Anda di halaman 1dari 30

ILMU BUDAYA DASAR

Present By

Ahmad Irawan
122013001

Univ. Muhammadiyah Palembang


DAFTAR ISI

Daftar Isi ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... i

Pendahuluan ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... 1

Old Issue ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... 22

Recommendation ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... 29
1. Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan, dengan keberagaman kebudayaan
di setiap daerah dan wilayah yang dimilik bangsa Indonesia. Adalah suatu kebanggaan bagi
bangsa Indonesia yang dengan keberagaman kebudayaan itu masyarakatnya tetap bersatu
tanpa memandang perbedaan antar budaya yakni bersatu sebagai bangsa Indonesia. Dari
masing-masing kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia memiliki suatu
karakteristik yang unik dan berbeda-beda antar daerahnya. Yakni ciri khas yang hanya
dimiliki tiap daerah tersebut. Inilah yang membuat bangsa indonesia yang unik di mata
dunia. Setiap kebudayaan itu memiliki peran yang sangat kuat akan ketahanan budaya
nasional. Kita lihat dengan keseniannya, lalu tiap-tiap daerah memiliki rumah dan pakaian
adat yang berbeda-beda, adat dan istiadatnya hal ini sangat menarik perhatian masyarakat
luar bangsa Indonesia. Sehingga menjadi suatu daya tarik yang kuat bagi bangsa asing mau
datang ke Negeri Indonesia ini. Begitu pula pada masa ini telah banyak sebagian orang dari
bangsa asing mau mempelajari kebudayaan bangsa indonesia. Namun sangat disayangkan
di masa ini, bahkan generasi muda masyarakat kita sendiri sedikit yang mau mempelajari
kebudayaannya sendiri. Mereka-mereka lebih tertarik akan kebudayaan asing yang dimata
mereka dipandang lebih modern. Sehingga banyak dari kebudayaan kita ini mulai
memudar akan kelestariannya. Padahal justru banyak dari pihak-pihak asing sangat
mengagumi akan kebudayaan kita. Terlebih sekarang ini ada dari phak asing yang kini telah
mengakui dan mengklem kebudayaan asli kita sebagai kebudayaan dari mereka. Tentu hal
ini tidak bisa kita biarkan. Perlu adanya peningkatan akan peran-peran kebudayaan tiap
daerah dalam mempertahaan kan kautuhan dan ketahanan kebudayaan bangsa kita ini.
Sehingga bangsa kita tetap menjadi bangsa yang utuh dan kuat yang kaya akan
kebudayaan. Sehingga tak ada satu pihakpun dari negara asing yang berani mengklem dan
mengakui kebudayaan kita sebagai kebudayaannya.

ISBD (Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar) termasuk kelompok pengetahuan, yakni
mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum ttg konsep2 hubungan
antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kemanusiaan, social, dan budaya. IBD bukan sebagai Ilmu Sosial/Ilmu Budaya (dalam arti:
ilmu ekonomi, ilmu politik, sejarah, sosiologi, antropologi) Tujuan ISBD :

• Penguasan pengetahuan ttg keragaman dan kesetaraan sbg makhliuk individu dan
makhluk sosial dlm khdp bermasyarakat.
• Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami dam memecahkan masalah
sosial-budaya degan landasan nilai-nilai estetika, etika, moral dan hukum dalam khdp
bermasyarakat.

• Mendapatkan landasan pengetahuan dan wawasan yg luas serta keyakinan sbg bekal
hidup bermasyarakat.

Pendekatan ISBD :

• Pendekatan yang digunakan: multidisipliner

• Hakekat masalah sosial dan budaya adalah kompleks (dan unik), sehingga kajiannya harus
dilakukan dari berbagai disiplin ilmu (multidisipliner). Contoh kajian multidisipliner

• “Pergaulan bebas di luar nikah”

Perlu diketahui: latar belakang sosialnya, faktor2 penyebabnya, aturan-aturan


pengendalian, sikap masyarakat, dan kebijakan publiknya ....apa ?

1. Latar belakang sosial, faktor2 penyebab -> sosiologi (interaksi sosial): kebiasaan
masyarakat lingkungannya;

2. Norma/aturan: berlakunya etika dan hukum;

3. tingkat ekonomi;

4. perkembangan teknologi: face book, hp/bb, dsb

MANUSIA - KEBUDAYAAN

Manusia sebagai Makhluk Budaya Manusia merupakan salah satu mahluk Tuhan yang ada
di dunia, disamping Alam, Tumbuhan dan Binatang. Sifat mahluk Tuhan sebagai berikut:

1. Alam memiliki sifat wujud.

2. Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup.

3. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu.

4. Manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi.

Hakekat Akal Budi dalam diri Manusia

• Kelebihan manusia dibandingkan mahluk lain terletak pada akal budi, yakni sebagai
potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki mahluk lain.

• Akal : merupakan kemampuan berpikir.

Kemampuan berpikir manusia digunakan untuk memecahkan masalah - masalah hidup


yang dihadapinya.
• Budi : bagian dari kata hati .

Berupa paduan akal dan perasaan, serta yang dapat membedakan baik – buruk sesuatu
Fungsi Akal Budi Manusia Akal budi manusia memiliki kemampuan: 1. menciptakan 2.
mengkreasi 3. memperlakukan 4. memperbarui 5. memperbaiki 6. mengembangkan 7.
meningkatkan segala sesuatu yang ada untuk “kepentingan hidup” manusia.

“Kepentingan hidup” manusia untuk memenuhi “kebutuhan hidup” Menurut Maslow


kebutuhan hidup manusia meliputi :

1. Kebutuhan fisiologis ( physiologyical needs )

2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan ( safety and security needs)

3. Kebutuhan sosial ( sosial needs )

4. Kebutuhan akan penghargaan ( esteem needs )

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( self actualiza tion )

Kemampuan Akal Budi Manusia

1. Memenuhi kebutuhannya

2. Mempertahankan serta meningkatkan derajatnya (sebagai mahluk yang tinggi) serta


mengembangkan sisi kemanusiaannya

3. Menciptakan kebudayaan.

Kebudayaan pada hakekatnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya dengan
alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan pencipta budaya - sebagai mahluk
berbudaya. Istilah Kebudayaan

1. Berasal dari bahasa Sanskerta “buddhayah” ( bentuk jamak dari buddhi / budi )

2. Berasal dari kata budi ( unsur rohani) dan daya (unsur jasmani ): “Sgl daya dan aktifitas
manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

3. Dalam bahasa Inggris disebut “culture” yang berasal dari bahasa latin “ colere” yang
berati mengolah atau mengerjakan ( mengelola sumber kehidupan)

Pengertian Kebudayaan

• Prof. Sela Sumardjan:

Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


• EB Taylor:

Budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,


kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain, serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Hakekat Kebudayaan

• Penjelmaan manusia dalam mengahadapi waktu, peluang, kesinambungan, dan


perubahan

• Kebudayaan merupakan perwujudan dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa

• Sebagai makhluk budaya manusia berkemampuan mencipatakan kebaikan, kebenaran,


keadilan dan bertanggungjawab

• Sebagai makhluk berbudaya manusia mendayakan akal budinya untuk mencapai


kebahagiaan, baik bagi dirinya dan masyarakat demi kesempurnaan hidupnya

Pengertian Cipta, Rasa danKarsa

• Cipta :

kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya
baik lahir maupun batin -----> Ilmu Pengetahuan, Filsafat

• Karsa :

kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang “sangkan paran” dari mana manusia itu ada
(sangkan) dan kemana manusia kembali (paran) ---> Kepercayaan, Kesusilaan, Kesopanan,
Hukum (Etika)

• Rasa :

kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati


keindahan ----> ( Estetika ) Identitas Kebudayaan

1. Hanya ada dalam kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat .

2. Diperoleh dan diwariskan dengan cara belajar.

3. Berwujud material/ fisik/ konkrit dan non material/ non fisik/ abstrak

Kegunaan Kebudayaan Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yg berguna utk


melindung manusia dg lingkungannya. Kbdy sebagai :

1. pedoman hubungan antar manusia

2. pembimbing kehidupan

3. petunjuk perilaku dlm pergaulan


4. wadah penyaluran perasaan/kemampuan

5. pembeda manusia dengan binatang

6. modal dasar pembangunan

Wujud Kebudayaan Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasill karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat

• Menurut J.J. Hoeningman, wujud kebudayaan meliputi : ideas (gagasan), activities


(tindakan) dan artifact (karya)

• Menurut Koentjaraningrat :

1. suatu kompleks ide-ide, gagasan nilai-nilai, norma-norma dsb.

