Tanah airku tak lagi punya belantara, laut melepas, atau gunung menjulang
Panas, datar, bah, api, kerontang, hitam mengabu, semuanya kini jadi warnamu
Menangisku hampir membakar pelupuk matasendupilu
Sementara sanubariku terpekur, tak sanggup menatap dunia
lihat!
matahari mulai menampakan sinar cahayanya
berlari kita bersama
menuju indonesia bangkit
karena kami pewaris negeri ini.
Nikmatnya bila semua serba tercukupi, semua keinginan bisa terpenuhi sampai barang
apapun bisa dibelinya, itulah riska, seorang anak dari kongomerat yang sangat kaya, Ibu dan
Ayahnya adalah pengusaha besar yang berada di daera Kota Jakarta. Tapi hal yang sangat
baik dari keluarga itu adalah mereka mampu bersikap dan berperilaku layaknya orang biasa,
bersopan santun, ramah terhadap tetangga begitupun kepada orang-orang yang berkunjung ke
rumahnya. Tak terkecuali dengan riska, anaknya manis dan tidak pernah manja dengan orang
tuanya, dia bisa bersikap baik terhadap semua orang termasuk teman-temanya sehingga
banyak yang betah ketika bertamu kerumahnya.
Salah satu sahabat terbaik riska yaitu Ika, dia berasal dari keluarga sederhana, rumahnya yang
masih satu kecamatan dengan riska mambuatnya gampang untuk bermain atau sekedar
bertemu dengan riska. Namun pada hari ini sahabatnya Ika tak pernah keliatan lagi,, hampir
sudah 3 minggu ini.
Ko` Ika ngga` pernah keliatan? Kemana ya, g biasanya dia selalu masuk sekolah.
Mungkin sakit , jawaban dari Mama
Kalo begitu coba nanti sore aku pengen ke rumahnya lagi. Kata riska sangat bersemangat
Sudah beberapa kali riska mengetuk pintu, namun tak ada jawaban dari dalam rumah,
kemudian tiba tiba muncul orang dari sebelah rumah.
Ada apa mb, tanya orang lelaki itu
Saya mau mencari teman saya , Ika namanya, jawabnya cepat
Alangka terkejutnya jawaban dari lelaki itu, jika Ika yang selama ini dia kenal dan menjadi
sahabatnya mengontrak di rumah itu, kemudian kembali ke desanya karena menurut kabar
orang tuanya sudah berhenti bekerja akibat di PHK oleh perusahaanya.
Sekembalinya riska ke rumah, ia hanya bisa melamun dan tidak bisa berbuat apa apa.
Lantas ia pun bergegas ingin mencari Ika di desanya.
Mama, aku ingin mencari Ika, biarkan dia bisa melanjutkan sekolahnya lagi, tanyanya
Baiklah kalo itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamt Ika dahulu, jawab
Mamanya dengan penuh perhatian
Akhirnya keinginan Riska terpenuhi, dan selama beberapa jam bertanya tanya di tempat
pedesaan yang pernah Riska ketahui, bisa menemukan alamat rumah Ika. Kedatanganya pun
disambut haru dan isak tangis oleh keluarganya termasuk Ika. Pelukan hangat diantara
mereka menjadikan persahabatanya semakin erat.
Ika, kedatanganku sama keluarga ingin mengajakmu kembali bersekolah sekaligus ikut kami
ke Jakarta lagi. Katanya Riska
Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga` usah khawatis biar saya yang menanggunya,
lanjut Papa Riska
Baiklah bila Riska dan Bapak Ibu menghendaki dan memberikan kesempatan itu pada saya,
saya sangat bersyukur dan banyak mengucapkan terima kasih atas kebaikan Riska dan
keluarga. Jawabnya Ika diselingi haru yang luar biasa.
terima kasih banyak Pak, Buk, kami tidak bisa lagi harus memberikan imbalan seperti apa,
karena hanya petani biasa, lanjutnya Ibu dan Bapak Ika
Lalu mereka pun kembali berpelukan untuk kembali menyambut Ika menjadi sahabatnya
kembali.
Amanat dari cerpen diatas : Sahabat sejati itu seperti bintang, dia memang tak selalu
terlihat. Tapi dia selalu ada untukmu
Ibuku Cintaku
Pagi hari itu burung burung berkicau dengan suara indah, ayam berkokok, ibukku
membangunkanku dari mimpiku, bintang yang masih TK ini mulet mulet seperti masih ingin
tidur. Saat persiapan sekolah sudah siap. Ibuku mengambil termos esnya untuk jualan
keliling. Lalu kita berangkat ke sekolahku
Sesampainya di sekolah ibuku menungguiku sampai pelajaran usai. Saat pulang sekolah aku
diantar pulang oleh ibuku. Lalu aku ditinggal oleh ibuku untuk berjualan es lilin keliling
Bu kemana? tanyaku
Ibu mau jualan dulu kamu di sini aja sama yangti
Aku di rumah sama yangti. Aku tidak pernah tau ibuku jualan kemana tapi yang jelas ibuku
hanya membawa satu termos es kecil berisi es lilin dan jumlahnya tidaklah banyak. Karena
ibuku tidak cukup mempunyai modal untuk membeli bahan bahannya.
Hari itu ibuku tetap saja pulang malam. Esok harinya memasuki tarawih yang pertama aku
diajak ibuku shalat di masjid dekat rumah saat di masjid banyak sekali anak anak dan orang
yang melihatku seperti seolah olah mereka mengejek. Dan ibuku diejek oleh anak anak
disana Wasool begitulah katanya. Dan aku pun ditanya sambil diejeknya pula.
Saat hari ulang tahunku mendekat. Ibuku pulang kerja semakin malam. Ibuku hanya bilang
Bintang kamu di rumah saja ya. Ibu cari uang buat ulang tahun kamu ibuku mengatakan itu
dengan nada menghibur, hati bintang sangatlah senang.
Bintang main kesana kemari sambil menceritakan kepada temanya Aku loh sebentar lagi
ulang tahun, dirayakan di sekolahku, kamu dateng ya begitulah kata bintang.
Ternyata ibu bintang itu bekerja sampai jauh sekali dengan rumahnya. Saat hari ulang
tahunya bintang tiba bintang senang sekali di sekolah tapi sedihnya karena tak punya cukup
uang, ayam seperempat pun jadi. Emtah dipotong sekecil apa itu?. Saat bintang membuka
nasi kotak. Itu ia berkata ibu ayamnya kecil banget bu lalu ibunya berkata Nak hanya itu
yang bisa ibu beri buat kamu. Ibu gak punya cukup uang nak. Gak papa kan yang penting
kamu bahagia
Saat sore harinya bintang dan ibunya terlihat bersepeda di tengah derasnya hujan. Mereka
bermain hujan dengan gembira ria. Banyak orang yang mengejek mereka gila tapi bintang
hanya berkata ibuku cintaku aku bahagia bersamamu walau banyak yang mengejekmu aku
tetap bahagia bersamamu
.
.