengambil sampel 5 ml tiap 1.5


Titrasi masing-masing pada
menit kemudian ditambahkan
proses batch dan kontinyu
indicator MO 3 tetes ke sampel
diberhentikan sampai volume
titrasi dengan HCl sampai merah
titran yang digunakan 3 kali
orange
konstan

3.1.2. Variabel Operasi


a) Variabel berubah: 1) Tanpa pengadukan
1) Pengadukan sedang
2) Pengadukan cepat
b) Variabel tetap : 1) Konsentrasi NaOH 0.013 N
2) Konsentrasi etil asetat 0.013 N
15
P1
3) Konsentrasi HCl 0.01 N
4) Tinggi fluida 8 cm
5) Interval pengambilan sampel 1 menit
6) Perbandingan volume reaktan 1:1

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1. Bahan yang digunakan 3.2.2. Alat yang dipakai
a. NaOH 0.013 N a. Pipet
b. Etil asetat 0.013 N b. Reaktor Batch
c. HCl 0.01 N c. Gelas Ukur
d. Indikator MO 3 tetes d. Buret
e. Aquades e. Statif dan Klem
f. Erlenmeyer
g. Rangkaian alat reaktor

3.3. Rangkaian Alat yang Digunakan


a. Proses Batch

Keterangan :
1. Reaktor Batch
2. Stirer
3. Statif

Gambar 3.1 Gambar Alat Utama


Proses Batch
b. Proses Kontinyu

Gambar 3.2. Gambar Alat Utama Proses Kontinyu


16
P1
Keterangan :
1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tangki Reaktor

3.4. Respon Uji Hasil


Konsentrasi NaOH sisa yang dapat diamati dengan konsentrasi titran HCl sampai
TAT.

3.5. Prosedur Percobaan


Percobaan Batch
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.013 N, HCl 0.01 N, dan NaOH
0.013 N.
2. Masukkan etil asetat 0.013 N dan NaOH 0.013 N sampai ketinggian larutan 8
cm, volume yang ditambahkan sama untuk kedua larutan.
3. Ambil sampel 5 ml tiap 1 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes
ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah orange. Titrasi
dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variable yang berbeda.

Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.013 N, HCl 0.01 N, dan NaOH
0.013 N.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan menjaga
konstan laju alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 5 ml tiap 1 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes
ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah orange. Titrasi
dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan variabel yang berbeda.

17

Anda mungkin juga menyukai