2. kompleks aktivitas serta tindakan berpola manusia dalam masyarakat.

3. benda-benda hasil karya manusia.

Implikasi/pengaruh Budaya terhadap Lingkungan

• Phisical environment : pengaruh thdp lingkungan alam (iklim, geografi, flora, fauna)

• Cultural social env. : norma-norma, nilai-nilai (aspek bdy dan sosialisasi)

• Environmental Orientation and Representation : persepsi dan kepercayaan cognitif yg


berbeda mengenai lingkungan

• Env. Behavior and process : bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dlm


hubungan sosial.

• Out Carries Product : hasil tindakan mananusia, seperti membangun rumah, komunitas,
kota dan usaha2 memodifikasi lingkungan fisik, misal pertanian, iklim, dll.

Kebudayaan berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lain
yang akan menjadi ciri khas masyarakat Proses Perkembangan Kebudayaan

• Perkembangan kebudayaan kompleks, memilki eksistensi, berkesinambungan, dan


menjadi warisan sosial

• Proses diffusi

• Adopsi kebudayaan tidak lepas dari faktor lingkungan fisik

• Perubahan zaman mendorong perubahan segala bidang Perubahan kebudayaan

Faktor-faktor penyebab perubahan:

1. Perubahan lingkungan alam


2. Kontak dengan kelompok budaya/masyarakat lain

3. Adanya Penemuan (discovery)

4. Adopsi elemen kebudayaan bangsa lain

5. Perubahan pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas

Kepribadian dan Kebudayaan

• Kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilakunya.

• Masyarakat dan kebudayaan merupakan dua faktor berpengaruh terhadap perilaku dan
pembentukan kepribadian.

• Perilaku individu adalah manifestasi (wujud) kepribadiannya.

Bagan Kepribadian dan Kebudayaan Robert Sutherland (Introductory Sociology, 1961) :

Wujud ungkapan pikir, rasa, dan tingkah laku Manusia mengungkap :

• Cinta : pria, wanita (sesama), keluarga, persaudaraan

• Keindahan: kontemplasi, Eksistensi

• Penderitaan: Nasib baik/buruk; penyesalan, sakit

• Keadilan: rasa adil, perlakuan yg adil

• Pandangan Hidup: Ideologi, cita2, kebajikan, keyakinan

• Tanggung jawab: Kegelisahan: kesadaran, kewajiban,pengorbanan

• Kegelisahan: terasing, kesepian, ketidak pastian


• Harapan: kepercayaan, gairah mengatasi kesulitan

MANUSIA - CINTA KASIH “cinta” : perasaan aktif, tindakan Realisasinya :

Mencintai diri sendiri, orang lain (sesama manusia), harta, dan Tuhannya.

Bentuk2 ungkapan cinta : lambang/simbol (bunga, warna, perbuatan: cium tangan, dll)

Cinta kasih: kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan

Kasih sayang “perasaan suka pd orang lain” Dalam klg: dpt dirasakan olah anak, ibu, ayah.
Bagaimana jika ibu menjual anaknya?

Novel : “salah asuhan”, sinetron: ............

Kemesraan “perasaan simpati yg akrab” : “Romeo & Yuliet”, Gathot Kaca Gandrung”, lagu
“Kemesraan” Pemujaan “Manifestasi cinta manusia kpd Tuhannya” dlm bentuk ritual.
Melahirkan kreatifitas: puisi, seni musik, bentuk seni bangunan, dll. Misal : Lagu “Keagungan
Tuhan” Belas kasihan perasaan, “merasa ... dengan...”

Perasaan sosial yg mendasar, moralitas, dan perekat emosi yg menghimpun masyarakat


dan kemanusiaan bersama

Belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih (berakhlak) ; cinta kepada Tuhan, kpd
keluarga, kpd pria/wanita (bukan karena cantik/cakepnya), tetapi karena penderitaan: sakit,
yatim, cacat, kelaparan,dsb.

Karya-karya seninya: .............. ?

MANUSIA - KEINDAHAN

Keindahan –> “indah”

• Dlm arti luas:

1. segala yang baik, halus, abstrak, ....

dlm hal watak: ilmu dan kebajikan; hukum, seni, moral, alam dan intelektual (hasil)

2. Estetetik : sesuatu yang murni menyangkut pengalaman seseorang dalam hidup dengan
penglihatan, pendengaran, perabaan dan pikiran.

• Dlm arti sempit: terbatas pada penglihatan bentuk dan warna. KONTEMPLASI
• Kontemplasi : dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yg indah.

• Ekstasi: dasar dlm diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati yang indah.

..... seni : kontemplasi : penciptaan ekstasi : penikmatan ESTETIKA

• Estetika : teori ttg keindahan dan dan seni

indah itu ....... abstrak,....... nyata seni: ciptan manusia (produk daya inspirasi dan daya
cipta yg bebas). Keindahan alam (gunung, lembah, sungai), juga warna bunga dan
kemolekan tubuh itu bukan seni karena bukan ciptaan manusia.

• Penciptaan Seni : kegiatan estetika (banyak mempergunakan aspek perasaan). Karya2 seni
(hasil aktifitas estetika manusia) meliputi :

1. kenyatan lahiriah: karya seninya itu sendiri

2. aktifitas : tindakan yg memungkinkan karya seni itu lahir

3. Perasaan ybs dg karyaseni

Ketiganya saling berinteraksi. Teori ada 3 macam:

1. Teori Pengungkapan : seorang seniman mendapat inspirasi (pengalaman, kesan),


direnungkan, dan kmd diungkap (brp gambaran angan-angan sebagai ciptaannya.

2. Teori Metafisik: Dunia ide sbg realita illahi. Realita illahi ditiru oleh man dalam ujud realita
duniawi.

3. Teori Psikologik: Proses penciptaan karya seni adalah pemenuhan keinginan2 bawah
sadar seorang seniman

MANUSIA - MAKHLUK INDIVIDU & SOSIAL

Sifat Kodrat Manusia

Sbg Mahluk Individu

Kodrat Manusia

Sbg Mahluk Sosial


Manusia sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial Unsur-unsur Hakekat Manusia:

1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga

2. Sifat kodrat manusia terdiri atas mahluk individu dan sosial

3. Kedudukan kodrat terdiri atas mahluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan

Manusia sebagai makhluk individu:

• Manusia adalah mahluk individual yang bermakna tidak terbagi dan tidak terpisahkan
antara jiwa (rohani) dan raga (fisik), serta sbg kesatuan terbatas yaitu perseorangan
manusia.

• Manusia sebagai individu merupakan pribadi yang terpisah atau berbeda dari pribadi lain

• Manusia memiliki ciri dan karakteristik yang “unik”, satu sama lain berbeda.

