Anda di halaman 1dari 22

DEPARTEMEN OBSTETRI & GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERTOLONGAN DISTOSIA BAHU

DIBAWAKAN OLEH:
AIMAN SYAZWAN BIN ZULKAFLI C11112802
PEMBIMBING :
dr. MULIATI ARIF
SUPEVISOR :
dr. DARMA SYANTY, Sp.OG, M.KES

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
PENDAHULUAN
 Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 20012, AKI di Indonesia mencapai
102/100000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebesar
23/1000 kelahiran hidup umumnya kematian terjadi pada
saat melahirkan.
 Salah satu penyebab tingginya kematian ibu & bayi adalah
distosia bahu saat proses persalinan.
 American College of Obstetrician & Gynaecologist (ACOG)
menyatakan insiden distosia bahu bervariasi antara 0.6%-
1.4% dari persalinan normal.
DEFINISI
 Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan
 Dapat disebabkan oleh kelainan tenaga(his), kelainan letak
dan bentuk janin serta kelainan jalan lahir
 Distosia bahu adalah terssangkutnya bahu janin dan tidak
dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan
 Dapat juga didefinisikan sebagai ketidakmampuan melahirkan
bahu dengan mekanisme atau cara biaasa
ETIOLOGI
Distosia bahu terutama disebabkan oleh :
 Deformitas panggul
 Kegagalan bahu untuk melipat ke dalam panggul
 Dapat juga disebabkan kelainan tenaga, kelainan bentuk janin,
serta kelainan jalan lahir
PATOFISIOLOGI
 Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang
menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan
tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu
miring (oblique) dibawah ramus pubis.
 Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu
depan (anterior) berada dibawah pubis.
 Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan
dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan
bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak lahir
mengikuti kepala.
FAKTOR RESIKO
 Ibu dengan Diabetes
 Janin besar(macrosomia)
 Multiparitas
 Ibu dengan obesitas
 Kehamilan aterm, kerna janin terus tumbuh setelah usia 42
minggu
 Riwayat obstetri dengan persalinan lama/persalinan atau
riwayat distosia bahu
TATALAKSANA
Harus memperhatikan kondisi ibu dan janin :
 Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama
untuk menyelesaikan persalinan
 Masih mampu untuk mengedan
 Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk
akomodasi tubuh bayi
 Bayi masih hidup & diharapkan dapat bertahan hidup
HAL YANG HARUS DIHINDARI

PANIC

PIVOTING
4P PULLING

PUSHING
Manajeman ALARMER
 Ask for help - Meminta bantuan
 Lift the buttock legs - Maneuver McRoberts
 Anterior shoulder disimpaction - (disimpaksi bahu depan),
penekanan supra pubik dan pendekatan pervaginam dengan
abduksi bahu depan dengan tekanan untuk mempermudah aspek
bahu belakang sehingga akan menghasilkan diameter terkecil
(maneuver Rubin)
 Rotation of posterior shoulder - Pemutaran bahu belakang dengan
memutar 180 derajat bahu belakang
 Manual removal of posterior arm - Mengeluarkan bahu belakang
secara manual
 Episiotomy
 Roll over - Maneuver Gaskin
Manuver Mc. Robert
 Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk memfleksikan
kedua paha sehingga lutut menjadi sekedar mungkin kedada
dan rotasikan kedua kaki ke arah luar (abduksi)
 Mintalah asisten menekan suprasimfisis kearah posterior
menggunakan pangkal tangannya untuk menekan bahu
anterior agar mau masuk dibawah simfisis
 lakukan tarikan pada kepala janin kearah posterokaudal
dengan mantap
 Jangan lakukan dorongan pada pubis, karena akan
mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptur
uteri
Manuver Massanti
 Disimpaksi bahu depan dengan melakukan tekanan pada area
suprapubik
 Hati-hati supaya tidak melakukan tekanan pada fundus
Manuver Corkscrew Woods
 Masukkan salah satu tangan kedalam vagina dan lakukan penekanan
pada bahu anterior, kearah sternum bayi, untuk memutar bahu
bayi dan mengurangi diameter bahu
Teknik Pelahiran Bahu Belakang
 Masukkan salah satu tangan kedalam vagina dan pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
 Fleksikan lengan bayi bagian siku dan letakkan lengan tersebut
melintang di dada bayi
Manuver Rubin
 Pertama dengan menggoyang-goyang
kedua bahu janin dari satu sisi ke sisi
lain dengan memberikan tekanan
pada abdomen
 Bila tidak berhasil, tangan yang
berada di panggul meraih bahu yang
paling mudah di akses, kemudian
mendorongnya ke permukaan
anterior bahu
 Hal ini biasanya akan menyebabkan
abduksi kedua bahu kemudian akan
menghasilakn diameter antara bahu
dan pergeseran bahu depan dari
belakang simfisis pubis
Manuver Hibbard
 Menekan dagu dan leher janin ke arah rectum ibu dan seorang
asisten menekan kuat fundus saat bahu depan di bebaskan
 Penekanan fundus yang dilakukan pada saat yang salah akan
mengakibatkan bahu depan semakin terjepit
Posisi Merangkak
 Minta ibu berganti posisi merangkak
 Coba ganti kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan cara
melakukan tarikan perlahan pada bahu anterior kearah atas dengan
hati-hati
 Segera setelah lahir bahu anterior lahirkan bahu posterior dengan
tarikan perlahan ke arah bagian bawah dengan hati-hati
Manuver Zavanelli
 Mengembalikan posisi
oksiput anterior atau
posterior bila kepala janin
telah berputar dari posisi
tersebut
 Memfelsikan kepala dan
secara perlahan
mendorongnya masuk
kembali ke vagina yang diikuti
dengan kelahiran secara sesar
 Memberikan terbutaline 250
mg sub kutan untuk
menghasilkan relaksasi uterus
 Fraktur klavikula
 Mematahkan klavikula dengan cara menekan klavikula anteror
terhadap ramus pubis dapat dilakukan untuK membebaskan
bahu yang terjepit
 Kleidotomi
 Kleidotomi yaitu memotong klavikula dengan gunting atau
benda tajam lain, biasannya dilakukan pada janin mati
 Simfisiotomi
 Simfisiotomi yaitu mematahkan simfisis pubis untuk
mempermudah persalinan juga dapat diterapkan dengan sukses
KOMPLIKASI
 Pada janin :
 Paralisis plexus brachialis
 Fraktur klavikula
 Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis

 Pada ibu :
 Terjadi robekan perineum derajat III & IV
 Perdarahan post partum
 Ruptur uteri
PENCEGAHAN
 Caesarean Section pada persalinan vaginal beresiko tinggi
 Identifikasi dan obati Diebetes pada ibu
 Sentiasa bersiap sedia bila sewaktu-waktu terjadi
 Kenali adanya distosia seawal mungkin
 Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai