NAMA KELOMPOK 6 :
2016 U
2018
A. Judul
Anatomi Organ dan Sistem Organ pada Reptil
B. Pertanyaan Pengamatan
1. Bagaimana ciri- ciri bagian luar tubuh reptil?
2. Bagaimana topografi organ- organ antar sistem?
3. Bagaimana anatomi organ penyusun suatu sistem?
C. Tujuan
1. Untuk menentukan ciri- ciri bagian luar tubuh reptil
2. Untuk menentukan topografi organ- organ antar sistem
3. Untuk menentukan anatomi organ penyusun suatu sistem
D. Manfaat
Dari pengamatan yang akan kami lakukan, dapat ditarik manfaat sebagai
berikut:
1. Mahasiwa dapat mengetahui ciri – ciri bagian luar tubuh reptil.
2. Mahasiswa dapat mengetahui topografi organ – organ penyusun antar
sistem.
3. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi organ penyusun suatu sistem.
E. Kajian Teori
1. Sistem Respirasi
Sistem respirasi reptil dimulai dari masuknya udara melalui nares
eksterna terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna ( di
belakang lubang ) ini pada reptilia yang hidup di air terdapat vellum dan
kemudian melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx
tersusun atas tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita suara
( bagi yang bersuara ). Selanjutnya berhubungan dengan trachea yang tersebut
atas gelang – gelang rawan. Trachea bercabang menjadi 2 bronchi, yang
selanjutnya masing – masing menuju ke paru – paru. Paru – paru terbagi atas
bagian – bagian interior yang lebih kompleks dari pada amphibia yang
mengandung capilair pulmonalis.
a. Pengertian Respirasi
Pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup disebut
pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi.
Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup
memerlukan oksigen dan karbondioksida.
Ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen masuk ke dalam
dan pengeluaran karbondioksida ke luar tubuh melalui organ-organ
pernapasan disebut respirasi eksternal, dan pengangkutan gas-gas
pernapasan dari organ-organ pernapasan ke jaringam tubuh atau
sebaliknya dilakukan oleh sistem sirkulasi. Tahap kedua adalah
pertukaran O2 dari cairan tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam
jaringan, disebut respirasi internal.
b. Fungsi Respirasi
Jika melihat dari sistemnya fungsi respirasi adalah menyediakan
oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi
terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan
paru-paru dengan lingkungan luar. Sistem respirasi di bagi menjadi dua,
yaitu bagian kondusi yang terdiri atas rongga hidung, nesofaring, laring,
trakhea, bronki, dan bronkeolus. Dan bagian respirasinya terdiri atas
alveoli dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah hanya terjadi dalam alveoli
(berbentuk seperti kantung khusus yang membentuk sebagian besar paru-
paru). Adapun fungsi dari bagian kondusi adalah menyediakan saluran di
mana udara dapat mengalir ke dan dari paru-paru, memelihara udara
yang diinspirasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, masing-masing
sub divisi bagian kondusi memperlihatkan beberapa gambaran struktural
yang sama satu sama lain. Agar suplai udara yang tidak terputus, terdapat
gabungan-gabungan rawan, serabut-serabut elastin, dan otot polos yang
memperlihatkan struktur penyokong yang keras dan kaku bagi organ-
organ kondusi serta memerlukan fleksibilitas dan ekstenbilitas. Pada
rawan terutama hialin dan adanya sedikit elastin yang ditemukan pada
pinggir lamina propria (menunjukkan berbagai bentuk mulai dari
lempeng-lempeng yang tidak teratur sampai yang berbentuk cincin
lengkap). Rawan ini umumnya berperan sebagai penyokong dinding
bagian kondusi, mencegah kolaps lumen sehingga udara dapat masuk ke
paru-paru secara terus-menerus.
1) Rongga Hidung
Udara masuk dan keluar melalui rongga hidung. Dengan
udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksternal),
dengan faring dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares
internal/khoane). Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang
disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan
dari rongga mulut dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit
mulut. Rongga hidung dilapisi dengan epitel silindris bersilia yang
mengandung banyak sel goblet penghasil lendir. Rongga hidung
dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai
penghalau benda-benda asing atau debu yang ikut masuk saat
menghirup udara. Saat udara masuk ke hidung, bulu-bulu hidung
berperan menyaring partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat
lain.
2) Laring/ Glotis
Laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan
faring dengan trakea. Dalam lamina propia terdapat sejumlah
rawan laring, struktur yang paling rumit pada jalan pernapasan.
Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan sebagian besar
aritenoid) adalah rawan hialin, dan pada orang tua sebagian dapat
mengalami kalsifikasi.
3) Trakea
Trakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak dari
basis larynx (rawan krikoid) ke tempat di mana trakea bercabang
menjadi 2 bronkus primer. Trakea dibatasi oleh mukosa respirasi.
4) Bronchi
Trakea membelah menjadi 2 bronkus utama yang masuk ke
dalam paru-paru pada tiap hilus. Selain itu, pada tiap-tiap hilus
pembuluh limfe masuk dan meninggalkan paru-paru. Struktur ini
dikelilingi oleh jaringan penyambung padat dan membentuk akar
paru-paru.
5) Paru – paru
Paru – paru terdiri dari alveolus sebagai tempat pertukaran gas dan
pleura yang merupakan selaput pada paru – paru.
a) Alveoli
Alveoli ( jamak:alveolus ) merupakan evaginasi kecil
seperti kantung dari bronkiolus respiratorius, duktus
alveolaris , dan sakus alveolaris. Alveoli merupakan bagian
terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggungjawab akan
struktur paru-paru yang menyerupai busa. Secara struktural
alveoli menyerupai kantung kecil yang terbuka pada salah satu
sisinya, mirip sarang tawon.
b) Pleura
Pleura adalah membran serosa yang meliputi paru-paru.
Ia terdiri atas dua lapisan, yaitu parietal dan viseral, yang
bersambungan pada daerah hilus. Kedua membran diliputi oleh
sel-sel mesotel yang terletak pada lapisan jaringan
penyambung halus yang mengandung serabut kolagen dan
elastin. Serabut-serabut elastin pleura viseralis bersambungan
dengan serabut-serabut yang terdapat pada parenkim paru-
paru.
2. Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan
dengan sistem peredaran amfibi karena adanya pemisahan darah yang
beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung. Jantung reptilia terletak di
rongga dada di bagian depan ventral.
Menurut (Radiopoetro, 1996:517) Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang
yaitu 2 atria dan 1 ventrikulus, kecuali pada crocodilia dan alligator. Tetapi
ventrikulus cordis dari cor yang beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh
suatu septum yang disebut septum interventricularis yang membentang dari
apex cordis sampai ke pusat cor, sehingga seolah-olah cor semua reptilia
beruang empat. Perlu diketahui bahwa septum interventricularis tadi belum
sempurna sehingga masih ada percampuran darah antara bagian dexter dan
sinister.
Antara kedua antria dipisahkan oleh septum intertrialis yang sudah
sempurna, sehingga tidak akan terjadi percampuran antara darah venosa dan
darah arteriel.Conus arteriosus pada reptilia telah menjadi sebagian dari
venticulus. Dari ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh yang besar,
yaitu aorta pulmonalis yang menuju ke pulmo, kemudian arcus aorta
dekster dan arcus aorta sinister yang akan bercabang-cabang ke semua
bagian tubuh. Arcus aorta sinister keluar dari ventrikel dekster sedang arcus
aorta dekster keluar dari ventrikel sinister (Radiopoetro, 1996:517).
Menurut (Campbell, 2000:45) Reptilia mempunyai sirkulasi ganda
yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner yang mengalirkan darah dari
jantung ke jaringan pertukaran-gas dalam paru-paru dan kembali ke jantung.
Pada satu ordo reptilia, crocodilia, ventrikel secara sempurna terbagi menjadi
bilik kiri dan bilik kanan.
3. Sistem Pencernaan
2. Esofagus
3. Lambung
5. Usus Besar
6. Kloaka
2. Bahan
a. Tokek atau kadal 1 buah
b. Kapas Tokek secukupnya
c. Klorofoam 50 ml
G. Langkah Percobaaan
1. Morfologi Tokek
Morfologi
Tokek
Dibius dengan klorofoam pada bagian
kepala (hidung)
Diletakan pada papan seksi
Diamati bagian luar tubuhnya.
Tokek
Difiksasi kakinya dengan menggunakan
jarum pentul
Digunting kulitnya mulai dari kloaka kearah
kepala sampai rahang bawah
Disisihkan kulit tadi kearah samping
Diamati struktur otot yang ada.
Dibedah atau digunting otot (daging) nya.
Diamati organ penyusun satu sistem
Diamati organ – organ penyusun antara satu
sistem dengan sistem yang lain.
Gambar organ
Tokek
H. Tabel
1.
2.
3.
4.
I. Daftar Pustaka
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga.
Campbell.Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. 1992. Surabaya: Sinar Wijaya.