Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK


MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA (PKRR) DI SMP

1*
Desak Made Citrawathi
*
1 Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja-Bali
E-mail: dskcitra@gmail.com

Abstrak
Tujuan utama dari penelitian ini adalah terwujudnya perangkat pembelajaran yang terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja (BAKRR), dan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di SMP. Target
khusus adalah tersedianyaperangkat pembelajaran untuk memberikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja di SMP. Untuk mencapai target tersebut dilakukan penelitian pengembangan dengan mengacu
model Dick dan Carey. Prosedur penelitian pengembangan ini meliputi lima tahap, yaitu: (1) penetapan
mata pelajaran, (2) analisis kebutuhan, (3) pengembangan RPP, BAKRR, dan LKS (4) penyusunan RPP,
BAKRR,dan LKS (5) review dan uji coba perangkat pembelajaran.
Populasi penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Buleleng. Tehnik pengambilan
sampel yang dilibatkan dalam melakukan analisis kebutuhan dilakukan secara random.Hasil validasi
perangkat pembelajaran RPP, BAKRR dan LKS yang disusun adalah 3,87 dan dinyatakan layak sebagai
perangkat pembelajaran untuk memberikan PKRR dengan mengintegrasikannya pada mata pelajaran
IPA.

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, pendidikan kesehatan reproduksi remaja

Abstract
The main objective of this research is to realize a learning device that consists of a Lesson
Plan (LP ),Teaching Learning Materials of Adolescent Reproductive Health (TLMARH) , and the Student
Activity Sheet (SAS) to provide reproductive health education for adolescents in Junior High School.
Specific target is the availability of learning tools to provide Adolescent Reproductive Health Education
(ARHE) in Junior High School .
To achieve these targets the development of research carried out by referring to the model of Dick and
Carey. The development research procedure includes five steps: (1) determination of the subjects, (2)
requirements analysis, (3) the development of LP, TLMARH, and SAS (4) preparation of LP, TLMARH,
and SAS (5) review and testing learning device. The population was Junior High School in Buleleng.
Sampling technique involved in performing a needs analysis done randomly.
The results of the validation study lesson plans, and worksheets are arranged TLMARH is 3.87, and
declared eligible as a learning tool to provide by integrating it ARHE in science subjects .

