TINJAUAN PUSTAKA
laryng
dan
trakhea
akan
mengaktifkan
refleks
mukoklarifikasi
melapisi dinding jalan napas dan berfungsi menangkap partikel debu yang
masuk ke dalam sistem pernapasan.
7. Sel serus. Sel ini lebih banyak didapati di daerah cephalad dibandingkan
dengan di daerah distal.
8. Sel Clara. Sel ini adalah suatu sel epithelial tidak bercilia pada bronkiolus
terminalis yang mempunyai fungsi sebagai sekretoir. Kegunaan sel Clara
adalah memproduksi cairan yang memetabolisme toksin. Sel semacam ini
lebih banyak didapati di distal (bronkiolus) dibandingkan dengan di cephalad.
Sel Clara kaya akan kandungan GAG (glykosamin aminoglykan) yang
melindungi lapisan bronkiolair dan P-450 (pulmonal cytochrom) yang
memetabolisme asam arakhidonat.
Saluran napas terdiri atas 24 level, yang dapat lebih jauh lagi dibagi sebagai:
-
Level 0 9
Level 10 14
Level 15 18
Level 19 24
Topografi Paru
Ada dua buah paru, yaitu paru kanan dan paru kiri. Paru kanan mempunyai tiga
lobus sedangkan paru kiri mempunyai dua lobus (dengan lingula). Lobus paru
terbagi menjadi beberapa segmen-paru. Paru kanan mempunyai sepuluh segmenparu sedangkan paru kiri mempunyai delapan segmen-paru. Segmen-paru
merupakan unit paru yang topografinya perlu dihafal jika kita ingin dapat
mengidentifikasi regio paru pada saat membaca foto thorax maupun pada saat
membicarakan perencanaan intervensi bedah.
Vaskularisasi
Paru mendapat darah dari dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan
arteri bronkialis. Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama kanan
dan kiri untuk kemudian bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang memasok
darah ke interstitsiel paru. Perlu diketahui bahwa pembuluh darh percabangan
dari arteri pulmonalis mempunyai ujung akhir (end-artery). Tekanan darah pada
arteri pulmonalis sangat rendah, yang memungkinkan pertukaran gas dengan
lancar. Tekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih
tinggi dibandingkan tekanan pada arteri pulmonalis.
Innervasi
Paru dinnervasi oleh saraf parasimpatik nervus vagus dan saraf simpatik.
Otot polos saluran napas dinnervasi oleh nervus vagus afferens, nervus vagus
efferens (kholinergik postganglionik). Pleura paritalis dinnervasi oleh nervus
interkostalis dan nervus phrenikus, sedangkan pada pleura visceralis tidak terdapat
innervasi.
Pleura tersusun dari lapisan sel yang embriogenik berasal dari jaringan
koelom intraembrional dan bersifat memungkinkan organ yang diliputinya
mampu berkembang, mengalami retraksi atau deformasi sesuai dengan proses
perkembangan anatomik dan fisiologik suatu organisme. Pleura visceralis
membatasi permukaan luar parenchym paru termasuk fissura interlobair,
sementara pleura parietale membatasi dinding dada yang tersusun dari otot dada
dan tulang iga, serta diafragma, mediastinum, dan struktur cervikal. Pleurae
visceralis dan parietale memiliki perbedaan innervasi dan vaskularisasi. Pleura
visceral dinnervasi saraf-saraf autonom dan mendapat aliran darah dari sirkulasi
pulmonal, sementara pleura parietal dinnervasi saraf-saraf interkostalis dan
nervus phrenikus serta mendapat aliran darah sistemik. Pleura visceral dan pleura
parietal terpisah oleh cavum pleurale yang mengandung sejumlah tertentu cairan
pleura.
Cairan Pleura
Cairan pleura mengandung 1.500 4.500 sel/mL, terdiri dari makrophag
(75%), limfocyt (23%), sel darah merah, dan mesothelium bebas. Cairan pleura
normal mengandung protein 1 2 g/100 mL. Elektroforese protein cairan pleura
menunjukkan bahwa kadar protein cairan pleura setara dengan kadar protein
serum, namun kadar protein berat molekul rendah seperti albumin, lebih tinggi
dalam cairan pleura. Kadar molekul bikarbonat cairan pleura 20 25% lebih
tinggi dibandingkan kadar bikarbonat plasma, sedangkan kadar ion natrium lebih
rendah 3 5% dan kadar ion klorida lebih rendah 6 9%. Ini menyebabkan pH
cairan pleura lebih tinggi dibandingkan pH plasma. Keseimbangan ionik ini
diatur melalui transport aktif mesothelial. Kadar glukosa dan ion kalium cairan
pleura setara dengan plasma.
FISIOLOGI PLEURA
Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang
ditimbulkan oleh rongga pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan
menimbulkan tekanan transpulmonal yang selanjutnya akan memengaruhi
pengembangan paru dalam proses respirasi. Pengembangan paru terjadi bila kerja
otot dan tekanan transpulmonal berhasil mengatasi rekoil elastik (elastic recoil)
paru dan dinding dada sehingga terjadi proses respirasi. Jumlah cairan rongga
pleura diatur keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan pleura dan
kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura, serta keseimbangan
pleura
dan
tekanan
permukaan
pleura. Tekanan
cairan
pleura
mencerminkan dinamika aliran cairan melewati membran dan bernilai sekitar -10
cmH2O. Tekanan permukaan pleura mencerminkan keseimbangan elastik rekoil
dinding dada ke arah luar dengan elastik rekoil paru ke arah dalam. Nilai tekanan
pleura tidak serupa di seluruh permukaan rongga pleura; lebih negatif di apeks
paru dan lebih positif di basal paru. Perbedaan bentuk dinding dada dengan paru
dan faktor gravitasi menyebabkan perbedaan tkeanan pleura secara vertikal;
perbedaan tekanan pleura antara bagian basal paru dengan apikal paru dapat
mencapai 8 cmH2O. Tekanan alveolair relatif rata di seluruh jaringan paru normal,
sehingga gradins tekanan resultan di rongga pleura berbeda pada berbagai
permukaan pleura. Gradins tekanan di apikal lebih besar dibandingkan basal
sehingga formasi bleb pleura terutama terjadi di apeks paru dan merupakan
tekanan
transpulmonal.
Tekanan
transpulmonal
memengaruhi