Manusia sebagai makhluk sosial: Manusia sejak dilahirkan :

• Memiliki dorongan/hasrat memenuhi keper-luan makan dan minum,


melindungi/membela diri, memiliki keturunan

• Membutuhkan kehadiran manusia lain. Kebu-tuhan makan, minum, perlindungan


pertama-tama diperoleh dari manusia lain

• Keinginan menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya dan menjadi satu dengan sua-
sana alam sekelilingnya

Kesatuan manusia

Jasmani dan rohani


Manusia sebagai mahluk individu yang
Fisik dan Psikis
diartikan sebagai menyatunya unsur-unsur
Jiwa dan raga

Manusia memiliki kesatuan yang


terbatas “perseoangan”

Faktor Genotip dan Lingkungan


Fisik
Genotip Keturunan
Karakter
Individu Alam
Fisik
Lingkungan Buatan
Sosial
Kepribadian

Kepribadian Kepribadian (karakter yg khas) adalah: Keseluruhan perilaku individu yang mrp
hasil interaksi antara potensi2 biopsikofisikal (fisik dan psikhologi) yang terbawa sejak lahir
dengan rangkaian situasi lingkungan.

Makhluk Sosial

Manusia sbg makhluk sosial -> manusia hidup bersama orang lain Menurut Herbert Mead,
pengembangan diri seseorang dengan orang lain melalui tahapan-tahapan :

1. Play stage : anak ambil peran orang lain, meniru

2. Game stage : anak tahu peran orang lain dan peran yg harus ia lakukan

3. Generalized other : mengetahui peran2 dan mampu ambil peran dg siapa berinteraksi

Sosialisasi Berger & Luckman :

• Primer : Sosialisasi pertama yg dijalankan individu semasa kecil

• Sekunder : Masuknya individu ke dunia obyektif masyarakat

Alasan-alasan manusia sebagai makhluk sosial

• Manusia tunduk pada aturan/norma sosial

• Perilaku manusia mengharap penilaian orang lain

• Manusia memiliki kebutuhan berinteraksi dg orang lain

• Potensi manusia berkembang bila hidup ditengah-tengah manusia lain

Masyarakat (society) Unsur-unsur definisi :

1. Kumpulan orang2

2. Terbentuk/berkerjasama dalam waktu relatif lama

3. Memiliki sistem dan struktur sosial

4. Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yg dimiliki bersama

5. Memilki kebudayaan

Komunitas Komunitas adalah merupakan bagian dari masyarakat dalam lingkup lebih kecil
serta mereka lebih terikat tempat (teritorial) -> community atau masyarakat setempat Studi
Perubahan Sosial

• Perubahan sosial -> mempelajari sebab-sebab; proses-proses; dan akibat-akibat


perubahan
• Faktor akibat penyebab perubahan :

1. Internal : jml penduduk, penemuan baru, konflik internal dlm masy., dan perubahan
struktur sosial misal Ind. Merdeka

2. Eksternal : perubahan keadaan alam sekitar, dan pengaruh kebudayaan lain

Modernisasi. Berikut ini adalah pendapat para ahli.

• Koentjaraningrat :

“Moderisasi adl usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang”

• Modernisasi adalah perubahan struktur sosial dan gaya hidup (pola perilaku) dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat maju (modern)

Dikotomi Masyarakat Tradisional dan Modern Masyarakat Tradisional Masyarakat Modern

• Afektif (ada keberpihakan) .........Afeektif netral

• Orientasi kolektif .............. .………Orientasi individual

• Partikularisme ...........................Univarsilisme

• Faktor keturunan & hadiah .........Kemampuan

• Keberbauran ...............................Kespesifikan

KERAGAMAN DAN KEDERAJATAN Keragaman

o ragam:macam jenis; peri hal.

o keadaan masyarakat yg di dalamnya terdapat perbedaan berbagai bidang (suku, ras,


agama, keyakinan,ekonomi, dll) Kesederajatan:

o sama tingkatan

o satu kedudukan yg sama Unsur-unsur Keragaman dlm Masyaarakat

• Suku/RasAgama,

• Suku bangsa dan Ras:

Ras (biologis):

Ras Mongoloid Melayu Muda (Sulawesi ke barat); Mongoloid Tua (Batak Toraja); Ras
Austroloid (Indonesia Timur); Yang bukan pribumi: Astratic Mongoloid. Agama
Agama/Kepercayaan kadang-kadang disamakan, karena ciri-ciri hampir sama.
Agama_primitif _monoteis:

Fungsi : edukatif; penyelamat; perdamaian; social control; pemupuk solidaritas; dll. Ideologi
dan Politik Ideologi : ideos + logos
• Suatu paham/hasil pemikiran kritis manusia yang sistematis, dianggap benar dan dijadikan
pedoman berperilaku.

• Masy. Indonesia memiliki beragam ideologi shg terdapat banyak partai politik.

• Partai Politik: Organisasi masy. yg bertujuan mencapai kekuasaan ...didasarkan ideologi


ttt.

• Ideologi Pancasila --- ideologi negara/bangsa.

Tata Krama :

• Perilaku, tindakan, dsb. sesuai kaidah atau norma tertentu.

• Di Indonesia, tiap2 suku bangsa memiliki tata krama sendiri2, tidak selalu sama satua
degnan lainnya. Ekonomi : Masyarakat Indonesia_terdiri berbagai golongan/ kelas ekonomi.
Sosial : Masyarakat yng berstata/kelas, (memiliki hirarkhi) KERAGAMAN DLM KEHIDUPAN
MASYARAKAT Masy. Indonesia bersifat majemuk (plural) Clifford Geertz, mengemukakan :
“Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub-sub sistem yang
kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, masing-masing sub sistem terikat ke dalam ikatan-
ikatan primordial”. Stratifikasi sosial:

• Horizontal: Agama, ras/suku, bahasa, wil.,dll.

• Vertikal: Ekonomi, pendidikan, sosial

Karakteristik Masyarakat Majemuk (Pierre L. Van Berghe)

1. Segmentasi ke dlm klp2 yg berbeda kbdy

2. Struktur sosial terbagi-bagi scr non komplementer

3. Konsensus ttg nilai2 dasar kurang dikembangkan

4. Relatif sering konflik

5. Integrasi tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan ekonomi

6. Dominasi politik kelompok tertentu

Golongan-golongan Masyarakat Indonesia:

• Zaman Pemthan Hindia Belanda:

o Gol Eropa: orang2 Bld yg minoritas, berkuasa

o Pribumi: Mayoritas, WN kelas 3 dinegeri sdr.

o Gol Timur Asing: Tiong Hoa, India, Arab, sbg. kelas menengah .
Masyarakat Indonesia tumbuh di atas sistem kasta tanpa ikatan agama. Masing-masing
mempertahankan agama, kbdy, dan bhs sendiri2, termasuk cara hidup mereka, tidak
memiliki kehendak bersama (common will) baik ekonomi maupun politik. Kesenian juga
tumbuh sendiri2. Dg dmk mereka menganut sistem nilai sendiri2, kurang memiliki loyalitas,
homoginitas kebudayaan, dan tidak saling memahami secara keseluruhan.

• Setelah Ind. merdeka Golongan Eropa dan Timur Asing tergeser. Masyarakat Indonesia
terdiri dari masyarakat penduduk Asli. Penduduk asli juga majemuk.

Faktor-faktor Penyebab Kemajemukan

• Geografis

• Letak Strategis dalam Lintas perdagangan dunia

Secara geografis: Indonesia negara kepulauan, masy terisolasi satu dengan lainnya,
membentuk sistem sosial sendiri-sendiri. Letak strategis berpengaruh terhadap
pengembangan agama dan kebudayaan. Orang-orang Asing datang/lewat ind. Secara
langsung/tdk menyebarkan agama masing-masing . Pengaruhnya sampai pada kehidupan
ekonomi, sosial/pol, budaya. Realitas Masyarakat Pluralitas dpt menimbulkan perpecahan
karena faktor-faktor :

• Disharmoni;

• Diskriminasi

• Eksklusivisme, rasialis, dan superioritas.

Solusi: mengembangkan semangat2 religius, nasionalisme, pluralisme, humanisme, dialog,


dan pola komunikasi positif Diskriminasi

• Adalah tindakan yg membeda-bedakan berdasar ras, agama, suku/etnis, klp, status, jenis
kelamin, dll.

