Anda di halaman 1dari 1

Balap Liar Motor jadi Ajang Judi Anak-anak Muda

Balapan liar antara Bengkel KRM vs Bengkel MIDO di Jl Pondok Candra dengan jumlah
taruhan Rp 10 juta. (ist/net)
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Balap motor liar sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Bahkan aktivitas ini sudah ada di berbagai daerah. Kegiatan beradu cepat ini dilakukan di luar
perlombaan resmi. Selain menjadi ajang gengsi kelompok, diakui atau tidak, kegiatan ini jadi
wadah perjudian. Sebab setiap ada balapan, selalu ada uang taruhannya dari ratusan ribu sampai
jutaan rupiah.
Walaupun sering diperingatkan dan dibubarkan oleh polisi, para pelaku balap liar tidak pernah
kapok. Balap liar sudah menjadi hiburan tersendiri bagi remaja di Surabaya. Namun sebelum
aktivitas balap liar ini digelar, ada beberapa hal menarik terkait persiapan ajang balap liar ini.
Menurut Ridwan (28), area yang sering dipakai balap liar di Surabaya meliputi Jalan
Karangmenjangan, Jl Setro, Jl Juanda, Jl Demak, kawasan Siola, Jl Pondok Candra (Carefour
rungkut lurus), Jl Margomulyo, Jl Arteri, dan Jl Suramadu.
Untuk jarak tempuh balap liar bervariasi, ada jarak tempuh 200 meter dan 1200 meter. Untuk
jarak tempuh 1200 meter biasanya dilakukan di jalan By Pass Krian dan Suramadu. "Semakin
jauh jarak tempuhnya; semakin besar taruhannya dan semakin besar pula risiko untuk pelaku
balapan. Sebab, jika jatuh sudah dipastikan wafat,” tambahnya.
Awal mula, dilakukan peminangan atau lamaran ke pihak bengkel yang mau diajak adu balap.
Setelah itu, menentukan balapan ini menggunakan motor standar atau motor protolan (modif).
Jika motor modif, maka motor yang akan dipertarungkan dicek kapasitas mesin berapa CC dan
onderdilnya original pabrik apa buatan sendiri.
"Jika deal, baru ditentukan tempat, tanggal main dan harga taruhannya. Setelah itu kedua belah
pihak memberi uang persekot sebagai tanda jadi, uang persekot akan diambil salah satu pihak
jika terlambat datang di area balap liar,“ ungkap Rosta (22), mantan Joki Kapas Baru.
Dia mengaku, jika taruhan balap liar ini cukup besar. Biasanya kedua belah pihak menyepakati
uang keamanan untuk polisi patroli dengan sistem 50:50. Ini agar tidak diobrak polisi. Kedua
kubu akan menyiapkan uang mel-melan (sejenis uang sogok) untuk polisi. "Biasanya ngasih Rp
500 ribu, mas," ujar mantan Joki selama tiga tahun ini.
Di sela-sela wawancara, ia kembali menegaskan tidak akan ada balapan liar jika pemerintah mau
memberi tempat mereka dalam menunjukkan kemampuannya dalam balapan. Karena balapan
sudah menjadi tren anak muda Surabaya.
Dari hasil wawancara diketahui, balapan liar ini atas nama bengkel dan identitas kelompok si
Joki. Jika menang dari arena balapan liar, dipastikan nama bengkel yang bertaruh dan kelompok
pendukung akan terdongkrak popularitasnya di kalangan pecinta otomotif.
Setiap balapan liar pasti taruhan, karena uang taruhan ini digunakan untuk membayar Joki dan
pihak bengkel, sisanya untuk bos pemilik motor. Dengan pembagian, misal Taruhan 10 juta
pihak joki 15-10 %, pihak mekanik 10 % untuk dibagi dengan kru. Dan sisanya, diambil bos.
Kriteria arena balap liar; jalan harus rata tidak bergelombang, jauh dari Polsek, Jalan sepi yang
lurus namun dekat dengan gang-gang kecil alias jalan bercabang. Tujuannya, untuk antisipasi
kabur jika ada obrakan polisi.

Anda mungkin juga menyukai