Anda di halaman 1dari 2

II.

Tinjauan Pustaka
Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat
diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau
kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan
saponifikasi. Lemak akanterhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran
tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti
minyak zaitun.
Sabun dapat menghilangkan kotoran dan minyak karena struktur kimia sabun terdiri
dari bagian yang bersifat hidrofil pada rantai ionnya, dan bersifat hidrofobik pada rantai
karbonnya. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena
membentuk misel(micelles), yakni segerombolan (50-150) molekul yang rantai
hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air
(Fessenden dan Fessenden, 1992). Dalam menghilangkan kotoran dan minyak, bagian yang
bersifat hidrofobik pada sabun akan larut dalam minyak dan mengepung kotoran minyak,
sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang dibersihkan dan terdispersi
dalam air sehingga dapat dicuci (Djatmiko dan Widjaja, 1984).
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi
penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama
dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai
jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat
molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih
kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Fungsi utama dari sabun sebagai zat pencuci adalah sifat surfaktan yang terkandung
di dalamnya. Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari
minyak dan air.
Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi linn) merupakan salah satu jenis tanaman
yang sering dikonsumsi sebagai obat tradisional pada penyakit batuk, darah tinggi, dan
diabetes. Daun belimbing wuluh memiliki beberapa kandungan kimia yaitu flavonoid, tanin,
dan triterpenoid. Kandungan flavonoid yang terdapat dalam belimbing wuluh merupakan
kelompok senyawa fenol ini mempunyai kecenderungan untuk menurunkan aktivitas
fisiologis bakteri dengan mengganggu integritas membran sel sehingga dapat melisiskan
bakteri.

Anda mungkin juga menyukai