• HAM bersifat universal, tanpa pengecualian.

• UUD 1945 menjamin hak-hak WN

• Faktor penyebab diskriminasi : persaingan, tekanan/intimidasi, ketidak berdayaan.


Peradaban dan Keragaman

• Kebudayaan

Peradaban (adalah salah satu perwujudan kebudayaan yg tinggi)

• Keberagaman dapat menimbulkan konflik Penyebab:

o Hub Masyarakat: ketidak percayaan, permusuhan klp berbeda

o Identitas terancam hilang


o Kesalah pahaman budaya

o Ketidak setaraan/ketidak adilan

MANUSIA - PERADABAN

Pengertian peradaban Koentjaraningrat : “Peradaban ialah bagian2 kebudayaan yang halus


dan indah, seperti kesenian”. Konsep :

• Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual, yang
terlihat pada masyarakatnya

• “peradaban” _ untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,


ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota
yang maju dan kompleks.

Masyarakat yg berperadaban yakni masyarakat yg telah mengalami proses perubahan


sosial yg berarti sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Hakekat Hidup Manusia
Manusia memiliki fungsi:

1. Makhluk Tuhan

2. Makhluk individu

3. Makhluk sosial budaya

Bukti Peradaban Maju

• Mesopotamia (8000 – 4000 SM)

• Mesir (5000 – 3000 SM)

• Lembah sungai Hindus(India, 2600 – 2400 SM)

• Cina Utara (2500 – 300 SM)

Perubahan sosial dan Kebudayaan

• Perubahan sosial adl perubahan struktur sosial, pola perilaku sosial, dan interaksi sosial

• Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan, contoh


penemuan teknologi (tv, komputer) akan mempengaruhi lembaga-lembaga sosial.

Peradaban Indonesia

• Peradaban Indonesia di tengah Modernisasi dan Globalisasi :


1. Tidak dapt menahan laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
menembus batas ruang dan waktu

2. Ada kewajiban ganda, yakni harus melestarikan warisan budaya dan harus membangun
kebudayaan nasional modern

Perubahan sosial

• Koentjaraningrat : Perubahan sosial adl perubahan yg terjadi pada lembaga


kemasyarakatan dalam suatu masyarakat mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai-nilai,
sikap, dan pola perilaku.

• Modernisasi (Koentjaraningrat): Usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia


sekarang ini.

Modernisasi

• Koentjaraningrat : Usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini.

• Modernisasi : perubahan struktur sosial dan gaya hidup (pola perilaku) dari masyarakat
tradisional menuju masyarakat modern.

Studi Perubahan Sosial

• Mempelajari sebab-sebab, proses, dan akibat-akibat perubahan dalam kehidupan sosial


(dan budaya)

• Penyebab perubahan:

1. Faktor internal : Jumlah penduduk, penemuan baru, konflik internal dalam masyarakat,
perubahan struktur sosial (Indonesia merdeka)

2. Faktor Eksternal: perubahan keadaan lam sekitar, dan pengaruh kebudayaan lain.

Dikotomi Masy Tradisional dan Modern Masy. Tradisional Masy. Modern

• Afektif (ada keberpihakan) .........Afeektif netral

• Orientasi kolektif .............. .………Orientasi individual

• Partikularisme ...........................Univarsilisme

• Faktor keturunan & hadiah .........Kemampuan

• Keberbauran ...............................Kespesifikan

MANUSIA NILAI, MORAL, DAN HUKUM Hakekat

• Filsafat mempelajari hakekat sesuatu.


• Aksiologi adl. bidang filsafat yg mempelajari nilai.

• Kajian utama aksiologi ada dua, yakni estetika dan etika. Estetika ttg keindahan dan etika
ttg baik dan buruk, benar dan salah.

• Ketika estetika dan etika diperluas akan semakin kompleks, dan menyentuh eksistensi
manusia, baik jasmani, rohani, mental, pikiran dan perasaannya.

Nilai dan pribadi manusia

• Ketika nilai masuk kawasan pribadi seseorang, dptkah orang lain orang lain
mencampurinya ?

• Saya suka lukisan “itu” karena keindahannya, dptkah orang lain menyangkalnya ?

• Persoalan nilai rumit, ketika menyentuh selera

• Pada kawasan etika, mungkin akan lebih mudah mencari standar ukurannya, krn banyak
standar etis yg disepakati bersama, yakni keadilan, kejujuran, keikhlasan, dsb.

Nilai dan pribadi manusia

• Pada kawasan estetika, setiap orang memiliki selera berbeda, krn persoalan warna, bentuk,
gaya, dsb.

• degustibus non diputandum, selera tak dpt diperdebatkan

• Meskipun dmk., ada alat ukur yg sama pada manusia, krn manusia memiliki akal/pikiran
untuk mempertimbangkan, man. tahu apa, mengapa, dan resiko pilhannya.

ISBD - nilai ISBD tidak mempersoalkan dari mana asal suatu nilai, tetapi memperhatikan
pentingnya nilai bagi manusia dlm kehidupan bermasyarakat Etika

• Aksiologi (nilai) memiliki persoalan kompleks, pembahasan berikut fokus pada etika.

• Bartens (2001) kemukakan ada tiga jenis etika:

1. Etika dipakai dlm arti nilai2 dan norma2 yg menjadi pegangan dalam perilaku.

2. Etika berarti kumpulan azas2 atau niali moral, atau disebut kode etik

3. Etika berarti ilmu ttg yg baik dan yg buruk, atau filsafat moral. Nilai Pengertian nilai
bervariasi, shg sulit dicari kesimpulan pengertiannya. Nilai berhubungan dg kepentingan
manusia, sesuatu yg indah, yg baik, dsb yg dikejar manusia. Jadi nilai adl sesuatu yg penting
utk kepentingan manusia. Wujud dan nilai : Contoh wujud, fungsi dan posisi nilai:

1. Potensi -> menyempurnakan -> dlm diri

2. Kapasitas keyakinan, kualitas -> memuaskan hasrat , penyebab manusia tertarik -> obyek

3. Landasan/motivasi -> utk bertingkah laku -> abstrak


4. Gagasan-konsep -> sesuatu yg penting dlm hidup -> ide manusia

5. dll. Nilai • Frodizi, mengemukakan:

“Nilai tidak menambah atau memberi eksistensi obyek”. Nilai bukan keniscayaan bagi
esensi obyek. Nilai bukan benda atau unsur benda, melainkan sifat, kualitas/sui generis, yg
dimiliki obyek tertentu yg dikatakan “baik”. • Huserl : “Nilai itu milik semua obyek, nilai
tidaklah independen yakni tidak memiliki kesubstansian”

Nilai Moral: pandangan Obyektif dan Subyektif Manusia memaknai nilai dlm dua konteks:
1. Nilai sbg sesuatu yg obyektif, nilai telah ada sebelum ada manusia sbg penilai. Baik dan
buruk, benar dan salah, bukan hadir karena hasil persepsi/penafsiran manusia. Tetapi ada
sbg sesuatu yg ada dan menuntun manusia dlm hdpnya. Nilai dlm pdg obyektif tdk
tergantung pd obyek, tetapi obyek sbg penyangga perlu hadir dan menampakkan nilai tsb.

2. Nilai sbg sesuatu yg subyektif, artinya nilai sangat bergantung pada subyek yg menilainya.
Nilai tdk akan ada dan tdk akan hadir tanpa hadirnya penilai. Nilai ini melekat pada subyek.
Lukisan itu indah, bukan karena lukisannya yg betul2 indah akan tetapi si penilai menyukai
dan dan memandang indah lukisan itu.

Renungkan !

• Apakah obyek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita
mendambakannya karena obyek itu memiliki nilai ?

• Apakah kecenderungan, selera, kehendak akan menentukan nilai suatu obyek ?

• Apakah suatu obyek tadi diperhatikan, diinginkan karena memang memiliki nilai ?

Nilai: kualitas primer dan kualitas secunder • Kualitas primer (kualitas dasar) : bagian dari
eksistensi obyek. • Kualitas sekunder: kualitas yg dpt ditangkap panca indra, yakni warna,
bentuk, rasa, bau

1. juga merupakan bagian dari eksistensi obyek

2. kehadirannya tergantung subyek penilai, misal: gunung berwarna biru.

Nilai : pola dan hirarkhi

• Nilai berhungan dengan kegoiatan manusia menilai. Menilai adl membuat keputusan, •
Keputusan nilai: berguna atau tdak berguna, baik atau buruk, salah atau benar, dsb.

• Nilai memiliki pola dan hirarkhi 1. Nilai tampil dalam aspek positifdan aspek negatif
(berpola) : baik/buruk, indah/jelek, dsb 2. Nilai tersusun hirarkhis, memilki urutan
pentingnya.

Pembedaan/klasifikasi Nilai Nilai dibedakan berdasar: • Pengakuan: nilai profesi, nilai


kebangsaan • Obyek yg dinilai: kecerdasan, keadilan • Keuntungan: keinginan, kebutuhan
(ekonomi); keikhlasan, kejujuran (nila moral) • Tujuan: nilai akreditasi • Hubungan
pengemban nilai: orientasi diri sendiri, orientasi kelompok (keliuarga, profesi, patriotisme,
keadilan), keberhasilan, ketenteraman

Hirarkhi Nilai (pola/penampilan nilai) Max Scheler: • Nilai kenikmatan: enak/tidak enak •
Nilai kehidupan: nilai2 yg penting dlm hidup • Nilai kejiwaan: nilai yg tdk tergantung pd
jasmani dan lingkungan • Nilai kerohanian: suci/tidak suci

Prof. NOTONAGORO: • Nilai material: sgl yg berguna bagi jasmani • Nilai vital: sgl yg
berguna utk melakukan kegiatan • Nilai kerokhanian: kebenaran (bersumber dari akal),
keindahan (perasaan), kebaikan (karsa/kehendak), religius (keyakinan mnusia)

Problema Pembinaan Nilai • Keluarga: Karakter pekerjaan orang tua dan hubg dg klg
berpengaruh thd komunikasi dg anak. Dewasa ini,

ayah, ibu, anak pulang ke rumah utk bersembunyi dari tekanan khd di luar rumah ? • Teman
Sebaya: pergaulan menambah informasi, kmd mempengaruhi jenis keyakinan • Figur
Otoritas (kekuasaan) terhadap perkembangan nilai moral individu: apa yg dilakukan orang
dewasa jika remaja mengeluh dihadapannya ? Mengapa Irak diserang Amerika ?

• Media Massa:

Media menyuguhkan berbagai pandangan hidup yg variatif, apa pengaruhnya terhadap


perkembangan niali moral ? Anak dapat apa?

• Otak/berfikir manusia dan perkembangan nilai moral: Otak adl organ utk menemukan
dan menciptakan makna bik dlm kadaan terjaga dan tertidur menetukan perilaku, misal
memilih tujuan dan keputusan.

• Informasi dan perkembangan nilai moral: ?

Manusia dan Hukum

• Manusia sbg makhluk sosial, manusia selalu berinterakasi membutuhkan bantuan sesama.

• Berinteraksi secara harmonis dg sesama mrpk suatu keteraturan.

• Untuk menciptakan keteraturan perlu aturan

• Ada banyak macam aturan dalam masyarakat, aturan hukum salah satunya. • Ubi societas
ibi ius (di mana ada masyarakat di sana ada hukum) • Tujuan hukum: keadilan, kegunaan,
kepastian. dll.
Manusia sebagai mahluk sosial
Manusia dan Hukum
berinteraksi sosial

Keteraturan dan Aturan

Hukum (Tujuan: Keadilan,


Kegunaan, dan Kepastian)
Hukum dan Moralitas • Hukum adalah kaidah/norma sosial, yg mengikat dan memaksa
(memilki sangksi yg tegas dapat dirasakan di dunia)

• Hukum/Norma sosial tsb mencerminkan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial menentukan


hukum

• Hk tidak akan berarti apa2 tanpa dijiwai moralitas, hk tanpa moralitas akan kosong. •
Hukum tdk sama dg moral, ada hk yang bertentangan dg moral (immoral)

Perbedaan Hukum dengan Moralitas • Dasar: hukum bersifat yuridis, konsensus, dan hk
alam, sedang moral adl hk alam • Otonomi: hukum hiteronom (dari luar manusia), moral
otonom • Pelaksanaan: hukum lahiriah dan dipaksakan, moral lahiriah dan batiniah, tidak
dipaksakan • Sanksi: hukum lahiriah dan yuridis, moral kodrati, batiniah (menyesal, malu) •
Tujuan: hukum mengatur khdp bernegara, moral mengatur khdp manusia sbg manusia •
Waktu dan tempat: hukum tergantung tempat dan waktu, moral obyektif tidak tergantung
tempat dan waktu.
OLD ISSUE AND RECOMMENDATION

Analisis permasalahan peran budaya daerah memperkokoh ketahanan budaya nasional


dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun
eksternal dilihat dari aspek :

1. Kekuatan (Strength)

a. Kekuatan seni dan budaya sebagai produk di suatu daerah merupakan inti dari kekuatan
bangsa. Pengetahuan dan kepemilikan seni dan budaya mencerminkan sikap kita dalam
mengarungi interaksi mengikuti modernisasi dan tata pergaulan antarbangsa. Ini dapat kita
lihat saat menyaksikan suatu pergelaran seni, pertemuan seni dan budaya tradisi dan
modern masing-masing mampu memberikan kekuatan tersendiri.

b. Karakter nasional menyangkut tentang faktor manusia (masyarakat) dan aspek kualitas
yaitu sifat moral serta intelektualisme yang fundamental yang merupakan ciri-ciri khas suatu
bangsa. Dari situ, kita secara awam mengatakan sebagai watak, karakter atau sifat suatu
bangsa. Maka dari itu dikenal ada bangsa yang dinilai keras seperti negara-negara Islam
dan negara lemah seperti negara-negara di Asia. Berbagai suku bangsa yang ada dalam
suatu negara dengan berbagai karakter budaya yang telah dibentuk oleh zaman dan
kondisi dapat memberikan suatu bentuk karakter nasional tersendiri terhadap suatu negara
dan akan menjadi potensi dan kekuatan suatu negara. Bangsa Indonesia yang memiliki
kerajaan yang megah dan berjaya pada masa Sriwijaya dan Majapahit mestinya saat ini
dapat menjadi negara dan bangsa yang kuat dan gagah perkasa.

c. Potensi budaya lokal dapat menjadi kekuatan pengembangan desa wisata di beberapa
daerah Indonesia. potensi tersebut perlu dipadukan dengan potensi lainnya guna menarik
minat wisatawan mengunjungi desa wisata. sejumlah desa wisata di daerah memiliki potensi
budaya dan adat istiadat lokal yang masih hidup dan dilestarikan masyarakat setempat.
Potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap kabupaten mendapat perioritas utama untuk
dijadikan objek andalan untuk mendapatkan sumber devisa daerahnya.

