Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ESSAY

“HISTOLOGI PARU DAN SALURAN NAPAS”

Nama : Lalu Muhammad Farros Fikri

NIM : 021.06.0051
Blok : Respirasi 1
Kelas :B
Dosen : Dr. dr. Ida Ayu Ika Wahyuniari, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
TAHUN 2022
LATAR BELAKANG

Sistem respirasi merupakan proses pengambilan O2 dari lingkungan ke dalam tubuh untuk
menunjang proses pemecahan senyawa kompleks (C6H12O6 → ATP oleh bantuan O2) serta
proses metabolisme lainnya dan mengeluarkannya dalam bentuk CO2 yang dilakukan oleh
sekumpulan organ yang memiliki fungsi yang sama dalam menjalankannya.
Pernapasan respirasi dapat dibedakan atas dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam
dan mengeluarkan karbon dioksida keluar tubuh melalui organ-organ pemapasan disebut respirasi
eksternal. Pengangkutan gas- gas pernapasan dari organ pernapasan ke jaringan tubuh atau
sebaliknya dilakukan oleh sistem respirasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran 02 dari cairan
tubuh (darah) dengan CO2 dari sel-sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.
BAB II
PEMBAHASAN

Gambar 1
Sistem respirasi merupakan sistem pernapasan yamng memiliki 2 saluran pernapasan,
saluran pernapasan atas yang terdiri dari sinus sphenoidalis, sinus frontal, rongga hidung dan
faring, dan saluran pernapasan bawah yaitu terdiri dari laring, trakea, bronkus dan paru-paru.
Saluran pernapasan ini dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 2
Sistem pernapasan ini juga memiliki 2 bagian yaitu bagian Konduksi dan bagian Respirasi,
Dapat dilihat pada gambar 2 bagian dari sistem Konduksi dan Respirsi. Pada respirasi terdapat
epitel respirasi yang memiliki 5 jenis sel yang khas yang dapat dilihat pada gambar 3
Gambar 3

Sistem respirasi yang tergolong dalam bagian konduksi ini memiliki fungsi sebagai
sarana keluar masuk udara ke dan dari paru-paru. Saluran-saluran nafas yang terdapat pada
bagian konduksi ini sebagai berikut.

Gambar 4

Gambar ini daerah berpindah-pindah antara epitel olfaktorius dan epitel respiratorik. Di
daerah berpindah-pindah, perbedaan histologik kedua epitel ini tampak jelas. Epitel olfaktorius
adalah epitel bertingkat semu silindris tinggi, terdiri atas tiga jenissel berbeda: sel penyokong, sel
basal, dan sel olfaktorius neuroepitelial, Bentuk masing-masing sel sukar dibedakan pada sediaan
histologik rutin; namun, lokasi dan bentuk awal menjadi petunjuk untuk mengidentifikasi jenis sel.
Sel penyokong atau sel sustentakular (epitheliocytus sustenans) memanjang, dengan intilonjong
yang terletak lebih apikal atau superfisial di epitel. Sel olfaktorius (epitheliocytus sensorius)
memiliki inti lonjong atau bulat yang terletak di antara inti sel penyokong dan sel basal
(epitheliocytus basalis). Apeks dan basis sel olfaktorius bahasa. Permukaan apikalis sel
olfaktorius mengandung mikrovili nonmotil halus yang terjulur ke dalam mukus yang menutupi
permukaan epitel. Sel basal adalah sel pendek yang terletak di basis epitel di antara sel penyokong
dan sel olfaktorius. Dari basis sel olfaktorius terjulur akson yang dijalankan ke dalam lamina
propria berupa berkas saraf olfaktorius tidak bermielin atau fila olfactoria. Saraf olfaktorius
meninggalkan rongga hidung dan masuk ke dalam bulbus olfaktorius di dasar otak Transisi dari
epitel olfaktorius menjadi epitel respiratorik terjadi tiba-tiba. Epitel respiratorik adalah epitel
bertingkat semu silindris dengan silia dan banyak sel goblet. Di daerah berpindah-pindah,
ketinggian epitel respiratorik mengirimkan sama dengan epitel olfaktorius. Di bagian saluran
pernapasan lainnya, ketinggian epitel respiratorik lebih rendah dibandingkan dengan epitel
olfaktorius . Lamina propria di bawahnya mengandung banyak kapiler, pembuluh limfe, arteriol ,
venula dan tangan olfaktorius (Bowman) tubuloasinar serosa yang bercabang. Kelenjar olfaktorius
mencurahkan sekretnya melalui duktus eksretorius kecil yang menembus epitel olfaktorius. Sekret
dari kehadiran olfaktorius membasahi permukaan epitel, melarutkan molekul zat yang dapat
merangsang sel olfaktorius.
Bronkiolus bercabang menjadi bronkiolus terminalis yang lebih small, yang berdiameter
sekitar I mm atau kurang Bronkiohas terminalis disembuhkan oleh epitel selapis silindris (3). Di
bronkiolus urutan, epitelnya mungkin selapis kuboid. Bronkiolus terminalis tidak mengandung
lempeng tulang rawan, pelengkap bronkialis, dan sel goblet. Bronkiolus terminalis merupakan
saluran persediaan untak menghantarkan udara. Karena adanya kontraksi otot polos maka lipatan
mukosa iebih menanjol di bronkiolus.
Lapisan otot polos yang berkembang baik-baik kabar propria, yang selanjutnya
berlangsung oleh adventisia. Di dekat bronkiolus terdapat sebuah cahang kecil arteri pulmonalis.
Bronkiolus terminalis bekerja oleh alveoli paru. Alveoli persewaan oleh septum interalveolare
tipis dengan kapiler.
Laring adalah tabung kaku pendek (4 cm x 4 cm) untuk udara antara faring dan trakea. Dindingnya
diperkuat oleh tulang rawan hialin (di tiroid, krikoid, dan arytenoid inferior) dan tulang rawan yang
kurang elastis (di epiglotis, cuneiform, tulang angular, dan arytenoid superior), semuanya
dihubungkan oleh ligamen. Selain menjaga jalan napas tetap terbuka, pergerakan tulang rawan
Gambar 5
Laring adalah tabung kaku pendek untuk udara antara faring dan trakea. Dindingnya
diperkuat oleh tulang rawan hialin (di tiroid, krikoid, dan arytenoid inferior) dan tulang rawan yang
kurang elastis (di epiglotis, cuneiform, tulang angular, dan arytenoid superior), semuanya
dihubungkan oleh ligamen. Selain menjaga jalan napas tetap terbuka, pergerakan tulang rawan
otot rangka ini berperan dalam produksi suara selama vokalisasi, dan epiglotis bertindak sebagai
katup untuk mencegah makanan atau cairan yang tertelan memasuki trakea. Lamina propria adalah
lapisan tipis jaringan ikat yang membentuk bagian dari lapisan lembab yang disebut selaput lendir.