Keywords : learning device , adolescent reproductive health education

265
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

1.PENDAHULUAN kalangan remaja adalah akibat kurangnya


Salah satu masalah kesehatan pengetahuan mereka tentang reproduksi
masyarakat yang potensial berkembang di dan seksualitas (Muzzayanah, 2008;
Indonesia adalah masalah kesehatan yang Noviasari, dkk.,2008; dan Catio, 2009). Hak
erat terkait dengan kesehatan reproduksi. informasi yang dibutuhkan oleh remaja
Masalah ini menjadi perhatian masyarakat terkait dengan reproduksi dan seksualitas
dan pemerintah, karena berdampak luas tidak diperoleh secara memadai baik dari
pada berbagai aspek kehidupan. Beberapa keluarga, sekolah, maupun pemerintah.
masalah kesehatan reproduksi yang Pembicaraan terkait reproduksi dan
menjadi isu masalah kesehatan masyarakat seksualitas di keluarga sering dianggap
antara lain: (1) bertambahnya kasus tabu atau orang tua tidak siap
HIV/AIDS dan penyakit menular seksual membicarakannya dengan putra-putri
(PMS), (2) meningkatnya kasus aborsi mereka. Kebijakan sekolah pada program
karena kehamilan yang tidak diinginkan UKS lebih menekankan kepada program
(KTD), dan (3) kematian ibu yang masih pelayanan kesehatan dan pembinaan
tinggi. Kesehatan reproduksi menjadi salah lingkungan sehat. Materi KRR yang
satu program besar yang diemban terdapat pada mata pelajaran IPA belum
pemerintah dalam melaksanakan dibelajarkan secara optimal, baik
kesepakatan internasional di bidang disebabkan oleh kurang tersedianya bahan
kesehatan. ajar tentang KRR maupun strategi
Masalah kesehatan reproduksi pembelajaran yang digunakan belum
menjadi lebih memprihatinkan karena juga efektif. Keingintahuan remaja berkaitan
menyerang kelompok remaja. Perilaku dengan masalah reproduksi umumnya
berisiko menimbulkan masalah kesehatan diperoleh dengan membaca buku-buku
reproduksi yang dilakukan remaja antara porno, melihat gambar-gambar porno dari
lain hubungan seksual pranikah (seks buku maupun internet, diketahui dari teman
bebas) termasuk menggunakan jasa sebaya (yang belum tentu benar),atau
pekerja seks komersial (PSK), “petting”, penjelasan yang kurang lengkap dari orang
dan nonton VCD porno. Di samping itu, tua. Kurangnya pemahaman siswa (remaja)
masalah remaja yang lain adalah tentang kesehatan reproduksi akan
