Anda di halaman 1dari 6

 Home

 Health
 Drugs & Diseases

Sindrom Nefrotik, Rusaknya Pembuluh


Darah dalam Organ Ginjal

Liputan6

09 Sep 2013, 16:40 WIB





 0

16

Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan yang menyerang organ ginjal. Ini bukan
suatu penyakit, melainkan menjadi pertanda bahwa organ ginjal Anda sudah tidak berfungsi
dengan baik. Meski begitu, bila tidak ditangani dengan cepat, gangguan ini akan mengarah
menjadi penyakit yang lebih serius, seperti gagal ginjal.
Semua orang dapat mengalaminya, namun hal ini lebih sering dialami oleh anak-anak yang
berusia antara 18 bulan hingga 8 tahun. Berikut penjelasan selengkapnya seperti dilansir
Mayo Clinic dan WebMD, Rabu (4/9/2013):

Deskripsi

Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan pada organ ginjal yang menyebabkan
tubuh Anda mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine. Sindrom nefrotik bukanlah
penyakit. Ini merupakan pertanda bahwa organ ginjal Anda tidak bekerja dengan normal.
Gangguan ini terjadi bila pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga
mereka tidak dapat melakukan fungsi mereka dengan baik, seperti menyaring limbah dan
kelebihan air dari dalam darah. Jika Anda mengalami hal ini, kadar protein dalam urine dan
kadar kolestrol menjadi tinggi. Sedangkan, kadar protein dalam darah menjadi rendah. Hal ini
akan menyebabkan Anda mengalami pembengkakkan, terutama di sekitar mata, kaki, dan
pergelangan kaki. Selain itu, bila tidak segera diobati, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi yang lebih serius dan mempengaruhi kesehatan Anda, seperti:

1. Terjadi penggumpalan darah

Sindrom nefrotik menyebabkan glomerulus tidak mampu menyaring darah dengan baik. Hal
ini memungkinkan kadar protein dalam darah yang membantu mencegah terjadinya
pembekuan tidak tersaring dan masuk ke dalam urine. Dengan kata lain, sindrom
nefrotik meningkatkan risiko darah untuk membeku dalam pembuluh darah Anda.

2. Kadar kolestrol dan trigliserida darah menjadi tinggi

Gangguan ginjal ini menyebabkan kadar protein terlepas ke dalam urine. Akibatnya, kadar
protein albumin dalam darah Anda menurun. Kemudian, organ hati akan membuat albumin
dalam jumlah yang berlebih. Pada saat yang sama, organ hati juga akan melepaskan lebih
banyak kolestrol dan trigliserida.

3. Tekanan darah menjadi tinggi

Kerusakan glomerulus dan penumpukan limbah yang terjadi dalam aliran darah (uremia)
dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

4. Mengarah ke penyakit gagal ginjal akut dan kronis

Sindrom nefrotik menyebabkan organ ginjal tidak mampu menyaring darah dengan baik. Hal
ini disebabkan oleh rusaknya glomeruli. Akibatnya, produk limbah akan menumpuk dalam
darah Anda dan mengarah pada penyakit gagal ginjal akut. Jika hal ini tidak ditangani dengan
cepat, organ ginjal akan kehilangan fungsi mereka dari waktu ke waktu (gagal ginjal kronis).
Bila penyakit gagal ginjal yang Anda alami masih pada tahap ringan, Anda dapat
mengatasinya dengan melakukan dialisis. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut dialyzer. Alat itu dapat mengeluarkan cairan ekstra dan produk limbah dari
dalam darah Anda. Namun, jika penyakit gagal ginjal sudah parah, satu-satunya pengobatan
yang dapat Anda lakukan adalah transplantasi ginjal, yaitu mengganti organ ginjal Anda
dengan organ ginjal yang baru.
5. Risiko infeksi meningkat
6. Gizi buruk

Kehilangan terlalu banyak protein dalam darah dapat menyebabkan malnutrisi. Hal ini akan
menyebabkan berat badan Anda menurun.

