Belajar dari Majapahit untuk Ksatria Penerus Bangsa
Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Sejalan dengan perkembangan perdagangan dan pelayaran antarpulau dan antar-Kerajaan Majapahit pun telah mengembangkan konsep kehidupan sosial- ekonominya dan berpaling dari sebuah kerajaan agraris menjadi sebuah kerajaan yang semikomersial dan menguasai perdagangan dan pelayaran di sekitar perairan Nusantara hingga puncak kejayaannya. Pada masa itulah kebesaran dan wibawa Majapahit berpengaruh luas di Nusantara. Majapahit menjalin kerja sama ekonomi dengan daerah- daerah dan kerajaan-kerajaan di Nusantara (Desantara), dan oleh karena itulah daerah- daerah dan kerajaan-kerajaan tersebut dilindungi Sri Maharaja Majapahit. Seperti disebutkan pada Pupuh XV: 1.4 Negarakertagama, bahwa pada waktu itu Majapahit telah memperluas hubungan regional ini dengan beberapa kerajaan yang ada di Asia Tenggara daratan dan bahkan yang ada di India. Para pendiri Bangsa dan Negara Indonesia, khususnya Bung Karno, sangat sadar akan besar dan beratnya tantangan menegakkan kesatuan bangsa dan negara di atas hamparan kemajemukan sosial-budaya Nusantara. Salah satu terobosan Bung Karno adalah dengan melemparkan konsep suku- bangsa. Suku yang berada dalam ranah sosial-budaya digandengkan dengan konsep bangsa dalam ranah politik. Sebagai analogi,meja mempunyai empat kaki meja yang saling mendukung dan menguatkan. Jika salah satu kaki saja tidak berfungsi, meja tersebut tidak bakal bisa berdiri sempurna. Dalam nilai budaya terdapat 4 nilai budaya yang berharga untuk diperjuangkan yaitu kejujuran, patriotisme, persaingan serta harmonis dan kerjasama. Nilai tersebut terdapat dalam make up atau tata rias, kostum atau busana Kirab. Nilai budaya tersebut terdapat dalam Prajurit Majapahit serta musik atau karawitan (b) nilai moral, dalam nilai moral terdapat nilai bertanggungjawab, keadilan, patriotisme, keharmonisan dan kerjasama. Nilai tersebut terdapat dalam kegiatan perang antara pasukan jawa dengan pasukan cina atau tar-tar dan perang antara pemimpin pasukan cina dengan pemimpin pasukan jawa dalam membela Kerajaan Majapahit atau dalam membela negaranya (c) nilai sosial, nilai tersebut terdapat dalam kemenangan Kerajaan Majapahit melumpuhkan lawannya. Dari perkembangan Kerajaan Majapahit sampai bisa menyatukan seluruh Nusantara meskipun banyak rintangan dan tantangan, tetapi raja-raja di Kerajaan Majapahit menerapkan sikap dan nilai-nilai luhur. Sebenarnya nilai-nilai kesatuan dan semangat, keharrmonisan dan kerja sama yang membuat bangsa ini bersatu sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Semangat Kerajaan Majapahit membuat membuat perkembangan pesat mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, kepercayaan, dan seni. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus mempelajari dan menerapkan nilai-nilai luhur Kerajaan Majapahit yang berhubungan dengan Pancasila, dengan itu kita dapat bersatu, menjaga semangat untuk Indonesia yang lebih maju, pemikiran manusia yang kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh beberapa pihak. Di dunia pendidikan juga penting, hal ini dapat didapatkan dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, begitu juga di lingkungan kampus dengan mengadakan pelatihan untuk kreativitas dan manajemen mahasiswa, agar pemuda Indonesia dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.