Gambar 6
Trakea adalah tabung yang dilapisi dengan mukosa pernapasan yang khas. Di lamina
propria, banyak kelenjar mukus serosa menghasilkan mukus encer, dan di submukosa, cincin
kartilago hialin berbentuk 16-20 C menjaga lumen trakea tetap terbuka. Ujung terbuka dari cincin
tulang rawan ini terletak di permukaan posterior trakea, menghadap ke kerongkongan, dan
dihubungkan oleh seikat otot polos (otot trakea) dan lapisan jaringan fibroelastik yang melekat
pada perikondrium. Seluruh organ dikelilingi oleh membran luar.

Gambar 6
Gambar ini menunjukkan struktur utama di dalam paru untuk hantaran udara dan
pertukaran gas (respirasi). Histologi bronkus intrapulmonal mirip dengan histologi trakea dan
bronkus ekstrapulmonal, kecuali bahwa di bronkus intrapulmonal, cincin tulang rawan trakea
bentuk-C diganti dengan lempeng tulang rawan. Semua tulang rawan di trakea dan paru adalah
tulang rawan hialin. Dinding bronkus intrapulmonal diidentifikasi oleh adanya lempeng tulang
rawan hialin. Bronkus luga dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet.
Dinding bronkrfs intrapulmonal terdiri dari lamina propria yang tipis, lapisan tipis otot polos,
submukosa dengan kelenjar bronkialis, lempeng tulang rawan hialin, dan adventisia. Ketika
bronkus intrapulmonal bercabang menjadi bronkus yang lebih kecil dan bronkiolus, ketinggian
epitel dan tulang rawan di sekitar bronkus berkurang, sampai kadangkala hanya ditemukan
potongan kecil tulang rawan. Bronkus dengan diameter kurang dari 1 mm tidak memiliki tulang
rawan. Di bronkiolus, lumen dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan
adakalanya ditemukan sel goblet. Lumen menunjukkan lipatan mukosa akibat kontraksi lapisan
otot polos. Kelenlarbronkialis dan lempeng tulang rawan sudah tidak ada, dan bronkiolus
dikelilingi oleh adventisia. lada gambar ini, suatu nodulus limfoid dan vena dekat adventisia
menyertai bronkiolus. Bronkiolus terminalis memperlihatkan lipatan mukosa dan dilapisi oleh
epitel silindris bersilia tanpa sel goblet. Lapisan tipis lamina propria dan otot polos serta adventisia
mengelilingi bronkiolus terminalis. Bronkiolus respiratorius dengan kantung-kantung alveoli
berhubungan langsung dengan duktus alveolaris dan alveoli. U bronkiolus respiratorius), epitel
yaitu silindris rendah atau kuboid dan mungkin bersilia di bagian proksimal saluran. Lapisan
jaringan ikat tipis menyokong otot polos, serat elastik di lamina propria, dan pembuluh darah yang
menyertai Alveoli. dinding bronkiolus respiratorius tampakberupa kantung atau evaginasi kecil.
Setiap bronkiolus respiratorius bercabang menjadi'beberapa duktus alveolaris. Dinding duktus
alveolaris dilapisi oleh alveoli yang langsung bermuara ke dalam duktus alveolaris. Kelompok
alveoli yangmengelilingi dan bermuara ke dalam duktus alveolaris disebut sakus alveolaris. Pada
gambar ini, bidang irisan melalui bronkiolus terminalis hngga bronkiolus respiratorius dan masuk
ke dalam duktus alveolaris. Vena pulmonalis dan arteri pulmonalis luga bercabang sewaktu
menyertai bronkus dan bronkiolus ke dalam paru. Pembuluh darah kecil juga terlihat di jaringan
ikat trabekula yang membagi paru-paru menjadi berbagai segmen. Serosa atau pleura viscerale
mengelilingi paru. Serosa terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat pleura dan epitel selapis gepeng
mesotelium pleura.

Gambar 7
Bronkiolus bercabang menjadi bronkiolus terminalis yang lebih kecil, yang berdiameter
sekitar I mm atau kurang. Bronkiolus terminalis dilapisi oleh epitel selapis silindris. li bronkiolus
terkecil, epitelnya mungkin selapis kuboid. Bronkiolus terminalis tidak mengandung lempeng
tulang rawan, kelenjar bronkialis, dan sel goblet. Bronkiolus terminalis merupakan saluran terkecil
untuk menghan tarkan udara. Karena adanya kontraksi otot polos, maka lipatan mukosa lebih
menonjol di bronkiolus. Lapisan otot polos yang berkembang baik mengelilingi lamina propria
tlpis, yang selanjutnya dikelilingi oleh adventisia. Di dekat bronkiolus terdapat sebuah cabang
kecil arteri pulmonalis. Bronklolus terminalis dikelilingi oleh alveoli paru. Alveoli dikelilingi oleh
septum interalveolare tipis dengan kapiler.

Gambar 8
Alveoli adalah evaginasi atau kantung-luar bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan
sakus alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris. Alveoli dilapisi oleh selapis tipis sel alveolus
gepeng atau sel pneumosit tipe I. Alveoli yang berdekatan dipisahkan oleh septum interalveolare
atau dinding alveolus. Septum interalveolare terdiri dari sel alveolus selapis gepengr serat jaringan
ikat halus dan fibroblas, dan banyak kapiler yang terletak di septum interalveolare tlpis. Septum
interalveolare yang tipis menyebabkan kapiler berdekatan dengan sel alveolus gepeng di alveoli
yang berdekatan. Dalam keadaan normal, makrofag alveolaris mengandung beberapa partikel
karbon atau debu di sitoplasmanya. Dialveoli luga ditemukan sel alveolus besar atau pneumosit
tipe II. Sel alveolus besar terselip di antara sel alveolus selapis gepeng di alveoli Di ujung bebas
septum interalveolare dan di sekitar ujung terbuka alveoli terdapat berkas tipis serat otot polos.
Serat otot ini bersambungan dengan lapisan otot yang melapisi bronkiolus respiratorius.
KESIMPULAN

Sistem respirasi merupakan proses pengambilan O2 dari lingkungan ke dalam tubuh untuk
menunjang proses pemecahan Glukosa menjadi ATP oleh bantuan O2 serta proses metabolisme
lainnya dan mengeluarkannya dalam bentuk CO2. Sistem respirasi dibagai menjadi dua yaitu bagian
konduksi terdiri dari cavum nasi, laring, faring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus terminalis dan
bagian respirasi terdiri dari bronkiolus respiratorium, ductus alveolaris, sukus alveolaris, dan alveoli.
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, Victor P. 2008, Atlas Histologi diFiore dengan Kolerasi


Fungsional Edisi 11, USA, Lippincott Williams & Wilkins
Tortora, Gerard J 2020, Dasar Anatomi & Fisiologi Volume 2 Edisi 13, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Anthony L. Mescher, 2011 Histologi Dasar JUNQUEIRA edisi
12. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai