Oleh:
Nik Mohd Fauzan Bin Yahaya
C111 12 870
Pembimbing
dr. Eunike
Supervisor
dr. St. Soraya Taufik, Sp.M, M.Kes
1
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa laporan kasus dan referat
dengan judul OS Endofthalmitis Ec Suspek Endogen , yang disusun oleh:
Telah diperiksa dan dikoreksi, untuk selanjutnya dibawakan sebagai tugas pada bagian
Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada waktu yang telah
ditentukan.
LAPORAN KASUS
2
A. IDENTITAS PASIEN
B. ANAMNESIS
Foto Klinis :
3
Gambar 1 : Mata Kiri
C. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
• Inspeksi
4
No. Pemeriksaan OD OS
1. Palpebra
Palpasi
5
No. Pemeriksaan OD OS
1. Tensi okuler Normal Normal
6
sistemik tidak ada ( hipertensi, DM ) tetapi sebelum timbulnya keluhan mata merah,
pasien pernah demam beberapa hari sebelumnya. Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit mata dalam keluarga tidak ada. Riwayat kontak
dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
VOD: 6/9.6
VOS: 1/~
SLOD :Palpebra inferior : hiperemis (-), udem (-), massa tumor (-),
konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal. Iris coklat, kripta
(+), pupil bulat sentral, RC (+), lensa jernih.
SLOS : Palpebra inferior : hiperemis (-) udem (-), epifora (+), konjungtiva
hiperemis (+), mix injection (+), kornea keruh (+), tampak udem kornea, bilik
mata depan kesan normal VH (Van Herick) 3, Fibrin (+) menutupi pupil,
hipopion (+), iris coklat, kripta (+), sinekia posterior (+), pupil sulit dievaluasi,
lensa keruh.
USG B scan OS: Echo baik, lensa kesan keruh, viterus kesan keruh, retina, sklera, koroid
dalam batas normal
E. DIAGNOSIS :
OS Endofthalmitis Ec Suspek Endogen
F. DIAGNOSIS BANDING :
Uveitis
Retinoblastoma
F. TERAPI :
• IVFD Ringer Laktat
• Ceftazidin/intravitreal
• Vancomycin/intravitreal
• Flamicort 40mg/ml/Subtenon (20mg/0.5ml)
G. RENCANA TINDAKAN :
• Rencana OS Washout BMD + Sinekiolisis
H. PROGNOSIS :
• Qua ad vitam : Bonam
• Qua ad visam : Dubia
• Qua ad sanam : Dubia
• Qua ad cosmeticum : Dubia
7
Diskusi Kasus
Dari anamnesis didapatkan keluhan mata merah pada mata bahagian kiri, dialami
sejak 7 hari yang lalu secara tiba-tiba dan memburuk sejak 3 hari yang lalu. Pada awalnya
pasien mengeluh adanya penurunan penglihatan dan semakin memburuk dimana pasien
sekarang tidak bisa melihat pada mata kiri . Keluhan mata terasa nyeri ada dan disertai gatal
pada mata. Air mata berlebihan ada pada mata kiri dan tidak ada kotoran mata berlebih.
Riwayat berobat di klinik mata di Orbita dan diberi obat tetes ( vigamox, levosin, sanexon ).
Riwayat pemakaian kaca mata tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat memakai obat
herbal tidak ada. Riwayat penyakit sistemik tidak ada ( hipertensi, DM ) tetapi sebelum
timbulnya keluhan mata merah, pasien pernah demam beberapa hari sebelumnya. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat penyakit mata dalam keluarga tidak ada.
Riwayat kontak dengan keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
Diagnosis Endofthalmitis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan oleh beberapa hal
antaranya adalah daripada anamnesis/gejala klinis terhadap pasien dan pemeriksaan fisik
terhadap pasien. Pada anamnesis/gejala klinis pasien didapatkan mata merah, penurun
penglihatan yang semakin hari semakin memburuk, nyeri, gatal, dan air mata berlebihan.
Selain itu, tidak didapatkan riwayat post operasi dan post trauma untuk mencurigai sebagai
suspek eksogen. Riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, penyakit paru, jantung
tidak ada tetapi pasien mengaku bahawa ada riwayat demam sebelum timbulnya keluhan
mata merah.
Sekiranya berdasarkan daripada pemeriksaan fisik pada mata kiri pasien didapatkan :
epifora (+), konjungtiva hiperemis (+), mix injection (+), kornea keruh (+), tampak udem
8
kornea, hipopion (+), bilik mata depan kesan normal, , iris coklat, kripta (+), sinekia posterior
(+), pupil sulit dievaluasi dan lensa keruh. Kesemua hasil daripada pemeriksaan fisis diatas
memungkin kearah untuk mendiagnosis Endofthalmitis pada pasien ini.
Untuk menegakkan diagnosis pasti, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
B-scan (USG): tentukan apakah ada keterlibatan peradangan vitreous. Hal ini juga penting
untuk mengetahui dari ablasi retina dan Choroidal, yang nantinya penting dalam pengelolaan
dan prognosis. Metode kultur (vitreous tap) merupakan langkah yang sangat diperlukan
karena bersifat spesifik untuk mendeteksi mikroorganisme penyebab. Bahan-bahan yang
dikultur diambil dari : Cairan dari COA dan corpus vitreous. Pada endoftalmitis, biasanya
terjadi kekeruhan pada corpus viterous. Oleh sebab itu, bila dengan pemeriksaan
oftalmoskop, fundus tidak terlihat, maka dapat dilakukan pemeriksaan USG mata. Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan apakah ada benda asing dalam bola mata, menilai densitas
dari vitreitis yang terjadi dan mengetahui apakah infeksi telah mencapai retina. Pemeriksaan
penunjang lainnya dilakukan untuk mengetahui dengan pasti kuman penyebab endoftalmitis,
terutama bila ada penyakit sistemik yang dapat menimbulkan endoftalmitis, melalui
penyebaran secara hematogen. Pemeriksaan penunjang tersebut dapat berupa : pemeriksaan
darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea darah, kreatinin, foto rontgen thoraks, USG
jantung, kultur darah, urin, LCS, sputum dan tinja.
Diagnosis banding pada endofthalmitis pada pasein ini adalah :
10
DISKUSI
BAB I
1. Latar Belakang
11
Endoftalmitis di sebabkan oleh bakteri dan jamur. Bakteri dan jamur ini
akan masuk dengan cara eksogen dan endogen. Endoftalmitis eksogen terjadi akibat
trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka
bola mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat penyebaran bakteri atau jamur dari
fokus infeksi dalam tubuh. Endoftalmitis merupakan penyakit yang memerlukan
perhatian karena bila tidak segera diberikan pertolongan prognosisnya akan semakin
buruk dan dapat mengakibatkan kebutaan. 1
Endoftalmitis merupaka penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun
terakhir ini karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma
tembus atau akibat pembedahan mata intra okuler. 1
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 Anatomi
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, yang biasanya terjadi
akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang
supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya1.
Vitreous humour atau badan kaca menempati daerah belakang lensa. Struktur ini
merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan
molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit
sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat. Berfungsi mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak
13
terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhan badan
vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftamoskopi. 1
2.2 Definsi
Endophthalmitis adalah adanya peradangan hebat intraokular, terjadi yang diakibatkan
dari bakteri, jamur atau keduanya. Beberapa penulis mendefinisikan sebagai bakteri atau
jamur infeksi pada tubuh dan ruang vitreous mata cairan. Hal ini tidak pernah disebabkan
oleh virus atau parasit infeksi, sebagai agen ini terutama menyebabkan radang retina dan
Uvea. 2
2.3 Klasifikasi
Secara umum endoftalmitis diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Endoftalmitis Eksogen
Pada endolftamitis eksogen organisme yang menginfeksi mata berasal dari lingkungan
luar. Endolftamitis eksogen dikategorikan menjadi : endolftalmitis post operasi dan
endolftalmitis post trauma.
a. Endoftalmitis Post Operatif
Pada endoftalmitis post operasi, bakteri penyebab tersering merupakan flora
normal pada kulit dan konjungtiva. Endoftalmitis ini sering terjadi setelah operasi-
operasi berikut ini : katarak, implantasi IOL, glaukoma, keratoplasty, eksisi
pterigium, pembedahan strabismus paracentesis, pembedahan vitreus dll. 3
14
b. Endoftalmitis Post Trauma
Endoftalmitis paling sering terjadi setelah trauma mata, yaitu trauma yang
menimbulkan luka robek pada mata.