penyalahgunaan NAPZA. Perilaku seks menyebabkankan remaja menghadapi
bebas di kalangan remaja dapat resiko mengalami masalah kesehatan
menimbulkan berbagai dampak negatif reproduksi. Di samping itu kurangnya
seperti kehamilan yang tidak diinginkan kontrol dari orang tua, sikap masyarakat
(KTD) yang sering diakhiri dengan tindakan yang semakin permisif, dampak negatif
aborsi, dan penyakit menular seksual kemajuan teknologi informasi, akan dapat
(PMS) termasuk HIV/AIDS. memperbesar risiko remaja mengalami
Hasil survey Komnas Perlindungan masalah kesehatan reproduksi.
Anak di 33 Provinsi dari Januari s.d Juni Permasalahan kesehatan reproduksi yang
2008 dikemukakan bahwa: (1) 97 persen dihadapi remaja ini juga tidak terlepas dari
anak SMP dan SMA pernah menonton film proses perubahan fisik, psikis, emosi, dan
porno; (2) 93 persen remaja SMP dan SMA sosial yang dialami pada masa remaja
pernah ciuman, genital stimulation, dan oral (Dianawati, 2003; Muzzayanah, 2008, dan
sex; dan (3) 62,7 persen remaja SMP tidak Irawati, 2010) .
perawan lagi (Muadz, dkk., 2008). Data dari Agar pemahaman remaja (siswa) tentang
Kisara-PKBI Bali (2008), menunjukkan kesehatan reproduksi dan seksualitas
bahwa sekitar 15 juta remaja usia 15-19 secara benar, memberikan PKRR di
tahun melahirkan setiap tahunnya. Ini sekolah merupakan langkah yang sangat
berarti, remaja melakukan hubungan seks strategis. Dari penelitian yang dilakukan
dan mengalami kehamilan dalam usia yang Citrawathi, dkk (2005) pada siswa SMA di
sangat muda. Sawabi (2009) juga kota Singaraja menemukan bahwa 92,4
mengemukakan, kasus aborsi di kalangan persen orang tua mengharapkan
remaja sangat mengkhawatirkan. Dari 2,3 pendidikan kesehatan reproduksi diberikan
juta kasus aborsi pertahun di Indonesia, 30 di sekolah (Sumber lain).Pada jenjang
persen dilakukan oleh remaja. Kehamilan di pendidikan SMP (usia antara 12 sampai
usia muda dan aborsi berpengaruh buruk dengan 15 tahun) merupakan periode awal
terhadap kesehatan reproduksi remaja masa remaja (masa pubertas). Pada masa
tersebut pada saat ini maupun nanti. ini, siswa perlu memperoleh informasi yang
Salah satu penyebab terjadinya benar tentang kesehatan reproduksi. Dari
masalah pada kesehatan reproduksi di sejumlah penelitian dan penelitian

266
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

pendahuluan yang dilakukan di SMP pokok bahasan pada mata pelajaran IPA
menunjukkan pelaksanaan PKRR belum yang dikemas dalam Lembar Kerja
berjalan sebagaimana yang diharapkan dan Berbasis Masalah (LKBM). Pada
dibutuhkan siswa. Mata pelajaran tersendiri pembelajaran dengan strategi Ekoparma,
tentang kesehatan reproduksi belum ada guru berperan sebagai fasilitator dan
pada kurikulum yang berlaku di SMP saat mediator yang membantu proses
ini. Bahan kajian tentang kesehatan belajarnya siswa. Semua siswa
reproduksi terdapat dalam pelajaran IPA, berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
antara lain pada pokok bahasan dan masalah yang dikaji adalah masalah
pertumbuhan dan perkembangan dan yang diperlukan oleh siswa sehingga
sistem reproduksi manusia. meningkatkan internalisasi dan
Strategi pembelajaran yang digunakan kebermaknaan terhadap apa yang
pada mata pelajaran IPA adalah strategi dipelajari. Untuk mengimplementasikan
pembelajaran konvensional yang lebih strategi pembelajaran Ekoparma, maka
dominan bertujuan untuk meningkatkan harus dipersiapkan perangkat
aspek kognitif siswa dalam persiapan pembelajaran seperti RPP, BAKRR, dan
menghadapi ujian. Kelemahan strategi LKBM terkait KRR yang disusun
konvensional adalah belum maksimal berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan
melatih kompetensi berpikir kritis dan sudah dilakukan divalidasi, serta
kreatif, pemecahan masalah, dan dinyatakan layak sebagai perangkat
pengambilan keputusan. Strategi pembelajaran untuk mengintegrasikan
pembelajaran konvensional kurang sesuai PKRR pada mata pelajaran IPA di SMP.
untuk mengajarkan keterampilan sosial, Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
sikap, atau pemahaman masalah-masalah tersusunnya perangkat pembelajaran
sosial. Di samping itu, terbatasnya bahan kesehatan reproduksi remaja yang telah
ajar bagi guru merupakan faktor lain yang divalidasi untuk mengintegrasikan PKRR
sangat menentukan kurang berhasilnya pada mata pelajaran IPA di SMP.
PKRR saat ini di sekolah.
Strategi pembelajaran yang digunakan 2 METODE PENELITIAN
di SMP seharusnya memberi kesempatan 2.1 Metode Pengembangan
kepada siswa untuk berinteraksi sesama Model pengembangan yang digunakan
siswa dalam suasana yang tidak kompetitif. mengacu pada model pengembangan Dick
Dengan demikian siswa diberi kesempatan dan Carey (1990). Tahapan
memaknai hasil belajar mereka yang pengembangan terdiri dari lima tahap yaitu:
nantinya akan diterapkan pada kehidupan 1) tahap penetapan materi pelajaran, 2)
nyata jika menghadapi masalah dalam tahap analisis kebutuhan, 3) tahap
kesehatan reproduksinya. Untuk mencapai pengembangan perangkat pembelajaran, 4)
tujuan PKRR yaitu peningkatan hasil tahap penyusunan perangkat
belajar dari aspek kognitif, afektip, dan pembelajaran, 5) tahap review/uji coba.
melatih keterampilan pemecahan masalah Ringkasan kegitan penelitian
reproduksi digunakan strategi pembelajaran pengembangan seperti ditunjukkan pada
yang lebih mengutamakan aktivitas belajar Tabel 01.
siswa.
Berdasarkan kajian kesehatan Tabel 0.1 Kegiatan Penelitian Pengembangan dan
Produk yang Dihasilkan
reproduksi remaja dan karakteristik peserta
No Kegiatan Utama Subyek Produk
didik di SMP, strategi pendidikan kesehatan
yang bisa dikembangkan adalah strategi 1 Analisis kebutuhan a. Siswa Draf
dan menyusun b. Guru (prototype)
edukasi, kolaboratif, partisipatif berbasis prototype perangkat Perangkat
masalah (Ekoparma). Pembelajaran KRR pembelajaran KRR. c. Kepala Pembelajar
diintegrasikan pada mata pelajaran IPA Data yang Sekolah an (RPP,
dengan tujuan agar siswa memiliki dikumpulkan adalah BAKRR,
tentang: LKBM)
pengetahuan, sikap, dan keterampilan 1) Pandangan PKRR
pemecahan masalah reproduksi. Melalui kepala sekolah
proses edukasi, siswa akan memiliki dan guru
perilaku reproduksi sehat yang didasari tentang PKRR
2) Karakteristik
oleh kesadaran siswa tersebut. Masalah peserta didik
kesehatan reproduksi yang dikaji dengan (siswa SMP)
strategi pembelajaran Ekoparma dalam 3) Bahan ajar
pendidikan KRR adalah masalah dunia yang digunakan
guru
nyata (real world problem) sesuai dengan 4) Silabus MP IPA

267
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

yang dibuat 3,26 – 4,00 Sangat layak, tidak perlu direvisi


guru 2,51 – 3,25 Layak, tidak perlu direvisi
5) Menetapkan 1,76 – 2,50 Kurang layak, perlu direvisi
masalah KRR
1,00 – 1,75 Sangat tidak layak, perlu direvisi
yang relevan
dengan pokok 2.2 Populasi dan Sampel
bahasan IPA
6) Profil Populasi penelitian adalah seluruh
pengetahuan SMP yang ada di Kecamatan Buleleng-Bali.
awal siswa Penentuan kepala sekolah dan guru yang
tentang KRR dijadikan sebagai sampel penelitian adalah
7) Masalah-
masalah yang dengan purposive random sampling. Siswa
dihadapi guru yang dilibatkan sebagai sampel penelitian
dalam ditetapkan secara acak (random sampling)
pembelajaran dengan penentuan jumlah sampel
KRR pada MP
IPA menggunakan rumus dari Taro Yamane
8) Menyusun atau Slovin (dalam Riduwan, 2012).
RPP, BAKRR, 𝑁
dan LKBM) 𝑛=
2 Validasi draf a. Ahli Perangkat
𝑁. 𝑑 2 + 1
Perangkat bidan pembelaja
Keterangan:
Pembelajaran KRR g ran (RPP, n = Jumlah sampel
dengan kegiatan: studi BAKRR, N = Jumlah populasi
1) Melakukan uji b. Ahli LKBM) 𝑑 2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat
ahli teknol KRR yang
2) Analisis dan ogi telah kepercayaan 95%)
revisi I pemb divalidasi.
3) Melakukan uji elajar 2.3 Instrumen Pengumpulan Data
perorangan an Instrumen yang digunakan untuk
dan uji c. Siswa
kelompok d. Guru mengumpulkan data dalam penelitian ini
4) Analisis dan adalah pedoman wawancara, pedoman
revisi II observasi, kuesioner, dan instrumen
penilaian BAKRR dan LKBM.
1) Kegiatan pengembangan perangkat 2.4 Analisis data
pembelajaran Data kualitatif dan kuantitatif yang
Pengambilan data dalam rangka diperoleh dianalisis secara deskriptif
pengembangan perangkat pembelajaran dengan cara menyusun data secara
(RPP, BAKRR, dan LKBM) dilakukan di sistematis, mengorganisasi data ke dalam
SMP Negeri dan Swasta yang ada di kategori, melakukan sintesa, menyusun
Kecamatan Buleleng - Bali. Langkah dalam pola tertentu, dan membuat
pertama dilakukan adalah analisis kesimpulan.
kebutuhan untuk penyusunan prototipe 3. HASIL PENELITIAN
perangkat pembelajaran untuk PKRR. 3.1 Hasil Penelitian
2) Kegiatan validasi perangkat Dari wawancara dengan kepala
pembelajaran sekolah dan guru dari sekolah sampel,
Draft perangkat pembelajaran yang penyebaran kuesioner kepada siswa,
telah disusun dilakukan penilaian(review) penilaian dan uji coba perangkat
dan diujicoba. Uji coba dan review yang pembelajaran diperoleh data sebagai
dilakukan terdiri dari BAKRR dan LKBM: (1) berikut.
Uji ahli (ahli bidang studi dan ahli teknologi 1) Beberapa materi tentang KRR sudah
pembelajaran), (2) uji perorangan, dan (3) diberikan pada mata pelajaran IPA.
uji kelompok kecil. Uji perorangan Materi KRR tersebut meliputi
melibatkan enam orang siswa dan 3 orang perkembangan fisik remaja, anatomi
guru, dan uji kelompok melibatkan sembilan fisiologi dan penyakit pada sistem
orang siswa (masing-masing kelompok 3 reproduksi manusia, menjaga
orang). Penentuan tingkat kelayakan dan kebersihan organ-organ reproduksi,
revisi BAKRR dan LKBM adalah seperti dan NAPZA. Informasi tentang KRR
Tabel 02. Sedangkan untuk RPP dilakukan juga diberikan melalui mata pelajaran
uji ahli dan uji perorangan yang dilakukan Bimbingan dan Konseling (BK).
oleh guru. 2) Kendala yang dihadapi sekolah dalam
Tabel 02 PKRR adalah kedalaman dan
sistematika materi KRR, strategi
Kriteria Tingkat Kelayakan dan Perangkat
Pembelajaran pembelajaran yang sesuai dengan
Skor Keterangan

