3.1 Kesimpulan..................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB 2
ISI
5
e. Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan
tentang argumen mereka dan berusaha untuk mengembangkan
argumen dari lawan mereka.
Pada tingkat sekolah menengah atas, pola pikir siswa harus mulai
dibangun membentuk karakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap
permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, ketika siswa diajak
memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah keputusan
untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung
suatu keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak
(kelompok Kontra), dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman”
dengan tidak memilih pihak manapun.
6
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang
ingin dicapai.
7
Mendorong kerukunan sosial terhadap keragaman, dalam artian
siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki bermacam
latar belakang.
Pengembangan keterampilan sosial dengan cara berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya, mau mengungkapkan ide/pendapat, dan bekerja
dalam kelompok.
1. Kematangan fisik;
4. Norma-norma agama.
8
Model debat mengedepankan penyelesaian tugas perkembangan
yang diutamakan pada fase remaja tingkat SMP dan SMA. Depdiknas
(2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja
untuk usia tingkat SMP dan SMA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar
Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu:
9
2. Tugas perkembangan tingkat SMA:
10
materi yang disampaikannya (tes formatif). Ketika siswa mampu
menjawab dengan baik tentang pertanyaan guru, maka kemampuan
tersebut merupakan kecakapan nyata berupa achievement.
11
2. Auditory;
3. Word Meaning (semantic);
4. Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau angka
dan notasi musik);
5. Behavioral (interaksi non verbal yang diperoleh melalui
penginderaan, ekspresi muka, maupun suara).
13
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Widodo, Rachmad. (2009). Metode Pembelajaran Debate (Debat). [Online].
Tersedia: http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-
debate-debat/ . [4 Februari 2011]
16