d. Kehadiran budaya populer tidaklah salah, namun yang perlu dicermati adalah mengapa
kita perlu untuk tidak meninggalkan budaya lama ketika kita memilih untuk menganut
sebuah budaya populer? Seseorang bisa memegang memegang budaya tanpa
meninggalkan identitas budaya daerahnya. Alasannya adalah budaya secara filosofis
merupakan jembatan antar generasi dan budaya daerah juga merupakan warisan yang
harus tetp dilestarikan dan sebanrnya dapat disisasati sebagai alat pembangun daerah. Dua
konsep inilah yang harus tersosialisasi dan harus dilekatkan pada masyarakat Indonesia
terlebih dahulu. Sehingga pada akhirnya masyarakat memilki loyalitas terhadap budayanya
sendiri. Ini adalah pondasi awal membangun sebuah kampung budaya.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Aturan tidak selamanya sebagai penjamin adanya suatu kebaikan bersama (bonum
commune). Negara Indonesia yang terbentuk sebagai suatu kesepakatan bersama
(konvensi) memiliki tugas untuk melindungi, mengayomi, memimpin serta menghantar
masyarakatnya menuju kesejahteraan bersama. Termasuk dalam konvensi itu, kebudayaan
yang melingkupi seni tarian, lagu, legenda, dan sebagainya merupakan kekayaan yang
mendatangkan keuntungan besar bagi Negara karena mampu mendatangkan devisa bagi
Negara dengan menarik minat para wisatawan baik lokal maupun internasional. Pemerintah
melaui UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta pada pasal 10 ayat 2 berbunyi Negara
sebagai pemegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan masyarakat yang
merupakan kekayaan bersama (cerita, hikayat, dongeng, legenda, tarian, koreografi,
kaligrafi, dan karya seni lainnya). Dalam peraturan ini

pemerintah dengan tegas mau melindungi kekayaan budaya yang berada dalam
wilayahnya baik secara de facto dan de jure dari pelbagai tindakan tidak terpuji dari Negara
lain. Salah satu bias dari adanya pelbagai peraturan yang bertujuan untuk melindungi,
mengayomi maupun menjaga ialah pertanda adanya banyak pelanggaran atau keburukan
yang terjadi. Aturan dibuat karena adanya banyak bentuk pelanggaran. Hal ini yang sedang
dialami bangsa kita saat ini. Meskipun telah ada peraturan atau perundang-undangan yang
berlaku tetapi pelanggaran masih terus berlanjut. Demikian juga dengan peraturan di atas,
meskipun telah ada peraturannya tetapi sering terjadi pembajakan terhadap karya cipta
orang lain. Mengacu pada kejadian ini, pemerintah tidak mendalaminya secara serius
bahkan kelihatannya membiarkan saja hal itu terjadi.

b. Ketiadaan inventarisasi kebudayaan seluruh wilayah di Indonesia dan ketegasan


pemerintah. Pemerintah telah menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk
melakukan pengecekan dan mengiventarisasikan hasil, bentuk, dan karya seni budaya di
daerahnya masing-masing dan melaporkannya kepada jajaran terkait. Meskipun demikian
sampai saat ini (per KOMPAS, 31 Agustus 2009) baru tercatat tiga propinsi ( Bali, Daerah
Istimewa Jogjakarta, dan Nusa Tenggara Barat ) yang memasukan daftar khasanah seni dan
budayanya dari tiga puluh tiga propinsi yang ada di Indonesia. Kelalaian seperti ini tidak
“dihadiahi‟ sanksi. Akibatnya mudah ditebak bahwa pemerintah sampai saat ini belum
memiliki draft atau daftar inventarisasi seluruh kekayaan budayanya mulai dari Sabang
sampai Merauke. Tidak heran bila kasus ini merebak di permukaan Indonesia sebagai
Negara yang merdeka tapi ia tidak dapat menggugat Malaysia secara hukum melalui
Lembaga Internasional Perlindungan Hak Cipta di Genewa. Ini diakibatkan oleh kelalaian
karena belum mendaftarkan seluruh aset seni dan budaya pada lembaga tersebut.
c. Birokrasi yang panjang dan sulit. Masyarakat yang berkarya menghasilkan sesuatu yang
berhubungan dengan seni budaya diminta melakukan pendaftaran pada pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Depertemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia untuk memperoleh Hak Patent atas karyanya itu. Birokrasi pendataan hak cipta
sejak 2002 sampai 2009 ada 24.603 permintaan untuk memperoleh hak patent yang belum
terselesaikan. Mengapa didaftar sejak tahun 2002 hingga 2009 belum selesai urusannya?
Rupanya birokrasi yang panjang dan sulit menjadi momok serius dalam direktorat ini dan
juga pada instansi-instansi pemerintah lainnya. Bukan menjadi hal yang baru bila ada uang
semua urusan yang berkaitan dengan administrasi akan selesai dengan cepat, sekali masuk
membawa setumpuk uang, maka pulang dengan membawa Hak Patent atas karya yang
baru didaftarkannya itu. Sehingga tidak mengherankan bila sejak tahun 2002 belum kelar
administrasinya, dan mudah-mudahan dengan adanya kasus klaim seni dan budaya oleh
Malaysia dapat meringankan kaki untuk berlangkah dan tangan untuk bekerja cepat
menyelesaikan daftar sejak tahun 2002.

d. Promosi yang lamban. Pemerintah harus melakukan promosi budaya. Menurut Jero
Wacik (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata) biasanya dibuat pementasan di luar negeri.
Menurut saya merupakan pernyataan yang kurang luas, sempit, dan terbatas. Bila hanya
melakukan pementasan di luar negeri tidaklah efektif untuk memperkenalkan kekayaan
budaya bangsa kepada masyarakat internasional. Kita dapat memasang iklan di media
massa dan elektronik bahkan melalui internet yang sekarang dapat diakses dengan mudah
dan cepat oleh semua orang. Bila setiap kali kita melakukan pementasan di luar negeri
terkesan tidak proporsional dan tidak hemat biaya. Bandingkan saja setiap pementasan
memerlukan berapa banyak penari yang terlibat, biaya makan dan minum, tempat
penginapan, biaya transportasi, dan segala macam urusan yang menyangkut passport, visa,
belum lagi ditambah dengan undangan yang hadir pada saat pementasan pasti terbatas
undangannnya dan juga mungkin yang menghadirinya adalah orang-orang yang berkelut
dalam dunia politik.

e. Lemahannya cinta pada produk sendiri. Di zaman globalisasi sekarang ini membuat
orang lupa pada budayanya sendiri. Westernisasi/kebarat-baratan terjadi di mana-mana.
Orang lebih suka pada warna rambut yang pirang, pintal, memakai pakaian luar negeri
dibandingkan dengan warna rambut hitam, atau pakaian dengan merk dalam negeri
seperti batik. Demikian pula yang terjadi dengan kecintaan pada budaya kita. Paranawe,
dance, judo dipelajari dan didalami sedangkan tari bidu, caci, silat kampong tidak diminati
sama sekali.

3. Peluang (Opportunity)

a. Perubahan lingkungan yang sangat cepat dipengaruhi oleh kebijakan utama pemerintah
daerah dan satu rangkaian komitmen penting dari para pembuat undang-
undang/peraturan. Keseluruhan efek prakarsa ini untuk membangun suatu kerangka lebih
kokoh dalam mendukung pengembangan seni dan budaya Daerah dan demikian
seharusnya mengimbas kedalam masyarakat seni dan budaya. Khususnya perencanaan
strategis yang dikerjakan oleh para pembuat Undang-Undang dan peraturan daerah telah
menetapkan dimensi dan arah yang luas untuk perubahan paradigma bahwa pemerintah
saat ini telah bergerak untuk memberikan dukungan. Dalam konteks nasional, beberapa
kalangan yang berkecimpung dalam wilayah seni dan budaya telah mengajukan kepada
pemerintah agar memberikan dukungan pada konsep-konsep pembangunan system
industri budaya nasional. Sebagai bagian dari proses ini, kalangan ini juga memperkenalkan
peranan produksi budaya sebagai unsur kompleks dalam komunikasi antar masyarakat,
suatu posisi yang secara formal diterima oleh pemerintah. Sehingga pemerintah meski
memberikan kesanggupan juga menyatakan kondisi yang sangat kompleks ini sulit
memberikan jaminan untuk implementasi kebijakan dalam seni dan budaya.