268
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

tujuan PKRR, buku sumber, waktu, Agar siswa dapat terhindar dari
dan biaya. masalah kesehatan reproduksi, maka
3) Guru setuju PKRR sebaiknya remaja hendaknya diberikan pemahaman
dilakukan secara terintegrasi pada dan berbagai keterampilan, di antaranya
mata pelajaran IPA dengan strategi keterampilan pemecahan masalah dalam
pembelajaran yang dapat bidang kesehatan reproduksi yang
meningkatkan pengetahuan, melatih mencakup kemampuan untuk tumbuh dan
keterampilan hidup dalam bidang berkembang secara fisik, mental,
KRR, dan dapat membelajarkan sikap emosional, dan spiritual. Keterampilan
4) Sekolah sangat setuju dikembangkan hidup sebaiknya diajarkan sedini mungkin
dan disusunnya BAKRR dan LKBM agar risiko mengalami masalah yang
untuk membelajarkan siswa tentang dihadapi remaja seperti saat ini akan dapat
KRR. diatasi dengan lebih efektif (Muadz, dkk.,
5) Siswa sangat setuju diberikan PKRR 2008).
di sekolah Dari penelitian ini, pengetahuan
6) Pengetahuan siswa tentang kesehatan siswa tentang kesehatan reproduksi
reproduksi dalam kategori kurang tergolong kategori kurang. Hasil penelitian
(rerata 53,49 ± 10,12) menunjukkan bahwa pengetahuan remaja
7) BAKRR yang disusun terdiri dari tentang seksualitas dan kesehatan
materi: perkembangan remaja, reproduksi masih rendah dikemukakan oleh
anatomi dan fisiologi reproduksi Muzzayanah, 2008; Noviasari, dkk.,2008;
remaja, dan permasalahan kesehatan Catio, 2009; Prameswara, 2009, dan Zahra,
reproduksi pada remaja. 2010. Rendahnya pengetahuan remaja
8) Berdasarkan hasil penilaian terhadap tentang KRR merupakan salah satu resiko
BAKRR dan LKBM dengan bagi remaja untuk mengalami masalah
menggunakan skala empat maka KRR. Beberapa materi KRR yang
dapat diinterpretasikan bahwa BAKRR seharusnya diketahui oleh siswa (remaja)
dan LKBM dinyatakan sangat layak sudah ada pada mata pelajaran IPA
(berbasarkan Tabel 02 tentang Kriteria (Biologi). Materi KRR diberikan pada mata
Kelayakan Perangkat Pembelajaran) pelajaran IPA (Biologi) di semester 8 dan 9.
sebagai sumber belajar dan media Tetapi pemberian materi yang terpisah-
pembelajaran dalam PKRR dengan pisah, kurang sistematis, dan tidak ada
rerata skor 3,87 koordinasi di antara mata pelajaran dapat
menimbulkan kebingungan pada siswa.
3.2 Pembahasan Kondisi seperti ini akan mendorong siswa
Kesehatan siswa, termasuk untuk mencari informasi pada sumber lain
kesehatan reproduksi mutlak diperlukan. yang belum tentu benar (Muzzayanah,
Sumber informasi siswa tentang KRR yang 2008).
paling banyak didapatkan dari media, Terdapatnya materi KRR pada
kemudian dari guru (Suharyo, 2009). mata pelajaran IPA maupun BK
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja di menunjukkan bahwa PKRR dapat
sekolah merupakan salah satu upaya untuk dilakukan secara terintegrasi pada mata
meningkatkan derajat kesehatan siswa. Hal pelajaran tersebut. Integrasi tersebut harus
ini sesuai dengan Undang-undang RI dilakukan dengan sistematis dan strategi
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pembelajaran yang tepat agar tujuan PKRR
Pendidikan Nasional, yang menyatakan dapat diwujudkan. Penelitian menunjukkan
bahwa untuk mencapai tujuan nasional bahwa layanan informasi KRR melalui BK
pendidikan diperlukan sumber daya cukup efektif dalam meningkatkan
manusia yang berkualitas yang antara lain pengetahuan KRR siswa (Wulandari, dkk.,
diwujudkan dengan menciptakan 2012).
lingkungan pendidikan sehat bagi peserta Strategi pembelajaran yang
didik (Catio, 2009). Pendidikan nasional digunakan guru selama ini dalam
bertujuan untuk berkembangnya potensi membelajarkan materi KRR antara lain
peserta didik agar menjadi manusia yang pembelajaran langsung, kooperatif STAD,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang pemberian tugas, diskusi dan informasi.
maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Materi KRR dan strategi pembelajaran yang
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga dipilih harus harus dirancang secara
negara yang demokratis serta khusus sesuai dengan kebutuhan remaja
bertanggungjawab (pasal 3 UU RI Nomor (siswa) dan memperhatikan semua aspek
20 Tahun 2003). perkembangan dari peserta didik (siswa).