2. Endoftalmitis Endogen
Pada endoftalmitis endogen, organisme disebarkan melalui aliran darah. Endoftalmitis
endogen beresiko terjadi pada :
1. Memiliki faktor predisposisi, seperti : diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit jantung
rematik, sistemik lupus eritematos, AIDS dll
2. Invasif Prosedur yang dapat mengakibatkan bakteremia seperti hemodialisis,
pemasangan kateter, total parenteral nutrisi dll
3. Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti: endokarditis, urinary tract infection, artritis,
pyelonefritis, faringitis, pneumoni dll8
Pada endoftalmitis endogen kuman penyebabnya sesuai dengan fokus infeksinya seperti
Streptococcus Sp (endokarditis), Stapylococcus aureus (infeksi kulit) dan Bacillus (invasive
prosedur). Sementara bakteri Gram negatif misalnya Neisseria meningitidis, Neisseria
gonorrhoe, H infuenzae dan bakteri enterik seperti Escherichia colli dan Klebsiella.4
2.4 Etiologi
15
(endocarditis), Staphylococcusa ureas ( infeksi cutaneous), dan species Bacillus (dari
penggunaan obat intravena ) sedang untuk bakteri gram negatif paling sering Neisseria
meningitidis, Haemophilus influenzae, and organismse enteric seperti Escherichia coli
dan spesies Klebsiella.3
Endofthamitis endogen akibat jamur disebabkan oleh candida (penyebab terbanyak),
aspergillus dan cocidioides. Endophthalmitis endogen karena jamur juga bisa disebabkan
oleh infeksi Histoplasma capsulatum. Cryptococcus neoformans. Sporothrix schenkii.
Dan Blastomyces dermatitidis namun kejadiannya lebih rendah dibandingkan candida
dan aspergillus.3
4. Traumatic endophthalmitis
Hampir sama dengan endophthalmitis post operasi, dua pertiga dari bakteri
penyebab traumatic endofthamitis adalah gram positif dan 10-15% adalah gram
negatif. Bacillus cereus, dimana sangat jarang menyebabkan endophthalmitis pada
kasus lain, menyebabkan hampir 25% dari semua kasus traumatic endophthalmitis.3
2.5 Patofisologi
Pada keadaan normal, blood-ocular barrier dapat melindungi mata dari invasi
mikroorganisme. Pada Endogenous endophthalmits, organisme dapat menembus blood-ocular
barrier dengan invasi langsung (contoh : septic emboli) atau dengan merubah permeabilitas
vaskuler endotel. Destruksi jaringan intraokular mungkin berhubungan dengan invasi
langsung mikroorganisme dan atau dari pelepasan mediator inflamasi karena respon imun.3,5
Endophthalmitis dapat ditemukan adanya nodule putih pada kapsul lensa, iris, retina,
atau koroid. Juga dapat mengenai berbagai tempat diseluruh jaringan mata, dimana yang
utama adalah terbentuknya eksudat purulen pada bola mata. Dapat menyebar ke jaringan
lunak dari mata. Semua prosedur operasi yang mengganggu integritas dari bola mata dapat
menyebabkan Exogenous endophthalmitis (misalnya : operasi katarak, glaukoma, radial
keratotomy).3,5
16
kabur dan inflamasi granulamatous yang persisten dimulai sekitar 3-4 bulan setelah
pembedahan. Pada kasus yang parah dapat terjadi inflamasi vitreus, dekompensasi kornea
hingga neovaskularisasi iris pada kasus terparah yang tidak mendapat pengobatan.3
3. Endolphthalmitis endogen
17
Gejala klinis meliputi nyeri akut, fotofobia, dan penglihatan kabur. Pada pemeriksaan
biasanya ditemukan sangat menurunnya ketajaman visual, edema periorbital dan kelopak
mata, dan fibrin di ruang anterior, hipopyon mungkin juga ditemukan. Mungkin ada
peradangan yang signifikan pada vitreous dan sel vitreous. Kadang-kadang, mengenai kedua