b. Dengan energi dan pengetahuan dalam bidang dan pernyataan untuk memberikan
dukungan agar memungkinkan seni praktis di Daerah menjadi lebih efektif, suatu program
pengembangan yang fleksibel dan inovatif sebagai sebuah pilot project pantas
dipertimbangkan. Program seperti ini memerlukan fleksibelitas, masyarakat pengguna yang
belajar strategi, menawarkan potensi sebagai panutan untuk dillanjutkan di luar periode
dan wilayah dari segla kursus spesifik , dan menggunakan teknologi informasi. Kurikulum
ini akan membawa bersama-sama perencanaan strategis ketrampilan, pengembangan
komunitas dan pengetahuan budaya, dan strategi pembelajaran secara fleksibel. Program
akan meliputi pelajaran work-based, kapan waktu memulai dan mengakhiri sebuah
pekerjaan sehingga tanggung jawab kerja lain tidak terlupakan. Dengan kritis, program
akan membangun model jaringan pendukung, dan memudahkan proses lanjutan dalam
kelompok yang belajar hubungan setelah periode yang formal telah disimpulkan.

c. Globalisasi merupakan media yang dapat difungsikan oleh Bangsa Indonesia untuk
mengelola budaya nasional menjadi go internasional. Sehingga masyarakat dunia
mengetahui bahwa Indonesia itu luas dan budayanya beranekaragam. Indonesia tidak
hanya pulau Bali, tetapi Indonesia ada Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua dan lainnya.
Film “Love, eat and pray” yang sebagian ceritanya di Bali menjadi media promosi budaya
nasional pada dunia internasional bagi Indonesia, walaupun Bali sudah menjadi trade mark
pariwisata Indonesia. Berdasarkan konsep tersebut juga bahwa kekuatan nasional suatu
bangsa tidak hanya terletak pada kekuatan militer saja. Tetapi dengan berakhirnya era
perang dingin, maka kekuatan nasional suatu bangsa juga terletak pada kekuatan ekonomi
yang dapat dicapai dengan cara mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya budaya
nasional. Walaupun kita juga mengetahui bahwa tantangan budaya Barat atau westernisasi
juga dirasakan begitu kuat pengaruhnya pada bangsa Indonesia saat ini. Dengan
ditetapkannya Batik sebagai bagian dari kebudayaan oleh UNESCO, maka pada dasarnya
bangsa Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk terus mengembangkan
budaya-budaya nasional yang lain dari berbagai daerah untuk menjadi bagian dari
kebudayaan dunia. d. Interaksi kebudayaan yang terjadi di Daerah baik yang dibawa oleh
orang Barat dengan kebudayaannya dan kebudayaan pribumi lebih menunjukkan sifat
pleksibel dan adaptatif, senantiasa mampu menerima dan mengolah unsure-unsur
Barat(asing) didalam rangka memperkaya kebudayaannya sendiri tanpa harus
melenyapkan kepribadian sendiri. Salah satu contoh ragam hias tradisional di Bali diperkaya
oleh Patra Cina, Patra Mesir, Patra Welanda). Bahkan yang paling penting dalam interaksi
budaya tersebut dapat membentuk ketahanan budaya yang membangkitkan local genius
dari kebudayaan Bali. (Mc Kean,Philip Frick.p.63). Kalau kita berbicara budaya sebenarnya
itu merupakan sebuah istilah yang sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan
baik dari segi

konsep maupun kajiannya. Hal ini disebabkan karena setiap negara didunia memiliki
karakteristik masing-masing.

4. Tantangan/Hambatan (Threats)

a. Tantangan Sistem Global Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, mau tidak
mau kita harus dihadapkan dengan system global. Dalam hal ini, sebagai bangsa yang
mempunyai kekayaan budaya yang luar biasa, seharusnya kita juga mempersiapkan diri
„bersaing‟ dalam membina persahabatan antar bangsa, khususnya dalam bidang
kebudayaan. Lingkungan seni dan budaya Daerah telah mengalami peningkatan
perubahan oleh kenyataan globalisasi, hal ini merupakan dampak dari semakin cepatnya
perkembangan lintas batas dari pekerja seni budaya, ide-ide budaya dan produktivitas.
Globalisasi memberikan tantangan dan terbuka untuk setiap kemungkinan baru. Ini bisa
menguatkan budaya local atau memfasilitasi interaksi kreatif antara sumberdaya seni dan
budaya local dengan dunia. Mau tidak mau, hal ini telah menjadi bagian dari produk
globalisasi dengan segala kontradiksinya. Dalam 15 tahun terakhir telah menandakan
pendewasaan dan pengakuan sumber daya seni dan budaya masyarakat Daerah, yang
didalamnya seni budaya memainkan peran penting sebagai tawaran solusi perubahan cara
pandang terhadap masyarakat Daerah dengan peluang dan tantangan dari kompleksitas
masyarakat Daerah sendiri; yang menempatkan seni dan budaya sebagai representasi
Daerah terhadap dirinya sendiri dan kepada dunia. Tentu saja dengan catatan bahwa
penguatan seni dan budaya dikemudikan oleh pengakuan terhadap nilai keragaman
budaya. Peran yang kritis untuk dimainkan oleh praktisi seni budaya yang secara cultural
berbeda dalam praktek revitalisasi. Tugas kita disini adalah memastikan bahwa pengenalan
ini diubah secara efektif kedalam produk seni dan budaya.

b. Terobosan pemerintah daerah dalam pembelanjaan program-program jangka


panjangnya mengindikasikan bahwa kompetisi telah meningkat untuk dana terbatas. Dan
kelompok yang trampil dalam menyambut peluang prioritas sekarang akan lebih sukses
dibanding kelompok baru yang belum bisa bekerja pada sistem ini. Simpang siurnya
kebijakan yang dibuat juga mempengaruhi komitmen yang akan dan telah dibuat. Selagi
pemerintah menekankan kesanggupannya untuk mendukung perkembangan seni budaya,
investasi yang ada sering tidak sesuai kebutuhan yang diperlukan. Ini pertanyaan
menyangkut keselarasan antara statemen pemerintah dan bantuan pemerintah.
Keselarasan ini akan menghasilkan konsekwensi penting bagi kemampuan dan kapasitas
organisasi kecil untuk mencapai tujuan artistik mereka.

c. Perkembangan industri budaya (ekonomi kreatif) dewasa ini, sector kebudayaan menjadi
„komoditi‟ dalam dunia industri. Terkait dengan hal ini selain melestarikan kebudayaan
Indonesia secara dinamis, juga membutuhkan seniman-seniman yang kreatif dan inovatif.
Tetapi kreatifitas itu sendiri perlu rambu-rambu untuk melindungi karya-karya seni proses
kreatif tersebut. Dalam kesertaan kita dalam sistem global tersebut maka perlu meratifikasi
berbagai perangkat perundang-undangan yang sifatnya melindungi karya-karya kreatif
tersebut. Keikut sertaan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional yang terkait
dengan sistem global tersebut, misalnya WTO, WIPO, TRIPs, penandatanganan perjanjian
kerjasama (MoU) dengan berbagai negara serta ratifikasi undang-undang yang terkait
dengan kebudayaan (sebenarnya sifatnya lebih ke arah individualistik, monoplistik dan
kapitilistik) harus benar-benar mempertimbangkan kepentingan kebudayaan Indonesia.
Oleh sebab itu ke depan harus melakukan penguatan kebudayaan lokal dengan
memberikan pemahaman seni dalam konteks industri (nasional dan internasional) serta
mengembangkan gerakan kebudayaan lokal yang

mandiri dan sinambung. Kemungkinan-kemungkinan adanya kolaborasi kebudayaan antar


negara juga harus disikapi dari sisi tantangan dan peluang yang menguntungkan dari
berbagai aspek.

d. Bangsa Indonesia mestinya dapat menjadikan rasa patriotisme/nasionalisme sebagai


semangat terhadap pembangunan bangsa dalam semua aspek kehidupan, mulai dari
semangat pendidikan, semangat pengembangan ekonomi nasional, semangat
pengembangan teknologi dan sebagainya sehingga semangat nasionalisme ini menjadi
dasar semua nafas dan gerak masyarakat Indonesia tidak ada yang menyimpang dari
semangat nasionalisme Indonesia. Serta tidak dipengaruhi oleh westernisasi dan lainnya.

