Anda di halaman 1dari 29

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali

manusia. Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk

mempertahankan kelangsungan hidup. Walaupun setiap individu

mempunyai karakteristik yang unik, namun kebutuhan dasarnya sama.

Perbedaannya hanya dalam cara pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

Kebutuhan dasar manusia mempunyai banyak jenis yaitu salah

satunya adalah kebutuhan fisiologis seperti cairan, nutrisi, eliminasi,

istarahat dan tidur, kebutuhan oksigenasi dan lain-lain. Manusia tidak

pernah lepas dari kebutuhan dasar dan setiap kebutuhan tersebut harus

terpenuhi bagi setiap individu.

Kegagalan dalam pemenuhan dasar akan menimbulkan kondisi

yang tidak seimbang, sehingga diperlukan bantuan terhadap pemenuhan

kebutuhan dasar tersebut. Dalam hal tersebut maka peranan perawat

sangat diperlukan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya. Manusia harus saling membantu dalam hal kebaikan terutama

pada kebutuhan dasar manusia.


2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kebutuhan dasar manusia

b. Tujuan Khusus

1). Mengetahui kebutuhan dasar nutrisi

2). Mengetahui kebutuhan dasar eliminasi/pertukaran

3). Mengetahui kebutuhan dasar aktivitas istrahat dan tidur

4). Mengetahui kebutuhan dasar seksualitas

5). Mengetahui kebutuhan dasar kenyamanan dan nyeri

6). Mengetahui kebutuhan dasar cairan dan elektrolit

7). Mengetahui kebutuhan dasar personal hygiene

8). Mengetahui kebutuhan dasar oksigenasi

9). Mengetahui kebutuhan dasar mobilisasi

c. Manfaat Penulisan

1).Diharapkan dengan adanya penulisan laporan ini nantinya dijadikan

sebagai sumber informasi mengenai kebutuhan dasar manusia.

2).Diharapkan dengan adanya penulisan laporan ini nantinya dijadikan

sebagai sebagai referensi dalam penulisan laporan selanjutnya.

3).Diharapkan dengan adanya penulisan ini dapat bermaanfaat bagi

para pembaca.
B. TINJAUAN TEORI

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis

maupun fisiologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan

kehidupan dan kesehatan (Alimul, 2006).

Ciri kebutuhan dasar manusia yaitu manusia memiliki kebutuhan

dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki

kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya,

maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia :

1. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan

perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun

psikologis, karena beberapa berfungsi organ tubuhmemerlukan

pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.

2. Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baikdapat

meningkatkan pemenuhan dasar karena adanya saling percaya,

mersasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep Diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam

pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan

makna dan keutuhan bagi seseorang.


4. Tahap Perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia

mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut

memiliki kebutuhan yang berbeda , baik kebutuhan biologis,

psikologis, sosial maupun spiritual.

Kebutuhan dasar manusia menurut Abrahan Maslow (dikutip dalam

Mubarak dan Chyatin, 2008) mengatakan bahwa manusia mempunyai

kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses

homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Hierarki kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar yakni :

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki

Maslow. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan yaitu :

1). Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas

2). Kebutuhan cairan dan elektrolit

3). Kebutuhan makanan

4). Kebutuhan Eliminasi urine dan alvi

5). Kebutuhan istrahat dan tidur

6). Kebutuhan aktivitas

7). Kebutuhan temperatur tubuh

8). Kebutuhan seksual

b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman


Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah

aman dari berbagai aspek, baik fisiologis, maupun psikologis.

Kebutuhan ini meliputi

1) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas,

kecelakaan, dan infeksi

2) Bebas dari rasa takut dan kecemasan

3) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru.

c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki. Kebutuhan ini

meliputi:

1) Memberi dan menerima kasih sayang

2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang beraarti dengan orang

lain.

d. Kebutuhan harga diri, kebutuhan ini meliputi:

1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain

2) Kompoten

3) Penghargaan terhadap diri sendiri dann orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini meliputi :

1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik.