Gejala

Terkadang, orang yang mengalami sindrom nefrotik tidak merasakan tanda dan gejala
apapun. Mereka terlihat seperti orang sehat. Namun, mayoritas orang yang mengalami
gangguan ini akan mengalami beberapa hal seperti berikut ini:

1. Pembengkakan (edema)

Umumnya, orang yang mengalami sindrom nefrotik akan mengalami pembengkakan pada
area di sekitar mata, pergelangan kaki, dan kaki. Selain itu, pembengkakan mungkin juga
terjadi di organ paru-paru yang dapat menyebabkan Anda kesulitan untuk bernapas.

2. Urine berbusa

Sindrom nefrotik membuat organ ginjal melepaskan protein ke dalam urine dalam jumlah
yang sangat banyak. Akibatnya, kadar protein dalam urine menjadi abnormal dan
menyebabkan urine Anda berbusa.

3. Berat badan meningkat

Gangguan pada ginjal ini akan menyebabkan tubuh menampung cairan dalam jumlah yang
berlebih. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan berat badan Anda.

Penyebab

Sindrom nefrotik terjadi akibat rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) yang ada dalam
organ ginjal. Glomeruli sangat berperan penting bagi tubuh, yaitu menyaring aliran darah
yang melewati organ ginjal dan memisahkan hal-hal yang dianggap penting dan tidak penting
bagi tubuh. Selain itu, glomeruli juga akan menjaga kadar protein darah, terutama albumin.
Namun, bila glomeruli rusak, ia tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik dan
memungkinkan banyak protein hilang, masuk ke dalam urine, dan menimbulkan gangguan
pada organ ginjal (sindrom nefrotik).

Ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab rusaknya glomerulus serta
meningkatkan risiko sindrom nefrotik, seperti:

a. Focal segmental glomerulosclerosis

Sebuah kondisi yang ditandai dengan adanya jaringan parut pada beberapa daerah di
glomerulus. Hal ini muncul akibat penyakit lain, cacat genetik, atau terkadang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Membranous nephropathy

Gangguan pada organ ginjal yang disebabkan oleh adanya penebalan pada membran dalam
glomeruli. Penyebab dari penebalan ini tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi
medis, seperti hepatitis B, malaria, lupus, dan kanker dikaitkan sebagai faktor penyebabnya.

c. Penyakit diabetes

Diabetes dapat merusak organ ginjal dan mempengaruhi glomeruli.

d. Systemic lupus erythematosus

Penyakit yang menyebabkan organ ginjal mengalami peradangan kronis dan menyebabkan
kerusakan serius.

e. Amiloidosis

Gangguan yang terjadi ketika zat protein amiloid terakumulasi dalam organ tubuh.
Akibatnya, zat tersebut akan menumpuk dan seringkali mempengaruhi fungsi dari organ-
organ tubuh Anda, salah satunya ginjal.

f. Gagal jantung

Beberapa bentuk gagal jantung seperti perikarditis konstriktif dapat menyebabkan sindrom
nefrotik.

g. Bekuan darah di pembuluh darah dalam organ ginjal

Bila ada gumpalan darah dalam pembuluh darah organ ginjal, hal itu akan menghambat aliran
darah dan bisa menyebabkan sindrom nefrotik.

h. Infeksi

Ada beberapa jenis infeksi yang dapat meningkatkan risiko sindrom nefrotik, seperti HIV,
hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.

i. Penggunaan obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat, seperti obat anti-inflamasi dan obat yang digunakan untuk melawan
infeksi, dapat menyebabkan sindrom nefrotik.

Pengobatan

Pengobatan untuk sindrom nefrotik dilakukan dengan menangani kondisi yang menyebabkan
gangguan tersebut. Apabila gangguan tersebut timbul akibat penyakit tertentu, seperti
diabetes, gagal jantung, dan lain sebagainya, pengobatan diberikan untuk menangani penyakit
itu terlebih dahulu. Untuk memastikan penyebab dari timbulnya sindrom nefrotik yang Anda
alami, dokter pasti akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Ada tiga jenis pemeriksaan
yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis sindrom nefrotik, yakni:
1. Tes urine

Ketika melakukan jenis pemeriksaan ini, dokter mungkin meminta Anda untuk
mengumpulkan sampel urine dalm kurun waktu 24 jam guna mendapatkan hasil yang akurat.
Dengan tes urine, kelainan dalam urine Anda, seperti kadar protein dalam urine, dapat
diketahui. Jika hasil tes menunjukkan kadar protein dalam urine lebih tinggi dari normal, hal
itu mungkin mengarah pada sindrom nefrotik.