Kesimpulan
a. keberadaan seni budaya tradisi yang selama ini ter-. jaga akan semakin lestari dan
berkembang manakala komunitas yang menjaganya tetap eksis. Karena tanpa didukung
oleh ko-munitas-komunitas seni budaya yang mumpuni, keberadaan seni budaya tersebut
lambat laun akan hilang dengan sendirinya. mereka memiliki potensi, bukan hanya potensi
seni dan budaya yang masing-masing mereka bawa dari daerah, tetapi juga potensi
kebersamaan dan kekompakan. karena tumbuhnya kebersamaan di antara sesama
anggota komunitas, tidak hanya mampu menciptakan rasa toleransi, juga merasakan
sependeritaan dan sepenanggungan sebagai sesama orang daerah. Lebih dari itu, juga
akan mampu menciptakan suatu karya. Saat ini, tidak jarang bangsa.yang minim kreativitas
dengan kekuatan tertentu bisa mengklaim produk seni budaya tertentu, apalagi bila itu
didukung dengan ketentuan internasional.

b. Disadari sepenuhnya bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat majemuk sekali.
Kekayaan kebudayaan ini terkait dengan masalah kesuku bangsaan dan kebudayaan-
kebudayaan yang tumbuh akibat akulturasi dan berbagai proses hubungan dinamis
manusia dan lingkungannya, sehingga kekayaan kebudayaan Indonesia menjadi sangat
majemuk. Kekayaan kebudayaan ini sendiri perlu dilestarikan dalam arti yang dinamis,
sesuai dengan perkembangan manusianya dan kebudayaan itu sendiri. Untuk melestarikan
dinamis ini, hingga saat ini kita belum memiliki peta kebudayaan Indonesia dan Data
kebudayaan Indonesia yang reliable. Untuk melestarikan, dalam arti melindungi,
mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan tersebut, kita harus mempunyai data
yang lengkap dan akurat. Sejauh mana data yang kita miliki tentang kekayaan kebudayaan
kita? Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting dan susah untuk dijawab, stidaknya
sampai saat ini.

c. Kebanggan sebagai bangsa tak lepas dari kekuatan pemikiran. Jika tidak pernah ada
rangsangan dan gairah menyala-nyala atas tradisi berpikir kebudayaan, kita tidak akan
pernah menemukan letak kebanggaan itu dan tanpa sadar melarutkan diri ke tengah
pusaran negativitas globalisasi, menjadi bangsa inlander kembali. Maka untuk berakar
secara kuat pada budaya sendiri, pemerintah perlu membuat inventarisasi seluruh seni dan
budaya secara serius yang kemudian diteruskan pada lembaga atau instansi terkait,
merampingkan dan memudahkan proses birokrasi untuk memperoleh hak patent atas
karya seni yang dihasilkan dengan kemampuan sendiri sehingga kita tidak perlu ragu
melainkan secara tegas, dan berani menuntut kembali milik kita yang diklaim secara sepihak
oleh pihak asing.

d. Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik,
cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya
Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika
kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama
para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa
dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. Melakukan
berbagai kegiatan upacara adat yang di setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri,
merupakan salah satu upaya untuk lebih mencintai budaya sendiri. Dengan menonjolkan
kegiatan-kegiatan adat/tradisi/budaya yang beraneka ragam di nusantara, diharapkan
menjadi modal utama untuk mempertahankan identitas bangsa dari rongrongan budaya
barat yang belum tentu cocok dengan kebudayaan di Indonesia. Budaya daerah harus terus
kita lestarikan dan kita pertahankan. Dengan „nguri-uri‟ (melestarikan) budaya leluhur pada
peringatan hari jadi, diharapkan dapat menjadi landasan untuk lebih mencintai budaya
sendiri, di era Bangsa Indonesia semakin maju.

RECOMMENDATION

a. Pengalaman nyata dari para pelaku seni dan budaya serta organisasi yang bergerak
dalam wilayah seni dan budaya di Daerah menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan pola-
pola pengembangan kualitas dan kapasitas teknis demi menjaga keberlangsungan
partisipasi aktif dalam mengkreasikan keragaman seni dan budaya praktis. Keprihatinan
tetap ada untuk mengefektifkan apa yang telah mendapat dukungan pemerintah, terutama
sekali dalam konteks perubahan struktur sebuah organisasi seni dan budaya yang bersifat
dinamis dalam konteks yang disesuaikan dengan kebutuhan local namun berwawasan
global dan pencitraan baru dari pengalaman selama ini yang menunjukkan perbedaan
antara pendapat masyarakat dengan pemerintah mengenai khasanah seni dan budaya
daerah.

b. Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pengelola budaya, salah satu hal
yang dilakukan adalah dengan jalur pendidikan bagi pemangku kepentingan, baik bagi
pihak pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dengan budaya itu sendiri.
Pendidikan ini tidak hanya berdampak bagi peningkatan kompetensi sumber daya
manusianya, tetapi juga membangun kreatifitas yang berdampak pada pengembangan
sumber daya budaya itu sendiri, sehingga mampu mewujudkan jati diri dan „bersaing‟
dalam system global.

c. Selain peningkatan kapasitas dan kemampuan mengelola kebudayaan, pendidikan seni


juga harus situmbuh kembangkan di sektor-sektor formal melalui pendidikan budaya, baik
pelajaran tentang budaya itu sendiri serta penanaman nilai-nilai seni itu melalui jalur
pendidikan formal. Penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan akan lebih
efektif ditanamkan lewat jalur pendidikan. Beberapa hal yang akan dilakukan sinergi dengan
instansi terkait, yaitu dengan bidang pendidikan adalah dalam pelaksanaan:

o Optimalisasi Pendidikan Kebudayaan di sekolah-sekolah formal, maupun informal;

o Bersinergi merancang kurikulum untuk mewujudkan Paradigma Pendidikan Seni yang


berwawasan Indonesia

o Menggali Pola Alternatif Pendidikan Seni Berbasis Tradisi Indonesia;

o Peningkatan Apresiasi Terhadap Sejarah Seni di Tanah Air;

o Mengembangkan tradisi kritik dan riset Seni;


o Perluasan Pendidikan Formal Seni untuk Kawasan Timur Indonesia.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan kebudayaan masyarakat selain


masyarakatnya itu sendiri adalah

o perlunya dukungan media massa (cetak dan elektronik)

o Peningkatan peran media massa

o Peningkatan komodifikasi dan substansi seni dalam berbagai bidang

o Membuka akses seluas-luasnya berekspresi dan mengeksplorasi seni yang bersumber


dari seni tradisional maupun seni urban;

o Mengembangkan penguatan kebudayaan tradisional dengan pemanfaatan kebudayaan-


kebudayaan popular (Popular culture) yang lebih mandiri;

o Pengembangan Industri Seni (Budaya) di masyarakat terkait ekonomi gelombang ke


empat (kreatif ekonomi);

o Lomba dan Memberikan Anugerah Seni (pelaku seni dan pemerhati seni).

Referensi
http://www.google.com/search?q=kekurangan+budaya+daerah

http://www.balimanistourandtravel.com/InfoBaliDetail.php?IDI=IBL-22/52

http://xeanexiero.blogspot.com/2010/06/kesenian-indonesia-dan-tantangan-ke.html

http://blog.beswandjarum.com/suprayogi/2010/03/19/menggerakkan-pelestarian-
kebudayaan-daerah-dan-pembangunan-daerah-melalui-program-kampung-budaya/

Anda mungkin juga menyukai