2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri

3) Tidak emosional

4) Kreatif.
2. Konsep Kebutuhan Nutrisi

a. Anatomi dan Fisiologi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

Pencernaan makanan berawal di mulut dengan pelepasan air liur

(saliva), berlanjut di lambung, dan sebagian besar diselesaikan di usus

halus. Proses pencernaan melibatkan enzim sekretorik yang spesifik

untuk berbagai makana dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat

menjadi gula sederhana, lemak menjadi asam lemak bebas dan

monogliserida, serta protein menjadi asam amino. Hanya dalam bentuk

sederhana seperti ini zat-zat gizi dapat diserap menembus usus dan

digunakan oleh tubuh (Corwin, 2009).

b. Teori Konsep Kebutuhan Nutrisi

Nutrisi adalah Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang

berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan

proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia

yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan

untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil

metabolisme). Nutrien merupakan elemen penting dalam proses dan

fungsi tubuh. Nutrien mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral dan air (Saryono dan Widianti, 2010).

BMI (Body Mass Index) merupakan alat atau cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa.Untuk mengetahui

BMI dapat dihitung dengan rumus:


BMI = BB (kg)

TB2(cm)

Faktor yang mempengaruhi nutrisi seseorang antara lain :

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan tingi dapat

mempengaruhi pola konsumi makanan.Hal tersebut dapat di sebabkan

oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

memahami kebutuhan gisi.

2. Prasangka

Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi

tinggi dapat mempengaruhi setatus gisi seseorang .di beberapa daerah

,tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah,tidak di

jadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat

menganggap mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan derajat

mereka.

3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap

makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.Misalnya,di

beberapa daerah,terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi

gadis remaja .padahal,makanan tersebut merupakan sumber vitamin

yang sangat baik.adajuga larangan makan ikan bagi anak-anak karena


ikan di anggap dapat menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan

sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnyavariasi makanan,sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi

karena makanan bergisi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

Gangguan Keseimbangan Nutrisi

Secara umum,gangguan nutrisi terdri atas kekurangan dan kelebihan

nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung

korener, kanker dan anoreksia nervosa.

1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan

akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda – tanda klinis

o Berat badan 10 – 20% dibawah normal

o Tinggi badan di bawah ideal

o Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

o Adfanya penurunan trannsferin


Kemungkinan penyebab:

o Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalammencerna kalori

akibat penyakit infeksi atau kanker

o Disfagia karena adanya kelainan persarafan

o Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crhon atau intoleransi

laktosa

o Nafsu makan menurun

2. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang

yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan

kebutuhan metabolisme secara berlebih. Kemungkinan penyebab

o Berat badan lebih dari 10% berat ideal

o Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)

o Lipatan kulit trisep lebih dari 15cm pada pria dan 25 mm pada

wanita

o Adanya jumlah asupan yang berlebihan

o Aktifitas menurun atau menonton

Kemungkinan penyebab

o Perubahan pola makan

o Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman


3. Konsep Kebutuhan Eliminasi/Pertukaran

a. Anatomi dan Fisiologi Kebutuhan Eliminasi/Pertukaran

Anatomi Saluran Pencernaan:


- Oral/Mulut

- Esofagus/Tenggorokan

- Gaster/Lambung

- Usus halus, usus besar/kolon: 125-150cm (50 – 60 inc)

 Usus Halus (Duadenum, Jejenun, Illeum)

o Sekum – ileosekal (menghubungkan usus halus dan usus besar

untuk mencegah regurgitasi.

o Kolon (Asending, Transversum, Desending, Sigmoid).

o Rektum: 10=15 cm (4-6 inchi), normalnya kosong sampai

menjelang defekasi.

o Anal/ onifisium eksternal (2, 5-5 cm/ 1-2 inci) mempunyai

spingter: Internal (involunter) dan Eksternal (volunteer)

Fisiologi Usus Besar:

Usus besar tidak ikut serta dalam pencernaan/ absorpsi makanan bila

isi usus halus mencapai sektum, maka semua zat makanan telah diabsorpsi

dan isinya cair (disebut chime). Selama perjalanan di dalam kolon (16-20 jam)

isinya menjadi makin padat karena air diabsorpsi dan sampai di rectum faeces

bersifat padat – lunak.