mata secara bersamaan. Mikroabses kecil di retina atau ruang subretinal dan putih,
perdarahan pada retina (Roth spot) juga dapat dilihat.3
Gejala pada endophthalmitis yang disebabkan trauma tembus biasanya lebih berat
termasuk penurunan visus yang cepat, sakit mata yang lebih hebat, mata merah dan
pembengkakan kelopak.3
2.7 Diagnosis
Dengan mengetahui gejala subjektif dan gejala objektif yang didapatkan dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka diagnosis endoftalmitis sudah dapat
ditegakkan. Gejala endoftalmitis dapat diketahui dari gejala subjektif dan objektif yang
didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
a. Subjekif
Secara umum, gejala subjektif dari endoftalmitis adalah1,6:
Fotofobia
18
Nyeri pada bola mata
Penurunan tajam penglihatan
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka
Adanya riwayat tindakan bedah mata, trauma tembus bola mata disertai dengan atau
tanpa adanya penetrasi benda asing perlu diperhatikan karena adanya kemungkinan penyebab
eksogen. Mengenai penyebab endogen maka penderita perlu di anamnesis mengenai ada atau
tidak nya riwayat penyakit sistemik yang dideritanya. Penyakit yang merupakan predisposisi
terjadinya endoftalmitis di antaranya adalah diabetes melitus, AIDS dan SLE yang dapat
dihubungkan dengan imunitas yang rendah. Sedangkan beberapa penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan endoftalmitis endogen akibat penyebarannya secara hematogen adalah
meningitis, endokorditis, infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan pielonefritis.1
b. Objektif
Kelainan fisik yang ditemukan berhubungan dengan struktur bola mata yang terkena dan
derajat infeksi/peradangan7. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan luar, slit lamp
dan funduskopi kelainan fisik yang dapat ditemukan dapat berupa1:
Udem Palpebra Superior
reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Gambar 3. Endoftalmitis
Udem Kornea
Kornea keruh
keratik presipitat
19
Bilik
mata
depan
keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak pucat ataupun hilang
sama sekali.
Pada endoftalmitis yang disebabkan jamur, di dalam badan kaca ditemukan masa
putih abu-abu, hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca, dengan proyeksi
sinar yang baik1.
20
endoftalmitis, melalui penyebaran secara
hematogen. Pemeriksaan penunjang
tersebut dapat berupa1
- Pemeriksaan darah
lengkap, LED, kadar nitrogen, urea
darah, kreatinin.
- Foto rontgen thoraks
- USG jantung
- Kultur darah, urin, LCS, sputum,
tinja
2.10 Tatalaksana
1. Terapi Antibiotik9
Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua
kemungkinan patogen dalam konteks pengaturan klinis.
Intravitreal antibiotik
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine 2.25 mg dalam 0.1ml
Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg dalam 0.1 ml
Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2 mg dalam 0.1 ml
21
Gambar 4. injeksi intravitreal
Antibiotik topikal
Vancomicin (50 mg/ml) atau cefazolin (50 mg/ml), dan
Amikacin (20 mg/ml) atau tobramycin (15mg%)
Antibiotik sistemik (jarang).
Ciprofloxacin intravena 200mg BD selama 2-3hari, diikuti 500mg oral BD selama 6-7
hari, atau
Vancomicin 1gm IV BD dan ceftazidim 2g IV setiap 8 jam
Ringkasan
Terapi antimikroba empiris harus komprehensif dan harus mencakup semua kemungkinan
patogen dalam konteks pengaturan klinis.
Vankomisin (Vancocin)
22
cakupan empiris untuk-organisme gram positif termasuk cereus B;. DOC untuk
intravitreal dan sistemik baik administrasi liputan gram positif yang sangat baik dan telah
menambahkan keuntungan dari menyediakan cakupan yang lebih baik terhadap organisme
resisten; bakterisidal terhadap organisme yang paling dan bakteriostatik untuk enterococci;
menghambat biosintesis dinding sel, mengganggu permeabilitas membran sel dan sintesis
RNA.
Setelah pemberian sistemik, obat menembus jaringan yang paling termasuk vitreous,
terutama jika penghalang darah-okular dikompromikan. Gunakan creatine clearance untuk
menyesuaikan dosis pada pasien dengan gangguan ginjal.
Sefalosporin generasi ketiga dengan cakupan gram negatif yang luas tetapi menurun
khasiat-organisme gram positif, gram-negatif cakupan meliputi, Citrobacter, Serratia,
Neisseria, Providencia, dan Haemophilus spesies Enterobacter. Sefalosporin mengikat
untuk satu atau lebih dari penisilin mengikat protein dan mencegah sintesis dinding sel
menghambat pertumbuhan bakteri.
Seftriakson (Rocephin)
Sefalosporin generasi ketiga yang melintasi penghalang darah otak. Aktif terhadap
bakteri resisten termasuk gonokokus, H influenzae, dan organisme gram-negatif lainnya.
Digunakan dalam sumber hematogenous diduga untuk endophthalmitis dalam kombinasi
dengan vankomisin sementara budaya yang tertunda. sefalosporin untuk mengikat
protein penisilin mengikat dan mencegah sintesis dinding sel, yang menghambat
pertumbuhan bakteri.
23
Cefotaxime (Claforan)
Sefalosporin generasi ketiga yang memiliki cakupan gram negatif yang luas tapi
khasiat yang lebih rendah untuk organisme gram-positif. Sefalosporin mengikat untuk
satu atau lebih dari penisilin mengikat protein dan mencegah sintesis dinding sel
menghambat pertumbuhan bakteri.
Clindamycin (Cleocin)
Antijamur
Untuk kandidiasis dicurigai atau infeksi Aspergillus. Diindikasikan pada pasien yang
imunosupresi, yang telah berdiamnya kateter vena, atau yang saat ini sedang antibiotik
spektrum luas.
Amfoterisin B (AmBisome)
Fungistatic atau fungisida tergantung pada konsentrasi dicapai dalam cairan tubuh;
poliena antibiotik yang dihasilkan oleh strain Streptomyces nodosus. Perubahan
permeabilitas membran sel jamur dengan mengikat sterol, yang menyebabkan kematian
sel jamur sebagai komponen intraseluler keluar bocor.
Terapi steroid
o Dexamethasone intravitreal 0.4 mg dalam 0.1 ml
o Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5 – 7 hari
o Steroid sistemik. Terapi harian dengan prednisolone 60 mg diikuti dengan 50 mg, 40
mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2 hari.
Terapi suportif
Siklopegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga hematropine 2% 2 – 3
hari sekali.
24
Obat – obat antiglaucoma disarankan untuk pasien dengan peningkatan tekanan
intraokular. Acetazolamide (3 x 250 mg) atau Timolol (0.5 %) 2 kali sehari.
Operatif
Vitrektomy
Vitrectomy adalah tindakan bedah dalam terapi endophthalmitis. Bedah debridemen
rongga vitreous terinfeksi menghilangkan bakteri, sel-sel inflamasi, dan zat beracun lainnya
untuk memfasilitasi difusi vitreal, untuk menghapus membran vitreous yang dapat
menyebabkan ablasio retina, dan membantu pemulihan penglihatan. Endophthalmitis
vitrectomy Study (EVS) menunjukkan bahwa di mata dengan akut endophthalmitis operasi
postcataract dan lebih baik dari visi persepsi cahaya. Vitrectomy juga memainkan peran
penting dalam pengelolaan endoftalmitis yang tidak responsif terhadap terapi
medikamentosa. 10
25
Pasien yang memiliki endophthalrnitis jamur endogen, terapi anti jamur sistemik
dapat diberikan selama 6 minggu atau lebih. Pilihan anti mikroba inisial adalah empiris dan
dapat disesuaikan dengan hasil kultur.
Endoftalmitis jamur endogen karena Candida, Aspergillus, dan Coccidiodes dapat
dikelompokkan ke dalam Non-neoplastic Masquerade Syndrome karena pada banyak pasien,
kondisi ini disalah artikan sebagai Uveitis non infeksius dan diobati dengan kortikosteroid
saja. Hal ini biasanya memperburuk perjalanan klinis penyakit. Sehingga diperlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan diagnosis yang benar. Kondisi ini membutuhkan
terapi anti jamur sistemik dan lokal serta intervensi bedah.
Pengobatan kandidiasis intraokular adalah pemberian agen antifungal intravena dan
intravitreal.
2.11 Pencegahan
Untuk pasien yang pernah mengalami riwayat operasi mata seperti operasi katarak, anda
dapat menurunkan resiko infeksi dengan mengikuti seluruh intruksi dokter setelah operasi
dan melakukan pemeriksaan reguler (follow-up) yang teratur.
Untuk mencegah endophthalmitis karena trauma, bisa digunakan pelindung mata saat
bekerja dan pada saat olahraga. Kacamata atau helm dapat membantu melindungi dari debris
industri yang dapat menembus mata.
2.12 Komplikasi
Penyulit endoftalmitis adalah apabila proses peradangan mengenai ketiga lapisan
mata (retina, koroid, dan sclera) dan badan kaca maka akan dapat mengakibatkan
panoftalmitis.1
2.13 Prognosis
Prognosis endophthalmitis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi,
organisme yang terlibat dan jumlah kerusakan mata menopang dari peradangan dan jaringan
parut. Kasus ringan endophthalmitis dapat memiliki hasil visual yang sangat baik. Kasus
yang parah dapat menyebabkan tidak hanya dalam kehilangan penglihatan, tapi akhirnya
hilangnya seluruh mata.
26
Fungsi penglihatan pada pasien endoftalmitis sangat tergantung pada kecepatan
diagnosis dan tatalaksana. Prognosisnya sangat bervariasi tergantung penyebab. Faktor
prognostik terpenting adalah visus pada saat diagnosis dan agen penyebab.
Prognosis endoftalmitis dan panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan
jamur.
Prognosis endoftalmitis endogen secara umum lebih buruk dari eksogen karena jenis
organisme yang menyebabkan endoftalmitis endogen biasanya lebih virulens.8
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S.H. Mata merah dengan penglihatan turun mendadak..Dalam: Ilmu Penyakit Mata.
Edisi Ketiga. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2009. hal 3, 9, 175-8.
2. Cooper Ba, Holekamp Nm, Bohigian G, Thompson PA. Case- control study of
endophthalmitis after cataract surgery comparing scleral and corneal wounds. Am J
Ophtalmol 2003; 136: 300-5.
3. Bobrow JC, dkk, 2008. Intraocular Inflammation and Uveitis. Dalam: American Academy
of Ophtalmology. San Francisco,2011. hal 269-273, 355-360
4. Graham,R. 2006. Endopthalmitis Bacterial.
http://emedicine.medscape.com/article/1201134-overview
5. Seal, David. Pleyer, Uwe. Ocular Infection second edition. Informa Healthcare: 2007:
239-268
6. Vaughan, D.G. Vitreus. Dalam: Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika,
2002. hal 182-3.
7. Egan,D. Endophthalmitis. http://emedicine.medscape.com/article/799431-overview
8. Gordon Y. Vancomycin prophylaxis and emerging resistance: Are ophtalmologists the
villains. Am J Ophtalmol 2001; 131:3:371-6
9. Gan IM. Intravitreal dexamethasone as adjuvant in the treatment of postoperative
endophthalmitis: a prospective randomized trial. Graefes Arch Clin Exp Ophthalmol.
2005;243(12):1200-5.
28