269
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Pada pembelajaran di SMP, seorang guru yang diperlukan oleh siswa sehingga
harus dapat memilih pendekatan dan meningkatkan internalisasi dan
berbagai strategi pembelajaran yang tepat, kebermaknaan terhadap apa yang
sehingga dapat menimbulkan kegairahan, dipelajari. Strategi Ekoparma juga dapat
kesenangan, kreatifitas pada siswa. Guru melatih keterampilan hidup siswa, seperti
berperan sebagai “orang tua” siswa di keterampilan menjaga kesehatan fisik,
sekolah. Pembelajaran di SMP diharapkan mempercayai dan menghargai diri sendiri,
dapat memfasilitasi dan memotivasi proses berkomunikasi, mengambil keputusan, dan
belajar siswa dengan memberi kesempatan memecahkan masalah. Melalui proses
yang sering kepada siswa untuk pembelajaran seperti yang diuraikan di
berinteraksi dengan teman sebaya dalam atas, maka strategi pembelajaran
suasana tidak kompetitif, dan tidak Ekoparma akan dapat meningkatkan hasil
ditentukan oleh kemampuan siswa, Di belajar siswa ditinjau dari peningkatan
samping itu, strategi pembelajaran yang pengetahuan KRR, sikap reproduksi sehat,
dipilih juga memberi kesempatan yang dan keterampilan pemecahan masalah
sering bagi siswa untuk melatih membuat KRR.
keputusan dan pilihan-pilihan oleh mereka Integrasi PKRR pada mata pelajaran
sendiri. Interaksi yang lebih sering IPA difasilitasi dengan Bahan Ajar
dilakukan dengan guru dan teman-teman Kesehatan Reproduksi Remaja (BAKRR)
sebaya (siswa lainnya) dalam kelompok dan Lembar Kerja Berbasis Masalah
yang lebih kecil, sehingga interaksi yang (LKBM). BAKRR disusun berdasarkan hasil
akrab dapat berkembang (Nur, 2004). analisis kebutuhan, sehingga sesuai
Berdasarkan kajian kesehatan dengan silabus IPA di SMP, kebutuhan
reproduksi remaja dan karakteristik peserta guru, dan kebutuhan siswa, serta sudah
didik di SMP, strategi pendidikan kesehatan dinyatakan layak sebagai sumber belajar
yang bisa dikembangkan adalah strategi pada PKRR di SMP. Dengan menggunakan
edukasi, kolaboratif, partisipatif berbasis BAKRR sebagai sumber belajar
masalah (Ekoparma) yang dilengkapi menjadikan proses pembelajaran menjadi
dengan perangkat pembelajaran berupa lebih inovatif, kontekstual, menarik, dan
RPP dengan integrasi KRR, Bahan Ajar mengesankan siswa, sehingga lebih
KRR (BAKRR), dan Lembaran Kerja memotivasi siswa untuk belajar.
SiswaBerbasis Masalah (LKBM) terkait Sebagaimana yang dikemukakan oleh
KRR. Pembelajaran KRR diintegrasikan Prastowo (2011) bahwa bahan ajar yang
pada mata pelajaran IPA dengan tujuan disusun sesuai dengan tingkat kebutuhan
agar siswa memiliki pengetahuan, sikap, peserta didik, maka pembelajaran akan
dan keterampilan pemecahan masalah menjadi lebih menarik, mengesankan,
reproduksi. Melalui proses edukasi, siswa menyenangkan, sehingga memicu
akan memiliki perilaku reproduksi sehat terjadinya proses pembelajaran yang lebih
yang didasari oleh kesadaran siswa efektif dan peningkatan hasil balajar.
tersebut. Masalah kesehatan reproduksi Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dikaji dengan strategi pembelajaran Adnyana dan Citrawathi (2008), Citrawathi,
Ekoparma dalam pendidikan KRR adalah dkk (2010a dan 2010b), dan Adnyana, dkk.
masalah dunia nyata (real world problem) (2011), bahwa bahan ajar yang disusun
sesuai dengan pokok bahasan pada mata berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan
pelajaran IPA yang dikemas dalam LKBM. dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
Strategi Ekoparma akan membantu siswa yang tepat akan dapat meningkatkan
mengembangkan kemampuan berpikir, proses dan hasil belajar siswa. Nuroso dan
pemecahan masalah, dan keterampilan Siswanto (2010) mengemukakan bahwa
intelektual, dan siswa dilatih belajar keberhasilan proses pembelajaran
berbagai peran orang dewasa melalui ditentukan oleh kesesuaian tingkat berpikir
pelibatan dalam mengkaji masalah siswa dengan materi yang diajarkan. Oleh
reproduksi remaja yang terjadi di karena itu, BAKRR yang disusun
masyarakat, serta membantu siswa disesuaikan dengan perkembangan siswa
menjadi pebelajar mandiri. Pada dan strategi pembelajaran yang digunakan
pembelajaran dengan strategi Ekoparma, dalam mengintegrasikan PKRR dalam mata
guru berperan sebagai fasilitator dan pelajaran IPA.
mediator yang membantu proses
belajarnya siswa. Semua siswa
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, 4. SIMPULAN
dan masalah yang dikaji adalah masalah

270
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

1. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Muadz, M.M., F. Siti , A.S.Endang, dan M.


Remaja (PKRR) dapat Laurike. 2008. Keterampilan Hidup
diintegrasikan pada mata pelajaran (Life Skills) dalam Program
Kesehatan Remaja. Jakarta:
IPA dengan menggunakan strategi
BKKBN Direktorat Remaja dan
pembelajaran Edukasi, kolaborasi, Perlindungan Hak-Hak Reproduksi
partisipasi dan berbasis masalah Muzayyanah, S.N., 2008. Pendidikan Kesehatan
(Ekoparma). Reproduksi Remaja: Bagaimana
2. Rencana Pelaksanaan Menyikapinya? Aviable from:
Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar http://halalsehat.com/index.php/Ana
Kesehatan Reproduksi Remaja k-sehat/ . Accesed 4 September
(BAKRR), dan Lembaran Kerja 2010
Berbasis Masalah (LKBM) yang Noviasari, E., N. S. Kiki, N.M.Irm. 2008. Mata
disusun dinyatakan layak untuk Pelajaran Reproduksi Remaja
dalam Kurikulum SMP untuk
menginterasikan PKRR pada pada Menghindari Remaja dari Tindak
mata pelajaran IPA Aborsi akibat Free Sex (Laporan
Penelitian). Universitas Negeri
Daftar Pustaka Malang.
Adnyana, B.P., D.M. Citrawathi, S. Maryam. Nur, M. 2004. Perkembangan Selama Anak-
2011. Keefektifan Buklet Edukatif anak dan Remaja: Malang:
Tematik (BET) sebagai Media Universitas Negeri Malang
Pembelajaran Kesehatan di Nuroso, H. dan J. Siswanto. 2010. Model
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pengembangan Modul IPA Terpadu
dan Pengembangan Pendidikan. Berdasarkan Perkembangan
5(3): 274 – 287 Kognitif Siswa. JP2F 1(1): 35-46
Catio, M. 2009. Peran Pendidikan dalam Prameswara, 2009. Perlunya Pendidikan Seks
Mengatasi Masalah Kesehatan yang Benar bagi Remaja. Aviable
Remaja. Aviable from: from: http://kisara youthclinic.org.
http://www.idai.or.id/remaja/artikel.a Acceced 23 Oktober 2011
sp?q=2009113012438 . Accesed 24 Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat
Nopember 2010 Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Citrawathi, D.M., P. Budi Adnyana, Siti Maryam. Diva
2005. Pengembangan Modul Riduwan, 2012. Metode & Teknik Menyusun
Berwawasan STM untuk Proposal Penelitian. Bandung:
Memberikan Pendidikan KRR di Alfabeta
SMA. Laporan Penelitian. Suharyo. 2009. Faktor-faktor Predisposisi
Singaraja: IKIP Negeri Praktek Pendidikan Kesehatan
Citrawathi, D.M., P.B. Adnyana, dan S. Maryam. Reproduksi Remaja. Jurnal
a
2010 .Pendidikan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Universitas
melalui Pembelajaran Tematik Negeri Semarang. 5(1): 1 - 10
Bertema Kesehatan di SD. Jurnal Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Pendidikan dan Pengajaran. 43(2): Tahun 2003 tentang Sistem
159-166 Pendidikan Nasional. Jakarta:
Citrawathi, D.M., P.B. Adnyana, dan S. Maryam. Cemerlang
b
2010 . Penggunaan Modul Wulandari, V.F., H. Nirwana, Nurfarhanah. 2012.
Kesehatan Reproduksi Remaja Pemahaman Siswa Mengenai
Berwawasan STM dengan Model Kesehatan Reproduksi Remaja
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw melalui Layanan Informasi. Jurnal
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bimbingan Konseling. 1(1): 1-9
Siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Zahra A. A. 2010. Genting Pendidikan
Pengembangan Pendidikan. 4(1): Kesehatan Reproduksi. Aviable
77-90 from:
Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks untuk http://mylearningissue.wordpress.co
Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka m/2010/02/21 . Accesed 23 Mei
Dick, W. dan L. Carey. 1990. The Systematic 2011
rd
Design of Instruction, (3 ed).
London: Scott, Foresman and
Company.
Irawati L. CH. 2010. Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja. Aviable from:
http://www.jogjakarta.go.id./index/ex
tra.detail/2827. Accesed 10
Pebruari 2010
Kisara 2008. Bangkitkan Eksistensi Remaja
demi Hak-hak Remaja. Bali: PKBI

271

Anda mungkin juga menyukai