Fungsi utama usus besar/kolon adalah:

- Absorpsi/penyerapan air, Na Cl dan glukosa yang dikeluarkan dari

katup ileosekal berbentuk chime. Ada 1500 chyme melalui usus besar setiap

hari.
- Protektif, oleh sekresi musin (ion karbonat) yang pengeluarannya

dirangsang oleh nervus parasimpatis, seperti pada saat emosi sekresi mucus

akan meningkat.

Fungsi: -Melindungi didnding usus dari aktifitas bakteri.

-Melindungi dari tarauma asam yang dihasilkan faeses.

- Eliminasi fekal (defekasi dan flatus). Falatus adalah udara besar yang

dihasilkan dari pemecahan karbohidrat. Defekasi adalah pengeluaran faeses

dari anus dan rectum. Frekuensi defekasi tergantung individu, bervariasi dan

beberapa kali per hari sampai dengan 2-3 kali per minggu. Defekasi biasanya

terjadi karena adanya reflek gastro-colika. Yaitu reflek peristaltic di dalam

usus besar yang dihasilkan ketika makanan masuk lambung yang

menyebabkan defekasi. Biasanyanya bekerja sesudah makan pagi.

Sususnan Faeces:

- Bakteri yang umumnya sudah mati.

- Lepasan epithelium dari usus.

- Sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin.

- Garam, terutama kalsium fosfat.

- Sedikit zat besi, selulose.

- Sisa zat makanan yang tidak dicerna dan air (100 ml)
b. Konsep Kebutuhan Eliminasi/Pertukaran

Eliminasi bowel/ Buang Air Basar (BAB) atau disebut juga defekasi

merupakan faeces normal tubuh yang penting bagi kesehatan untuk

mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah yang dikeluarkan ini disebut

faeces atau stool.

Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal:

1. Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter faeces, control

bayi s/d 2-3 tahun: lambung kecil, enzim kurang, peristaltic usus

cepat, neuromuskuler belum berkembang.

Remaja : usus besar berkembang.

Tua : gigi berkurang, enzim di saliva & lambung berkurang peristaltic

dan tonus abdomen berkurang.

2. Diet

Makanan berserat dan berselulosa penting untuk mendukung volume

fekal. Diet yang tidak teratur akan menggangu pola defekasi. Contoh

makanan yang mengandung gas: bawang, kembang kol, dan kacang-

kacangan. Susu: sulit dicerna bagi sebagian orang/ laktusa intolerance.

3. Pemasukan cairan. Normalnya: 2000-3000 ml/hari. Jika intake

cairan tidak adekuat atau pengeluaran yang berlebihan (urin/muntah)

tubuh akan kekurangan cairan sehingga tubuh akan menyerap cairan

dari chime sehingga faeces yang dikeluarkan menjadi keras.

4. Aktifitas fisik: merangsang peristaltic meningkat.


5. Faktor psikologik.

Cemas, marah akan meningkatkan peristaltic/ diare. Depresi

akan memperlambat peristaltic usus/ konstipasi.

6. Kebiasaan: sulit BAB di tempat orang lain atau tempat yang baru

karena hilangnya privacy.

7. Posisi: jongkok/paha fleksi akan meningkatkan tekanan abdomen

dan posisi duduk akan meningkatkan tekanan rectum, sehingga akan

mempermudah defekasi.

8. Nyeri: hemoroid menyebabkan defekasi tidak nyaman dan akhirnya

menjadi konstipasi.

9. Kehamilan: menekan rectum

10.Operasi dan anastesi: blok parasimpatis 24-48 jam akan

menghentikan pergerakan usus (ileus paralitik)

11. Obat-obatan: narkotik, morfin, kodein menyebabkan konstipasi.

Laksatif untuk menstimulasi eliminasi bowel.

12. Tes diagnostic: barium enema dapat menyebabkan kostipasi.

13. Kondisi patologi: injuri spinal cord/kepala dan gangguan

mobilisasi, dapat menurunkan stimulasi sensori untuk defekasi.

Buruknya fungsi spinal anal menyebabkan inkontinensia.

14. Irritans: makanan berbumbu/ pedas, toxin bakteri/racun dapat

mengritasi usus dan menghasilkan diare/ banyak flatus.


Gangguan Eliminasi Fekal

 Konstipasi

 Infeksi

 Hemoroid

Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi

 Usia

 Diet

 Cairan

 Latihan Fisik

 Stres psikologis

 Temperatur

 Nyeri

 Obat-obatan

4. Kebutuhan Dasar Aktivitas Istrahat dan Tidur

a. Anatomi dan Fisiologi Kebutuhan Aktivitas dan Tidur

Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang

dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang

berhubungan dengan perubahan dalam system saraf peripheral, endokrin,

kardiovaskuler, pernapasan dan muscular (Robinson, 1993). Tiap

rangkaian diidentifikasi dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas


otak. Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG), yang mengukur

aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG), yang

mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur

gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur.

Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara

dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan

menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah

mekanisme menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.

System aktivasi reticular ( SAR ) berlokasi pada batang otak

teratas. SAR dipercaya terdiri atas sel khusus yang mempertahankan

kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual,

auditori, nyeri dan taktil. Aktivasi korteks serebral (mis. Proses emosi

atau pikiran) juga menstimulasi SAR. Saat terbangun merupakan hasil

neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin

( Sleep Research Society, 1993 ).

Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu

dalam system tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Daerah

otak juga disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar synchronizing region,

BSR ). Ketika seseorang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan

berada dalam posisi relaks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap

dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada beberapa

bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.


b. Teori Konsep Kebutuhan Istrahat dan Tidur

1). Istirahat

Menurut Asmadi (2008), Kata istirahat mempunyai arti yang

sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur

setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang

membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang,

rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas).

Menurut Wong (2008) tidur merupakan fungsi protektif yang dimiliki

semua organisme memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan

jaringan setelah aktivitas. Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:

a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya;

b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor,

atau di manapun juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang

lain;

c. Mengetahui apa yang terjadi;

d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;

e. memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;

f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-tvaktu bila

memerlukannya.
B. Tidur

Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status

kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh

periode tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih, hal ini

diyakini bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan

system tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry,

2005). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan

reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.

Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur

diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan

kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda

tanda sebagai berikut:

a. Aktivitas fisik minimal

b. Tingkat kesadaran yang bervariasi

c. Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuh

d. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubaban proses

fisiologis. Perubahan tersebut, antara lain:

a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi;

b. Dilatasi pembuluh darab perifer;

c. kadang-kadang teriadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal;


d. Relaksasi otot-otot rangka;

e. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

Siklus tidur

Secara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan

periode sebelum tidur, selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang

bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10-30

menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan

berlangsung satu jam atau lebih. Berikut ini adalah gambar siklus tidur:

Tahapan tidur

Non Rapid Eye Movement (NREM)

1. Tahap I NREM

a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur

b. Tahap berakhir beberapa menit

c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara

bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme

d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti

suara

e. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun

2. Tahap II NREM

a. Tahap II merupakan periode tidur bersuara

b. Tahap berakhir beberapa menit

c. Untuk terbangun masih relative mudah


d. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

e. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

3. Tahap III NREM

a. Tahap III merupakan tahap awal dari tidur yang dalam

b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak

c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh

d. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur

e. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

4. Tahap IV NREM

a. Tahap IV merupakan tahap tidur terdalam

b. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur

c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang tidur akan menghabiskan porsi

malam yang seimbang pada tahap ini

d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam

terjaga

e. Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit

f. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi

5. Rapid Eye Movement (REM)

a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.

Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.

b. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur


c. Hal ini dicirikan oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat,

fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi

tekanan darah

d. Terjadi tonus otot skelet penurunan

e. Peningkatan sekresi lambung

f. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur

g. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menit

Faktor yang memengaruhi istirahat dan tidur

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda.

Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami

gangguan. Seseorang bisa tidur maupun tidak dipengaruln oleh beberapa

faktor, di antaranya sebagai berikut (Asmadi, 2008):

a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat ndur

dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka

kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia

tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang menderita

gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka

seseorang tidak mungkin dapat istirabat dan tidur.

b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk

tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur


dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan

menghambat seseorang untuk tidur.

c. Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur.

Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan

nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi

tahap IV NREM dan REM.

Berdasarkan penelitian Desita Febriana tahun 2011 tentang “Kajian

Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah Di

Ruang Anak Rs Baptis Kediri”, Keadaan hospitalisasi dapat menjadi stresor

bagi anak saat dirawat di rumah sakit, sehingga anak akan mengalami stres

hospitalisasi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan beberapa perilaku

pada anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat

proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Dalam penelitin

tersebut terbukti 85% anak mengalami stres hospitalisasi sedang pada anak di

Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri dan 62% anak mengalami gangguan

pola tidur pada anak usia prasekolah.

d. Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu,

daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya,

minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur.


e. Gaya hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan

tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada

kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih

pendek.

f. Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek

menyebabkan ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat

golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM.

5. Kebutuhan Dasar Kenyamanan dan Nyeri

a. Anatomi dan Fisiologis Kebutuhan Dasar Kenyamanan Dan Nyeri

Kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan

pemberian asuhan keperawatan. Kolcaba (1992) mengidentifikasikan

kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman subjektif klien.

Kenyaman sebagai suatu keadaad telah terpnuhi kebutuhan dasar manusia

yang meliputi ketentraman, kelegaan, dan transenden. Cara pandang yang

holistic tentang kenyamanan dalam upaya mengidentifikasi dalam empat

konteks. Fisik yaitu berhubungan dengan sensasi tubuh. Social yaitu

berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga dan social.

Proses nyeri Dimulai dari impuls saraf yang dihasilkan oleh stimulus

nyeri menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen. Ketika serabut C dan
serabut A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf perifer, maka akan

melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan atau membuat peta akan

respons nyeri. Transmisi stimulus nyeri berakhir di bagian kornu dorsalis

medulla spinalis. Impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam system

saraf pusat berjalan melalui serabut saraf di traktus spinotalamus yang

menyeberangi sisi yang berlawanan dengn medulla spinalis. Impuls nyeri

kemudian berjalan ke arah medula spinalis. Maka informasi ditransmisikan

dengan cepat ke pusat yang lebih tinggi di otak seiring dengan transmisi

stimulus nyeri, tubuh mampu menyesuaaikan diri atau memvariasikan resepsi

nyeri. Serabut-serabut saraf di traktus spinotalamus yang berakhir di otak

tengah menstimulasi daerah tersebut untuk mengirim stimulus kembali ke

bawah kornu dorsalis di medulla spinalis. respons reflek protektif juga terjadi

dengan resepsi nyeri. Serabut delta –A mengirim impuls sensori ke medulla

spinalis , tempat sinapsis dengan neuron motorik. Impuls motorik menyebar

melalui serabut lengkung refleks bersama serabut saraf eferen (motorik)

kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi stimulasi. Kontraksi otot

menyebabkan individu menarik diri dari sumber nyeri sebagai usaha untuk

melindungi diri.
b. Teori Konsep Kebutuhan Kenyamanan dan nyeri

Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Melaalui

rasa nyaman dan tidak untuk mengupayakan kenyamanan perawat

memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,dorongan, dan bantuan.

Kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan

pemberian asuhan keperawatan.

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal

yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangan

bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik

atau mental. Sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan actual atau pada

fungsi ego seorang individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Karena nyeri merupakan sesuatu yang kompleks banyak factor yang

mempengaruhi pengalaman nyeri individu antara lain seperti :

Ø Usia

Usia merupakan variable penting yang mempengaruhi nyeri.

Khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak yang masih kecil mampunyai

kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang

menyebabkan nyeri.nyeri bukan merupakan proses penuaan yang tidak dapat

dihindari. Individu yang berusia lanjut memiliki resiko tinggi mengalami

situasi-situasi yang membuat mereka merasakan nyeri. Kemampuan klien


lansia untuk menginterpretasikan nyeri dapat mengalami komplikasi dengan

keberadaan berbagai penyakit disertai gejala samar-samar yang mungkin

mengenai bagian tubuh yang sama. Klien lansia tidak melaporkan nyeri untuk

alasan-alasan berikut :

1. Klien lansia yakin bahwa nyeri merupakan sesuatu yang mereka

harus terima.

2. Klien lansia mungkin menyangkal bahwa mereka merasakan nyeri

karena takut akan kosekuensi yang tidak diketahui.

3. Klien lansia memilih untuk tidak mengakui bahwa mereka

merasakan nyeri karena ketakutan akan mengalami penyakit yang

berat atau meninggal.

4. Klien lansia menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk

mendeskripsikan mengalaman nyeri.

5. Banyak klien lansia yakin bahwa merupakan hal yang tidak dapat

diterima apabila meperlihatkan respons terhadap nyeri.

Ø Jenis kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam

berespons terhadap nyeri, toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh factor-

faktor biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu tanpa

memperhatikan jenis kelamin.


Ø Kebudayaan

Keyakinan dan nilai –nilai budaya mempengaruhi cara individu

mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan

mereka. Dengan demikian , mereka mencoba mengira bagaimana klien akan

berespons terhadap nyeri.

Ø Makna nyeri

Makn seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi

pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga

dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut.

Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien yang berhubungan dengan

makna nyeri.

Ø Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

pempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat, sedangkan upaya penglihatan dihubungkan dengan

respons nyeri yang menurun.

Ø Ansietas

Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetaapi nyeri juga

dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas.individu yang sehat secara

emosional, biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang hingga berat dari

pada individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil.


Ø Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping

Ø Pengalaman sebelumnya

Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu

tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan

datang. Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode

nyeri tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri berat. Klien tidak pernah

merasakan nyepi ,maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu koping

terhadap nyeri.

Ø Gaya koping

Gaya koping mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk

mengatasi nyeri. Individu yang memiliki lokus kendali internal

mempersepsikan diri mereka sebagai individu yang dapat menendalikan

lingkungan mereka dan hasil akhir suatu peristiwa seperti nyeri, sebaliknya

,individu yang memiliki lokus kendali eksternal, mempersepsikan factor-

faktor lain di dalam lingkungan mereka , seperti perawat , sebagai individu

yang bertanggung jawab terhadap hasil akhir suatu peristiwa.

Ø Dukungan keluarga dan social

Individu dari kelompok sosiobudaya yang berbeda memiliki harapan

yang berbeda tentang orang tempat mereka menumpahkan keluhan mereka

tentang nyeri. Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada


anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan ,

atau perlindungan.`

Ukuran Skala Nyeri dari 0-10

SKALA NYERI
0 Tidak nyeri
1 Seperti gatal, tersetrum / nyut-nyut
2 Seperti melilit atau terpukul
3 Seperti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan atau tergesek
6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7–9 Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol oleh klien dengan
aktivitas yang biasa dilakukan.
10 Sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
Keterangan : 1 – 3 (Nyeri ringan)
4 – 6 (Nyeri sedang)
7 – 9 (Nyeri berat)
10 (Sangat nyeri)

Anda mungkin juga menyukai