2. Tes darah

Jika Anda mengalami sindrom nefrotik, hasil tes darah akan menunjukkan tingkat protein
albumin (hipoalbuminemia) dan tingkat protein darah rendah (lebih kecil dari angka normal).
Sedangkan, kadar kolestrol dan trigliserida dalam darah mengalami peningkatan.

3. Biopsi

Dokter mungkin memberi rekomendasi kepada Anda untuk melakukan jenis pemeriksaan ini.
Selama prosedur, dokter akan memasukkan jarum khusus ke dalam kulit dan kemudian
diarahkan menuju organ ginjal. Dokter akan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal
untuk diuji di laboratorium.

Setelah melakukan pemeriksaan dan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Anda positif
mengalami sindrom nefrotik, dokter pasti akan langsung merujuk Anda untuk melakukan
pengobatan. Hal ini dilakukan untuk memperlambat dan mencegah kerusakan pada organ
ginjal. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk memperbaiki kondisi dari si penderita.
Biasanya dokter akan memberikan resep obat yang dapat membantu Anda untuk mengontrol
tanda dan gejala sekaligus mengobati sindrom nefrotik. Berikut beberapa jenis obat yang
biasa digunakan untuk menangani gangguan ini:

4. Obat tekanan darah

Obat yang sering digunakan dokter untuk menangani sindrom nefrotik adalah angiotensin-
converting enzyme inhibitor. Jenis obat itu dapat mengurangi jumlah protein yang masuk ke
dalam urine. Tak hanya itu saja, masih ada beberapa jenis obat lain yang dapat mengontrol
tekanan darah Anda, seperti benazepril (Lotensin), kaptopril (Capoten), enalapril (Vasotec),
angiotensin II receptor blocker, losartan (Cozaar), dan valsartan (Diovan).

5. Pil air (diuretik)

Jenis obat ini dapat membantu Anda untuk mengendalikan pembengkakan yaitu dengan
meningkatkan produksi cairan dalam organ ginjal. Ada beberapa jenis obat diuretik yang
biasa diresepkan oleh dokter, salah satunya spironolactone (Aldactone).

6. Obat kolestrol

Obat-obatan yang disebut statin dapat membantu untuk menurunkan kadar kolestrol. Anda
dapat menggunakan atorvastatin (Lipitor), fluvastatin (Lescol), lovastatin (Altoprev,
Mevacor), pravastatin (Pravachol), rosuvastatin (Crestor), dan simvastatin (Zocor) untuk
menangani kadar kolestrol Anda.
7. Obat pengencer darah

Obat yang disebut dengan istilah antikoagulan dapat mengurangi kemampuan darah untuk
membeku atau dengan kata lain mengurangi risiko terjadinya pembekuan darah. Dokter
biasanya menggunakan obat antikoagulan heparin atau warfarin.

8. Obat penekan sistem kekebalan tubuh

Obat seperti kortikosteroid dapat mengontrol sistem kekebalan tubuh sekaligus menurunkan
peradangan yang menyertai gangguan ginjal tertentu.

Selain menggunakan obat-obatan, dokter biasanya akan menyuruh Anda untuk melakukan
perubahan pada gaya hidup yang mungkin berkontribusi terhadap gangguan ginjal yang Anda
alami. Perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan, antara lain:

9. Mengonsumsi makanan rendah garam. Hal ini dapat membantu Anda mengontrol
pembengkakan (edema) yang Anda alami.

10. Mengurangi jumlah lemak dan kolestrol. Anda harus lebih selektif dalam memilih
makanan yang akan Anda konsumsi. Dengan begitu, kadar kolestrol dalam darah lebih dapat
terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai